Cloe melangkah dengan high heels nya, menyebabkan bunyi benturan sepatunya dengan lantai di tempat itu. Kemudian dia berhenti dan menyipitkan matanya.
“Astaga, benar, kau Winnie Lee.” Cloe berkata setelah memastikan bahwa wanita muda yang berada di hadapannya benar-benar Winnie Lee.Sementara itu, Winnie benar-benar terkejut, dia menatap wanita yang memiliki jabatan sebagai HRD di tempat itu. “Cloe … Kau Cloe Kallen?”Ada sedikit perasaan yang sulit diartikan saat Winnie menyebut nama wanita itu. Wajahnya tiba-tiba berubah seolah-olah dia tengah menyembunyikan sesuatu.Haven bertanya kepada Winnie. “Apa kau mengenal wanita ini?”Winnie sedikit bergetar. “A-aku mengenalnya. Dia…. Dia teman SMA ku.”“Oh,” Haven tampak tak peduli pada Cloe. “Teman sekolahmu?”Haven menatap sekilas ke arah wanita beriasan tebal ini. Wajahnya memang cukup cantik, namun itu adalah hasil dari lapisan maIni adalah kebahagiaan yang belum pernah dia rasakan oleh Winnie, dimana dia dilamar oleh seorang pria luar biasa. Meskipun begitu, dia tidak akan berharap Haven menyelenggarakan pesta besar seperti yang di katakan oleh pria itu. Haven benar-benar telah berkontribusi besar dalam hidupnya belakangan ini. Hari telah menginjak sore ….Haven mengantarkan Winnie pulang ke rumah kecilnya untuk merapikan barang-barang sebelum pindah ke Golden Phoenix. Winnie berencana akan pindah ke sana setelah pertunangan nanti, bagaimanapun dia masih terlalu menyayangi untuk meninggalkan rumah kecil yang sudah menemaninya selama ini. Haven kembali ke area Penthous Greenland dan masuk ke dalam gedung perkantoran. Beberapa menit yang lalu, di melihat secara live dimana wanita yang telah berbuat jahat kepada Winnie saat masih sekolah dulu yaitu Cloe Kallen, mendapatkan hukuman dari Alexander Won. Namun,
Angin berhembus semakin kencang, seolah berusaha mendinginkan suasana tegang yang telah terjadi. Haven merasa kesulitan untuk kembali berkata. Sebelumnya, dia tidak pernah setakut ini untuk menghadapi apapun, meski menghadapi Raja Perang yang datang untuk memenggal kepalanya. Suasana menjadi sangat canggung. Winnie menunduk tak berani menatap wajah Haven. Dia terlalu malu dan wajahnya sedikit memerah. Haven tahu ini semua terlalu cepat, dia tidak memperhitungkan dari awal. Jika apa yang telah dia katakan membuat Winnie tidak nyaman dan bahkan akan menjauh darinya, Haven akan menyalahkan dirinya sendiri. “Winnie, aku minta maaf. Ini mungkin terlalu cepat bagimu.” Haven berkata dalam perasaan cemas. “Kau tidak perlu menjawab dan lupakan saja apa yang aku katakan.” Meskipun Haven tahu pasti Winnie sangat terkejut dengen ungkapan ini, namun dia berharap hal baik akan terjadi hari ini. “Kau … kau be
“Tidak! Tolong hentikan! Tuan Alexander Won, aku minta maaf dan mintalah orangmu untuk menghentikan ini semua!” Cloe merintih. Meskipun dia sedikit menikmati permainan itu, namun dia sangat tersiksa. Pria brewok itu bermain dengan sangat kasar. Cloe seperti kuda betina dan yang pacu oleh pemiliknya. Dia menghadap ke arah Alexander dengan kedua tangan bertumpu di atas meja. Sementara pria brewok itu memompa dirinya dengan ritme yang semakin cepat dari belakang. “Hahaha, luar biasa. Tidak kusangka kau sanggup menerima hukuman ini. Kau adalah orang pertama yang berhasil bertahan sampai sejauh ini.” Alexander Won tertawa bercampur rasa terkejut. “Benar wanita jal*ng!” Tentu saja Cloe sanggup bertahan, setidaknya sudah ratusan pria pernah menikmati tubuhnya, tentu saja dengan berbagai macam tipe pria. “Tuan, dia terlalu banyak dipakai! Di beberapa wanita, aku selalu kesulitan. Tapi, Clo
A-apa? Tuan dan Nona? Bommm!!!Seorang wanita dengan pakaian formal tengah membungkukkan tubuhnya di hadapan sepasang manusia muda yang terlihat jauh dari kata berada. Apa ini lelucon? Jika memang lelucon, lelucon macam apa ini? Bagaimanapun mungkin seorang wanita dengan jabatan tinggi di perusahaan properti, memberi hormat sepasang gelandangan tidak tahu diri! Daisy dan Jones diam mematung melihat pemandangan yang sungguh sangat sulit untuk dipercaya.Tubuh mereka berdua membeku bercampur dengan rasa terkejut, seolah baru saja disambar petir di siang yang panas. Mata mereka terbuka lebar dengan mulut terbuka, seolah kembali mengulang rasa terkejut seperti pertama kalinya saat mereka melihat Haven membuka pintu Villa termewah di tempat itu. Namun kini, rasa terkejutnya bahkan jauh lebih besar berkali-kali lipat. Pemandangan yang berada di depan mereka membuktikan bahwa sesuatu yang
Sekelompok pencuri yang tengah bergerak untuk menangkap seseorang, memusatkan pandangan matanya ke arah Daisy. Begitu mendengar Daisy mengatakan bahwa pencuri itu ada di sana, sekelompok security segera berlari ke arah Daisy. “Cepatlah kemari, sebelum dia berhasil kabur!” Setelah melihat sekelompok security berlari ke arahnya, Daisy tersenyum aneh. Kemudian wanita itu melirik ke arah Haven dengan tatapan menghina. Haven mengerutkan keningnya.“Apa yang telah kau lakukan?” “Hehehe, untuk menangkap pencuri.” Daisy berkata sambil meringis. Winnie terlihat ketakutan, dia reflek mundur beberapa langkah ke belakang. “Daisy, apa maksud semua ini? Mengapa kau memanggil mereka?” Winnie mulai menyadari bahwa saat ini Daisy memiliki niat buruk dengan memanggil sekawanan keamanan Villa yang tengah mencari seorang pencuri. Dia tahu saat ini Winnie tengah membuat rencana jahat.
Golden Phoenix telah terbuka, siapa yang akan tidak percaya bahwa unit terbaik itu telah terjual hari ini? Daisy hampir saja pingsan ketika menyadarinya, beruntung Martin segera memeluk wanita itu sebelum terjatuh ke tanah. “Apa? Apakah dia benar-benar telah membelinya? Bagaimana mungkin seseorang dengan tampilan semacam itu telah membeli Villa termewah di Penthouse GreenLand?” Daisy berkata dengan wajah pucat dan mata sedikit berkurang-kunang. “Tidak, ini tidak mungkin!”“Sayang, kau tidak apa-apa?” Martin masih menjaga agar istrinya tidak jatuh lagi. “Tidak apa-apa bagaimana? Apa kau tidak lihat bahwa mereka baru saja membuka pintu masuk Villa mewah itu? Ini seperti tidak masuk akal.” Daisy menunjuk-nunjuk ke arah Villa dengan perasaan kacau. Haven tak berekspresi apapun, dia kemudian berjalan ke arah Daisy. “Bukankah kau tidak ingin melihat interior mewah Villa kami? Ayo, biarkan aku membawa kalian masuk ke