Share

Bab 379

Author: Abimana
Sebelum Eshan dan yang lainnya tiba, Hendra mengatakan bahwa dia akan tampil setelah kompetisi.

Kebanyakan yang berteriak paling keras berasal dari Kabupaten Sentosa.

Mereka dengan tidak sabar mengajak orang-orang dari kabupaten lain menonton pertunjukan Hendra, melihat betapa hebatnya Kabupaten Sentosa.

"Hei, bagaimana boleh kalian berbicara seperti itu kepada Yang Mulia Eshan?" Hendra dengan munafik membela Eshan.

"Tuan Hendra, bukannya kami tidak menghormati Yang Mulia Eshan, tapi orang mereka tidak kunjung datang."

"Benar sekali. Kalau tidak mau datang, cepat akui saja kekalahan."

"Semuanya, harap tenang, tenang!" teriak Hendra untuk menenangkan mereka.

Tempat itu jelas-jelas Kabupaten Damai dan masih ada kepala daerahnya. Namun, orang yang maju untuk menenangkan rakyat adalah seorang pengusaha. Sungguh memalukan.

Sugi hanya duduk, menyaksikan semuanya sambil tersenyum.

Dia sengaja membiarkan Hendra mempermalukan Eshan.

Seperti yang dia katakan, seorang pengusaha dari Kabupaten Sen
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 818

    Saat dia berbicara, lelaki tua berpakaian kuning itu menyambar daun emas dari tangan pasangan tua itu."Hei, kenapa kamu menyambar barang orang lain?" Pasangan tua itu cemas. "Daun emas ini diberikan oleh anak itu untuk meminta kami menjagamu.""Jadi, apakah kalian menjagaku?"Pasangan tua itu tertegun mendengar pertanyaan itu."Sekarang aku sudah bangun, tidak perlu dijaga, jadi daun emas ini milikku." Setelah mengatakan itu, lelaki tua berpakaian kuning mengeluarkan sepotong perak dari sakunya. Dia melemparkannya ke pasangan tua itu. "Nah, inilah yang pantas kalian dapatkan. Berhenti mengomel, hati-hati dengan tinjuku."Pria tua berpakaian kuning itu tidak mengangkat tinjunya, tetapi alat musiknya. Pasangan tua itu begitu takut sehingga mereka tidak berani mengatakan apa pun.Pria tua berpakaian kuning itu merasa puas, dia menimbang daun emas di tangannya, kemudian meniupnya. "Sepertinya asli, lupakan saja. Demi daun emas ini, aku tidak akan perhitungan dengan anak itu."Sambil berse

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 817

    Arjuna memelotot, lalu berkata dengan serius. "Kalau tanganmu gatal, tahan saja. Jadi orang harus beradab dan sopan, tidak boleh menggaruk di depan orang lain.""Oke." Disa dengan melas meletakkan tangannya di belakang punggungnya, meraih tangan Ayumi.Wajah Ayumi memerah.Bukan malu, tetapi tidak nyaman dicubit."Bung, sini, sini!" Setelah masuk ke lembah, orang tua berpakaian kuning itu menuntun Arjuna ke jalan setapak yang terjal dan berlumpur."Meskipun jalan ini agak sulit untuk dilalui, hanya ada sedikit orang dan jalannya dekat. Sekarang kita sedikit kesulitan, nanti kita bisa ke Restoran Khazanah Rasa sebelum yang lain, bisa mengambil posisi yang bagus."Arjuna melihat sepatunya yang sudah berlumuran lumpur.Baiklah. Demi mendengarkan musik dewa, tidak masalah jika sepatunya sedikit kotor.Arjuna dan yang lainnya tiba di Restoran Khazanah Rasa dengan cepat. Ketika mereka tiba, hari memang masih pagi, tidak banyak orang yang mengantre untuk masuk.Namun ....Tepat ketika Arjuna

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 816

    "Apanya yang bagus? Melihat sekilas langsung ketahuan, kamu tidak membawa alat musik. Lihat ...." Pria itu menunjuk orang-orang di sekitar. "Mereka yang tidak membawa alat musik bukanlah dari Kota Harmonika. Kalau kamu tidak percaya, coba tanya saja.""Aku percaya, aku percaya," kata Arjuna dengan tergesa-gesa."Kamu cukup santai. Ayo cepat, kalau tidak kita benar-benar tidak bisa masuk. Lewat sini, bung, ikut aku. Kita akan mengambil jalan pintas." Orang tua berpakaian kuning itu sangat antusias. Dia menarik Arjuna ke sebuah jalan kecil.Ayumi bergegas ikut, menatap orang tua berpakaian kuning itu dengan waspada."Hei, Nona. Kenapa kamu lebih cemas dari tuanmu?" Orang tua berpakaian kuning itu berkata sambil tersenyum. Dia tidak melihat bahwa Ayumi ingin menusuknya.Arjuna menggunakan tatapannya untuk menyuruh Ayumi mundur.Ketika lelaki tua berpakaian kuning itu menarik tangannya, Arjuna sudah mengujinya. Lelaki tua ini tidak memiliki kekuatan bela diri."Bung, apakah kamu pernah men

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 815

    "Bung, butuh bantuan?"Ketika kereta melewati Arjuna dan yang lainnya, orang di dalam mengangkat tirai lalu bertanya.Arjuna berbalik, lalu melihat seorang pria berbaju hijau berusia sekitar 30 tahun. Dia memegang seruling bambu."Terima kasih, bung, tapi tidak perlu. Kami akan segera selesai." Arjuna tersenyum sembari melambaikan tangannya. Dia tidak sungkan, tetapi memang akan segera selesai."Baiklah, kalau begitu aku pergi dulu." Pria itu tidak bersikeras. Arjuna bilang tidak butuh bantuan, dia pun pergi.Setelah kereta berjalan beberapa saat, pria itu mengangkat tirai dan menjulurkan kepalanya. Dia berkata dengan keras kepada Arjuna. "Bung, ada pertunjukan Nona Amara di Restoran Khazanah Rasa hari ini. Jangan sampai melewatkannya. Kalau melewatkannya, kamu harus menunggu sampai musim semi berikutnya.""Oh, oke. Terima kasih, bung."Arjuna tidak tahu siapa Nona Amara, dia juga tidak tahu bakat luar biasa apa yang dimiliki Nona Amara itu. Dia hanya asal menanggapi.Arjuna sedang ter

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 814

    "Tuan, apakah menurutmu Kak Dira sudah ...."Sudah meninggal.Disa tidak berani mengatakan kata terakhir itu.Saat itu, dia adalah orang pertama yang diusir oleh Arjuna sebelumnya untuk mencari uang. Jadi dialah orang pertama yang tidak memiliki kabar.Tidak mudah bagi seorang gadis lemah untuk mencari nafkah sendirian di dunia yang keras dan masa-masa kelaparan.Kebencian yang telah lama hilang muncul kembali di mata Disa.Biarpun Arjuna telah menjadi orang baik sekarang, Disa kehilangan kakaknya itu karena kesalahan Arjuna sebelumnya."Maaf."Arjuna memeluk Disa. Meskipun itu kesalahan Arjuna sebelumnya, Arjuna yang sekarang menggunakan tubuhnya, jadi dia harus menanggung kesalahannya."Kalian semua memiliki darah bangsawan, nyawa kalian lebih berharga dari apa pun. Kakak kedua kalian pasti baik-baik saja, kita pasti akan menemukannya.""Tuan, kamu tidak perlu menghiburku seperti ini. Apanya yang lebih berharga dari apa pun? Aku sadar diri, kami tidak seberharga itu."Disa masih muru

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 813

    Sebuah jubah putih muncul di hadapan Arjuna, kemudian seorang wanita muda yang cantik turun dari kereta kuda sambil menggendong seorang anak laki-laki berusia sekitar satu tahun.Saat Arjuna masih linglung, wanita muda cantik itu berlari ke arahnya dengan cepat sambil menggendong anak. Ketika dia berada dua atau tiga meter dari Arjuna, wanita muda itu tiba-tiba berhenti. Dia berdiri dengan cantik, semangat bercampur gugup.Dia dengan takut memanggil, "Tuan.""Putri Delapan?!"Pada saat ini, Arjuna pun mengenali wanita muda itu. Dia menatap wanita di depannya dengan penuh kejutan.Setelah berpisah selama setahun lebih, Putri Delapan yang telah menjadi seorang ibu berubah dari seorang gadis menjadi wanita muda yang cantik dan menawan."Ini aku, Tuan."Mata besarnya berkedip, terdapat air mata kegembiraan."Kemarilah!" Arjuna berdiri, lalu membuka lengannya kepada Putri Delapan.Putri Delapan mengangkat kakinya, tetapi akhirnya dia tidak melemparkan dirinya ke dalam pelukan Arjuna.Dia me

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status