Share

3. Serangan gosip

Di tengah sorotan media yang tak henti, gosip-gosip tak berdasar mulai menyerang reputasi Lidya. Ada banyak berita, baik tabloid dan media sosial dipenuhi dengan rumor-rumor yang mencoreng namanya.

Di tengah-tengah ruangan rias, seorang asisten berbisik kepada Lidya, "sorry, Lidya, gosip-gosip negatif tentang lo makin merajalela tuh, di luar sana!""

Lidya menahan napasnya sejenak, berusaha untuk tidak terpengaruh oleh kata-kata itu. Namun, gelombang gosip tak henti-hentinya membanjiri feed media sosialnya.

"Lid, mereka mulai menyebarkan berita palsu tentang hubunganmu dengan sejumlah produser. Gimana, lo mengatasinya?" tanya seorang temannya yang baru saja datang.

"Gue, nggak pernah melakukan hal-hal semacam itu. Kenapa mereka begitu kejam?" Lidya menggigit bibirnya, merasa frustasi.

Namun, tak peduli seberapa keras dia menyangkal, gosip itu seakan telah menempel erat pada identitasnya yang sekarang. Semua itu membayangi setiap langkah yang dia ambil, memunculkan keraguan di antara para penggemar dan publik pada umumnya.

Gosip-gosip negatif yang tak berdasar itu telah merusak citra Lidya sebagai seorang artis yang cantik dan kalem, membuatnya terjebak dalam pusaran kebohongan dan tuduhan yang mengancam karir dan kehidupan pribadinya.

Dalam suasana gosip yang semakin menggila di media sosial, gosip-gosip lambe turah juga menjadi ancaman yang lebih besar bagi reputasi Lidya.

"@LidyaFansClub: Jangan langsung percaya pada gosip palsu! Lidya adalah sosok yang baik dan profesional. #SupportLidya"

Beberapa penggemar memberikan dukungan dan suport untuk artis idola mereka, dengan membubuhkan hashtag - membela Lidya di media sosial.

"@TrueLidyan: Saya yakin semua ini hanyalah fitnah belaka! Lidya tidak pantas difitnah seperti ini. Tetap strong, Lidya!"

"@FanaticLidya: Sudah banyak hal positif yang Lidya lakukan! Kita tidak bisa menghakimi tanpa bukti. #BelieveInLidya"

Tapi ada juga banyak masyarakat yang langsung percaya dengan adanya gosip tersebut, lalu menyalahkan Lidya. Apalagi mereka yang memang sudah tidak suka sedari awal.

"@SkepticalView: Artis seperti Lidya harusnya lebih bertanggung jawab. Ini sudah terlalu sering terjadi! Dasar pengen viral aja!"

"@HonestOpinion: Gak bisa dipercaya lagi sama artis, apalagi dengan gosip kaya begini. Lidya mesti tanggung jawab!"

"@CuriousMinds: Apa benar ini fitnah? Atau ... ada asap pasti ada api, ya? Lidya harus klarifikasi ini! #DoubtsOnLidya"

Komentar-komentar seperti itu menjadi representasi dari pandangan yang terbagi di kalangan penggemar maupun masyarakat luas terkait gosip yang menghantui Lidya.

Hal ini terlihat dari komentar-komentar tersebut, ada yang percaya pada integritas Lidya sambil menyerukan dukungan, sementara yang lain menyalahkan dan menyuarakan kekecewaan atas situasi tersebut.

Di platform media sosial, gosip-gosip lambe turah dengan judul-judul sensasional mulai memojokkan Lidya. Tagar-tagar viral dan meme-meme yang menyerang reputasinya mengalir deras di linimasa.

"Sial bener hidup gue! Siapa yang awalnya menyebarkan gosip ini, sih?" kesal Lydia, dengan menatap layar ponselnya.

Setiap membuka ponsel, Lydia selalu merasa berdebar-debar. Apalagi hanya untuk menemukan ratusan pesan yang penuh dengan tuduhan dan cemoohan. Berbagai foto dan klaim palsu tersebar luas, menciptakan opini publik yang negatif terhadapnya.

Penggemar setianya berusaha membela, namun mereka terjebak dalam aliran informasi palsu yang terus berlanjut. Sebagian orang bahkan mulai mempertanyakan profesionalisme dan integritas Lidya sebagai seorang artis.

Di sela-sela upaya menyelamatkan reputasinya, Lidya merasa tercekik oleh serangan-serangan tak berdasar. Ia bertanya-tanya seberapa jauh dampaknya pada karirnya yang tengah meredup dan bagaimana hal ini bisa terjadi tanpa ada yang bisa dia lakukan untuk menghentikannya.

"Lo tahu nggak, tentang berita terbaru Lidya? Sungguh mengkhawatirkan..." Seorang artis terkenal menghampiri yang lain di sebuah acara, berkata dengan suara rendah.

"Ya, aku mendengarnya," jawab artis lain sambil mengangguk.

"Ini sungguh mengejutkan. Padahal, Lidya selalu terlihat begitu santun di depan umum." Yang lain ikut menyahuti.

Dalam lingkungan industri hiburan, khususnya para artis, bisik-bisik di antara sesama artis juga menjadi sorotan tersendiri yang menimbulkan ketegangan dan drama.

Gosip-gosip lambe turah yang tanpa dasar ikut semakin memojokkan Lidya, merusak citra dan reputasinya di mata publik. Meskipun dia mencoba membela diri, serangan-serangan itu terus mengalir dan mempengaruhi pandangan orang-orang terhadapnya.

Di berbagai platform media sosial, komentar-komentar miring dan dukungan terbagi-bagi terkait gosip-gosip yang menghantui Lidya.

***

Dalam keheningan malam, Lidya duduk sendirian di ruangan tamu apartemennya. Pikirannya melayang pada kejadian-kejadian yang telah merubah hidupnya. Ia merasa sendirian dan terluka.

"Ahh, bagaimana aku ini?" bisiknya pada dirinya sendiri.

"Siapa yang bisa melindungiku? Aku tidak punya siapa-siapa. Orang tua telah tiada dan aku tidak punya sponsor yang bisa menjaga citraku," keluhnya dengan mata terpejam.

Tak bisa dipungkiri, Lidya berharap agar Kakek Hendra bisa menjadi bentengnya. Namun, ada keraguan yang merayap dalam hatinya terkait pernikahan yang diatur oleh sang kakek.

Ardiansyah, dengan sikapnya yang keras dan terkadang arogan, membuatnya ragu. Meskipun dulu, sewaktu kecil mereka pernah hidup bersama-sama sebagai teman bermain.

"Aku takut," gumam Lidya, menahan air mata yang hampir jatuh.

"Tapi aku harus melindungi diriku sendiri. Aku harus kuat," gumamnya lagi, menguatkan diri sendiri.

Lidya merasa terjebak di tengah kebingungan antara kebutuhan akan perlindungan dan keraguan terhadap Ardiansyah yang terkadang terkesan arogan baginya.

Meskipun demikian, ia juga merasa perlu untuk tetap kuat dan menjaga dirinya sendiri di tengah situasi yang sulit seperti sekarang ini.

Saat Lydia menatap layar ponselnya, mencoba menenangkan diri setelah melihat berita terkait dirinya yang menguras emosi, tiba-tiba, ponselnya bergetar. Sebuah pesan masuk dari Pria tua yang menawarkan sebuah pernikahan dengan cucunya, yang katanya bisa melindunginya.

"Kakek Hendra," gumamnya melihat pesan tersebut.

Gadis itu masih terguncang dengan keputusan pernikahan yang diatur kakek tua itu, yang memberinya penawaran.

"Maaf, Lidya. Ardiansyah menolak tawaran kakek tentang pernikahan. Kakek mencoba meyakinkannya, tapi sepertinya dia belum siap. Kakek akan bicara dengannya lagi. Tahanlah sejenak, ya!"

Gadis itu menghela nafas berat, selesai membaca pesan tersebut. Ia tahu, cucu dari kakek tua itu tidak akan mudah menerima pernikahan yang diatur kakeknya. Apalagi menikah dengannya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status