Beranda / Romansa / Sang Idola Adalah Boneka / Bab. 2 Hampir ciuman

Share

Bab. 2 Hampir ciuman

Penulis: Tulisansanyuu
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-24 09:40:31

"Sttt!"

Joel langsung membungkam mulut Rora yang sudah terbuka lebar ingin bersuara. Ia tidak ingin kegiatannya diganggu oleh siapa pun. Joel mempererat pelukannya sambil menghirup aroma yang keluar dari rambut gadis di depannya.

Tangan Rora sudah memukul-mukul Joel meminta dilepaskan. Sementara ketukan di pintu semakin terdengar keras. Bahkan beberapa kali orang yang berteriak di luar berusaha membuka pintu yang dikunci dari dalam.

"Rora buka, ini aku Djaren!"

Mata Rora membola, dengan sekuat tenaga berusaha melepaskan tangan yang membungkam mulutnya. Akhirnya walaupun enggan Joel terpaksa melepas tangannya karena melihat mata Rora berkaca-kaca.

"Elo gila, ya!" pekik Rora setengah berbisik.

"Kenapa? Bukannya kita sudah sepakat?" balas Joel santai, tangannya masih melingkar di pinggang Rora.

Sepakat? Apa Rora tidak salah dengar? Bagaimana hal seperti itu bisa ia sepakati?

Rora mengira Joel tidak akan meminta hal-hal mesum seperti itu. Ia sangat yakin sebelumnya karena Joel sudah sangat terkenal sebagai pria dingin tak tersentuh oleh wanita mana pun.

Dari berbagai gosip yang Rora dengar, ia tidak sekali pun mendengar gosip tentang Joel yang dekat dengan perempuan. Pemuda itu terkenal sangat enggan dekat-dekat dengan siswi perempuan. Ada pun perempuan yang digadang-gadang sebagai teman dekat dari Joel yaitu gadis bernama Gilsha. Namun, tetap saja Rora tidak pernah melihat interaksi mereka.

"Elo jangan macam-macam, Joel!" ancam Rora, wajahnya sudah merah menatap Joel dengan kesal.

Melihat ekspresi wajah lucu itu sudut bibir Joel terangkat. Ia malah semakin mengeratkan pelukannya di pinggang Rora, menariknya agar gadis cantik itu lebih dekat dengannya.

"Lepas! Joel!" pekik Rora badannya menggeliat berusaha melepaskan diri.

Duk Duk Duk!

"Rora! Kamu sedang apa di dalam? Buka sekarang!" teriak Djaren dari luar.

Perasaan Rora semakin tidak karuan, selain karena gelenyar aneh akibat pelukan Joel, ia juga sangat takut jika ketahuan berduaan di dalam gudang oleh Djaren.

"Jo, please ... nanti kita ketahuan," ucap Rora memohon.

"Hm, kenapa? Ah, elo lebih suka kalau orang-orang tahu tentang botol susu itu." Joel berkata sambil sedikit terkekeh melihat wajah panik Rora.

"Elo gila, ya! Udah lepas dulu nanti Djaren mikir kita lagi ngapa-ngapain!"

"Apa yang akan lo kasih kalo gue lepasin?" tanya Joel.

"Rora buka!" Djaren terus berteriak kencang sambil menggedor-gedor pintu.

Mata Rora melirik liar ke kanan dan kiri. Ia bingung, panik, dan takut dengan situasinya saat ini. Tak pernah ada di benaknya bahwa ia akan berurusan dengan Joel. Apalagi tingkah mesum yang Joel lakukan padanya sangat di luar pikirannya.

Ketukan di pintu semakin terdengar keras membuat Rora semakin panik. "Apa pun yang lo mau akan gue lakukan nanti, gak sekarang!" ucapnya.

"Oke, apa pun," bisik Joel sambil mencuri ciuman di pipi Rora. Kemudian ia melepaskan pelukannya dan berjalan ke belakang rak, bersembunyi.

Dengan jantung yang berdegup kencang, Rora mengambil napas panjang. Ia perlahan berjalan untuk membuka pintu. Terlihat Djaren dengan wajah panik menatapnya.

"Kamu ngapain di sini?" tanya Djaren sambil masuk ke dalam gudang, melihat sekeliling. "Sama siapa kamu di sini tadi Rora?" tambahnya.

"Eng-engga, gak sama siapa-siapa, kok! Sorry ya, aku pulang duluan," ucap Rora berusaha kabur.

Dahi Djaren mengerut, dengan cepat ia menahan tangan Rora. Matanya membulat ketika melihat tanda merah di leher gadis itu.

"Ini kenapa?" tanyanya sambil mengusap leher Rora.

"Apa sih, Ren?! Gak kenapa-kenapa, kok!" Rora langsung menepis tangan Djaren. Ia menatapnya kesal kemudian berjalan pergi.

"Rora tunggu!" teriak Djaren langsung mengejar Rora.

Joel yang bersembunyi dibalik rak langsung keluar ketika mereka pergi. Dahinya mengerut, matanya menatap tajam pada Rora dan Djaren yang berjalan beriringan.

"Ada hubungan apa mereka?" gumamnya heran, ia merasa aneh melihat Djaren si ketua OSIS sekaligus musuhnya, dekat dengan Rora.

Setahu Joel, Rora hanya bergaul dengan teman sekelasnya karena ia adalah anak baru. Bagaimana bisa Rora terlihat sudah akrab dengan Djaren yang berbeda kelas?

***

"Gak ada apa-apa, Ren!" ucap Rora kesal.

"Gak mungkin gak ada apa-apa. Kamu ngapain coba di gudang? Aku juga tadi denger ada suara cowok. Kamu sama siapa?"

Djaren tidak henti-hentinya menanyai Rora tentang alasannya berada di gudang olahraga. Pasalnya, gedung olahraga sedang ada perbaikan. Sangat aneh melihat seorang siswi di gedung olahraga, apalagi berada di bagian gudang. Mengingat Rora masih anak baru dan belum tergabung dalam ekskul olahraga manapun, Djaren sangat aneh ketika ia melihat Rora masuk ke gudang olahraga.

"Udah, ya, Ren. Aku mau pulang, kamu gak ingat apa yang dikatakan ibu kamu. Aku gak mau ada masalah, udah, ya!"

Rora segera pergi meninggalkan Djaren. Ia sangat kesal dengan kehadiran Djaren di gudang tadi. Memang benar kehadiran Djaren membantu Rora lepas dari Joel. Namun, tetap saja hal itu malah membuat Rora lebih kesulitan, karena Joel mengirim pesan dan menyuruh Rora pergi ke rumahnya.

Sementara itu Djaren masih berdiri diam menatap Rora dengan perasaan aneh.

"Pasti ada yang disembunyikan sama Rora. Aku harus cari tahu!" ucap Djaren.

***

Joel

Apartemen no 20 lantai 17

"Haa ...!"

Rora mendesah ketika melihat pesan dari Joel. Jam sudah menunjukkan pukul tujuh malam. Tanpa memberi kelonggaran, Joel menyuruh Rora malam itu juga langsung pergi ke rumahnya. Itu membuat Rora harus berbohong kepada orang tuanya. Walaupun dengan amukan sang ibu tiri, Rora tetap pergi karena takut dengan ancaman Joel.

Pesan Joel bernada provokasi, ia juga mengirimkan foto botol susu yang diambilnya dari Rora. Berserta ancaman akan menyebarkan gosip aneh tentang Rora.

Dan di sinilah Rora, berdiri diam di depan apartemen no 20. Ia sangat ragu untuk mengetuk pintu. Ia takut jika Joel akan melakukan hal yang lebih liar dari apa yang dilakukannya tadi di gudang.

'Gimana ini?' batin Rora mengigit bibirnya.

Tanpa disangka ketika Rora bersiap mengumpulkan keberanian untuk mengetuk pintu, pintu itu terbuka dari dalam.

"Ngapain dari tadi diam di situ?" tanya Joel menatap dengan dingin.

Gulp!

Lagi-lagi Rora hanya bisa menelan ludahnya susah payah. Sementara Joel langsung memberi kode agar Rora masuk ke dalam. Dengan perasaan takut, Rora pun perlahan melangkah masuk. Ia takut akan terjadi apa-apa dengan dirinya. Namun, di luar dugaan ternyata Joel hanya menyuruh Rora untuk beres-beres di apartemennya.

Perasaan Rora sedikit tenang, karena ternyata pikirannya tentang hal apa yang akan dilakukan Joel sangat jauh dari bayangan. Walaupun begitu Joel masih belum beranjak dari tempatnya duduk. Matanya terus memperhatikan Rora yang sedang menyapu lantai.

"Punya hubungan apa sama Djaren?" tanya Joel tiba-tiba membuat Rora menghentikan kegiatannya.

Ia melirik Joel lalu menjawab, "Gak punya hubungan apa-apa."

Dreett dreett

Tiba-tiba ponsel Rora yang disimpan di atas meja bergetar. Baik Rora maupun Joel sama-sama langsung menoleh ke arah ponsel. Dahi Joel mengerut ketika melihat nama Djaren di layar ponsel Rora. Dengan cepat ia langsung mengambil ponsel tersebut membuat Rora terkejut.

"Joel balikin!" teriaknya berlari sambil berusaha mengambil ponselnya di tangan Joel. Namun, sialnya Rora malah tersandung sehingga ia menabrak Joel tepat di wajahnya.

Cup!

Mata Rora langsung membulat sempurna dan langsung membekap mulutnya sendiri setelah tidak sengaja mencium pipi Joel.

"Ha, kalo mau cium bilang, dong!" ucap Joel tersenyum misterius. Sebelah tangannya langsung memegang wajah Rora.

"Enggak! Jo, stop!" pekik Rora setengah berteriak.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Sang Idola Adalah Boneka    Bab. 29 Perempuan murahan

    "Aurora kamu di mana ...?" gumam Djaren terus mencoba menelpon Rora. Sampai jam sudah menunjukkan pukul sembilan, Rora belum juga pulang ke rumah sehingga membuat Djaren sangat khawatir. Berkali-kali pemuda itu menelpon nomor Rora, berkali-kali pula panggilannya tidak diterima. "Ck! Ke mana sih dia!" gerutuknya kesal. Djaren terus berjalan mondar-mandir di depan kamar Rora. Ia mencoba menghubungi teman sekolahnya dan menanyakan di mana alamat Joel. Siang tadi saat dirinya dan Rora sedang berbicara, tiba-tiba Rora pergi meninggalkannya. Kemudian dari gosip anak-anak di sekolah, Djaren tahu bahwa Rora pergi bersama Joel ke rumah sakit. Namun, saat dicek di rumah sakit mereka sudah tidak ada. "Ke mana si Joel bawa Rora?!" Lagi-lagi Djaren menggerutu. Sudut bibirnya terangkat ketika melihat balasan dari temannya. Ia langsung pergi ke alamat apartemen Joel. Sementara itu gadis yang sedang Djaren khawatirkan tengah duduk sambil menundukkan kepala. Kedua tangannya saling meremas dan b

  • Sang Idola Adalah Boneka    Bab. 28 Terciduk di apartemen

    "Dok, saya minta pulang sekarang juga!" tegas Joel menatap sang dokter yang sedang memeriksa kakinya. "Joel, kamu tau 'kan kalau saya tidak bisa menyetujuinya. Sabarlah besok atau lusa kamu boleh pulang," balas dokter itu tersenyum kesal kepada pasiennya yang bebal."Pokonya saya ingin pulang, dengan atau tidak seizin dokter saya akan pulang!" Joel langsung bangkit bersiap mencabut selang infus di tangannya. "Eh ... eh!" Orang-orang di sana langsung terkejut begitu Joel ingin mencabut infusan di tangannya. Rora yang melihatnya langsung memutar bola matanya merasa jengkel dengan sifat Joel. "Jo! Elo kenapa sih, kata dokter juga gak bisa pulang sekarang!" bentaknya kesal. "Ya, salah elo! Katanya elo gak suka nginep di rumah sakit! Kalau gitu nginep di rumah gue aja, gampang 'kan!" Mata Joel mendelik tajam pada gadis yang berdiri di sebelahnya. Dokter dan teman-teman Joel yang menyaksikan tingkah kekanakannya itu, hanya bisa menghela napas sambil menggelengkan kepala. Oza dan yang

  • Sang Idola Adalah Boneka    Bab. 27 Menginap bersama Joel

    "Jo, Jo! Anjir kaki lo luka, Jo!" Oza berusaha menghentikan langkah Joel. Namun, pemuda dengan head ban di kepalanya terus saja melangkah. Sampai ia berhenti ketika melihat Rora berjalan seorang diri. "Joel?" gumam gadis itu. Joel segera menghampiri Rora, mencengkram kuat tangannya. Sorot matanya yang dingin menatap dengan penuh kemarahan. "Aww! Jo, sakit!" keluh Rora mencoba melepaskan cengkraman tangan Joel. "Tadi ngapain sama di Djaren, hah?!" bentak Joel membuat Rora terperanjat. Gadis itu langsung melihat sekeliling, banyak anak-anak yang memperhatikan mereka membuatnya cukup risih. "Jo, banyak orang ... jangan marah-marah di sini," bisik Rora. "Jo, mending kita ke rumah sakit sekarang. Itu Pak Tama juga nyusulin ke sini anjir!" Oza menepuk pundak Joel, membujuknya. "Gak! Sebelum gue denger jawaban dari cewek sialan ini!" Hati Rora terasa ditusuk dengan belati ketika mendengar kata-kata Joel. Ia tidak mengerti mengapa cowok itu selalu berkata kasar padanya. "Apaan sih,

  • Sang Idola Adalah Boneka    Bab. 26 Kemarahan Joel

    "Jo! Elo kenapa gak fokus gini?" seru Oza menepuk pundak Joel. "Jo, calm down! Kita bisa menang kalau fokus!" sahut Kafin. Joel hanya diam sambil mengelap keringat di dahinya. Matanya terus menatap tajam pada Djaren yang tengah tersenyum merayakan keberhasilannya memasukkan bola ke ring tim Joel. 'Gue harus menang! Gue harus tunjukkin ke si Djaren sialan itu kalau dia gak ada apa-apanya!' ucap Joel dalam hatinya, bertekad mengalahkan Djaren. Pertandingan kembali dimulai, tim Djaren sejak tadi terus mencetak poin. Sementara tim Joel hanya Oza dan Farrel yang mampu mencetak poin, yang lainnya apalagi Joel terus kehilangan bola. "Jo! Pass!" teriak Oza meminta bola. Joel tidak mendengarkan teriakan itu. Dia terus melangkah maju sambil mendribble bola. Ada tiga orang sekaligus yang menjaga Joel termasuk Djaren, menunggunya di bawah ring. "Sial! Nantang gue lo!" geram Joel. Ia terus berlari melewati satu orang dari tim lawan. Namun, saat ia berusaha melewati orang kedua, kaki Joel t

  • Sang Idola Adalah Boneka    Bab. 25 Bencana di pertandingan basket

    Rora berdiam seorang diri di kelas yang kosong. Ia masih tertegun melihat foto Joel yang dikirim oleh akun anonim itu. Bukan masalah karena Joel berfoto bersama gadis lain. Namun, posisi mereka ketika berfoto sangat ambigu dan membuat pikiran Rora melayang ke hal negatif. Joel terlihat tertidur di pelukan seorang gadis yang mengambil foto selfie. Mereka masih mengenakan pakaian lengkap, namun tetap saja Rora berpikiran negatif terhadap foto tersebut. Apa yang mereka lakukan hingga tidur di atas ranjang yang sama seperti itu? "Kalau udah punya pacar kenapa dia kayak gitu sama aku? Mana barusan manggil-manggil sayang lagi!" gerutuknya. Gadis itu sedikit kesal, pasalnya sudah beberapa hari ini sikap Joel sangat baik padanya. Sejak malam kesepakatan mereka, Joel tidak pernah mendekati Rora di depan siswi lain. Cowok itu juga selalu bersikap baik, bahkan seringkali memberikan Rora sesuatu yang membuatnya terkejut sekaligus senang. Namun, sekarang Rora harus dikejutkan dengan foto Jo

  • Sang Idola Adalah Boneka    Bab. 24 Ada gadis lain?

    "Gimana dong, Rora gak bisa ikut latihan dance karena kakinya sakit?" keluh Berly. Anak-anak yang lain juga langsung mengeluh sambil menghela napas panjang. Mereka tidak tahu harus melakukan apa dengan kaki Rora yang terluka. Padahal kandidat pemenang lomba pentas seni sudah digadang-gadang adalah kelas mereka. Namun, karena keadaan Rora sekarang membuat yang lain menjadi pesimis. "Temen-temen aku minta maaf, ya. Mungkin besok atau lusa aku bisa ikut latihan," ucap Rora menyesal. "Gapapa, Ra, itu bukan salah kamu. Aku cuma heran, deh, kenapa di sepatu kamu ada paku payung? Bukannya sepatu itu jarang dipakai, ya?" tanya Berly. Gilsha dan Silvia langsung mencoba mengalihkan pembicaraan. "Guys, kita latihan sekarang aja, nanti kesorean lagi!" ajak Silvia. "Iya, ayo sekarang aja. Rora kamu gapapa 'kan sendirian di sini?" tanya Gilsha. "Iya, gapapa kok, kalian latihan aja sana," balas Rora sambil tersenyum. Akhirnya Rora pun ditinggalkan sendirian di UKS. Dia menghela napas

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status