Share

Bab 393

Author: Abimana
"Sugi!" Eshan sangat marah hingga dia memanggil nama Sugi secara langsung. "Kamu memutarbalikkan fakta! Pembunuh bayaran itu ingin menembak dan membunuh Arjuna. Jelas-jelas kalian yang mengatur pembunuh bayaran itu!"

"Haha!" Sugi tertawa. "Aku mengatur pembunuh bayaran di Kabupaten Damai? Apakah kamu sedang mengatakan bahwa aku hebat atau sedang mengatakan bahwa pengawasan Kabupaten Damai terlalu buruk sehingga begitu mudah bagiku untuk mengatur para pembunuh?"

"Hanya karena kamu bilang kamu tidak melakukannya, bukan berarti Hendra tidak melakukannya. Kamu dan aku sama-sama tahu bahwa Hendra sangat kaya. Jangankan ahli bela diri, bahkan bandit pun dia bisa ...."

Begitu Eshan menyebut-nyebut tentang bandit, Sugi menyela, "Ha, Yang Mulia Eshan, omonganmu menarik. Kalau pembunuh bayaran benar-benar diatur oleh Hendra, bukankah itu berarti semua polisi dan petugas di Kabupaten Damai kalah dengan seorang pengusaha sehingga membiarkan seorang pengusaha dengan mudah membawa pembunuh ke tempat
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Masnauli Manjorang
sll berdebat tanpa akhir, bertele-tele isi novelnya, gak ad inti setiap bab
goodnovel comment avatar
Hasanudin Along
sampah lg isi bab ini
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 625

    Tama yang gembira pun melepas jaket Yudha."Oh, Perdana Menteri, kamu benar-benar kepanasan."Bagian tubuh Yudha yang ditutupi jaket bulu basah oleh keringat, menyebabkan Tama berseru kaget."Seperti yang semuanya tahu, ayah dan adikku takut panas. Jendela-jendela aula tidak dibuka, suasananya berisik dan panas, jadi mereka ....""Jangan mengelak lagi. Pakaian bulu bebek memang lebih hangat daripada pakaian katun. Kalian kalah!"Setelah berjalan mengelilingi aula dengan jaket bulu dan berkeringat di sekujur tubuh, Tama pun menyela Kemal dengan kasar.Meskipun pangkat militer Kemal lebih tinggi darinya, Tama tidak pernah takut pada Yudha yang tidak memiliki kemampuan.Melihat ekspresi tidak senang dari keluarga Yudha, Tama menjadi makin bersemangat. "Karena sudah taruhan, maka harus menerima kekalahan. Jadi orang harus dapat dipercaya, apalagi seorang pejabat tinggi. Bukankah begitu, Yang Mulia Perdana Menteri?"Yudha menjawab dengan enggan. "Benar, Kapten Tama.""Hm!" Tama mengangguk p

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 624

    Yudha dan Kemil tampak tenang dan santai, tidak terlihat panas dan tidak ada keringat di dahi mereka."Hukuman seribu luka, belah pinggang, dicabik kereta, penggal kepala, pengulitan, dikubur hidup-hidup, tarik usus. Arjuna, pilihlah cara kematian yang kamu rasa nyaman." Sebelum Kemal menyelesaikan kata-katanya, terdengar banyak suara muntah di pengadilan.Tak ada satu pun cara yang disebut Kemal merupakan cara yang nyaman untuk mati. Semuanya merupakan siksaan yang mengerikan."Tidak mudah untuk memilih, 'kan?" Melihat Arjuna tidak mengatakan apa-apa, Kemal menjadi makin puas, bahkan membantu Arjuna memilih. "Cara paling nyaman untuk mati di antara semua itu seharusnya penggal kepala, karena matinya cepat. Tidak, tidak ...."Sambil berbicara, Kemal menggelengkan kepalanya. "Sekelompok algojo pensiun beberapa tahun lalu karena usia. Kelompok algojo yang baru belum begitu terampil. Mereka mungkin tidak dapat memenggal kepala dengan sekali penggalan, mungkin harus beberapa kali. Jadi itu

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 623

    Arjuna tidak pernah melihat anak yang begitu durhaka.Yudha melirik Kemal lalu berkata, "Apakah pengadilan tempat untuk taruhan?""Ayah, apakah Ayah baik-baik saja?" Kemil berjalan mendekat, melepas mantel yang baru saja dipakai paksa oleh Arjuna pada Yudha, kemudian berteriak dengan marah."Jenderal Rendra, Arjuna, seorang pejabat tingkat empat, berani menyinggung Perdana Menteri Kanan! Seret dia pergi, segera cambuk dia lima puluh kali.""Kenapa?" Arjuna menyilangkan lengannya di depan dada. Tatapannya melewati Kemil, langsung tertuju pada Yudha. "Apakah kamu takut kalah sehingga tidak berani taruhan?"Yudha mendorong Kemil yang tengah membantunya melepaskan jaket bulu bebek. Dia melirik Arjuna dengan tatapan mencemooh, lalu tersenyum. "Karena Yang Mulia Arjuna begitu percaya diri, merupakan suatu berkah bagiku untuk mencoba pakaian baru bagi Pasukan Serigala yang sedang menderita."Arjuna juga tersenyum sambil mengacungkan jempol kepada Yudha. "Yang Mulia Perdana Menteri, Yang Mulia

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 622

    "Lima ribu kilogram? Terlalu sedikit!" Sebelum Arjuna menyelesaikan kata-katanya, dia disela oleh Tama."Tahun ini stok kapas di pasar berkurang, jadi bisa membeli lima ribu kilogram sudah bagus. Ditambah dengan kapas yang dikirim oleh bupati dari sepuluh kota, jumlahnya sudah banyak," kata Yudha.Sebagian besar kapas di pasar kini telah dibeli oleh bupati masing-masing kota. Arjuna masih mampu membeli lima ribu kilogram. Yudha benar-benar merasa bahwa Arjuna hebat.Namun, kenapa kalau dia hebat?Sekalipun ditambah dua puluh lima kilogram kapas yang dikirim oleh bupati sepuluh kota, totalnya hanya sekitar tiga puluh kilogram. Masih jauh dari seratus kilogram."Masih kurang. Kalau ditotal, hanya sekitar tiga puluh kilogram. Sekarang di utara sangat dingin, pakaian katun tipis sama sekali tidak berguna." Tama sangat gelisah."Kapten Tama, jangan cemas." Arjuna berkata dengan tenang. "Lima ribu kilogram itu bukanlah kapas, melainkan bulu bebek putih.""Bulu bebek putih? Apakah aku tidak s

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 621

    Di pintu masuk aula, pemuda itu berdiri membelakangi cahaya. Meskipun dia tidak terlalu tinggi, dia berdiri menjulang bak gunung."Ketika Dewi melihat Arjuna, air mata langsung mengalir dari matanya. Kekuatan yang dia gunakan untuk menopang tubuhnya langsung mengempis. Kalau saja Ratna tidak menopangnya, dia bahkan tidak bisa berdiri tegak.Dia masih tahu untuk kembali?' Kemarahan besar muncul di benak Dewi.Seperti istri yang marah pada suaminya yang pulang larut malam.Arjuna berjalan cepat ke arah Dewi. Melihat Dewi tampak buruk dan bersandar pada Ratna dengan tidak sehat, dia sedikit terkejut. "Paduka Kaisar, ada apa dengan Anda?"Dewi memelototi Arjuna. Tanpa mengatakan apa-apa, dia mendorong Ratna, kemudian berjalan mendekati singgasananya dengan susah payah.Aksi ini adalah akting, tetapi juga bukan akting.Supaya Yudha melihat bahwa dia memang sakit dan lemah.Kejadian ini juga membuatnya lelah secara fisik dan mental."Panglima Ratna, kenapa Paduka Kaisar mengabaikanku?" tanya

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 620

    Sebelum Dewi benar-benar keluar dari ruang konferensi, Yudha mulai memberikan perintah kedua."Sebagai menteri keuangan, Arjuna mengabaikan tugasnya dan meninggalkan medan perang, mengabaikan nyawa dua ratus ribu prajurit Pasukan Serigala di perbatasan utara.""Ini adalah kesalahan dan pengkhianatan yang parah, hukumannya adalah pemenggalan kepala dan penyitaan harta benda. Rendra, aku perintahkan kamu untuk segera pergi ke kediaman Arjuna. Para pria dikirim ke kemiliteran, sedangkan para wanita diturunkan pangkatnya menjadi pelayan pemerintah."Pelayan pemerintah sama saja dengan gadis di rumah bordil, hanya saja mereka lebih menderita. Para gadis di rumah bordil mendapat uang setelah melayani pelanggan, mereka dapat menebus diri jika punya cukup uang. Para pelayan pemerintah tidak punya uang dan tidak bisa menebus diri mereka sendiri."Yudha ...."Dewi segera berbalik, menghunus pedang dari pinggangnya, melompat ke udara, kemudian menyerbu ke arah Yudha."Lindungi Yang Mulia!""Paduk

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status