Share

Bab 319

Author: Abimana
Setumpuk kertas.

"Satu, dua, tiga, empat, lima, enam!" Fauzi menghitungnya satu per satu.

Setelah selesai menghitung, dia menyerahkan kertas itu kepada Firhan.

Firhan mengambil kertas-kertas itu, menunjukkannya satu per satu kepada semua orang.

"Bukankah ini kertas ujian daerah dan nasional?"

Begitu para pelajar melihat kertas itu, mereka langsung berseru keras.

"Hanya saja tulisannya sedikit berbeda."

"Jelas berbeda. Apakah kamu tidak mendengar apa kata Tamael tadi? Dia menghabiskan banyak uang untuk menyewa seorang ahli menyelinap ke kantor pemerintah daerah guna menyalin soal ujian."

"Arjuna memang mencuri soal dan masih ingin menyangkalnya."

"Sejak awal dia memang seorang bajingan. Dia berpura-pura menjadi orang baik selama beberapa bulan terakhir dan telah menipu banyak orang!"

"Dia masih berani mengatakan bahwa Yang Mulia Wali Kota tidak bisa menangani kasus? Sungguh konyol! Yang Mulia menjadi wali kota pada usia yang begitu muda, mungkinkah pengetahuannya kurang dari seorang pen
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
amlin
makin ngawur si penulis, sangat lol
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 577

    "Bratajaya kami? Memangnya kamu bukan dari Bratajaya?" Dewi memandang Arjuna dengan waspada."..." Mereka adalah Alsava bersaudari. Arjuna salah seketika, mengira Dewi adalah Disa dan yang lainnya. Dia memukul dirinya sendiri lalu berkata, "Aduh, aku salah bicara. Intinya, kamu tenang saja. Yudha tidak mungkin bisa mengambil nyawaku."Lagi-lagi Arjuna begitu percaya diri dan bijaksana.Setiap kali Arjuna menunjukkan perilaku seperti ini, Dewi tanpa sadar akan memercayainya. "Kita akan tiba di Kabupaten Madaska, beri tahu aku berapa banyak uang yang akan kamu gunakan untuk bantuan bencana.""Tidak perlu sama sekali."Dewi tidak mengatakan apa-apa. Ini adalah kedua kalinya Arjuna mengatakan bahwa bantuan bencana tidak memerlukan biaya. Tidak seperti pertama kali, kali ini dia tidak memasukkannya ke dalam hati. Dia hanya berpikir bahwa Arjuna, sebagai seorang pria, suka membual.Sejak zaman dahulu, bagaimana mungkin bantuan bencana tidak membutuhkan biaya?...Arjuna baru saja masuk di pe

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 576

    "Panen telah buruk selama tiga tahun berturut-turut, perbendaharaan sekarang benar-benar kosong. Lima puluh ribu tael ini aku berikan dari memotong gaji bulanan banyak pejabat."Dewi ingin mengatakan bahwa Yudha berbohong, tetapi Arjuna berbicara lebih dulu. "Berdasarkan apa yang aku tahu, wilayah yang dilanda bencana di Kabupaten Madaska telah mencapai tiga puluh tiga ribu hektar dan terdampak selama lima tahun berturut-turut. Hanya lima puluh ribu tael perak saja tidak cukup."Yudha menatap Arjuna sambil tersenyum.Bocah, aku biarkan kamu menjadi petugas patroli, kamu benar-benar pikir bahwa kamu adalah orang penting?"Beraninya kamu, seorang inspektur Kementerian Pendapatan, berbicara langsung kepadaku, Perdana Menteri?'Oke.'Sebelum kamu mati, aku akan membiarkanmu berlagak selama beberapa hari lagi.'"Oh, kalau begitu, berapa baru cukup, Inspektur Arjuna?"Tanpa menunggu Arjuna menjawab, Yudha mengalihkan topik pembicaraan. "Inspektur Arjuna benar. Daerah yang terkena bencana di

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 575

    "Yudha, kamu ....""Terima kasih atas rekomendasinya, aku tidak akan mengecewakan Yang Mulia."Saat Dewi sedang murka dan hendak melawan Yudha, Arjuna melangkah maju lalu menyela Dewi...."Bam!"Begitu kembali ke Aula Harmoni Tertinggi, Dewi melemparkan buku peringatan di tangannya ke arah Arjuna, diikuti oleh serangkaian suara berderak."Aku menyelamatkanmu, tapi kamu begitu sombong hingga menerima posisi itu dan menyetujui Yudha untuk pergi ke Kabupaten Madaska! Apakah kamu pikir dengan membuat Ratna kembali, kamu dapat mengalahkan Yudha?""Kamu memilih menulis puisi seperti itu dibanding menulis puisi lain. Kamu terlalu menganggap hebat diri sendiri. Jangan lupa bahwa kamu hanyalah seorang petani dari desa pegunungan kecil."Ketika Arjuna menerima jabatan resmi yang dipaksakan Yudha kepadanya di ruang sidang, dia tahu bahwa Dewi akan bereaksi seperti ini.Menghadapi Dewi yang marah, Arjuna hanya tersenyum acuh tak acuh.Bukannya Arjuna menganggap hebat diri sendiri, tetapi dia mema

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 574

    "Paduka Kaisar, aku menemukan bakat yang sangat luar biasa. Akan menjadi kerugian bagi Bratajaya kalau orang ini tidak dimanfaatkan."Sebelum meninggalkan pengadilan, Yudha tiba-tiba berbicara dengan keras."Oh? Bakat hebat apa lagi yang ditemukan olehmu?"Dewi bertanya dengan acuh tak acuh. Yudha ingin mempromosikan orangnya lagi, Dewi tidak lagi terkejut.Yudha tidak segera menjawab. Dia mengeluarkan gulungan dari lengan bajunya, kemudian mulai membaca."Jalan utara terbentang luas, awan menutupi bulan. Gagak tua di ujung ranting menangis sia-sia. Di dunia ini ada kuda hebat, tapi tiada pengenal sejati. Tanah kuning membentang jauh, hanya menyisakan belas kasihan bagi orang berbakat yang tak dihargai."Tubuh Dewi bergetar, dia hampir terjatuh.Arjuna juga tertegun sejenak.Puisi ini ditulis oleh Arjuna kemarin ketika dia merasa sedih setelah minum anggur.Ketika dia bangun paginya, dia sudah tidak melihatnya. Dia pikir kasim atau dayang istana yang mengambilnya, jadi Arjuna tidak mem

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 573

    "Membiarkan Ratna mengambil alih kendali Pengawal Kegelapan lagi."Arjuna tidak terlalu puas dengan hasil ini.Lebih baik Galang yang menjabat posisi tersebut."Kenapa? Apakah tidak bagus?"Melihat Arjuna tidak terlalu senang, Dewi pun merasa bingung."Bagus, bagus. Dengan adanya perlindungan Ratna, tidak ada seorang pun yang dapat mengancam nyawamu." Arjuna menggaruk kepalanya, memperlihatkan gigi putihnya. Pikirannya agak naif.Jika Yudha membiarkan Galang kembali, jika pikiran Yudha begitu sederhana, maka Arga tidak akan mati, dia tidak akan masuk ke istana."Kenapa kamu di sini? Apakah kamu datang untuk menjemputku?"Melihat ekspresi Dewi yang tidak memercayai omongannya, Arjuna pun segera mengganti topik pembicaraan."Siapa yang menjemputmu? Mata Dewi berkedip. Dia gelagapan. "Aku hanya kebetulan lewat.""Oh, sebelum meninggalkan istana, aku ingat Paduka Kaisar pergi ke Gunung Tirnawa untuk menyembah para dewa. Gunung Tirnawa berada di utara, sedangkan istana ini berada di selatan

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 572

    "Tuan!"Sederet gadis muda dan cantik mendatangi Arjuna secara serempak."Peony, Dafodil, Mawar, Anggrek ...."Dari dua belas pelayan Arjuna di Kabupaten Damai, tidak ada satu pun yang berkurang."Kalian juga datang."Arjuna tidak menyangka mereka akan datang juga, dia sangat terkejut."Kak Dewi khawatir dengan pembantu lain, jadi dia meminta seseorang untuk membawa mereka ke sini," jawab Daisha dengan lembut dari samping."Hm." Arjuna mengangguk. Pengaturan Dewi masuk akal. Para pembantu di ibu kota tidak mengenal kebiasaan orang Kabupaten Damai sebaik mereka."Tuan, cepat lihat tuan-tuan muda kecil."Dafodil, Mawar, Peony, dan Anggrek masing-masing menggendong bayi gemuk.Setiap bayi tampak merah muda dan gemuk.Arjuna yang melihatnya pun merasa senang.Dia menggaruk kepalanya sambil tersenyum bodoh.Hehe.Benar-benar tidak disangka dia memiliki empat orang putra sekaligus.Hari ini adalah hari bayi kembar empat itu berusia satu bulan.Mereka tidak bisa merayakannya secara besar-besa

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 571

    "Mahesa berpikir bahwa dengan mengembalikan posisi Intan sebagai selir dan memenangkan hati keluarganya, dia bisa melawan kita? Sungguh naif!"Dalam perjalanan pulang, Kemal melihat bahwa ekspresi Yudha tampak sangat buruk. Jadi, dia menertawakan Dewi untuk menyenangkan ayahnya.Yudha yang matanya terpejam, perlahan membukanya. "Masalah ini tidak bisa dianggap remeh. Ardian dan Galang bukanlah orang biasa."Kemil mengangguk. "Ayah benar. Mahesa paling membenci ayah, tapi dia bersedia meminta maaf di depan semua pejabat dan mengakui kesalahannya. Alasan di balik ini pasti rumit.""Astaga!" Kemal menggelengkan kepalanya. "Kemil, Ayah, menurutku kalian terlalu berhati-hati. Sekalipun Mahesa berhasil memenangkan hati keluarga Ardian, lalu kenapa?""Keluarga Ardian tidak memiliki kekuatan nyata. Selain itu, Ardian dan Galang adalah dua orang yang berpikiran sederhana. Agak lucu kalau Mahesa ingin mengandalkan mereka untuk membalikkan keadaan.""Apa yang Kak Kemal katakan masuk akal juga ...

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 570

    Joko segera melangkah maju kemudian menjawab, "Paduka Kaisar, aku di sini.""Aku tanya padamu, apakah aku mabuk dan berhubungan intim dengan Selir Bijaksana Intan di Taman Kekaisaran kemarin?""Ya, saat itu aku mengira dia adalah dayang istana yang tidak tahu diri."Tadi malam, Joko membawa semua kasim, pelayan dan dayang istana dari seluruh harem untuk berjaga, jadi dia tidak bisa berbohong.Namun, dia meninggalkan sebuah jalan. Dia ingin mengatakan bahwa Intan sengaja merayunya, menuduhnya sebagai wanita genit."Dayang istana? Apakah kamu meragukan selera estetikaku?" Dewi berdiri, menghunus pedang yang ada di sampingnya, kemudian menunjuk ke arah Joko."Tentu saja tidak! Selir Bijaksana cantik alami. Bahkan gaun linen yang kasar tidak dapat menyembunyikan kecantikan Selir Bijaksana."Joko menyeka keringat dingin di dahinya.Kaisar kecil ini biasanya pecundang, hari in dia tiba-tiba menjadi tangguh.Jika Dewi membunuhnya dengan pedang sekarang, tidak peduli seberapa marah atau berkua

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 569

    Apakah itu adalah kaisar pengecut yang mereka kenal?Yudha merasa sangat malu menghadapi banyaknya pasang mata yang tiba-tiba tertuju padanya.Dia adalah orang yang memiliki keputusan akhir di pengadilan ini.Dewi sekarang berani memarahinya secara terbuka, bahkan kata-katanya sangat kasar.Yudha menyipitkan matanya ketika menatap Dewi.Tatapannya kejam dan mengerikan.Bocah ....Kamu sombong ya? Berani mempermalukanku?Beberapa bulan lagi, aku akan membuatmu mati dengan mengenaskan."Paduka Kaisar, ada apa di jubah naga, bukankah Paduka Kaisar lebih tahu daripada aku?"Sambil berbicara, Yudha sengaja menginjak jubah naga.Dia menginjak jubah naga di pengadilan pemerintah Bratajaya.Naga emas? Lebih tepatnya katak."Sepertinya Paduka Kaisar masih mabuk," ujar Yudha sambil menoleh, kemudian dengan acuh tak acuh memberi instruksi kepada Kemal. "Kemal, ambil jubah naga, kembalikan kepada Paduka Kaisar. Suruh Paduka Kaisar menyimpannya dengan baik, jangan melemparnya lagi. Kalau tidak, jub

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status