Share

Bab 7

Author: Rana Semitha
last update Last Updated: 2024-12-14 15:52:25

Bab 7

Sebuah belati kecil melesat menuju tempat Mei Ling berdiri. Qin Guan yang baru saja mendaratkan tubuhnya, kembali menjejakkan kaki dan melompat ke arah Mei Ling.

“Terlalu jauh ….”

Dia berniat untuk menangkis serangan tersebut, tetapi sapuannya tidak cukup cepat. Pisau tersebut bergerak lebih cepat dari gerakan Qin Guan. Sebuah suara robekan terdengar pelan. Aroma darah menyeruak mengiringi suara robekan tersebut. Pisau terbang itu menancap di bahu kiri Qin Guan. Pemuda itu mendarat di tanah dan mundur beberapa langkah.

“Qin Gege!”

Mei Ling memekik panik ketika melihat pisau itu menancap di bahu Qin Guan. Dia bergegas menghampiri Qin Guan, untuk memastikan jika pemuda itu tidak terluka parah.

“Jangan bergerak!” Qin Guan memperingatkan. Tatapannya menatap tajam Mei Ling. “Tetap di belakangku.”

“Tapi …” Mei Ling ingin protes. Dia memiliki kemampuan beladiri yang cukup untuk melindungi dirinya sendiri. Jika tadi Qin Guan tidak mendorongnya, dia juga yakin bisa menghindari pisau tersebut. Namun, melihat tatapan tajam Qin Guan, dia hanya bisa menelan kembali keluhannya. Dengan patuh dia berdiri di belakang Qin Guan dan menunggu dengan cemas.

Di sisi lain, Qin Guan mengalihkan pandangannya, menatap orang-orang dari kelompok Naga Hitam dengan napsu membunuh. “Berani sekali kalian menyerang gadis ini diam-diam. Sudah bosan hidup kalian?”

Long Chen menatap salah satu anggotanya yang melemparkan pisau terbang ke Mei Ling dengan tatapan membunuh. Meski dikenal sebagai kelompok yang kejam, tetapi Long Chen pribadi tidak suka menggunakan cara kotor untuk menghadapi lawan.

Pria tersebut menunduk ketakutan. Long Chen dikenal kejam kepada semua orang yang pantas mendapat kekejamannya. Benar atau salah, itu tidak lagi penting untuknya.

Tatapan Long Chen kembali beralih pada Qin Guan. “Anak muda, aku akui kau memiliki kemampuan yang hebat. Tapi ingatlah, yang kau hadapi sekarang adalah kelompok Naga Hitam yang perkasa.”

“Sudah sejak lama aku mendengar kehebatan kalian. Namun, setelah satu serangan tadi, sepertinya aku memandang kalian terlalu tinggi.” Qin Guan terdengar sombong. “Ternyata kalian tidak lebih dari sekumpulan pria kasar.”

“Aku suka gayamu, anak muda.” Long Chen menyeringai. Orang lain mungkin akan menganggap jika apa yang Qin Guan katakan sebagai penghinaan. Namun, Long Chen menangkap arti lain dari ucapan Qin Guan. Terlintas sebuah pemikiran dalam benaknya. “Begini saja, bagaimana jika kita bertaruh?”

Qin Guan tersenyum mengejek. Dia tidak pernah suka berurusan dengan orang-orang seperti mereka. “Bertaruh? Apa untungnya bagiku jika bertaruh dengan kalian? Lagipula jika aku menang belum tentu kalian mau mengakuinya.”

“Kami memang bukan dari aliran putih yang sok suci itu, tapi kami juga bukan orang yang mudah ingkar janji.”  Long Chen berseru.

Qin Guan mengibaskan tangannya. Jika dugannya benar, kelompok Naga Hitam adalah kelompok yang yang menghancurkan Sekte Bangau Putih. Bagaimana bisa dia bekerja sama dengan kelompok yang telah menghancurkan para penyelamatnya?

“Lupakan saja. Aku tidak ingin memiliki kesepakatan dengan kalian.” Qin Guan berkata. Meski bahunya terluka, tetapi dia tetap berdiri kokoh seperti gunung yang melindungi Mei Ling.

“Seharusnya kau bersyukur karena ketua mau memberimu tawaran. Dasar tidak tahu diri!” salah satu anggota kelompok Naga Hitam mencibir. “Jika ketua mau, kau sudah mati tiga kali sejak tadi.”

Qin Guan menatap tajam pria tersebut dan berkata dengan dingin. “Mati tiga kali? Apa aku tidak salah dengar?”

Ekspresi Qin Guan berubah setelah mengatakannya. Dia tersenyum mengejek. “Dia bahkan tidak mampu menahan seranganku meski sudah mengeluarkan seluruh kemampuannya.”

Long Chen mendengus dan menatap anggotanya. “Siapa yang meminta kalian berbicara? Apa kalian tidak menganggap keberadaanku?”

Pria tersebut membungkuk ketakutan.. “Ketua, maafkan aku, aku sama sekali tidak berani.”

Long Chen kembali mendengus. Tatapannya beralih pada Qin Guan. “Anak muda, kau bahkan belum mendengar penawaranku. Bagaimana mungkin kau bisa langsung menolaknya?”

“Tidak perlu, aku sama sekali tidak tertarik.”

Long Chen mendengus kesal. “Kurang ajar! Tidak banyak orang yang mendapat kesempatan seperti ini dan kau malah langsung menolaknya?”

“Kau mengajakku taruhan, bukan memberiku penawaran. Apa kau sungguh tidak memahami perbedaan itu?”

Long Chen terdiam. Dia baru menyadari telah melakukan kesalahan seperti ini. Dia sudah tercebur dan tidak ingin basah sendirian, kemudian melirik orang-orangnya. “Tunggu apa lagi? Serang dia!”

Sekumpulan pria yang tergabung dalam kelompok Naga Hitam menarik senjata mereka dan menyerang Qin Guan. Dengan tenang Qin Guan menghadapi mereka.

“Jangan melawan.” Qin Guan berbalik dan meraih lengan Mei Ling. 

Gadis itu sedikit terkejut dengan apa yang Qin Guan lakukan, tetapi hanya sesaat sebelum dia memahami seluruh maksud dari pemuda itu. dia mengikuti gerakan Qin Guan dan menarik pedangnya. Ini adalah jurus pedang sepasang tarian bangau, salah satu jurus pedang berpasangan terbaik yang dimiliki oleh Sekte Bangau Putih. Gerakannya gesit dan indah, dimana Qin Guan menjadi poros serangan sementara Mei Ling dengan sigap melancarkan serangan-serangan gesit dan mematikan ke titik vital lawan. Namun, serangan itu tak cukup untuk membunuh mereka dengan cepat.

Qin Guan menyadari jika Mei Ling tidak terbiasa dengan pertempuran hidup dan mati. Dia berusaha mengubah alur pertempuran. “Jangan pergi!”

Qin Guan lantas mengayunkan tangannya yang memegang Mei Ling, menyebabkan tubuh gadis itu terlontar cukup jauh hingga ke atas pohon.

“Qin Gege!”

“Turuti saja!” teriak Qin Guan saat melihat wajah keberatan Mei Ling.

Gerakan Qin Guan cepat bagaikan harimau menerkam mangsa, pedangnya berulang kali terayun dan menebas apa pun di hadapannya. Genangan darah mulai tercipta di setiap tempat yang Qin Guan pijak. Tidak ada yang berhasil selamat dari serangannya.

Wajah anggota kelompok Naga Bumi menunjukkan penyesalan mendalam. Tidak pernah terbayang dalam hidup mereka, jika mereka akan mati di tangan pemuda ini.

“Aku yakin kalian semua mulai menyesal!” Qin Guan menyeringai. “Tapi waktu tak dapat diputar. Aku sudah memberi kalian kesempatan.”

Dalam hati, mereka setuju dengan ucapan Qin Guan dan itu membuat mereka semakin menyesal. Jika saja mereka menurut dan segera pergi saat Qin Guan membebaskan mereka, mereka tidak hanya bisa hidup, tetapi juga masih bisa menikmati arak dan juga wanita.

“Sudah terlambat! Tidak ada jalan untuk kembali!” teriak Long Chen. Dia sadar nyawanya sudah tidak bisa diselamatkan, tetapi dia juga tidak rela jika harus mati begitu saja. Dengan segenap kekuatannya, Long Chen menyerang Qin Guan dengan niatan membunuh.

Di sisi lain, Qin Guan merasa jika terjadi pendarahan pada lukanya. Meski di permukaan terlihat tenang, tetapi hatinya sedang bergemuruh. Dia melihat jika Long Chen tidak akan menyerah dengan mudah, menggunakan seluruh kekuatannya untuk menyerang Long Chen.

“Pedang pembelah gunung!”

Ketika dialiri tenaga dalam, pedang musim dingin memancarkan cahaya putih yang menyilaukan. Ketika diayunkan, cahaya putih itu berubah menjadi pedang raksasa yang menghantam Long Chen dengan penuh energi.

Boom!

“Qin Gege!”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Sang Naga Bumi   Bab 45

    Bab 45 Li Jinpeng mengangguk. “Sementara ini, ya. Putra Mahkota ingin pasukan kecil, gesit, dan mudah diatur. Selain itu, terlalu banyak pasukan justru bisa memancing curiga atau dianggap sebagai intimidasi militer oleh para pejabat lokal.”Qin Guan mengetuk-ngetuk permukaan meja dengan dua jarinya, perlahan. “Dan bagaimana dengan sisa kekuatan penjagaan di ibu kota?”“Kami tetap menempatkan pasukan cadangan. Tapi yang paling penting adalah memastikan keberhasilan misi ini.” Li Jinpeng menatap Qin Guan serius. “Itu sebabnya kami menempatkanmu di sisi Putra Mahkota.”Qin Guan diam sejenak, lalu mengangguk pelan. “Baik. Kalau begitu, aku akan mulai menghubungi mereka besok pagi.”Li Jinpeng menggulung kembali kertas itu, lalu tersenyum tipis. “Aku tahu aku mempercayakan tugas ini pada orang yang tepat.”Wang Lingling yang sejak tadi duduk diam, hanya mendesah kecil dan berkata dingin, “Orang yang tepat? Orang ini bahkan belum sembuh total. Dan besok pagi sudah mau berangkat berkuda.”

  • Sang Naga Bumi   Bab 44

    Bab 44 Li Jinpeng baru saja duduk ketika suara kursi berderit terdengar dari sisi lain. Qin Guan menurunkan tubuhnya perlahan ke atas kursi berlapis beludru, namun tak bisa menahan desahan tertahan dari mulutnya, sebuah erangan kecil yang lolos saat punggungnya menyentuh sandaran.Li Jinpeng langsung melirik tajam. “Lukamu belum sembuh betul rupanya.”Qin Guan menarik napas panjang, mencoba menahan rasa berdenyut yang menusuk dari bawah tulang rusuknya. “Hanya sedikit terbuka karena terlalu lama berdiri di istana. Namun, ini bukan masalah besar."Li Jinpeng menghela napas, ekspresinya mencampur antara prihatin dan kagum. “Kau memang keras kepala sejak dulu. Kalau orang lain, mereka pasti sudah minta izin beristirahat dan menyerahkan tugasnya pada orang lain. Tapi kau justru mendampingi Putra Mahkota, minum bersamanya, lalu pulang dengan luka yang kembali terbuka.”Qin Guan tersenyum samar. “Terkadang, musuh bukan hanya yang membawa pedang. Diam di sisi Putra Mahkota pun bisa terasa

  • Sang Naga Bumi   Bab 43

    Qin Guan mengatur napas, lalu membuka mata perlahan. Rasa perih di pinggang kini tak tertahankan, seolah luka itu kembali terbuka lebar. Pandangannya menyapu sekeliling ruangan, lalu jatuh pada Wang Tian Xin yang sedang berdiskusi singkat dengan tabib di dekat meja obat.Suara Qin Guan terdengar pelan, namun cukup jelas.“Kenapa... lukanya kembali berdarah?”Wang Tian Xin menghampirinya, lalu duduk di sisi ranjang menggantikan Wang Lingling yang masih berdiri memunggungi mereka. Ia memandang perban yang kini dibuka sebagian, lalu melirik noda merah yang merembes keluar dari lapisan dalam."Seharusnya aku yang bertanya padamu." Wang Tian Xin mengembuskan napas pelan. “Lukamu belum sepenuhnya pulih, tapi kau paksakan diri untuk menghadiri rapat istana, lalu minum arak, semua itu hanya memperparah kondisi tubuhmu. Dan kalau aku tidak salah lihat...” Wang Tian Xin menyentuh bagian luka dengan sangat hati-hati, “...beberapa jahitanmu terlepas. Mungkin karena terlalu banyak bergerak atau..

  • Sang Naga Bumi   Bab 42

    Bab 42 Angin berhembus pelan namun menusuk, membawa hawa dingin yang menyelinap di balik jubah.Qin Guan melangkah keluar dari aula kediaman Putra Mahkota dengan langkah tenang. Namun begitu mencapai pelataran tempat kereta kuda menunggu, tubuhnya seketika oleng.Penglihatannya bergetar, dan dunia terasa berputar sesaat. Rasa nyeri yang samar di pinggangnya, perlahan tapi pasti rasa sakit tersebut semakin intens. Kakinya terhuyung.“Tuan Muda!” seru Lu Tao, yang sudah berdiri menunggu di samping kereta. Ia segera melompat maju dan menangkap tubuh tuannya sebelum jatuh sepenuhnya.Qin Guan menahan napas, berusaha mengatur ulang keseimbangannya. Tangan kirinya mencengkeram lengan Lu Tao erat.“Tak apa,” katanya pelan, namun keringat dingin mulai membasahi pelipis. “Pinggangku sedikit sakit … terlalu lama duduk.”Lu Tao memandangi wajah pucat tuannya dengan khawatir. “Tuan harus beristirahat. Ini tidak bisa diabaikan.”Qin Guan mengangguk lemah, lalu dengan bantuan Lu Tao, ia naik ke d

  • Sang Naga Bumi   Bab 41

    Bab 41Setelah upacara penghargaan dan pembahasan urusan kenegaraan selesai, Kaisar Yin meninggalkan Aula Perunggu diiringi para kasim dan pengawal istana. Suara lonceng kecil dari pintu utama menandakan bahwa pertemuan resmi hari itu telah berakhir.Para pejabat mulai bergerak meninggalkan barisan masing-masing, beberapa di antaranya segera menghampiri Qin Guan yang masih berdiri dengan tenang di dekat pilar utama. Satu per satu mereka memberi salam hormat, sebagian dengan tulus, sebagian lainnya dengan senyum penuh perhitungan.“Jenderal Qin, selamat atas anugerah dari Yang Mulia. Pangkat baru dan tanah di Lembah Hua, sungguh pantas untuk keberanian Anda.”“Kami semua mendengar keteguhanmu di medan perang. Kini nama keluarga Qin bersinar kembali.”“Jika Anda ada waktu, malam ini kami akan berkumpul di kediaman Menteri Liu. Sedikit jamuan ringan, bukan acara resmi. Apa Jendral Qin berkenan minum teh bersama kami?" Qin Guan membalas setiap sapaan dengan anggukan sopan dan senyum yang

  • Sang Naga Bumi   Bab 40

    Bab 40“Dengan ini Kaisar menganugerahi ....”Kasim utama membuka gulungan di tangannya dengan gerakan perlahan namun anggun, suaranya lantang dan jelas:“Gelar kehormatan Jenderal Pemberani kepada Qin Guan, sebagai pengakuan atas keberanian dan pengorbanannya dalam pertempuran di perbatasan utara.”Terdengar bisik-bisik kecil dari para menteri. Gelar itu bukan sembarangan. Jenderal Pemberani hanya diberikan kepada panglima perang yang berjasa besar dan menunjukkan keberanian luar biasa di medan tempur.Kasim itu melanjutkan. “Selain itu, Yang Mulia Kaisar juga menganugerahkan sebidang tanah di Lembah Hua, seratus peti emas, tiga puluh gulung kain sutra dari istana, serta satu pedang warisan dari gudang senjata kerajaan.”Mata beberapa pejabat melebar. Sebidang tanah kerajaan dan pedang warisan adalah hadiah yang sangat prestisius. Itu bukan hanya simbol kekayaan, tapi juga kepercayaan penuh dari Kaisar.Kaisar Yin akhirnya bersuara sendiri, nada suaranya dalam dan tegas.“Qin Guan,

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status