Di tengah sorotan media yang tak henti, gosip-gosip tak berdasar mulai menyerang reputasi Lidya. Ada banyak berita, baik tabloid dan media sosial dipenuhi dengan rumor-rumor yang mencoreng namanya.
Di tengah-tengah ruangan rias, seorang asisten berbisik kepada Lidya, "sorry, Lidya, gosip-gosip negatif tentang lo makin merajalela tuh, di luar sana!""Lidya menahan napasnya sejenak, berusaha untuk tidak terpengaruh oleh kata-kata itu. Namun, gelombang gosip tak henti-hentinya membanjiri feed media sosialnya."Lid, mereka mulai menyebarkan berita palsu tentang hubunganmu dengan sejumlah produser. Gimana, lo mengatasinya?" tanya seorang temannya yang baru saja datang."Gue, nggak pernah melakukan hal-hal semacam itu. Kenapa mereka begitu kejam?" Lidya menggigit bibirnya, merasa frustasi.Namun, tak peduli seberapa keras dia menyangkal, gosip itu seakan telah menempel erat pada identitasnya yang sekarang. Semua itu membayangi setiap langkah yang dia ambil, memunculkan keraguan di antara para penggemar dan publik pada umumnya.Gosip-gosip negatif yang tak berdasar itu telah merusak citra Lidya sebagai seorang artis yang cantik dan kalem, membuatnya terjebak dalam pusaran kebohongan dan tuduhan yang mengancam karir dan kehidupan pribadinya.Dalam suasana gosip yang semakin menggila di media sosial, gosip-gosip lambe turah juga menjadi ancaman yang lebih besar bagi reputasi Lidya."@LidyaFansClub: Jangan langsung percaya pada gosip palsu! Lidya adalah sosok yang baik dan profesional. #SupportLidya"Beberapa penggemar memberikan dukungan dan suport untuk artis idola mereka, dengan membubuhkan hashtag - membela Lidya di media sosial."@TrueLidyan: Saya yakin semua ini hanyalah fitnah belaka! Lidya tidak pantas difitnah seperti ini. Tetap strong, Lidya!""@FanaticLidya: Sudah banyak hal positif yang Lidya lakukan! Kita tidak bisa menghakimi tanpa bukti. #BelieveInLidya"Tapi ada juga banyak masyarakat yang langsung percaya dengan adanya gosip tersebut, lalu menyalahkan Lidya. Apalagi mereka yang memang sudah tidak suka sedari awal."@SkepticalView: Artis seperti Lidya harusnya lebih bertanggung jawab. Ini sudah terlalu sering terjadi! Dasar pengen viral aja!""@HonestOpinion: Gak bisa dipercaya lagi sama artis, apalagi dengan gosip kaya begini. Lidya mesti tanggung jawab!""@CuriousMinds: Apa benar ini fitnah? Atau ... ada asap pasti ada api, ya? Lidya harus klarifikasi ini! #DoubtsOnLidya"Komentar-komentar seperti itu menjadi representasi dari pandangan yang terbagi di kalangan penggemar maupun masyarakat luas terkait gosip yang menghantui Lidya.Hal ini terlihat dari komentar-komentar tersebut, ada yang percaya pada integritas Lidya sambil menyerukan dukungan, sementara yang lain menyalahkan dan menyuarakan kekecewaan atas situasi tersebut.Di platform media sosial, gosip-gosip lambe turah dengan judul-judul sensasional mulai memojokkan Lidya. Tagar-tagar viral dan meme-meme yang menyerang reputasinya mengalir deras di linimasa."Sial bener hidup gue! Siapa yang awalnya menyebarkan gosip ini, sih?" kesal Lydia, dengan menatap layar ponselnya.Setiap membuka ponsel, Lydia selalu merasa berdebar-debar. Apalagi hanya untuk menemukan ratusan pesan yang penuh dengan tuduhan dan cemoohan. Berbagai foto dan klaim palsu tersebar luas, menciptakan opini publik yang negatif terhadapnya.Penggemar setianya berusaha membela, namun mereka terjebak dalam aliran informasi palsu yang terus berlanjut. Sebagian orang bahkan mulai mempertanyakan profesionalisme dan integritas Lidya sebagai seorang artis.Di sela-sela upaya menyelamatkan reputasinya, Lidya merasa tercekik oleh serangan-serangan tak berdasar. Ia bertanya-tanya seberapa jauh dampaknya pada karirnya yang tengah meredup dan bagaimana hal ini bisa terjadi tanpa ada yang bisa dia lakukan untuk menghentikannya."Lo tahu nggak, tentang berita terbaru Lidya? Sungguh mengkhawatirkan..." Seorang artis terkenal menghampiri yang lain di sebuah acara, berkata dengan suara rendah."Ya, aku mendengarnya," jawab artis lain sambil mengangguk."Ini sungguh mengejutkan. Padahal, Lidya selalu terlihat begitu santun di depan umum." Yang lain ikut menyahuti.Dalam lingkungan industri hiburan, khususnya para artis, bisik-bisik di antara sesama artis juga menjadi sorotan tersendiri yang menimbulkan ketegangan dan drama.Gosip-gosip lambe turah yang tanpa dasar ikut semakin memojokkan Lidya, merusak citra dan reputasinya di mata publik. Meskipun dia mencoba membela diri, serangan-serangan itu terus mengalir dan mempengaruhi pandangan orang-orang terhadapnya.Di berbagai platform media sosial, komentar-komentar miring dan dukungan terbagi-bagi terkait gosip-gosip yang menghantui Lidya.***Dalam keheningan malam, Lidya duduk sendirian di ruangan tamu apartemennya. Pikirannya melayang pada kejadian-kejadian yang telah merubah hidupnya. Ia merasa sendirian dan terluka."Ahh, bagaimana aku ini?" bisiknya pada dirinya sendiri."Siapa yang bisa melindungiku? Aku tidak punya siapa-siapa. Orang tua telah tiada dan aku tidak punya sponsor yang bisa menjaga citraku," keluhnya dengan mata terpejam.Tak bisa dipungkiri, Lidya berharap agar Kakek Hendra bisa menjadi bentengnya. Namun, ada keraguan yang merayap dalam hatinya terkait pernikahan yang diatur oleh sang kakek.Ardiansyah, dengan sikapnya yang keras dan terkadang arogan, membuatnya ragu. Meskipun dulu, sewaktu kecil mereka pernah hidup bersama-sama sebagai teman bermain."Aku takut," gumam Lidya, menahan air mata yang hampir jatuh."Tapi aku harus melindungi diriku sendiri. Aku harus kuat," gumamnya lagi, menguatkan diri sendiri.Lidya merasa terjebak di tengah kebingungan antara kebutuhan akan perlindungan dan keraguan terhadap Ardiansyah yang terkadang terkesan arogan baginya.Meskipun demikian, ia juga merasa perlu untuk tetap kuat dan menjaga dirinya sendiri di tengah situasi yang sulit seperti sekarang ini.Saat Lydia menatap layar ponselnya, mencoba menenangkan diri setelah melihat berita terkait dirinya yang menguras emosi, tiba-tiba, ponselnya bergetar. Sebuah pesan masuk dari Pria tua yang menawarkan sebuah pernikahan dengan cucunya, yang katanya bisa melindunginya."Kakek Hendra," gumamnya melihat pesan tersebut.Gadis itu masih terguncang dengan keputusan pernikahan yang diatur kakek tua itu, yang memberinya penawaran."Maaf, Lidya. Ardiansyah menolak tawaran kakek tentang pernikahan. Kakek mencoba meyakinkannya, tapi sepertinya dia belum siap. Kakek akan bicara dengannya lagi. Tahanlah sejenak, ya!"Gadis itu menghela nafas berat, selesai membaca pesan tersebut. Ia tahu, cucu dari kakek tua itu tidak akan mudah menerima pernikahan yang diatur kakeknya. Apalagi menikah dengannya."Hahhh, syukurlah."Lidya merasa campur aduk. Di satu sisi, ia merasa lega karena Ardiansyah menolak untuk menikah dengannya. Namun, di sisi lain, ada kekhawatiran karena situasi ini semakin rumit. Hatinya berdebar-debar tak menentu."Tapi, perkataan kakek Hendra juga benar. Jika aku menikah dengan Ardi, setidaknya aku bisa berlindung di bawah nama besarnya." Lidya, kembali bimbang."Hm, aku berharap kakek bisa mencari jalan keluar. Hanya kakek Hendra yang bisa aku andalkan saat ini," gumam gadis itu.Lidya duduk di balkon apartemennya, menatap gemerlap kota dari kejauhan. Perasaannya bercampur aduk."Kenapa aku merasa lega dengan penolakan Ardiansyah? Bukankah ini justru membuktikan bahwa aku tidak siap untuk pernikahan ini?" tanyanya dengan ragu."Apakah aku salah telah membayangkan sesuatu yang tak mungkin terjadi?" tanya gadis itu dalam kebingungannya.Ternyata, gadis itu juga merasa sedikit kecewa atas penolakan yang diterimanya. Ia merasa tidak pantas mendapatkan kebahagiaan dal
"Lidya," ucap Ardiansyah dengan suara tegas, saat menyapa.Pria itu memasuki ruangan dengan langkah mantap, tatapannya serius saat dia duduk di depan Lidya. Sedangkan gadis tersebut merasakan tegangnya suasana, menunggu pembicaraan yang akan mereka lakukan."Aku tahu kakek Hendra ingin kita membicarakan pernikahan. Tapi, aku memiliki sebuah permohonan." Pria itu, berkata dengan sikapnya yang mendominasi."Permohonan?" Lidya memandang Ardiansyah dengan tatapan bingung."Aku ingin kita berdua berpura-pura menikah. Tapi hanya kita yang tahu bahwa ini hanyalah sandiwara. Kakekku tidak boleh tahu," ucap Ardiansyah dengan tegas, matanya menatap tajam ke arah Lidya.Lidya terkejut mendengar penjelasan yang diberikan oleh pria tersebut. Dia tidak pernah menyangka jika masalahnya justru semakin rumit seperti ini.Lidah gadis itu tiba-tiba kaku, seolah-olah susah untuk digerakkan untuk mengajukan pertanyaan guna meminta penjelasan yang lebih detail."Ber... berpura-pura menikah?" tanya Gadis it
"Apakah kamu tahu? Katanya ini pernikahan yang terburu-buru karena gosip-gosip tentang mempelai wanitanya," bisik salah satu tamu pada tamu yang lain."Serius? Aku pikir ini hanya desas-desus biasa saja," sahut tamu yang lain, dengan memalingkan wajah untuk melihat ke arah panggung pelaminan karena tertarik dengan perbincangan mengenai mempelai wanitanya."Tapi, sepertinya mereka berdua terlihat cukup bahagia di atas panggung, bukan? Terlepas dari semua itu." Tamu yang baru saja bergabung dalam percakapan, memberikan tanggapan.Meskipun terdapat desas-desus dan gosip-gosip seputar pernikahan mendadak Lidya dan Ardiansyah, para tamu tetap menikmati pesta resepsi dengan suasana yang meriah dan menyenangkan.Waktu itu, setelah kesepakatan bersama Lidya dengan Ardiansyah tercapai, atmosfer antara Lidya dan Ardiansyah menjadi tegang. Keduanya merasakan beban besar dari kesepakatan yang mereka buat, meskipun ini hanyalah sandiwara.Tapi pesta pernikahan juga langsung dirancang, dan semuanya
"Apa maksudmu? Kita baru saja menikah dan malam ini kita harus pergi berbulan madu?" tanya Lidya semakin gugup.Ardiansyah tidak menjawab. Ia hanya tersenyum misterius sembari menatap Lidya dengan tatapan tajam.Ia merasa semakin tidak nyaman dengan perasaan di dalam hatinya yang bercampur aduk. Ia tidak tahu apa yang sebenarnya Ardiansyah pikirkan tentang pernikahan ini."Kita sudah berbicara tentang hal ini sebelumnya, Lidya," jawab Ardiansyah, masih dengan senyum misterius di wajahnya."Namun, aku tidak tahu persis ke mana kita akan pergi untuk berbulan madu," tambah pria dengan tampang datar tersebut.Lidya menggeleng kebingungan, ia merasa semakin tidak nyaman dengan situasi ini. Ia merasa tidak siap dan tidak mengerti apa yang sebenarnya akan terjadi. Ia berharap Ardiansyah akan memberikan kejelasan, tapi sayangnya, pria yang sudah berstatus sebagai suaminya itu hanya memberikan senyuman misterius.Ini membuat Lidya tidak ingin banyak bicara, karena hal itu menurutnya juga percu
"Dasar tak punya perasaan!" umpat Lidya kesal melihat pria itu mengacuhkannya.Gadis itu merasa resah. Ia baru saja mengetahui bahwa hadiah yang diberikan bukanlah hadiah dari suaminya untuk ulang tahunnya, melainkan hadiah dari kakek. Sementara Ardiansyah sendiri sudah masuk ke kamar mandi tanpa memberikan sepatah kata pun.Lidya terbaring di atas tempat tidur, ragu-ragu dengan apa yang harus dilakukannya. Ia tidak menyadari saat Ardiansyah sudah keluar dari kamar mandi dan sudah ada di sampingnya."Apa yang kamu pikirkan?" tanya Ardiansyah, membuat Lidya melompat ketakutan."Ah, kau membuatku kaget," ucap Lidya, mencoba meyakinkan dirinya sendiri bahwa tidak ada yang salah."Kau selalu berpura-pura, Lidya. Kamu pikir aku tidak tahu tentang gayamu yang liar dan bergonta-ganti pasangan?" tuduh pria itu dengan wajah meremehkan.Lidya merasa mulai tidak nyaman dengan perkataan Ardiansyah itu, ia merasa seperti dibidikkan pistol dan diambil hak pertanggungjawaban atas hal yang tidak pern
Beberapa saat kemudian, Lidya sudah keluar dari kamar mandi dengan mengunakan piyama tidur biasa. Ia berjalan dan duduk di sofa, berjauhan dengan Ardiansyah yang duduk di pinggir ranjang."Ehm, bagaimana... hari ini?" Lidya bertanya, mencoba memulai percakapan sebelum tidur."Sebagian besar terlalu berlebihan menurutku." Ardiansyah menjawab dengan suara dingin."Apa... apa yang seharusnya kita lakukan sekarang?" Lidya gugup, mencoba tersenyum untuk mengatasinya.Ardiansyah menatap dengan tajam, seakan-akan memberikan peringatan bahwa semuanya hanyalah akting sesuai dengan perjanjian mereka sebelumnya.Tanpa bicara lagi, Lidya menunduk. Ia merasa sangat tidak nyaman ada dalam situasi seperti ini. Keheningan mengisi ruangan, dan keduanya saling diam, namun suasana yang canggung justru semakin terasa."Kita hanya perlu berakting sesuai perjanjian, bukan? Tidak ada yang lebih." Ardiansyah tiba-tiba bicara - mengingatkan."Mungkin kita bisa... mulai belajar lebih dekat? Seperti dulu," lir
"Eghh, eh?"Lidya membuka matanya dan terkejut ketika merasakan ada tangan yang memeluk pinggangnya. Ia merasa seperti ada yang asing di sana.Hampir saja ia berteriak, tetapi kemudian teringat dengan sesuatu. Ini bukanlah tangan yang asing, tepatnya hanya tangan suaminya, Ardiansyah.Lidya memutar badannya untuk melihat wajah suaminya yang masih tertidur pulas. Lidya tersenyum sendiri dan bergumam sendiri."Andai semua terjadi, waktu itu ..."Dia memandangi suaminya yang terlihat sangat damai saat tidur. Darahnya mengalir dengan lebih hangat, dan Lidya mulai merasakan bahwa hatinya kembali tak karuan.Jantungnya berdetak lebih cepat dari sebelumnya, melihat bagaimana teman masa kecilnya itu tertidur dengan damai disisinya, sama seperti yang dulu sering mereka lakukan sewaktu masih kecil.Pernikahan ini hanya untuk kepentingan Ardiansyah yang didesak kakeknya, dan untuk dirinya sendiri, pernikahan ini akan menutupi gosip yang menimpanya sebagai artis yang sedang naik daun."Apakah pe
Setelah sarapan, Lidya dan Ardiansyah memutuskan untuk berjalan-jalan di taman villa mereka. Suasana di sana begitu tenang dan menenangkan."Kamu tau, aku sering membayangkan tentang kehidupan kita kalau dulu aku tidak pergi ke Belanda." Ardiansyah berbicara tiba-tiba, membuat Lidya terkejut.Lidya menoleh ke arah suaminya dan tersenyum. "Ya, meski begitu, aku merasa tidak menyesal dengan apa yang terjadi saat ini.""Haha, sungguh, kamu selalu bisa membuatku merasa seperti di masa kecil lagi." Ardiansyah menggandeng tangan Lidya pelan.Mereka berjalan beberapa saat, sambil bercanda dan tertawa bersama. Melupakan kejadian tadi dan sandiwara pernikahan mereka. Namun, tiba-tiba hujan turun dengan lebat dan membuat mereka berlari ke paviliun di dekat kolam renang villa.Setelah menunggu sesaat, mereka berdua bisa merasa sedikit lega karena hujan mulai reda. Namun, tiba-tiba Lidya mengguncang-guncang badannya dan menggerakkan tangannya ke atas."Akhh, dinginnya!" teriak Lidya pelan."Hei,