Beranda / Urban / Sang PENEMBUS Batas / Bab 049. PAGARAN UNTUK BARJA

Share

Bab 049. PAGARAN UNTUK BARJA

Penulis: BayS
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-14 00:07:46

“Aih, Kang Elang. Pegang saja uangnya, biar nanti Kang Elang saja yang membayarkannya,” ucap Sekar kaget, melihat seikat uang merah di berikan Elang padanya dengan ringan saja.

Seolah bukan sesuatu yang berharga.

“Tak apa Mbak Sekar, terimalah. Anggap saja pengganti uang Mbak Sekar yang diambil Marini. Terimalah,” ucap Elang sambil menarik lembut tangan Sekar, dan meletakkan uang itu di genggamannya.

“Terimakasih Kang Elang,” ucap Sekar serak.

Sepasang mata Sekar seketika beriak basah, karena terharu pada pemuda gagah yang baru dikenalnya ini.

“Elang. Siapa pun kamu, ibu sangat berterimakasih padamu,” ucap sang ibu, yang sejak tadi hanya tertegun.

Dia melihat Elang memberikan sejumlah uang, yang jumlahnya tidak sedikit begitu saja pada Sekar.

“Sudahlah Bu. Yang penting Ibu bisa segera diperiksa dokter di rumah sakit. Mari kita berangkat sekarang,” ucap Elang.

Elang menyewa sebuah mobil Avanza, yang kebetulan statusnya disewakan. Tak jauh dari tempat mereka menunggu di tepi jala
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Rika Bohayy Bohayy99
lanjut up bang ...
goodnovel comment avatar
Rika Bohayy Bohayy99
bersambung trssssss
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Sang PENEMBUS Batas   Bab 590.

    'Jelas sekali selisih energiku terpaut agak jauh di bawahnya..! Bedebah..!' maki marah bathin Surapati. Dia seperti tak terima atas kekalahan 'power' 300 tahunnya dengan Elang. Dan di bawah sana, hiruk pikuk suara peperangan di sekitar kotaraja Dhaka terhenti seketika. Ya, hampir semua mata kedua kubu di tengah peperangan itu menatap ke arah langit, yang tiba-tiba berubah warna menjadi keemasan. Dahsyat..! "Langit berubah warna..!!" "Gilaa..!!" "Siapa itu yang berkilau keemasan..!" "Sungguh menyilaukan..!" "Dewa langit datang..!" "SERANGG..!!!" seru lantang sang Maharaja Mahendra, memberi aba-aba menyerang bagi pasukkan Kalpataru, yang keluar dari belakang kotaraja tadi. Ya, sang Maharaja merasa itu adalah saat yang tepat untuk menyerang. Di tengah keterkejutan pasukkan musuhnya itu. Dan Maharaja juga telah melihat pasukkannya itu, yang telah berada di belakang pasukkan musuh. HUUOONKKK ... NNNKHHH..!! Suara terompet isyarat menyerang pun digaungkan, oleh Patih Kalagama y

  • Sang PENEMBUS Batas   Bab 589.

    Inilah yang menjadikan kejadian 'heboh' di dalam pasukkan musuh itu. Karena percikkan itu berhasil mengenai tangan, wajah, leher, dan bahkan mata mereka. Karuan saja hal itu mengakibatkan formasi pasukkan tlatah gabungan agak berantakkan, di beberapa lokasi. Hal yang sungguh merepotkan. Praths..! Sepercik cairan penggatal mengenai lengan Surapati. "Akhssghs..!" Byarrsh..! Surapati segera kerahkan energi hawa nerakanya. Seketika rasa gatal menyengat di lengannya pun lenyap terbakar. "Bedebah..!! Mereka mengikatkan anak panah dengan cairan penggatal..!" sentak Surapati Murka. "PASUKKAN PENGGEDOR GERBANG..!! MAJUUU..!!!" seru lantang Surapati. Dia memerintahkan pasukkan pembawa gelondongan batang pohon, untuk mendobrak pintu gerbang Kotaraja Dhaka. Ya, warna merah darah kini menyelimuti wilayah kotaraja Dhaka dan sekitarnya. Lokasi yang menjadi ajang medan perang besar, antara pasukkan Tlatah Kalpataru dan pasukkan gabungan Tiga Tlatah yang mengepungnya. Sungguh sebuah perang

  • Sang PENEMBUS Batas   Bab 588.

    "WAHAI KALIAN PASUKKAN KALPATARU..!! KALIAN MENYERAH SAJALAH BAIK-BAIK..! MAKA KAMI AKAN MENGAMPUNI NYAWA KALIAN..!! BIARKAN KAMI MENGUASAI ISTANA DHAKA DAN KALPATARU DENGAN DAMA..!! MAKA KALIAN SEMUA AKAN SELAMAT DARI KEMUSNAHAN, OLEH PASUKKAN BESAR KAMI..!!" seru Surapati lantang, suaranya sampai menembus benteng Kotaraja Dhaka. Dengan mengerahkan 'power' bathinnya, Elang pun menjawab seruan Surapati. "HAI PASUKKAN TAK DIUNDANG..!! SIAPA SURUH KALIAN DATANG MENANTANG..! KEDATANGAN KALIAN HANYA MENEBARKAN ANGKARA DAN KESERAKAHAN..!! MAKA KALIAN AKAN ROBOH SEMUANYA DISINI..!! ROBOHLAH..!!!" Suara lantang Elang ditujukan pada pasukkan musuh. Suara yang dilambari 'power sugesti bathinnya' itu, berhasil menggetarkan telinga pasukkan musuh. Gelombang getar sugesti Elang merasuk, dan menggedor dada serta nyali para pasukkan musuh. Terutama musuh yang berada di barisan terdepan, hingga beberapa baris di belakangnya. Dan tepat setelah Elang menyelesaikan seruan lantangnya. Brughk..

  • Sang PENEMBUS Batas   Bab 587.

    Pasukkan gabungan tiga tlatah bergerak leluasa tanpa halangan berarti. Karena memang kekuatan pasukkan Tlatah Kalpataru, semuanya terpusat di kotaraja Dhaka. Ada beberapa jebakkan yang sempat dipasang oleh prajurit Kalpataru, atas inisiatif para panglima perang Kalpataru. Namun semua jebakkan itu hanya menimbulkan puluhan korban sejauh ini. Kurang efektif! Sementara dari arah Galuga, juga telah berangkat pasukkan Tlatah Palapa yang dipimpin oleh Surapati dan Kebo Sena. Sama halnya dengan pasukkan sekutu mereka yang berangkat dari Shaba. Pasukkan yang dipimpin oleh Surapati dan Kebo Sena itu juga berangkat, saat Fajar menyingsing. Akhirnya pada saat yang hampir bersamaan, kedua pasukkan Tlatah Palapa itu pun bertemu. Di persimpangan batas tiga wilayah itu. Kini seluruh pasukkan tiga tlatah itu telah bergabung dan bersatu, dalam derap bergemuruh langkah armada perang raksasa, menuju ke arah kotaraja Dhaka. Hati semua orang yang berada dalam pasukkan itu membengkak angkuh. Mereka

  • Sang PENEMBUS Batas   Bab 586.

    "Baiklah Nyi Kedasih. Aku hendak melihat persiapan rekan para pendekar dulu," ucap Elang, seraya beranjak menuju ke kumpulan pasukkan para pendekar. Karena Elang melihat semua pasukkan telah berada dan mulai bersiap, di posisi mereka masing-masing. Elang berkeliling mengawasi pasukkan demi pasukkan para pendekar, di posisi mereka masing-masing. Dan Elang merasa puas, karena semuanya telah dalam posisi siap tempur. Untuk menyambut datangnya serbuan pasukkan musuh. "Mas Yoga..!" suara yang sangat dikenalnya memanggil. "Ya, Prasti," sahut Elang, seraya menoleh ke arah suara gadis itu, yang kini sedang menghampirinya. "Mas Yoga, Eyang Guru, dan poro Sepuh lainnya menunggumu di bawah pohon beringin itu," ucap Prasti, seraya menunjuk ke arah pohon beringin besar, yang ada di sisi alun-alun kerajaan. "Baik aku ke sana sekarang Prasti," sahut Elang tersenyum, seraya bergegas menuju ke arah pohon beringin besar itu. "Aku ikut mas Yoga. Di sana juga berkumpul para pendekar utama, yang a

  • Sang PENEMBUS Batas   Bab 585.

    Balon-balon itu akan pecah memercikkan cairan penggatalnya, jika menumbuk perisai atau pun tubuh musuh. Cukup mengerikkan, membayangkan pasukkan musuh akan sibuk menggaruk wajah, atau bagian tubuh yang terpercik cairan penggatal itu. Maka kewaspadaan dan barisan musuh akan buyar dan pecah. Hingga bisa dihabisi dengan mudah, selagi mereka asik menggaruk tubuh mereka. Hehe, ada-ada saja akal si Elang itu.!Elang bersama para pendekar utama serta poro sepuh. Mereka kembali melakukan 'hening', setelah semua posisi pasukkan para pendekar telah berada di tempatnya. Mereka merasa harus mempersiapkan 'power' puncak mereka Untuk bersiap perang esok hari. *** Sementara itu saat fajar menjelan. Kesibukkan luar biasa tengah terjadi, di wilayah Galuga dan Shaba, yang telah dikuasai pasukkan Tlatah gabungan Palapa, Saradwipa dan Dewata. Nampak puluhan ribu pasukkan tengah bersiap masuk dalam barisan pasukkan, yang berbaris dalam bentuk lapis demi lapis, yang saling menutup rapat. Barisan

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status