Share

Bab 413.

Author: BayS
last update Huling Na-update: 2025-05-26 18:17:42

Brugh..! Brughh..!

Balongga dan Jadalpa yang sedang melesat ke arah Elang, keduanya tiba-tiba saja jatuh deras ke bumi. Golok mereka pun ikut terlepas dari tangan.

"Auunn..ngg..! ... Auunnkkk..!!"

Dan keanehan pun terjadi, keduanya langsung mengaung layaknya serigala kelaparan.

"BUKA BAJU KALIAN..! DAN MERANGKAKLAH SAMBIL MERAUNG KE DESA TERDEKAT..!" seru Elang lagi.

Spontan mereka berdua langsung membuka baju, hingga tubuh mereka polos sepolos-polosnya. Namun mereka tetap meraung bak serigala.

Lalu keduanya pun merangkak, sambil meraung dalam keadaan polos. Beriringan mereka merangkak menuju ke desa terdekat.

"Auuunnggg..! ... Auuunnggg..!!"

Elang hanya terkekeh dalam hati, melihat hasil perbuatannya pada dua lelaki kasar itu. Kedua begal itu memang lebih mirip begal hutan ketimbang pendekar.

"Hahh..!! Hihihiii! ... Hihihii..!"

Kedua wanita tersebut awalnya terkaget bukan kepalang, melihat kemampuan Elang.

Lalu keduanya tertawa geli tak henti pada akhirnya. Saat melihat dua
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Sang PENEMBUS Batas   Bab 582.

    Pagi hari di alun-alun kerajaan Dhaka telah ramai dan sesak dengan rakyat Kalpataru. Mereka semua tengah antri, untuk mendapatkan perlengkapan senjata perang dari pihak kerajaan. Secara jumlah, kini pasukkan Tlatah Kalpataru memiliki pasukkan prajurit sekitar 13 ribu orang lebih, pasukkan para pendekar sekitar 1700 orang, dan ditambah pasukkan rakyat yang ikut berperang sebanyak 5 ribu orang lebih. Terkumpul sudah sekitar 20 ribuan orang pasukkan di Tlatah Kalpataru. Semuanya telah siap berperang melawan pasukkan gabungan Tlatah Palapa. Sementara total pasukkan Tlatah Palapa berjumlah 47 ribu orang lebih. Sungguh jumlah yang sangat tak seimbang..! Dan lagi ke 47 ribu pasukkan Tlatah Palapa itu, semuanya adalah para prajurit dan pendekar, yang benar-benar siap tempur. Elang masih duduk bersila melakukan hening di puncak bukit Karang Waja. Dia memang sudah melakukan hening sejak fajar belum lagi menyingsing di sana. Nampak Elang tak sendiri di sana. Karena di sekitar bukit Karang

  • Sang PENEMBUS Batas   Bab 581.

    "Siapp..!! Paduka Maharaja Yang Mulia..!!" seru mereka semuanya patuh. Rasa respek dan kebanggaan mereka semua terhadap sang Maharaja Mahendra semakin melambung ke titik tertinggi. 'Kaulah pemimpin terbaik kami sang Maharaja Mahendra..!' seru bathin mereka. "Ayahanda Prabu, ijinkanlah Ratih, Nilam, Arum, Sri, dan Citra, untuk ikut bergabung dengan pasukan para pendekar tlatah Kalpataru," ucap Ratih Kencana. Dia mewakili semua putri-putri Raja wilayah di Tlatah Kalpataru. Para putri Raja yang cantik itu semuanya berdiri menunduk di belakang putri Ratih Kencana, yang sedang menghadap sang Maharaja. "Baiklah Putriku dan kalian semuanya. Mulai saat ini, kalian semua kuijinkan bergabung dengan pasukan para pendekar..!" ucap tegas sang Maharaja mengijinkan. "Terimakasih Ayahanda Prabu." "Terimakasih Paduka Yang Mulia..!" ucap para putri Raja wilayah di belakang Ratih. "Mas Elang..!" seru seorang wanita, yang berjalan cepat mendekati Elang. "Ohh, kau Cendani. Bagaimana kabarmu..?"

  • Sang PENEMBUS Batas   Bab 580.

    Ya, rakyat Kalpataru telah bangkit serentak dan bergerak. Demi pembelaan mereka atas nasib tanah air dan anak cucu mereka nantinya. Mereka tak ingin melihat anak cucu mereka menderita, teraniaya, dan tertindas. Karena kelaliman penguasa seperti Maharaja Tlatah Palapa, yang sudah tersebar kekejamannya terhadap rakyatnya sendiri. 'Terhadap rakyatnya sendiri saja dia kejam. Apalagi nanti pada kami yang cuma rakyat jajahan'. Demikianlah ketakutan dan kecemasan, yang menghantui rakyat Tlatah Kalpataru. Mereka ingin menunjukkan pada anak cucu mereka kelak. Bahwa berhasil atau pun gagal, anak cucu mereka akan melihat sejarah. Bahwa para leluhur mereka tak diam saja, dan pernah 'berjuang'..! Baik untuk tanah air, dan juga nasib keturunan mereka di kemudian hari. Elang tertegun diam menatap itu semua. Tak terasa matanya beriak basah, melihat 'tekat dan pengorbanan' rakyat Kalpataru itu. Bahkan sang Maharaja Mahendra sendiri 'tak pernah' meminta bantuan dari rakyatnya. Namun malah raky

  • Sang PENEMBUS Batas   Bab 579.

    "Gila..!!" tanpa sadar Kebo Sena berseru kaget dan terkesima. Dia benar-benar tak pernah menyangka. Jika ada pendekar dari Tlatah Kalpataru, yang memiliki 'power' dahsyat di luar batas perkiraannya. Sesungguhnya, kemampuan Kebo Sena sendiri adalah sebuah 'keajaiban' di tlatah Dewata. Dialah pendekar tanpa tanding di sana. Hingga sang Maharaja Sadhu Palladewa mengangkatnya, menjadi Panglima Tertinggi di Tlatah Dewata. Namun kini, setelah Kebo Sena menyaksikan 'power' dahsyat yang diledakkan Elang. Maka dirinya langsung menyadari, jika 'power'nya masih berada jauh di bawah pendekar dari Tlatah Kalpataru itu. Slaphs..! Elang langsung melesat lenyap dari hadapan Kebo Sena, yang masih tertegun di tempatnya. Kebo Sena masih tergetar takjub dan ngeri, merasakan dahsyatnya intimidasi hempasan gelombang energi Elang. "Ehh..!!" dan Kebo Sena tersentak sadar, setelah Elang tak lagi berada di hadapannya. 'Luar biasa..! Sepertinya mau tak mau, aku harus berhadapan dengannya nanti di medan

  • Sang PENEMBUS Batas   Bab 578.

    "AaarrRRrrgkhhsss..!!!" terdengar teriakkan kematian saling berkumandang dan bergaung ngeri. Dari puluhan prajurit yang meregang nyawa di tiga buah kapal itu.Tiga kapal besar yang dijaga puluhan prajurit itu ambyar jebol, dan patah tepat dibagian tengah kapal. Hawa panas pukulan 'Lindu Sukma' seketika membakar, serta mengguncang dahsyat geladak kapal besar yang terbuat dari kayu itu. Perlahan, tiga kapal besar berisi perlengkapan perang dan logistik pasukkan Tlatah Dewata itu pun karam tenggelam. "Hiahh..!!" Werrshk..!! Spraasshk..!! Sandi dan Kirani tak mau diam, keduanya ikut susulkan pukulan mereka. Sandi lontarkan 'Pukulan Ambyar Jagad'nya, yang berkiblat cepat dalam 5 warna cahaya, ke arah salah satu kapal lainnya. Sedangkan Kirani lepaskan pukulan 'Tapak Segara Langit'nya, yang berwarna biru terang melesat ke kapal lainnya. Blaarghks..!! Blaarrksh..!! Dua buah kapal besar lainnya meledak ambyar, dan jebol berlubang di bagian geladaknya. Namun kedua kapal yang terhanta

  • Sang PENEMBUS Batas   Bab 577.

    "Baik Mas Prayoga. Prasti paham," sahut Prasti. Dia paham akan maksud Elang, jika dirinya tak satu tim dengan Elang. Tak lain karena dialah yang ditunjuk Elang menjadi penunjuk jalan. Untuk dua temannya yang tak mengenal medan, di wilayah Marapat dan Galuga. "Berhati-hatilah. Ribuan pasang mata berada di sana," ucap Elang mengingatkan. "Nyi Naga Biru, carilah jalan aman ke sekitar istana Galuga," ucap Elang. "Kyarrghks..!" Weersh..! Nyi Naga Biru memekik, lalu melesat tinggi ke angkasa. Dengan membawa Prasti, Mandala, dan Pandu, dipunggungnya. "Ki Naga Merah, kita menuju ke pantai Pangkah," ucap Elang. "Kyaarghs..!!" Werrsh..! Ki Naga Merah memekik, lalu melesat cepat ke angkasa. Tak makan waktu lama. Akhirnya Elang cs tiba di atas pantai Pangkah. Dan mereka sungguh terkejut, saat melihat banyaknya kapal yang berlabuh di pantai Pangkah itu. "Wah..! Ada sekitar tiga puluh lebih kapal besar dan sedang. Sepertinya jumlah pasukkan mereka saat ini, jauh lebih besar dari yang kita

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status