Home / Romansa / Sang Pelindung Turun Gunung / Aku Juga Lumayan Hebat

Share

Aku Juga Lumayan Hebat

Author: Nuwe
last update Last Updated: 2025-12-05 20:24:56

Victoria Cross tertawa pendek. “Kakakku itu seperti burung Phoenix yang terbang tinggi. Cantik, cerdas, sukses, semua pria pasti minder. Jadi jangan harap sembarang orang bisa masuk ke hidupnya.”

“Dunia luas. Pasti ada pria hebat yang cocok dengannya.”

Victoria meliriknya. “Sudahlah. Yang jelas bukan orang sepertimu.”

Marcus terkekeh. “Aku juga lumayan hebat, tahu.”

“Kau? Percaya diri sekali.” Victoria menatapnya dengan sinis. “Untuk sekadar memegang sepatu Kakakku saja, kau belum tentu pantas. Mending urus saja tunanganmu yang tak berani menunjukkan wajahnya itu.”

Marcus tidak tersinggung, hanya tersenyum samar. Meski begitu, jauh di dalam pikirannya ia kembali bertanya-tanya apakah ucapan Gurunya tentang tunangannya yang cantik serta merupakan Presiden Perusahaan itu benar?

Mobil memasuki area Rumah Sakit Kota Havenport. Setelah parkir, mereka menuju bangsal VIP. Di dalamnya, seorang pria tua berambut putih terbaring lemah. Dialah Henry Blackwood, kakek Victoria Cross. Di dekat jendela berdiri ayah dan ibu Victoria, Richard Blackwood dan Catherine Moore.

Henry Blackwood tersenyum ketika melihat mereka datang. “Victoria kecil sudah datang. Dan ini…?”

Victoria langsung menarik lengan Marcus dengan sikap manis yang agak berlebihan. “Kakek, ini pacarku, Marcus Reed. Kebetulan dia ada di kota ini hari ini, jadi aku bawa ke sini untuk menjenguk Kakek.”

“Pacar?”

Tatapan ketiga anggota keluarga Blackwood itu langsung fokus pada Marcus, seolah sedang menilai kelayakannya dari ujung rambut hingga kaki.

Merasa diperiksa seisi ruangan, Marcus refleks menegakkan tubuh.

Henry tiba-tiba tersenyum lebar. “Kau pernah bertugas di militer?”

Marcus tertegun sesaat lalu mengangguk. “Benar, saya baru purna tugas. Pengamatan Anda tajam sekali.”

“Selama hidup, Kakek sudah melihat ribuan tentara. Cara berdiri, cara melihat, cara bernapas, semuanya berbeda. Aku yakin kau bukanlah tentara yang buruk.”

Richard menyisir pandangannya dari atas ke bawah pada Marcus, namun ekspresi jijiknya tidak ia sembunyikan. Dalam pikirannya: Kalau dia hebat, dia pasti bertahan dan naik pangkat. Kalau keluar muda-muda begini, jelas dia biasa-biasa saja.

Henry melanjutkan, “Apa pekerjaanmu setelah keluar?”

Marcus sedikit ragu. “Aku baru tiba. Belum sempat mencari pekerjaan.”

Ekspresi Richard mengeras. 'Menganggur pula.'

Victoria merasakan napasnya tercekat. 'Bukankah aku sudah memberi latar belakang palsu untukmu? Kenapa kau malah bicara sejujurnya?'

Ia melirik tajam - peringatan halus agar Marcus mengikuti ceritanya. Namun kini, semuanya sudah salah langkah.

Keluarga Blackwood melihat tatapan Victoria, tetapi masing-masing menafsirkannya berbeda.

Bagi Richard: Wajar kalau putriku malu. Pemuda miskin begini mana mungkin layak untuk dikenalkan?

Henry justru tertawa pelan. “Jangan meremehkan orang yang sedang jatuh. Orang hebat pun memulai dari nol, termasuk Kakek dulu. Yang penting dia punya tekad dan karakter.”

Victoria hanya bisa tersenyum canggung. “Itulah alasanku khawatir Kakek tidak setuju.”

“Selama dia tulus dan bertanggung jawab, Kakek akan senang.” Henry menatap mereka lembut. “Kapan kalian menikah dan memberiku cicit? Kalau bisa cepat, Kakek akan merasa senang sekali.”

Victoria hampir tersedak. “Kek, aku masih dua puluh empat tahun. Menikah bukan hal yang bisa diputuskan dalam semalam.”

Henry akan membalas, tetapi kata-katanya terputus. Wajahnya memerah tiba-tiba, napasnya memburu, seperti paru-parunya sedang berjuang keras mengambil udara.

Richard berteriak panik, “Dokter!”

Dokter jaga, Andrew Fischer, datang dengan langkah tergesa. Begitu selesai memeriksa Henry Blackwood, raut wajahnya berubah berat. Ia meminta pihak keluarga untuk keluar ke koridor.

“Kondisi Tuan Besar Henry menyangkut cedera paru-paru lama. Operasi adalah satu-satunya jalan, tetapi prosesnya panjang dan bebannya sangat besar. Dengan kondisi beliau yang sudah lemah… kemungkinan tidak selamat mencapai sembilan puluh persen.”

Wajah Richard Blackwood memucat. “Lalu… apa yang bisa kami lakukan sekarang?”

Andrew menghela napas, senyumnya getir. “Saya hanya bisa memberi obat pereda nyeri. Itu hanya membantu sementara, tidak menyentuh akar penyakitnya.”

Dari pinggir, Marcus Reed menyipitkan mata.

Ia tahu cedera itu serius, tetapi mustahil sampai tidak bisa tertolong sama sekali.

'Dokter ini keterampilannya dangkal.'

Richard mengepalkan tangan, kecewa dan tak berdaya. Namun sebelum ia sempat berkata apa pun, ponsel Andrew berdering.

“Guru? Anda di rumah sakit kota utama?” Andrew terdengar terkejut. Setelah menutup telepon, ia berkata penuh semangat, “Tuan Blackwood, Anda beruntung. Guru saya kebetulan ada di gedung ini. Saya akan memintanya datang. Beliau pasti punya cara.”

Harapan muncul di mata Richard. “Siapa Guru Anda?”

“Salah satu dari Empat Dokter Agung, Tuan Gregory Hayes. Saya memang bukan murid resmi beliau, tetapi saya pernah belajar langsung dari kelas-kelas khususnya.”

“Kalau begitu, tolong bantu kami,” kata Richard dengan sungguh-sungguh. “Saya tidak akan melupakan kebaikan ini.”

“Silakan tunggu di sini.”

Tak lama kemudian, Andrew kembali bersama seorang pria berambut perak yang memancarkan karisma seorang ahli: Gregory Hayes.

Tanpa menunda, Gregory masuk ke kamar dan memeriksa Henry dengan teliti. Sesaat kemudian ia berkata, “Siapkan satu set jarum perak.”

Sambil menunggu alat, ia memberi Henry senyum menenangkan. “Saudara tua, jangan khawatir. Ini masalah kecil. Dengan sedikit akupunktur, napas Anda akan terasa jauh lebih lega.”

Marcus mengangguk tipis.

Benar, kondisi ini tidak rumit. Penyembuhan total mungkin lama, tetapi meredakan serangan saat ini seharusnya bukan masalah.

'Tidak heran kalau dia disebut dokter agung.'

Jarum perak disiapkan. Gregory mulai bekerja.

Jarum pertama ditusukkan.

Marcus mengerutkan kening.

'Titik Shenfeng yang seharusnya… mengapa justru Danzhong?'

Danzhong memang bisa melancarkan qi, tetapi dalam kondisi Henry seperti sekarang, itu hanya akan membuat qi semakin terperangkap.

Jarum kedua masuk. Titik Qihu.

'Baiklah… sekarang aku tahu metodenya.'

Tanpa sadar ia bergumam, “Sia-sia.”

Meski lirih, ruangan sunyi. Semua orang mendengarnya. Semua tatapan langsung tertuju padanya.

Karena tidak bisa menarik kembali kata-katanya, Marcus melanjutkan dengan tenang, “Teknik Anda hanya menekan gejala, bukan menyentuh akar masalah. Itu bukan hanya tidak efektif, tetapi malah bisa membuat pasien makin tidak nyaman.”

Wajah Andrew langsung mengeras. “Anda seorang dokter?”

“Saya belajar selama beberapa tahun dari Guru saya,” jawab Marcus tanpa tergesa.

“Punya izin praktik?”

“Tidak.”

Andrew mendengus sinis. “Tanpa izin praktik saja Anda sudah berani mengkritik dokter nasional? Ini Tuan Gregory Hayes! Anda pikir beliau butuh saran Anda?”

Marcus hendak menjawab, namun Richard sudah menatapnya tajam. Ia melirik putrinya, Victoria Cross, dengan tidak senang.

“Jaga pacarmu. Jangan membuat masalah. Kau tahu situasi kita?”

Wajah Victoria memerah karena malu. Ia menarik Marcus dengan nada kesal. “Diam.”

Marcus mengangkat bahu.

'Baik. Mereka tidak mau mendengar, itu urusan mereka.'

Ia tadinya hanya ingin membantu karena Henry telah bersikap baik padanya. Kalau tak dihargai, ia tidak akan memaksa.

Gregory melanjutkan akupunktur.

Beberapa jarum lagi ditancapkan. Setelah satu menit, napas Henry yang semula terputus-putus mulai teratur, tubuhnya mengendur. Kondisinya tampak membaik.

Gregory menatap Marcus dengan senyum penuh keyakinan. “Anak muda, bukankah ini buktinya?”

Marcus menggeleng pelan. “Tetap tidak ada gunanya.”

Ekspresi Andrew memanas. “Anda keras kepala! Semua orang melihat sendiri kondisinya membaik. Anda saja yang tidak bisa menilai. Apa Anda buta?!”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Sang Pelindung Turun Gunung   15 Menit Lagi Dia Akan Mati

    Seorang pria paruh baya berusia empat puluhan memimpin di depan, diikuti dua pengawal yang memapah seorang lelaki tua berambut perak berusia enam puluhan.Wajah lelaki tua itu merah padam, napasnya cepat dan pendek. Tubuhnya bersandar lemah pada pengawal dengan mata terpejam rapat, ia terlihat sangat menderita dan tak berdaya.Ekspresi Gregory berubah tegang. "Tuan Lawson!"Pria paruh baya itu berkata dengan suara berat, "Cepat obati Ayahku! Sembuhkan dia, dan kau akan aku beri hadiah uang satu juta!""Baringkan beliau dulu," perintah Gregory.Setelah lelaki tua itu dibaringkan, Gregory segera memeriksa denyut nadinya. Seketika, alisnya langsung berkerut dalam.Pria paruh baya itu bertanya tidak sabar, "Bagaimana?"Wajah Gregory tampak serius. "Qi dan darahnya kacau balau, kelima organ dalamnya mengalami kerusakan. Apakah beliau mengalami cedera akibat benturan tenaga dalam?"Ekspresi lega terlintas di wajah pria paruh baya itu. "Benar! Kau bisa mengobatinya?"Gregory tersenyum kecut.

  • Sang Pelindung Turun Gunung   Empat Pria Menerobos Masuk

    Victoria tiba-tiba terdengar kesal. "Kau tidak lupa kalau kita sedang pura-pura pacaran, kan? Berpakaianlah yang rapi, sesuaikan dengan gayaku. Apa itu susah?!" Marcus mengerjap. "Tapi kontrak dua jam kita waktu itu sudah berakhir, kan? Bukannya sekarang kita cuma fokus pada pengobatan Kakekmu saja?" Victoria sebelumnya telah membayar lima puluh ribu agar Marcus berpura-pura menjadi pacarnya selama dua jam, dan kesepakatan itu sudah selesai. Dalam pikiran Marcus, bayaran lima ratus ribu yang ia terima itu, murni untuk biaya medis Tuan Besar Henry. Victoria terdiam sejenak, lalu berkata, "Selama masa pengobatan ini, kau harus terus berpura-pura jadi pacarku. Kalau tidak, sandiwaranya akan terbongkar. Aku bisa bayar lebih, sebut saja harganya." 'Terus berpura-pura jadi pacar?' Apakah dia dianggap aktor profesional? Di satu sisi dia jadi suami kontrak Emma Sterling, di sisi lain jadi pacar pura-pura Victoria Cross? Setelah berpikir sejenak, Marcus berkata, "Lupakan soal uang t

  • Sang Pelindung Turun Gunung   Kontrak 2 Jam Masih Berlanjut

    Nyali Nathan langsung ciut. Keringat dingin muncul di dahinya. Ia buru-buru mengambil kembali folder itu dari meja Marcus sambil memaksakan senyum kaku di wajahnya."Salah paham, salah paham. Aku benar-benar ingin membantumu agar cepat memahami bisnisnya. Tapi karena kamu tidak mau, ya sudah. Aku akan kerjakan sendiri..."Marcus Reed menyeringai, tak perlu lagi berpura-pura. Akulah orang dalam yang tertinggi disini! Kalau kau berani, pergilah mengadu pada Emma Sterling!Tidak punya nyali?Kalau begitu diam!Nathan Clark menyelinap pergi, lalu masuk ke kantor Ketua Tim Brett Palmer. Tak lama kemudian, Brett Palmer datang ke meja Marcus Reed membawa folder, wajahnya tegas."Karena kamu menolak bantuan Nathan Clark, berarti kamu sudah cukup familiar dengan bisnis ini. Karena kamu baru datang, rasanya tidak realistis memintamu untuk membuka pasar baru. Folder ini berisi semua data detail peralatan medis yang dijual tim kita, beserta daftar pelanggan yang sudah jadi. Kamu cukup kerjakan da

  • Sang Pelindung Turun Gunung   Jadi Target

    Setelah selesai mandi, Marcus Reed mengeringkan rambutnya, mengenakan kaus dan celana pendek, lalu naik ke tempat tidur. Ia melirik Emma Sterling yang sedang berpura-pura tidur di lantai. Marcus tak bisa menahan rasa gelinya. Wanita pada umumnya pasti akan memilih tidur di kasur empuk dan menyuruh si pria tidur di lantai. Namun, Emma tanpa ragu menawarkan tempat tidur itu kepada Marcus. Wanita itu mungkin terlihat dingin dan angkuh, tetapi ia bersikap rasional dan memiliki harga diri yang tinggi. Harga dirinya bukan berasal dari kecantikannya, melainkan dari hatinya yang bijaksana. Marcus, yang rambutnya belum sepenuhnya kering, bersandar di kepala tempat tidur dan mulai memainkan ponselnya. Tiba-tiba, Emma berbicara dari lantai dengan suara lirih, "Bisakah kau... tidak menggunakan bathtub?" Marcus terkejut. Nada bicaranya terdengar seperti sedang bernegosiasi? "Baiklah, aku akan pakai shower saja." Emma menghela napas lega. Ia tidak fobia kuman, tetapi membayangkan pria as

  • Sang Pelindung Turun Gunung   Tidur Sekamar

    "Kakek, ini surat nikah kami." Emma Sterling meletakkan dua surat nikah ke tangan Thomas Sterling, dan Thomas Sterling melihatnya dengan senyum di wajahnya, "Nah, sekarang kalian sudah mendapatkan surat nikah, sekarang kita perlu memilih tanggal untuk resepsi pernikahannya…" Emma Sterling menjawab sambil tertawa, "Kakek, jangan adakan resepsi pernikahan dulu untuk saat ini, lagipula, ini terjadi begitu mendadak. Pertama, akan mudah menimbulkan kritik, dan kedua, Kakek harus memberi kami waktu untuk saling mengenal satu sama lain dan memupuk perasaan, kan?" Thomas Sterling berkedip, tatapannya tertuju pada Marcus Reed, "Marcus, bagaimana menurutmu?" Marcus Reed berkata sambil tersenyum, "Aku setuju dengan pendapat Emma. Selain itu, aku tidak tahu ke mana Guruku pergi. Aku juga bahkan tidak punya orang tua yang bisa menghadiri acara pernikahanku." Thomas Sterling menganggap itu masuk akal, surat nikah sudah didapat, dan mengadakan resepsi hanyalah formalitas, sesuatu yang dilak

  • Sang Pelindung Turun Gunung   Mustahil Aku Akan Mencintaimu

    "Emma, aku ingin menanyakan sesuatu. Apa kau punya saudari perempuan atau semacamnya..?"Tatapan Emma Sterling tiba-tiba menjadi dua derajat lebih dingin, rasa jijik di dalamnya hatinya membuncah seketika.Melihat kau tak bisa menikahiku, kini kau malah ingin mengincar saudari perempuanku?Pikiranmu benar-benar kotor!Emma Sterling menjawab dengan dingin, "Tidak, aku anak tunggal."'Tidak?'Kalau begitu, Victoria Cross dan Emma Sterling yang mirip bagai pinang dibelah dua itu. Apa mungkin Emma Sterling punya saudari kembar yang hilang tanpa diketahuinya ? Atau itu hanya sekadar kebetulan saja wajah mereka serupa?Marcus Reed merasa aneh dan mulai berusaha menjelaskan, "Emma, aku rasa ada kesalahpahaman di antara kita. Saat itu di pintu masuk perumahan, ucapan yang aku sampaikan padamu, itu karena aku bertemu dengan seorang wanita..."Marcus Reed belum selesai menjelaskan ketika Emma Sterling dengan tak sabar memotongnya dengan nada dingin, "Marcus Reed, hubunganku denganmu tidak lebih

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status