Share

Bab 41

Author: Abimana
Kulit ikan yang ada di atas panggangan sudah mulai berwarna coklat, jadi Arjuna mengoleskan sedikit minyak pada ikan.

Tak perlu banyak-banyak, ikan sendiri sudah ada minyak, terutama bagian perut.

Aroma ikan bakar mulai menyebar.

Para penonton tidak bisa menahan diri untuk tidak mengendus setelah mencium aromanya.

Ekspresi mengejek para penonton perlahan berubah.

Ada bingung, ada juga terkejut.

"Ikan yang dimasaknya berbeda dari yang kubayangkan. Sepertinya cukup harum."

"Aku juga merasa harum. Entah bagaimana caranya menghilangkan bau amisnya."

"Tidak ada bau amis sama sekali, baunya juga enak. Hanya saja entah bagaimana rasanya?"

Begitu bahas soal rasa, orang-orang langsung terbangun dari mabuk akan wanginya ikan.

"Aku sudah pernah makan ikan, rasanya tidak enak."

"Aku juga pernah memakannya. Bukan hanya tidak enak, tapi juga banyak duri."

"Ngomong-ngomong soal duri, aku pernah tersedak tulang, itu menyakitiku selama beberapa hari."

"Aku juga pernah mengalami hal ini. Meskipun diberi
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 814

    "Tuan, apakah menurutmu Kak Dira sudah ...."Sudah meninggal.Disa tidak berani mengatakan kata terakhir itu.Saat itu, dia adalah orang pertama yang diusir oleh Arjuna sebelumnya untuk mencari uang. Jadi dialah orang pertama yang tidak memiliki kabar.Tidak mudah bagi seorang gadis lemah untuk mencari nafkah sendirian di dunia yang keras dan masa-masa kelaparan.Kebencian yang telah lama hilang muncul kembali di mata Disa.Biarpun Arjuna telah menjadi orang baik sekarang, Disa kehilangan kakaknya itu karena kesalahan Arjuna sebelumnya."Maaf."Arjuna memeluk Disa. Meskipun itu kesalahan Arjuna sebelumnya, Arjuna yang sekarang menggunakan tubuhnya, jadi dia harus menanggung kesalahannya."Kalian semua memiliki darah bangsawan, nyawa kalian lebih berharga dari apa pun. Kakak kedua kalian pasti baik-baik saja, kita pasti akan menemukannya.""Tuan, kamu tidak perlu menghiburku seperti ini. Apanya yang lebih berharga dari apa pun? Aku sadar diri, kami tidak seberharga itu."Disa masih muru

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 813

    Sebuah jubah putih muncul di hadapan Arjuna, kemudian seorang wanita muda yang cantik turun dari kereta kuda sambil menggendong seorang anak laki-laki berusia sekitar satu tahun.Saat Arjuna masih linglung, wanita muda cantik itu berlari ke arahnya dengan cepat sambil menggendong anak. Ketika dia berada dua atau tiga meter dari Arjuna, wanita muda itu tiba-tiba berhenti. Dia berdiri dengan cantik, semangat bercampur gugup.Dia dengan takut memanggil, "Tuan.""Putri Delapan?!"Pada saat ini, Arjuna pun mengenali wanita muda itu. Dia menatap wanita di depannya dengan penuh kejutan.Setelah berpisah selama setahun lebih, Putri Delapan yang telah menjadi seorang ibu berubah dari seorang gadis menjadi wanita muda yang cantik dan menawan."Ini aku, Tuan."Mata besarnya berkedip, terdapat air mata kegembiraan."Kemarilah!" Arjuna berdiri, lalu membuka lengannya kepada Putri Delapan.Putri Delapan mengangkat kakinya, tetapi akhirnya dia tidak melemparkan dirinya ke dalam pelukan Arjuna.Dia me

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 812

    "Cari seseorang untuk mencari tahu. Kalau ...." Sudut mulut Yudha melengkung, tatapannya sinis. "Kalau memang seperti yang dikatakan Raja Maruta, maka harus disambut dengan baik."...Arjuna tidak kembali ke ibu kota bersama pasukan karena dia ingin mampir ke rumahnya yang ada di Kabupaten Damai ketika melewati Kabupaten Damai.Mendorong pintu kayu yang familiar itu hingga terbuka, lalu menatap rumah bata dan ubin biru di depannya, Arjuna akhirnya tidak bisa menahan tangisnya.Pandangannya berlabuh pada tirai pintu rumah utama.Dua tahun lebih yang lalu, seorang gadis berpenampilan lembut dan kaki pincang yang memegang sebuah baskom jelek, berdiri di depan tempat tidur pemanas tradisional sambil bertanya kepadanya dengan takut."Tuan, Anda sudah bangun?"Perjalanan transmigrasi zaman yang menakjubkan dan mendebarkan ini dimulai dari kata-kata gadis itu.Aish.Arjuna menggelengkan kepalanya. Kenapa dia merasa emosional?Gadis yang membawa baskom untuk menyeka wajahnya saat itu, kini sud

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 811

    Pasukan patroli adalah sekelompok pengecut. Mereka hampir berhenti di tengah jalan. Pasukan Kota Teratai berjumlah total seratus tiga puluh ribu orang.Selain itu, dia diam-diam mengirim orang untuk memberi tahu Raja Kota Teratai bahwa Arjuna memiliki senjata peledak dan rute perjalanan Pasukan Patroli.Dalam situasi seperti ini, Raja Seraphon pun dapat dikalahkan. Jangankan Yudha, Dewi pun awalnya tidak percaya.Malam hari.Di ruang belajar kediaman Yudha.Ada banyak kertas bekas yang kusut di depan meja. Yudha tidak puas dengan tulisannya sehingga dia membuangnya satu per satu.Kemil, yang berdiri di samping, tidak berani berbicara karena takut membuat marah Yudha.Mereka dengan sangat hati-hati membuat rencana pembunuhan ini, yaitu membiarkan Arjuna memimpin sekelompok pengecut untuk menghadapi seratus tiga puluh ribu Pasukan Kota Teratai.Bagaimana mungkin? Bagaimana mungkin ada peluang untuk bertahan hidup?Sekarang Arjuna tidak hanya kembali hidup-hidup, tetapi juga kembali denga

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 810

    Hari kedua setelah mereka berhubungan, Arjuna selalu menyuruh Disa meminum sup obat.Dia bilang kegiatan itu paling menguras energi. Orang seperti Disa yang berlatih seni bela diri harus segera mengembalikan energinya. Kalau tidak, akan terluka parah.Ketika meninggalkan ibu kota, Arjuna secara khusus membawa setumpuk ramuan.Disa ... sempat terharu lama."Ah, Arjuna!"Di dalam kereta, ada seekor kucing betina kecil yang marah.Ayumi hanya menoleh ke belakang sekilas, tidak membuat pernyataan apa pun.Dia sudah terbiasa dengan hal itu. Kali ini bukan pertama atau kedua kalinya kedua majikannya bertarung di dalam kereta. Lagi pula tidak peduli seberapa sengit pertarungan di awal, pada akhirnya ...."Ah ....""Cepat ...."Ayumi mengeluarkan dua genggam kapas dari sakunya untuk menyumbat telinganya.Kereta berguncang hebat untuk waktu yang lama sebelum hening.Ayumi menyerahkan dua teko air seperti biasa.Mereka berkeringat begitu banyak, jadi butuh air.Setelah "bertarung", Disa menjadi

  • Sang Menantu Perkasa   Bab 809

    Selalu ada perpisahan.Ayumi mengangkat cambuk di tangannya, hendak mengemudikan kereta."Ayumi, tunggu sebentar."Nandar menyela, kemudian dia mengeluarkan sebuah pagoda. Pagoda ini berbeda dari yang pernah dilihat Arjuna.Pagoda ini bertatahkan emas dan batu giok.Nandar dengan hati-hati meletakkan pagoda itu di telapak tangan Arjuna, "Suamiku, kelak apa pun yang terjadi, selama kamu mengirim pagoda ini ke Negara Pulantara, seluruh Negara Pulantara akan mendukungmu.""Hal sepenting itu seharusnya bersamamu."Arjuna ingin menolak, tetapi Nandar marah. "Suamiku, kalau kamu tidak menerimanya, artinya kamu tidak menginginkan aku dan anak dalam perutku."Arjuna merasa bahwa semua istrinya memiliki kekurangan yang sama, yaitu keras kepala.Kereta Arjuna telah menempuh perjalanan jauh, tetapi Nandar masih enggan untuk pergi. Dia berdiri di tempat sambil melambaikan tangannya."Suamiku, jangan lupa bahwa kamu memiliki keluarga lain di Negara Pulantara. Di sini ada anakmu dan rakyatmu."Kata-

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status