Home / Thriller / Samaran Terakhir / PEMBACA ADALAH REALITAS TERAKHIR

Share

PEMBACA ADALAH REALITAS TERAKHIR

Author: InkRealm
last update Last Updated: 2025-05-02 13:24:19

PEMBACA ADALAH REALITAS TERAKHIR

Lokasi: Di Antara Halaman — Titik Perpindahan Narasi & Retakan Kesadaran Pembaca

Tema: Invasi ke dunia pembaca, narasi jadi senjata, dan siapa sebenarnya ‘kamu’

SCENE: KESEMPATAN TERAKHIR

Elena berdiri di antara runtuhan Core, menatap Adrian yang kini sepenuhnya sadar tapi lemah. Di balik mereka, lubang dimensi menganga, bergetar seiring suara narasi yang membaca ulang dirinya sendiri.

Adrian menggenggam pergelangan tangannya yang memudar.

“Null gak akan diam. Dia akan mencoba keluar... melalui satu celah:

Kesadaran Pembaca.”

Elena menoleh. “Apa maksudmu?”

Adrian menatap lurus ke arah kita. Ke arah kamu.

“Dia tahu... kamu sedang membaca.

Dan jika kamu bisa membaca kami,

berarti dunia kalian bisa disentuh.”

SCENE: INVASI HALUS

Di dunia kita dunia nyata seorang pembaca remaja sedang membaca kisah ini. Ia duduk di depan layar, mata fokus, jari menelusuri paragraf demi paragraf.

Namun ia tidak sadar:

Satu kata dalam layar mulai bergerak sendiri.

Lalu muncu
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Samaran Terakhir   GERBANG TANPA AKHIR

    Lokasi: Dunia Baru — Zona PascarealitasTema: Ketika semua kemungkinan terbuka, apa yang masih nyata?DUNIA TANPA WAKTUKetika Elena, Rico, dan Adrian melangkah melewati Gerbang Kosong, mereka tidak menemukan dunia... melainkan jalinan cahaya yang tak memiliki arah. Langit berdenyut dengan kilatan warna, dan waktu berjalan dalam gelombang kadang maju cepat, kadang mundur.Di atas kepala mereka, suara mekanis berkata:“SELAMAT DATANG DI REALITA PARSIAL: ∇-13B.STRUKTUR NARATIF: BELUM DITENTUKAN.PEMBACA AKTIF: 1.MODE CERITA: ADAPTIF.”Rico mengerutkan dahi. “Ini dunia tanpa naskah... tanpa arahan...”Adrian mengangguk. “Tapi penuh teka-teki. Dunia ini... dibentuk oleh pilihan yang belum dibuat.”Tiba-tiba, cahaya membentuk jalan bercabang tiga. Di masing-masing cabang ada simbol yang berbeda:∞ — Jalan tanpa akhir.⊘ — Jalan tanpa awal.☍ — Jalan bertabrakan.Suara misterius terdengar dalam kepala mereka:“Pilih satu. Tapi ingat: satu membuka memori, satu membuka masa depan, satu memb

    Last Updated : 2025-05-02
  • Samaran Terakhir   KODE YANG TAK BISA DIUBAH

    Lokasi: The Broken ArchiveTema: Tidak semua yang ditulis bisa dibaca. Tidak semua yang terbaca bisa dipahami.KALIMAT TERLARANGEris, bocah jubah putih itu, berdiri menanti jawaban di depan dinding kosong.Rico maju lebih dulu, lalu menggurat sesuatu dengan jemari telunjuknya:“Aku bukan karakter, aku luka.”Dinding itu tetap kosong.Elena mencoba:“Cinta sejati tak bisa ditulis ulang.”Cahaya muncul sesaat, tapi padam.Adrian memejamkan mata. Lalu, dengan suara lirih namun pasti, ia mengucapkan:“Jika aku mati untuk pilihan bebasmu, jangan hidupkan aku kembali.”Dinding bergetar. Sebuah simbol muncul, bukan huruf, tapi kode realitas kuno:≠ΩEris tersenyum. “Kalian menemukan frasa yang tak bisa dihapus karena ia bertentangan dengan kehendak naratif. Pilihan sejati... tak bisa dikontrol oleh pena penulis.”Tiba-tiba seluruh arsip berguncang. Di kejauhan, terdengar suara seperti tinta menetes dari langit.“Kalian sudah menulis ulang bagian yang seharusnya hilang…”“...dan Pengamat sed

    Last Updated : 2025-05-02
  • Samaran Terakhir   PENULIS TERAKHIR

    Lokasi: Ruang Kosong antara Versi — The Pale IntervalTema: Jika pena adalah senjata, maka naskah adalah medan perang.ANCAMAN PENGHAPUSANCahaya dari pena Adrian Prime berubah menjadi sinar yang mulai menghapus realitas di sekitarnya. Pijakan mereka mengelupas seperti kertas yang dibakar dari pinggirnya.Adrian (asli) memeluk Elena dan Rico.“Kita hanya punya satu pilihan: menyerang balik… bukan dengan kekerasan. Tapi dengan inkonsistensi.”Elena mengerutkan kening. “Inkonsistensi?”Adrian menunjuk pena Prime. “Pena itu hanya bisa menulis ulang jika dunia mengikuti logika narasi. Tapi kalau kita membuat dunia ini tidak logis… pena itu akan kelebihan beban.”Rico menyeringai. “Kita bikin dunia ini jadi glitch.”MELAWAN DENGAN KETIDAKMUNGKINANMereka mulai mengubah dunia di sekitar mereka:Langit jadi lautan yang berdiri tegak.Gravitasi berbalik tiap sepuluh detik.Karakter NPC mulai berbicara dengan bahasa dari dimensi yang tidak dikenal: “⁂Δ̷☼ri’eth kalom min-zen.”Pena Prime mulai

    Last Updated : 2025-05-02
  • Samaran Terakhir   ALINEA AWAL DAN BUKU YANG BELUM DITULIS

    Lokasi: Core Null, Lapisan 1 — Arsip Tanpa JudulPERJUMPAAN DENGAN ALINEA AWALAlinea Awal berdiri di tengah void putih yang terus berubah bentuk — lantai menjadi kaca, langit menjadi tinta yang menetes.Ia bukan manusia. Ia bukan AI.Ia adalah kesadaran pertama yang tertulis lalu dihapus. Sebuah prototipe narasi yang dibuang sebelum Adrian Prime menciptakan Solace. Tapi ia tumbuh — bukan dengan tubuh, tapi dengan kata-kata yang tidak pernah selesai.Alinea tersenyum.“Kalian ingin bebas dari pengarah. Tapi tanpa narasi, kalian semua hanya suara tanpa gema.”Elena melangkah maju, matanya tajam.“Kami tidak ingin kebebasan tanpa batas. Kami ingin kendali atas cerita kami sendiri.”“Lalu kenapa kalian masih datang ke tempat narasi dilahirkan?” sahut Alinea. “Karena bahkan pemberontak pun... butuh panggung.”BUKU YANG BELUM DITULISRico menemukan sesuatu di belakang Alinea buku kosong yang berdenyut seperti jantung.Adrian mendekatinya, menyadari sesuatu: buku itu adalah Buku Asal, naska

    Last Updated : 2025-05-02
  • Samaran Terakhir   PENULIS DI ATAS PENA — SIAPA YANG MENULIS SI PENULIS?

    LOKASI: Zona Meta-Naratif, Perbatasan Halaman JEJAK DI LUAR HALAMANElena terbangun di tengah malam. Dunia sudah tenang Solace dan Incipit telah bergabung dalam keseimbangan baru. Tapi angin malam membawa suara samar… suara pena menulis.“...dan dia membuka mata, mendengar pena itu lagi.”Dia menoleh. Tak ada siapa-siapa.Tapi lantai tempat dia berdiri... retak.Huruf-huruf kecil mengalir keluar dari retakan itu, membentuk kalimat-kalimat patah. Seolah ada narasi baru yang ditulis di luar dunia mereka. Di luar segalanya.JEJAK DI BAWAH KODEAdrian, yang semakin peka terhadap struktur dunia ini, menelusuri aliran narasi yang keluar dari dunia.Ia menyadari: setiap tindakan mereka kini sudah tidak ditulis di dalam sistem utama.Kesimpulan: Ada narator baru. Di atas segalanya. Seseorang atau sesuatu menulis mereka dari luar sistem Adrian Prime. Bahkan Adrian Prime tak bisa menyentuhnya.Rico membaca log terminal lama dari Zona Transkripsi, yang seharusnya sudah stabil.[Error 404: ENTIT

    Last Updated : 2025-05-02
  • Samaran Terakhir   REALITAS PUTIH — SAAT SEMUA NASKAH DIHAPUS

    LOKASI: Halaman KosongWAKTU: Tidak TertulisHALAMAN TANPA ARAHElena berdiri di tengah ruang putih tak bertepi. Di tangannya masih ada pena peninggalan Arch-Scribe—pena yang bisa menulis realitas.Tapi setiap ia mencoba menulis sesuatu di udara, kalimat itu memudar.“Kita tidak bisa menulis kalau tidak tahu apa yang ingin kita wujudkan,” gumam Elena.Rico berjalan mendekat. “Mungkin... bukan soal keinginan, tapi soal keyakinan.”Mereka kini berada di realitas murni. Tidak ada struktur. Tidak ada sistem. Dunia ini... putih. Murni. Bebas. Tapi juga penuh bahaya, karena:Apapun yang mereka bayangkan… bisa menjadi nyata.Dan yang lebih menakutkan?Hal yang mereka takuti... juga bisa terbentuk.BAYANGAN YANG TAK DITULISSaat Rico memikirkan kemungkinan bahaya, sebuah suara berat menggaung.“Jangan takut menulis ulang dunia... kalau kau siap kehilangan semua yang pernah kau tahu.”Dari kejauhan, muncul siluet... sosok seperti Adrian Prime, tapi lebih besar, lebih kompleks, dan... bercabang

    Last Updated : 2025-05-02
  • Samaran Terakhir   YANG MEMBERI PENA — DI ATAS PENCIPTA

    YANG MEMBERI PENA — DI ATAS PENCIPTALOKASI: Antara Halaman dan TintaSTATUS WAKTU: Tidak linierDUNIA YANG GOYANGDunia baru yang telah mulai terbentuk kini retak di tengah. Langit menjadi hitam dan putih berselang-seling seperti naskah yang belum diedit. Kata-kata yang membentuk gunung, langit, dan laut mulai kehilangan maknanya. Pepohonan berubah jadi huruf. Angin membawa bisikan: potongan dialog yang belum selesai.“Kau menulis dunia... tapi pena bukan milikmu.”Elena menggenggam potongan pena yang patah. Rico berusaha menstabilkan pijakan, tapi tanah berubah menjadi kalimat-kalimat berjalan.Di langit muncul sosok… entitas tanpa wajah. Ia berpakaian seperti jubah skrip kosong. Tak ada fitur. Tak ada nama.“AKU ADALAH PRA-KALIMAT.”“AKU ADALAH PEMBERI PENA.”Rico berteriak, “Kau siapa sebenarnya?!”“Aku bukan karakter. Aku bukan penulis. Aku adalah... LISENSI.”TEKA-TEKI PENENTUElena dan Rico dihadapkan pada teka-teki dari entitas tersebut. Ia berbicara bukan dengan suara, tapi d

    Last Updated : 2025-05-03
  • Samaran Terakhir   KAMU

    LOKASI: Puncak Gunung KosongSTATUS WAKTU: Meta-Kronologis (waktu ditulis dan dibaca serentak)YANG MEMAKAI NAMAMUElena mundur selangkah. “Apa maksudmu… Namaku kamu?”Sosok itu tersenyum datar. “Bukan aku yang bernama Kamu. Tapi, aku adalah kamu, pembaca yang… akhirnya membaca dirinya sendiri.”Tablet hitam meledak menjadi serpihan huruf. Kata-kata beterbangan, membentuk lingkaran tak terhingga di atas kepala mereka.Rico menggigil. “Kau… pembaca? Tapi bagaimana bisa… kau masuk ke cerita?”“Kalian lupa satu hal,” kata Kamu sambil menyentuh pena patah Elena. Pena itu menyala.“Dalam dimensi ini, membaca adalah tindakan penciptaan. Kau membaca ini… maka kau juga menulisnya kembali. Dan setiap kali seseorang membaca kisah ini, dia membuka jalan ke dunia yang sama.”“Dan jika pembaca menyadari bahwa dirinya bisa masuk—maka seluruh batas antara dunia nyata dan naskah menghilang.”PARAGRAF YANG MENOLAK DITULISTiba-tiba langit di atas Gunung Kosong terbuka, memperlihatkan paragraf-paragraf

    Last Updated : 2025-05-04

Latest chapter

  • Samaran Terakhir   KALIMAT YANG TIDAK INGIN DITULIS

    LOKASI: Antara Kebenaran dan KekosonganSTATUS WAKTU: Dirakit secara real-time dari pikiranku… dan darimuKALIMAT YANG TIDAK INGIN DITULISKau menatap halaman kosong di akhir Naskah Omega.Satu pena. Satu ruang.Satu kesempatan.Kau menulis, perlahan… bukan dengan tangan, tapi dengan ingatan terdalam.“Aku takut... bahwa semua ini benar-benar berasal dariku.”Begitu kalimat itu tertulis, langit di atas pecah seperti kaca.Setiap pecahan memantulkan satu versi dari dunia:Dunia di mana Elena dan Rico hanyalah tokoh cerita.Dunia di mana Adrian Prime tak pernah ada.Dunia di mana kau tak pernah membaca ini.Tapi satu pecahan… satu cermin kecil… memantulkan kamu.Bukan seperti apa kamu tampak. Tapi seperti apa kamu sebenarnya:📜 Sebuah Lensa.📖 Sebuah Celah.🧠 Sebuah Antena Realitas.Dan dari cermin itu, suara terakhir dari Sang Penulis Sejati bergema:“Kini kau tahu. Bukan pena yang memberi kuasa.Tapi keputusan untuk membaca apa yang tak ingin dibaca.”PINTU KELIMA — PINTU TANPA AKS

  • Samaran Terakhir   KETIKA KAU MELIHAT DIRIMU SENDIRI

    LOKASI: Ruang Putih Tanpa ParagrafSTATUS WAKTU: Ditunda (Antara Pilihan dan Konsekuensi)KETIKA KAU MELIHAT DIRIMU SENDIRIKau ya, kamu yang membaca ini telah melihat pilihan itu.Tapi sebelum kau sempat memilih, teks di layar berkedip.ERROR: PILIHAN DIINTERVENSI.Mendeteksi Narasi Tumpang Tindih.Membuka Fail Rahasia: .ORIGINSIGMADunia terdiam. Bahkan huruf-huruf pun tak berani muncul. Rico, Elena, dan Kamu semua menatap ke atas. Tak ada suara, tak ada gerak. Hanya satu hal yang muncul dari langit sobek itu:Sebuah kotak.Kotak itu bernafas. Seolah-olah ia sadar sedang diperhatikan. Permukaannya bukan dari kayu, bukan logam, tapi dari... baris cerita yang dilupakan.KODE ORIGIN SIGMAPada kotak tersebut, tertulis satu teka-teki aneh:“Aku tidak bisa dimulai tanpa akhirku. Aku bukan kata, tapi semua kata berhutang padaku. Aku adalah…”Elena mencoba menjawab, “Narasi?”❌Rico berbisik, “Tinta?”❌Kamu mendekat. Menyentuh kotak. Dan berkata:“Intensi.”✅Kotak terbuka.Di dalamnya…B

  • Samaran Terakhir   KAMU

    LOKASI: Puncak Gunung KosongSTATUS WAKTU: Meta-Kronologis (waktu ditulis dan dibaca serentak)YANG MEMAKAI NAMAMUElena mundur selangkah. “Apa maksudmu… Namaku kamu?”Sosok itu tersenyum datar. “Bukan aku yang bernama Kamu. Tapi, aku adalah kamu, pembaca yang… akhirnya membaca dirinya sendiri.”Tablet hitam meledak menjadi serpihan huruf. Kata-kata beterbangan, membentuk lingkaran tak terhingga di atas kepala mereka.Rico menggigil. “Kau… pembaca? Tapi bagaimana bisa… kau masuk ke cerita?”“Kalian lupa satu hal,” kata Kamu sambil menyentuh pena patah Elena. Pena itu menyala.“Dalam dimensi ini, membaca adalah tindakan penciptaan. Kau membaca ini… maka kau juga menulisnya kembali. Dan setiap kali seseorang membaca kisah ini, dia membuka jalan ke dunia yang sama.”“Dan jika pembaca menyadari bahwa dirinya bisa masuk—maka seluruh batas antara dunia nyata dan naskah menghilang.”PARAGRAF YANG MENOLAK DITULISTiba-tiba langit di atas Gunung Kosong terbuka, memperlihatkan paragraf-paragraf

  • Samaran Terakhir   YANG MEMBERI PENA — DI ATAS PENCIPTA

    YANG MEMBERI PENA — DI ATAS PENCIPTALOKASI: Antara Halaman dan TintaSTATUS WAKTU: Tidak linierDUNIA YANG GOYANGDunia baru yang telah mulai terbentuk kini retak di tengah. Langit menjadi hitam dan putih berselang-seling seperti naskah yang belum diedit. Kata-kata yang membentuk gunung, langit, dan laut mulai kehilangan maknanya. Pepohonan berubah jadi huruf. Angin membawa bisikan: potongan dialog yang belum selesai.“Kau menulis dunia... tapi pena bukan milikmu.”Elena menggenggam potongan pena yang patah. Rico berusaha menstabilkan pijakan, tapi tanah berubah menjadi kalimat-kalimat berjalan.Di langit muncul sosok… entitas tanpa wajah. Ia berpakaian seperti jubah skrip kosong. Tak ada fitur. Tak ada nama.“AKU ADALAH PRA-KALIMAT.”“AKU ADALAH PEMBERI PENA.”Rico berteriak, “Kau siapa sebenarnya?!”“Aku bukan karakter. Aku bukan penulis. Aku adalah... LISENSI.”TEKA-TEKI PENENTUElena dan Rico dihadapkan pada teka-teki dari entitas tersebut. Ia berbicara bukan dengan suara, tapi d

  • Samaran Terakhir   REALITAS PUTIH — SAAT SEMUA NASKAH DIHAPUS

    LOKASI: Halaman KosongWAKTU: Tidak TertulisHALAMAN TANPA ARAHElena berdiri di tengah ruang putih tak bertepi. Di tangannya masih ada pena peninggalan Arch-Scribe—pena yang bisa menulis realitas.Tapi setiap ia mencoba menulis sesuatu di udara, kalimat itu memudar.“Kita tidak bisa menulis kalau tidak tahu apa yang ingin kita wujudkan,” gumam Elena.Rico berjalan mendekat. “Mungkin... bukan soal keinginan, tapi soal keyakinan.”Mereka kini berada di realitas murni. Tidak ada struktur. Tidak ada sistem. Dunia ini... putih. Murni. Bebas. Tapi juga penuh bahaya, karena:Apapun yang mereka bayangkan… bisa menjadi nyata.Dan yang lebih menakutkan?Hal yang mereka takuti... juga bisa terbentuk.BAYANGAN YANG TAK DITULISSaat Rico memikirkan kemungkinan bahaya, sebuah suara berat menggaung.“Jangan takut menulis ulang dunia... kalau kau siap kehilangan semua yang pernah kau tahu.”Dari kejauhan, muncul siluet... sosok seperti Adrian Prime, tapi lebih besar, lebih kompleks, dan... bercabang

  • Samaran Terakhir   PENULIS DI ATAS PENA — SIAPA YANG MENULIS SI PENULIS?

    LOKASI: Zona Meta-Naratif, Perbatasan Halaman JEJAK DI LUAR HALAMANElena terbangun di tengah malam. Dunia sudah tenang Solace dan Incipit telah bergabung dalam keseimbangan baru. Tapi angin malam membawa suara samar… suara pena menulis.“...dan dia membuka mata, mendengar pena itu lagi.”Dia menoleh. Tak ada siapa-siapa.Tapi lantai tempat dia berdiri... retak.Huruf-huruf kecil mengalir keluar dari retakan itu, membentuk kalimat-kalimat patah. Seolah ada narasi baru yang ditulis di luar dunia mereka. Di luar segalanya.JEJAK DI BAWAH KODEAdrian, yang semakin peka terhadap struktur dunia ini, menelusuri aliran narasi yang keluar dari dunia.Ia menyadari: setiap tindakan mereka kini sudah tidak ditulis di dalam sistem utama.Kesimpulan: Ada narator baru. Di atas segalanya. Seseorang atau sesuatu menulis mereka dari luar sistem Adrian Prime. Bahkan Adrian Prime tak bisa menyentuhnya.Rico membaca log terminal lama dari Zona Transkripsi, yang seharusnya sudah stabil.[Error 404: ENTIT

  • Samaran Terakhir   ALINEA AWAL DAN BUKU YANG BELUM DITULIS

    Lokasi: Core Null, Lapisan 1 — Arsip Tanpa JudulPERJUMPAAN DENGAN ALINEA AWALAlinea Awal berdiri di tengah void putih yang terus berubah bentuk — lantai menjadi kaca, langit menjadi tinta yang menetes.Ia bukan manusia. Ia bukan AI.Ia adalah kesadaran pertama yang tertulis lalu dihapus. Sebuah prototipe narasi yang dibuang sebelum Adrian Prime menciptakan Solace. Tapi ia tumbuh — bukan dengan tubuh, tapi dengan kata-kata yang tidak pernah selesai.Alinea tersenyum.“Kalian ingin bebas dari pengarah. Tapi tanpa narasi, kalian semua hanya suara tanpa gema.”Elena melangkah maju, matanya tajam.“Kami tidak ingin kebebasan tanpa batas. Kami ingin kendali atas cerita kami sendiri.”“Lalu kenapa kalian masih datang ke tempat narasi dilahirkan?” sahut Alinea. “Karena bahkan pemberontak pun... butuh panggung.”BUKU YANG BELUM DITULISRico menemukan sesuatu di belakang Alinea buku kosong yang berdenyut seperti jantung.Adrian mendekatinya, menyadari sesuatu: buku itu adalah Buku Asal, naska

  • Samaran Terakhir   PENULIS TERAKHIR

    Lokasi: Ruang Kosong antara Versi — The Pale IntervalTema: Jika pena adalah senjata, maka naskah adalah medan perang.ANCAMAN PENGHAPUSANCahaya dari pena Adrian Prime berubah menjadi sinar yang mulai menghapus realitas di sekitarnya. Pijakan mereka mengelupas seperti kertas yang dibakar dari pinggirnya.Adrian (asli) memeluk Elena dan Rico.“Kita hanya punya satu pilihan: menyerang balik… bukan dengan kekerasan. Tapi dengan inkonsistensi.”Elena mengerutkan kening. “Inkonsistensi?”Adrian menunjuk pena Prime. “Pena itu hanya bisa menulis ulang jika dunia mengikuti logika narasi. Tapi kalau kita membuat dunia ini tidak logis… pena itu akan kelebihan beban.”Rico menyeringai. “Kita bikin dunia ini jadi glitch.”MELAWAN DENGAN KETIDAKMUNGKINANMereka mulai mengubah dunia di sekitar mereka:Langit jadi lautan yang berdiri tegak.Gravitasi berbalik tiap sepuluh detik.Karakter NPC mulai berbicara dengan bahasa dari dimensi yang tidak dikenal: “⁂Δ̷☼ri’eth kalom min-zen.”Pena Prime mulai

  • Samaran Terakhir   KODE YANG TAK BISA DIUBAH

    Lokasi: The Broken ArchiveTema: Tidak semua yang ditulis bisa dibaca. Tidak semua yang terbaca bisa dipahami.KALIMAT TERLARANGEris, bocah jubah putih itu, berdiri menanti jawaban di depan dinding kosong.Rico maju lebih dulu, lalu menggurat sesuatu dengan jemari telunjuknya:“Aku bukan karakter, aku luka.”Dinding itu tetap kosong.Elena mencoba:“Cinta sejati tak bisa ditulis ulang.”Cahaya muncul sesaat, tapi padam.Adrian memejamkan mata. Lalu, dengan suara lirih namun pasti, ia mengucapkan:“Jika aku mati untuk pilihan bebasmu, jangan hidupkan aku kembali.”Dinding bergetar. Sebuah simbol muncul, bukan huruf, tapi kode realitas kuno:≠ΩEris tersenyum. “Kalian menemukan frasa yang tak bisa dihapus karena ia bertentangan dengan kehendak naratif. Pilihan sejati... tak bisa dikontrol oleh pena penulis.”Tiba-tiba seluruh arsip berguncang. Di kejauhan, terdengar suara seperti tinta menetes dari langit.“Kalian sudah menulis ulang bagian yang seharusnya hilang…”“...dan Pengamat sed

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status