Share

Bab 390.

Penulis: BayS
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-20 12:37:13

"Tantri..!" seru Ki Ranuwulung kalap dan putus asa.

Hantamannya tadi bahkan tak memberikan pengaruh yang berarti, bagi sang Naga Hijau. Bahkan malah makin menambah kemurkaan sang Naga saja.

Disaat semua orang hanya bisa menatap tanpa daya. Sang Naga Hijau nampak hendak semburkan lagi apinya. Berniat untuk menghanguskan dua wanita yang ketakutan, panik, dan pasrah dalam belitannya itu.

"Kyaarrghsk..!!" terdengar pekikkan dahsyat dari sosok Ki Naga Merah, yang melesat cepat ke arah sang Naga Hijau.

Di atas punggung Ki Naga Merah nampak Elang dan Prasti, yang duduk tenang di sana.

Mendengar suara pekikkan berwibawa yang tak asing baginya, seketika Naga Hijau palingkan kepalanya ke arah sosok Ki Naga Merah, yang datang menghampirinya. Dan keanehan pun terjadi..!

Naga Hijau seketika tundukkan kepalanya, di hadapan Ki Naga Merah. Belitan ekornya terhadap Nyi Kedasih dan Tantri pun melemah dan terlepas.

Slaph..! Taph..! Taph..!

Elang segera melesat cepat merangkul dua tubuh wanita it
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Sinyo XD
kerennnnn, lanjut mas elang g sabar
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Sang PENEMBUS Batas   Bab 630.

    "K-kenapa..?! Ram-rambutmu memutih Mas Elang..?! Tsk, tsk..!" Nadya berseru terbata, setelah dia telah bisa memastikan, jika pria itu adalah suami tercintanya. Seketika isak tangis pun tak terbendung, menyadari sosok itu bukanlah ilusi. Brughk..! Nadya pun menubruk dan memeluk Elang, dalam isak tangis haru dan kebahagiaan. Jemari Nadya tak lepas memegang dan memandangi, ujung rambut putih suaminya yang menjela dibahunya. 'Suamiku telah kembali..!' seru lirih bathinnya bahagia. Elang balas memeluk dan mencium kening istri tercintanya itu. "Maafkan aku Nadya sayang. Maafkan aku..! Takdir ini benar-benar diluar dugaanku," ucap Elang lembut di telinga Nadya. "Mas Elang. Mana wanita yang bernama Prasti itu..? Tidakkah dia Mas ajak serta ke sini..?" tanya Nadya, yang langsung teringat dengan wanita lain di kehidupan suami tercintanya itu. "Begitu aku menguasai aji 'Sabdo Jagat', aku langsung menemuimu di sini Nadya sayang. Prasti dan putri kita Nadya juga belum tahu, jika aku sud

  • Sang PENEMBUS Batas   Bab 629.

    Blashp..! Seketika muncul cahaya putih perak menyilaukan, di tengah ruang dalem istana Selaksa Naga itu. Dan saat perlahan cahaya perak itu memudar sirna. Kini nampaklah sosok Naga Perak, yang berdiri melayang tak menyentuh lantai, di tengah ruangan itu. "Hormat kami leluhur Naga Perak Yang Mulia," ucap Ki Naga Merah dan Nyi Naga Biru bersamaan. Pada saat mereka melihat kedatangan Naga Perak itu. "Salam hormat saya Ki Naga Perak," Elang turut memberi hormat. "Tidak..! Sayalah yang menghaturkan sembah hormat pada Paduka Elang Prayoga Yang Mulia," sahut Ki Naga Perak, seraya tundukkan kepala menghormat pada Elang. "Naga Merah, Naga Biru. Kalian harus ingat, bahwa akulah yang membuat 'sumpah', dengan Paduka Indra Prayoga dahulu kala. Dan itu adalah 'sumpah abadi'ku. Walau pemilik Cincin Naga Asmara ingin membebaskan kalian..! Apakah kalian memahami maksudku..?!" seru sang Naga Perak, pada Ki Naga Merah dan Nyi Naga Biru. "Kami paham dan kami patuh, pada leluhur Naga Perak..!" sa

  • Sang PENEMBUS Batas   Bab 628.

    "Ahh..! Sudahlah Ki Naga Merah. Nyatanya aku memang belum berbuat apapun, untuk negeri 'Selaksa Naga' ini," ucap Elang jujur apa adanya. Akhirnya mereka berdua beranjak, menuju ke ruang makan di istana itu. Seminggu kemudian di dimensi Selaksa Naga. Elang kembali berniat melakukan hening di air terjun Naga Moksa. Setelah dia merasa kebugaran dan powernya telah kembali 100 persen. Aura keemasan seperti sudah menyatu dengan Elang saat itu. Walau dia tak mengerahkan power sedikit pun. Bahkan orang awam akan bisa dengan mudah melihat, aura cahaya emas yang menyelimuti sosok Elang. Ya, sepertinya 'power' semesta Elang sudah pada taraf sempurna sekali saat itu. Power yang sudah menyatu dalam diam dan geraknya, dalam tidur dan terjaganya. Sungguh mengagumkan, namun juga sangat mengerikkan, bagi pihak yang menjadikan Elang sebagai musuhnya. Elang memulai heningnya sejak senja menjelang. Seperti biasanya ruang Naga Moksa dibalik air terjun itu seketika diterangi oleh cahaya keemasan,

  • Sang PENEMBUS Batas   Bab 627.

    'Ahh! Kenapa aku bisa menjadi lemas dan lemah seperti ini. ?!' seru bathin Elang, kaget bukan main. 'Baiklah. Sebaiknya aku kembali saja ke istana Selaksa Naga sekarang, dan beristirahat di sana', ujar bathinnya. Slaph..! Wushh ... Brughk..! "Ahhhsk..!" Elang ambruk dan berseru kaget tak percaya. Karena saat dia melesat mengerahkan aji 'Pintas Bumi'nya, Elang bagai kehilangan daya lesatnya. Pandangan Elang seketika mengabur, lalu semakin samar memutih. Elang merasa tengah berada di batas kesadarannya saat itu. "K-ki Naga Merah ... Blugh..! Elang sempat berseru lirih, saat akhirnya kepalanya terkulai jatuh ke tanah. Pingsan..!*** Sementara di dunia masa kini. Kedua orangtua Nadya sedang berkunjung ke rumah putrinya itu. Ya, setelah putrinya menikah, Bambang dan Sundari memang belum pernah berkunjung ke rumah putri kesayangan mereka itu. "Lho, suamimu di mana Nadya..? Kok sepi sekali rumah ini..?" tanya Sundari pada putrinya, sesaat setelah dia dan suaminya tiba di rumah Nad

  • Sang PENEMBUS Batas   Bab 626.

    "Nadyaa..! Kemari Nak..! Jangan bermain terlalu jauh sayang," seru merdu seorang wanita jelita. Dia memanggil putri kecilnya, yang sedang berlarian mengejar kupu-kupu di halaman belakang istana itu. "Iya Bunda..!" sahut si kecil Nadya, yang baru berusia 3,5 tahun lebih itu, seraya berlari menghampiri ibundanya. Nampak rambut lurus tebal, mata jernih, dan lesung pipitnya yang menambah gemas orang, yang melihat putri kecil yang periang dan gesit itu. Ya, putri kecil itu adalah Nadya Prayesti. Buah hati dari Elang dan Prasti, dan cucu kesayangan dari Maharaja tmTlatah Palapa, Danuthama Syailendra. "Nadya sayang ingat kan, pesan ayahanda sebelum pergi tadi pagi?" tanya Prasti pada putrinya itu. "Iya bunda. Nadya harus nurut sama bunda dan kakek," sahut Nadya cepat. "Nah sekarang Nadya ikut bunda ke tempat Kakek ya, nanti sore kita pulang. Ayahanda baru pulang besok pagi," ucap Prasti. "Wah horee..! Nadya mau ke tempat Kakek, di tempat Kakek banyak mainannya Bunda. Yuk, kita beran

  • Sang PENEMBUS Batas   Bab 625.

    'Mas Yoga, kau adalah cahaya bagi banyak orang. Sementara aku hanyalah wanita yang bersandar di terangnya cahayamu itu', bisik hati Prasti terharu. *** Seminggu kemudian, perhelatan besar di istana kerajaan Belupang pun berlangsung sakral, meriah, dan semarak. Acara pernikahan serta penobatan Elang Prayoga menjadi Raja Belupang, yang berlangsung di istana Belupang itu meluber. Hingga memenuhi alun-alun istana. Lingkungan istana sampai tak mampu, untuk menampung membludaknya para tamu yang hadir di acara itu. Hingga akhirnya atas inisiatif Elang dan Prasti, maka digelarlah perhelatan itu hingga alun-alun istana. Ya, tentu saja para tamu yang hadir pasti membanjir. Karena Elang adalah teman dan sahabat dari kedua Tlatah yang berdampingan itu, yaitu tlatah Kalpataru dan Palapa. Elang bisa dikatakan adalah 'simbol' perdamaian dan penengah, di antara dua Tlatah tersebut. Nampak para pendekar kedua tlatah berkumpul ria, dalam suasana hangat dan penuh keakraban. Dan yang istimewa ad

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status