Karina merasa malu saat mendapat berbagai tatapan dari para pekerja di rumah keluarga Adam. Bagaimana dia tidak menjadi pusat perhatian jika dia yang baru saja bekerja selama satu hari pulangnya diantar oleh putra penerus Adam's property. Karina memilih menunduk dan mengabaikan tatapan para pekerja.
Namun sebuah suara mampu membuat tubuh Karina membeku. "Gatal sekali jadi wanita. Baru juga kerja sehari udah deketin Tuan Davin. Pasti dia ngincar hartanya Tuan Davin. Menjijikkan."Dengan tubuh bergetar, Karina menyahut, "Kalian jangan ngomong sembarangan! Bukan kemauanku melainkan kemauan Davin untuk mengantarku pulang. Daripada dituduh, aku mending pulang sendiri."Davin yang hendak memasuki mobil pun mengurungkan niatnya. Ia berjalan menghampiri Karina. Ia memegang tangan Karina dengan lembut lalu berucap, "Apa yang dikatakan Karina benar. Aku sendirilah yang berniat mengantarkannya pulang. Kalian jangan bicara macam-macam atau aku akan memecat kalian!"Para pekerja pun menjadi takut dan terdiam. Mereka menunduk karena tidak berani melihat tatapan Davin yang menatap mereka tajam. Davin pun segera menarik tangan Marissa menuju mobil lalu mereka pun memasuki mobil dan melaju meninggalkan rumah keluarga Adam.•••Di dalam mobil terasa hening. Karina sibuk menatap jalanan sementara Davin sibuk menyetir. Belum ada percakapan di antara mereka."Rumahmu daerah mana?" tanya Davin memulai percakapan."Aku tidak langsung pulang. Aku mau ke rumah bibiku dulu untuk menjemput ibuku. Nanti biar aku pulang ke rumah sendiri saja. Kebetulan motorku ada di bengkel, jadi kamu antarkan aku ke bengkel saja," sahut Karina yang diangguki Davin.Mobil pun kembali hening. Tiba-tiba ponsel Davin berdering. Davin pun memasang earphone ke telinganya dan mengangkat telepon."Iya, Ma. Ada apa?" Rupanya yang meneleponnya adalah Agatha."Kamu serius mengantarkan Karina?""Iya, ini aku sama Karina lagi di jalan.""Bisa-bisanya kamu membuat keputusan seperti itu. Di sini ada Felliska yang nunggu kamu. Mending kamu turunin Karina di jalan aja terus segera pulang. Kasihan Felliska nunggu kamu.""Ya gak bisa gitu, Ma. Aku harus mengantarkan Karina dengan selamat sampai rumah. Lagi pula ngapain Felliska datang ke rumah? Aku sama dia 'kan sudah putus.""Kalian gak boleh putus. Kamu harus ingat kalau Pak Prapto memiliki lima puluh persen saham properti kita." Prapto adalah ayah Felliska yang merupakan seorang pebisnis.Davin menghela nafas lelah. "Aku bosan dengar alasan itu.""Davin-"TutDavin memutus sambungan telepon. Ia mengusap wajahnya gusar. Ia benar-benar capek dengan keadaannya.Davin pun menghentikan mobilnya ketika lampu merah menyala. Ia menatap Karina yang fokus melihat jalanan dari balik jendela. Untuk kesekian kalinya, ia terpana dengan paras ayu Karina.Bahkan Karina adalah wanita tercantik yang pernah ia temui secara langsung. Davin jadi semakin semangat untuk melakukan pendekatan dengan Karina. Pikirannya mulai melebar kemana-mana saat ia membayangkan akan menikah dengan Karina dan memiliki anak yang good loking seperti mereka.Davin tersentak dari lamunannya ketika beberapa pengendara memberi klakson kepada dirinya. Rupanya lampu hijau sudah menyala. Davin pun kembali melajukan mobilnya."Nanti ada belokan ke kiri terus lewat sana. Beberapa meter setelahnya ada bengkel di depan supermarket, kita berhenti disana," ujar Karina."Siap, cantik."Karina terkejut mendengar sahutan Davin. Saat ia menoleh, Davin tersenyum sambil mengedipkan mata. Ya Tuhan, apakah Karina tidak salah dengar?Seorang Davin Adam mengatakan ia cantik dan mengedipkan mata kepadanya? Karina sungguh sangat syok.Ia baru tahu kalau Davin senang menggoda wanita. Untungnya Karina bukanlah orang yang mudah terbawa perasaan. Ia pun hanya diam dan meluruskan pandangan."Kebal juga ini cewek. Kenapa ia terlihat biasa aja? Seluruh wanita yang aku dekati pasti akan langsung menaruh perasaan saat ku puji dan ku goda. Benar-benar wanita yang menarik," ucap Davin dalam hati.Mereka pun sampai di depan supermarket dan bengkel yang saling berhadapan. Davin memarkirkan mobilnya di depan supermarket. "Terima kasih," ucap Karina yang lalu menyeberang jalan menuju bengkel.Davin lalu memasuki supermarket. Ia segera mengambil keranjang belanja dan mengambil beberapa barang yang niatnya akan ia berikan kepada Karina. Ia mengambil snack, coklat, susu, bahan makanan, dan skincare. Ia pun cepat-cepat ke kasir dan membayarnya. Ia lalu menyeberang jalan dan menghentikan Karina yang akan melajukan motornya. "Ini buat kamu," ucap Davin sambil menyerahkan satu kantong kresek besar berisi belanjaannya dari supermarket.Karina terdiam sebentar lalu menerimanya. "Terima kasih. Namun besok-besok kamu tidak perlu repot-repot membelikan aku barang.""Kenapa?""Aku rasa kamu harusnya tahu apa alasannya. Bahkan kita baru berkenalan tadi tapi kamu sudah memberikanku banyak barang-barang.""Anggap saja itu sebagai tanda perkenalan kita. Jika kamu butuh apa-apa kamu bisa hubungi aku." Davin mengambil sebuah kertas dari sakunya lalu memberikannya kepada Karina. "Ini nomor telepon aku. Aku tunggu pesan darimu."Karina terlihat ragu untuk menerimanya. Namun karena melihat wajah Davin yang bersemangat, ia jadi tak enak menolaknya. Ia pun menerimanya dan mengangguk."Aku pergi dulu," ucap Karina singkat yang lalu melajukan motornya.Davin tersenyum sambil memperhatikan motor Karina menjauh sampai tidak terlihat lagi. Tiba-tiba ponselnya berdering. Wajah Davin yang semula tersenyum menjadi masam ketika melihat nama kontak yang meneleponnya.Rupanya itu adalah telepon dari Felliska, mantan pacarnya. Mereka baru putus seminggu yang lalu karena Felliska ketahuan jalan-jalan di mall dengan seorang pria. Davin pun memilih mengabaikan telepon itu dengan mematikan daya agar tidak ada yang meneleponnya lagi.•••Setelah beberapa menit perjalanan, Karina pun akhirnya sampai di rumah Suri. Ia mengambil tas kain dari dalam tasnya lalu mengambil beberapa bahan makanan dari kantong kresek berisi belanjaan dari Davin lalu memasukkannya ke dalam tas kain tersebut.Karina lalu turun dari motornya dan mengetuk pintu. Shru pun membukanya dan tersenyum ramah kepada Karina. Karina lalu menyerahkan tas kain berisi bahan makanan kepada Suri. "Ini untuk Bibi, mohon diterima.""Wah, terima kasih, ya. Besok-besok kamu gak usah repot-repot.""Sama sekali tidak merepotkan, Bi. Justru Karina lah yang selama ini banyak merepotkan Bibi.""Bibi sama sekali tidak merasa direpotkan. Bibi ikhlas merawat Kak Kasih karena dia adalah kakak Bibi."Mata Karina berkaca-kaca karena terharu. "Terima kasih banyak, Bi. Semoga Tuhan membalas kebaikan Bibi."Suri tersenyum lalu mengusap punggung Karina. Tiba-tiba datang Kasih yang berjalan tertatih-tatih. "Terima kasih banyak karena telah menjagaku seharian, Suri. Kakak pamit pulang dulu.""Harusnya Kakak memanggil Suri jika ingin pergi kemana-mana. Kasihan Kakak kesusahan jalan," ucap Suri khawatir."Kamu tidak perlu khawatir. Kakak baik-baik saja kok."Karina dan Kasih pun berpamitan kepada Suri. Kasih lalu duduk di boncengan motor dengan susah payah. Karina merasa bersalah karena membuat ibunya bersusah payah menaiki motor dengan kondisinya yang sedang sakit. "Maafkan aku karena belum bisa membahagiakan Ibu. Semoga nanti Karina bisa sukses dan membeli mobil agar Ibu tidak perlu bersusah payah menaiki motor kalau berpergian," tutur Karina."Tidak masalah, Na. Ibu bersyukur mempunyai anak yang berbakti seperti kamu. Itu sudah lebih dari cukup.""Saudara Felliska dijatuhi hukuman lima tahun penjara dan denda sebanyak tujuh puluh juta rupiah. Saudara Prapto dan Pandu dijatuhi denda sebanyak lima puluh juta rupiah karena menutupi tindak kejahatan. Serta saudara Varel dicabut jabatan polisinya karena ikut menutupi dan bersekongkol dengan tersangka."Tok tok tokBegitulah bunyi hukuman yang dibacakan lalu disusul dengan palu yang diketuk oleh hakim. Felliska yang mendengarnya seketika langsung pingsan. Suasana pun menjadi keruh.Prapto yang tidak terima pun berdiri dan menggebrak meja. "Hukuman macam apa itu? Felliska tidak sengaja menabrak korban dan bisa-bisanya diberi hukuman tujuh tahun penjara? Saya tidak terima. HUKUMAN INI HARUS DI BATALKAN!""Mohon tenang saudara Prapto. Tersangka tidak akan di beri hukuman seberat itu jika ia tidak lari dari tanggung jawabnya.""Itu karena anak saya sangat syok jadinya melarikan diri. Apa keputusan pengadilan tidak memandang keadaan psikis seseorang? Kasihan anak saya sedang hamil! Apa k
Davin sangat terpukul dengan keputusan pengadilan. Di sini, ialah yang paling dirugikan. Hartanya terkuras banyak karena dipindah kepemilikannya menjadi milik Veti. Awalnya Davin terus bersikeras bahwa ia menandatangani surat perpindahan aset dalam keadaan tidak sadar. Namun pengadilan tetap mengesahkan kepindahan aset itu karena suratnya resmi dan sudah ditandatangani oleh Davin. Aset-aset yang diambil Veti merupakan pemberian dari Prapto.Setelah beberapa aset itu diambil Veti, hanya tersisa mobil Alphard satu dan salah satu resort yang langsung diambil balik oleh Prapto. Harta-harta yang diambil Veti sebelumnya sudah atas nama Davin kecuali resort mewah yang masih atas nama Prapto.Saat keluar dari pengadilan, Felliska menarik tangan Veti ke sebuah tempat yang lumayan sepi. Felliska memindai penampilan Veti yang berbeda jauh dari dulu lalu menyeletuk, "Kamu hebat bisa menghancurkan pernikahan orang lain dan mendaparkan harta. Aku tidak menyangka kalau kamu adalah musuh dibalik sel
Setelah beberapa menit perjalanan, akhirnya Karina dan Elard tiba di gedung mewah di pusat kota. Saat keluar dari mobil, keberadaan Karina dan Elard mengundang perhatian banyak orang. Setelah Karina mengungkapkan identitasnya, tentunya itu mengejutkan banyak orang."Lihat, itu desainer bernama Radifa itu. Rupanya nama aslinya adalah Karina. Radifa di ambil dari nama belakangnya. Aku tidak menyangka dia secantik itu.""Benar, dia bagaikan bidadari yang turun ke bumi. Lihatlah penampilannya, sangat elegan!""Dia bersama pria? Apa itu pacarnya? Mereka terlihat sangat dekat.""Dari rumor yang beredar, pria itu memang pacarnya. Radifa berpacaran dengan anak dosennya sendiri.""Lihatlah, mereka sangat serasi! Yang satu cantik sekali dan yang satu tampan sekali. Ini bagaikan mimpi!"Saat melangkah memasuki gedung, Karina lumayan risih karena menjadi perhatian banyak orang. Ia tidak menyangka efek dari postingannya akan berdampak sebesar ini. Namun ia tetap menampilkan senyum ramah kepada sem
Saat Karina hendak berangkat ke kampus, dirinya dikejutkan dengan kedatangan keluarga Adam ke rumahnya. Terlepas dari segala permasalahan yang pernah terjadi di antara mereka, Karina tetap menyambut mereka dengan baik. Itu membuat hati keluarga Adam tersentuh saat merasakan betapa baiknya hati Karina.Mereka kini duduk di ruang tamu. Suri menghidangkan teh hangat dan beberapa camilan kepada mereka. Suri tidak akan pernah lupa tentang kedatangan Agatha dan Aurel beberapa waktu lalu yang membuat Suri tidak habis pikir dengan keluarga kelas atas seperti keluarga Adam yang bersikap buruk.Ditambah lagi tentang berita perselingkuhan dan video syur Aurel membuat Suri sangat berhati-hati dan menjaga jarak dari keluarga Adam. Suri juga sering memperingatkan Karina untuk tidak terlalu dekat dengan keluarga Adam. Karina hanya menanggapinya dengan santai, ia tentu lebih tahu tentang keluarga Adam dibandingkan Suri."Jadi ada kepentingan apa kalian datang kemari?" tanya Karina dengan sikap ramahn
Karina dan Elard bersama Raev menaiki mobil menuju jurang tempat mobil Felliska terjatuh. Namun mereka sempat mampir ke toko buah di jalan masuk jurang. Raev saat ini memakai jaket yang menutupi seragam kepolisiannya.Hal itu sengaja ia lakukan untuk menyembunyikan identitasnya dari orang-orang. Sesuai rencana mereka, Raev turun duluan dari mobil kemudian akan disusul Karina dan Elard jika waktunya sudah tepat."Permisi, saya ingin membeli buah," ucap Raev kepada pemilik toko buah."Silahkan, mau beli buah apa?""Anggur.""Baik, mau berapa kilo?""Dua kilo aja," jawab Raev yang membuat pemilik toko langsung menyiapkan pesanan Raev."Permisi, Bu. Saya sekalian mau tanya. Sekitar satu minggu lebih yang lalu ada kecelakaan di jurang, ya?" tanya Raev melancarkan aksinya."Benar, Pak. Yang membuat miris korbannya tidak ditemukan. Hanya mobilnya saja yang di temukan jatuh setelah diduga menabrak pohon."Raev mengangguk-angguk lalu mengamati setiap sudut toko. Mata jelinya dapat menemukan CC
Mansion kediaman Adam tiba-tiba di datangi tamu tak diundang. Aurek mengerutkan alisnya saat melihat tamunya yang merupakan mantan rekan kerjanya. "Apa yang membuatmu kemarin, Karen?" tanya Aurel.Mereka kini sedang duduk di kursi teras. "Aku mau menyampaikan sesuatu kepadamu," sahut Karen."Katakanlah!""Sebelumnya aku dan Rey terlibat hubungan tanpa status. Maaf kalau ini terdengar menjijikkan, walau begitu aku sudah menyerahkan keperawananku kepadanya dan kami melakukan itu berkali-kali. Hingga akhirnya semua itu harus berakhir kemarin."Aurel menampilkan raut wajah syok. Ia memang selama ini menduga kalau Karen menyimpan perasaan kepada Rey karena ia terus menunjukkan sikap seperti orang sedang jatuh cinta. Namun ia tidak pernah menyangka kalau Rey dan Karen akan terlibat hubungan sejauh itu."Waktu itu kami bertengkar lalu Rey mengancamku akan menyebarkan video kami yang sedang berhubungan dan akan menjadikanku bernasib sama denganmu. Lalu dengan berani aku membanting ponselnya d