Share

3. Serangan gosip

last update Terakhir Diperbarui: 2023-11-21 16:04:02

Di tengah sorotan media yang tak henti, gosip-gosip tak berdasar mulai menyerang reputasi Lidya. Ada banyak berita, baik tabloid dan media sosial dipenuhi dengan rumor-rumor yang mencoreng namanya.

Di tengah-tengah ruangan rias, seorang asisten berbisik kepada Lidya, "sorry, Lidya, gosip-gosip negatif tentang lo makin merajalela tuh, di luar sana!""

Lidya menahan napasnya sejenak, berusaha untuk tidak terpengaruh oleh kata-kata itu. Namun, gelombang gosip tak henti-hentinya membanjiri feed media sosialnya.

"Lid, mereka mulai menyebarkan berita palsu tentang hubunganmu dengan sejumlah produser. Gimana, lo mengatasinya?" tanya seorang temannya yang baru saja datang.

"Gue, nggak pernah melakukan hal-hal semacam itu. Kenapa mereka begitu kejam?" Lidya menggigit bibirnya, merasa frustasi.

Namun, tak peduli seberapa keras dia menyangkal, gosip itu seakan telah menempel erat pada identitasnya yang sekarang. Semua itu membayangi setiap langkah yang dia ambil, memunculkan keraguan di antara para penggemar dan publik pada umumnya.

Gosip-gosip negatif yang tak berdasar itu telah merusak citra Lidya sebagai seorang artis yang cantik dan kalem, membuatnya terjebak dalam pusaran kebohongan dan tuduhan yang mengancam karir dan kehidupan pribadinya.

Dalam suasana gosip yang semakin menggila di media sosial, gosip-gosip lambe turah juga menjadi ancaman yang lebih besar bagi reputasi Lidya.

"@LidyaFansClub: Jangan langsung percaya pada gosip palsu! Lidya adalah sosok yang baik dan profesional. #SupportLidya"

Beberapa penggemar memberikan dukungan dan suport untuk artis idola mereka, dengan membubuhkan hashtag - membela Lidya di media sosial.

"@TrueLidyan: Saya yakin semua ini hanyalah fitnah belaka! Lidya tidak pantas difitnah seperti ini. Tetap strong, Lidya!"

"@FanaticLidya: Sudah banyak hal positif yang Lidya lakukan! Kita tidak bisa menghakimi tanpa bukti. #BelieveInLidya"

Tapi ada juga banyak masyarakat yang langsung percaya dengan adanya gosip tersebut, lalu menyalahkan Lidya. Apalagi mereka yang memang sudah tidak suka sedari awal.

"@SkepticalView: Artis seperti Lidya harusnya lebih bertanggung jawab. Ini sudah terlalu sering terjadi! Dasar pengen viral aja!"

"@HonestOpinion: Gak bisa dipercaya lagi sama artis, apalagi dengan gosip kaya begini. Lidya mesti tanggung jawab!"

"@CuriousMinds: Apa benar ini fitnah? Atau ... ada asap pasti ada api, ya? Lidya harus klarifikasi ini! #DoubtsOnLidya"

Komentar-komentar seperti itu menjadi representasi dari pandangan yang terbagi di kalangan penggemar maupun masyarakat luas terkait gosip yang menghantui Lidya.

Hal ini terlihat dari komentar-komentar tersebut, ada yang percaya pada integritas Lidya sambil menyerukan dukungan, sementara yang lain menyalahkan dan menyuarakan kekecewaan atas situasi tersebut.

Di platform media sosial, gosip-gosip lambe turah dengan judul-judul sensasional mulai memojokkan Lidya. Tagar-tagar viral dan meme-meme yang menyerang reputasinya mengalir deras di linimasa.

"Sial bener hidup gue! Siapa yang awalnya menyebarkan gosip ini, sih?" kesal Lydia, dengan menatap layar ponselnya.

Setiap membuka ponsel, Lydia selalu merasa berdebar-debar. Apalagi hanya untuk menemukan ratusan pesan yang penuh dengan tuduhan dan cemoohan. Berbagai foto dan klaim palsu tersebar luas, menciptakan opini publik yang negatif terhadapnya.

Penggemar setianya berusaha membela, namun mereka terjebak dalam aliran informasi palsu yang terus berlanjut. Sebagian orang bahkan mulai mempertanyakan profesionalisme dan integritas Lidya sebagai seorang artis.

Di sela-sela upaya menyelamatkan reputasinya, Lidya merasa tercekik oleh serangan-serangan tak berdasar. Ia bertanya-tanya seberapa jauh dampaknya pada karirnya yang tengah meredup dan bagaimana hal ini bisa terjadi tanpa ada yang bisa dia lakukan untuk menghentikannya.

"Lo tahu nggak, tentang berita terbaru Lidya? Sungguh mengkhawatirkan..." Seorang artis terkenal menghampiri yang lain di sebuah acara, berkata dengan suara rendah.

"Ya, aku mendengarnya," jawab artis lain sambil mengangguk.

"Ini sungguh mengejutkan. Padahal, Lidya selalu terlihat begitu santun di depan umum." Yang lain ikut menyahuti.

Dalam lingkungan industri hiburan, khususnya para artis, bisik-bisik di antara sesama artis juga menjadi sorotan tersendiri yang menimbulkan ketegangan dan drama.

Gosip-gosip lambe turah yang tanpa dasar ikut semakin memojokkan Lidya, merusak citra dan reputasinya di mata publik. Meskipun dia mencoba membela diri, serangan-serangan itu terus mengalir dan mempengaruhi pandangan orang-orang terhadapnya.

Di berbagai platform media sosial, komentar-komentar miring dan dukungan terbagi-bagi terkait gosip-gosip yang menghantui Lidya.

***

Dalam keheningan malam, Lidya duduk sendirian di ruangan tamu apartemennya. Pikirannya melayang pada kejadian-kejadian yang telah merubah hidupnya. Ia merasa sendirian dan terluka.

"Ahh, bagaimana aku ini?" bisiknya pada dirinya sendiri.

"Siapa yang bisa melindungiku? Aku tidak punya siapa-siapa. Orang tua telah tiada dan aku tidak punya sponsor yang bisa menjaga citraku," keluhnya dengan mata terpejam.

Tak bisa dipungkiri, Lidya berharap agar Kakek Hendra bisa menjadi bentengnya. Namun, ada keraguan yang merayap dalam hatinya terkait pernikahan yang diatur oleh sang kakek.

Ardiansyah, dengan sikapnya yang keras dan terkadang arogan, membuatnya ragu. Meskipun dulu, sewaktu kecil mereka pernah hidup bersama-sama sebagai teman bermain.

"Aku takut," gumam Lidya, menahan air mata yang hampir jatuh.

"Tapi aku harus melindungi diriku sendiri. Aku harus kuat," gumamnya lagi, menguatkan diri sendiri.

Lidya merasa terjebak di tengah kebingungan antara kebutuhan akan perlindungan dan keraguan terhadap Ardiansyah yang terkadang terkesan arogan baginya.

Meskipun demikian, ia juga merasa perlu untuk tetap kuat dan menjaga dirinya sendiri di tengah situasi yang sulit seperti sekarang ini.

Saat Lydia menatap layar ponselnya, mencoba menenangkan diri setelah melihat berita terkait dirinya yang menguras emosi, tiba-tiba, ponselnya bergetar. Sebuah pesan masuk dari Pria tua yang menawarkan sebuah pernikahan dengan cucunya, yang katanya bisa melindunginya.

"Kakek Hendra," gumamnya melihat pesan tersebut.

Gadis itu masih terguncang dengan keputusan pernikahan yang diatur kakek tua itu, yang memberinya penawaran.

"Maaf, Lidya. Ardiansyah menolak tawaran kakek tentang pernikahan. Kakek mencoba meyakinkannya, tapi sepertinya dia belum siap. Kakek akan bicara dengannya lagi. Tahanlah sejenak, ya!"

Gadis itu menghela nafas berat, selesai membaca pesan tersebut. Ia tahu, cucu dari kakek tua itu tidak akan mudah menerima pernikahan yang diatur kakeknya. Apalagi menikah dengannya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Sandiwara Pernikahan Sang CEO    126. Ending

    Kebersamaan keluarga Lidya dan Ardiansyah semakin terjalin erat dengan kehadiran anak kedua mereka yang bernama Ardila. Rafael sangat senang memiliki adik perempuan, dia selalu merasa senang bermain-main dan ikut serta merawat adiknya. Seiring berjalannya waktu, Ardila tumbuh menjadi anak yang cantik dan aktif.Sementara itu, Lidya semakin sibuk di rumah karena harus menjalankan tugas sebagai ibu rumah tangga dan juga merawat kedua anaknya. Namun, Ardiansyah selalu membantu Lidya dalam mengurus anak-anak dan juga memenuhi kebutuhan mereka. Mereka saling mengasihi dan merasa bahagia karena bisa bersama-sama selalu.Untuk pekerjaan, Lidya sudah lama tidak ikut campur dan menyerahkan sepenuhnya pada suaminya. Ia fokus di rumah sejak kehamilan anak keduanya, karena tidak ingin terjadi sesuatu pada saat ia hamil - trauma saat hamil pertama yang penuh drama.Saat ini, perusahaan Kusuma Group semakin maju, Ardiansyah semakin banyak waktu yang harus dihabiskan untuk bekerja. Namun, dia tetap

  • Sandiwara Pernikahan Sang CEO    125. Kabar Baik

    "Emh ... aku juga tidak tahu, tapi aku merasa ada sesuatu yang salah, Ard. Apakah mungkin, kamu memiliki rahasia yang tidak kau beritahukan padaku?" ucap Lidya mencoba menerka-nerka."Rahasia? Ah, tidak ada. Aku tidak akan membuatmu cemas, Lidya. Aku berjanji padamu, bahwa aku tidak memiliki rahasia yang disembunyikan darimu. Mungkin seseorang hanya ingin mencoba memanipulasi kita, atau bahkan kamu telah dibuat bingung oleh segala sesuatu yang terjadi akhir-akhir ini." Ardiansyah mencoba menenangkan istrinya dengan lembut, ia merasa memang tidak memiliki rahasia apapun yang disembunyikan."Hm, syukurlah."Lidya merasa lebih tenang dengan jawaban suaminya dan ia merasa aman bersama Ardiansyah."Terima kasih, sayang. Kamu selalu mengerti aku dan membuatku merasa tenang," sambung Lidya dengan mengelus pipi suaminya - lalu mencium bibir Ardiansyah singkat."Aku selalu akan berada di sampingmu, sayang. Apapun itu!" ucap Ardiansyah memeluk istri tercintanya.Kini mereka menikmati makan mala

  • Sandiwara Pernikahan Sang CEO    124. Pria Misterius

    "Terima kasih sudah menemaniku untuk makan siang hari ini, Sarah. Kamu benar-benar selalu memikirkan hal yang terbaik untukku." Lidya tersenyum dan merasa bersyukur, sambil melihat jam di sebelah kanannya."Sama-sama, Bu Lidya.""Waktu menunjukkan pukul 5 sore. Oh, kita harus segera menyelesaikan pekerjaan, Sarah. Kita tidak bisa melakukannya sampai malam, karena aku tidak mau lembur hingga malam hari."Lidya membuka laptopnya dan mulai membuat strategi-strategi baru untuk pemasaran produknya, sementara Sarah duduk di sampingnya dan mulai mengambil catatan yang penting.Mereka bekerja bersama-sama sampai menyelesaikan tugas yang mereka berdua kerjakan, dan benar-benar selesai pada pukul 7 malam. Lidya dan Sarah merasa lelah tetapi berhasil merampungkan pekerjaan tersebut."Bu Lidya, pekerjaan sudah selesai. Saya akan menunggu Ibu sampai pulang atau saya pulang duluan?" tanya Sarah memastikan."Baiklah, terima kasih, Sarah. Lebih baik kamu menunggu aku pulang, ya? Aku tinggal sedikit l

  • Sandiwara Pernikahan Sang CEO    123. Membaik

    Kini kehidupan Lidya lebih tenang setelah mendapatkan kabar tentang kematian Beno, meskipun ia juga prihatin atas nasib pria tersebut.Beno merupakan salah satu fans berat Lidya - semasa ia menjadi artis pada saat itu. Sementara Beno yang memaksakan kehendaknya dengan cara menyalahgunakan kekayaan dan kekuasaan orang tuanya untuk mendapatkan Lidya dengan berbagai cara. Meskipun Beno sudah mengetahui jika Lidya telah menikah dengan Ardiansyah sekalipun.Namun, Lidya tidak pernah merespons atau memberikan harapan palsu pada Beno. Lidya hanya menganggap Beno sebagai fans dan tidak pernah memberikan perlakuan khusus. Namun, meskipun begitu, Beno tetap bersikukuh dengan pendekatan yang salah tersebut - bahkan dengan cara menculik untuk memaksakan kehendaknya."Hahhhh ..."Lidya membuang nafas panjang setelah kejadian yang memprihatinkan, yang dialami Beno. Sebenarnya Lidya juga merasa terkejut dan sedih atas berita yang didengarnya itu. Ia merenungkan tentang pentingnya hidup dengan cara y

  • Sandiwara Pernikahan Sang CEO    122. Nasib Beno

    Gerri hanya bisa melihat bagaimana Beno yang semakin terjerumus dalam kehidupan penjara yang rusak dan kejam, karena merasa sudah berkuasa. Ia merasa sedih melihat seorang manusia kehilangan pengendalian dirinya dan menghancurkan hidupnya sendiri dengan mengkonsumsi barang-barang haram tersebut, padahal di dalam penjara adalah tempat untuk merenungkan segala kesalahan yang pernah dilakukan sebelum masuk ke sel tahanan ini."Hai, Beno. Apa yang kau pikirkan? Apa kau tidak merasa kasihan pada dirimu sendiri?" ujar Gerri tanpa ekspresi wajahnya, saat ada kesempatan untuk berbicara dengan Beno.Tapi tanggapan Beno justru tidak mengenakkan. Pria arogan itu tersenyum sinis, lalu menggertaknya. "Apa yang kau tahu? Kau bukan siapa-siapa di sini. Biarkan aku menjalani hidupku sendiri, pecundang!"Gerri menggelengkan kepalanya mendengar jawaban Beno. "Tapi kau sendiri tahu kalau kehidupanmu semakin rusak dan sia-sia. Apa yang kau cari selain kesenangan sesaat?" tanyanya dengan maksud menyadarkan

  • Sandiwara Pernikahan Sang CEO    121. Yang Kaya yang Berkuasa

    Lidya dan Rafael menjelaskan jika mereka sedang membahas persiapan untuk hari pertama sekolah Rafael yang akan datang. Ardiansyah mendengarkan dengan seksama dan memberikan beberapa saran tambahan untuk putranya."Rafael, kau harus berani dan percaya diri di sekolah. Jangan takut untuk mengambil inisiatif dan berbicara dengan teman-temanmu," ucap Ardiansyah dengan senyum lembut.Rafael mengangguk patuh, menunjukkan bahwa ia akan mengingat semua saran yang diberikan oleh orang tuanya. Lidya dan Ardiansyah melanjutkan membicarakan hal-hal lain tentang keluarga mereka dan Ardiansyah memutuskan untuk membuka sebuah topik yang sudah lama ia pendam."Lid, selama ini aku merasa tidak enak hati karena aku terlalu sibuk dengan pekerjaanku. Aku merasa seperti aku tidak bisa memberikan cukup waktu dan perhatian yang cukup untukmu dan Rafael," ucap Ardiansyah dengan wajah yang terlihat jelas jika sedang bersedih.Lidya tersentak dan menatap suaminya, "Apa maksudmu, Ard?""Aku merasa terhutang bud

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status