Share

Bab 2. Mobil mewah didepan rumah

"Kenapa ada mobil mewah di depan rumahku?"

Usai batal merayakan hari jadi hubungannya yang ketiga bersama Varra, Edward memutuskan untuk pulang ke rumah. Di perkampungan kumuh Kota Laketown, di mana sebagian besar penduduknya kurang mampu, di sinilah rumah Edward berada.

Dalam perjalanan pulang, Edward berpikir untuk mencari uang. Tapi, hingga dia sampai di depan rumahnya, dia tidak mendapatkan cara yang cepat dan baik untuk mendapatkan uang.

Dia hanya seorang mahasiswa yang belum lulus, dan keluarganya miskin. Dia tidak memiliki koneksi yang bisa digunakan, jadi tidak mungkin menjadi kaya dalam waktu cepat.

‘Siapa yang ingin bertamu ke tempat kumuh dengan mobil super itu?’

Mobil Porsche Panamera, mobil mewah yang ditujukan untuk kelas eksekutif dengan harga selangit. Dan yang membuat Edward lebih terkejut lagi, mobil supermahal itu sedang terparkir di depan rumahnya.

Gegas, dia mempercepat langkahnya memasuki rumah. Saat masuk, Edward menemukan bahwa ibunya sedang berbicara dengan seorang lelaki tua berjas.

Dari kilauan warna dan kerapian jahitan pakaian tersebut, Edward jelas tahu kalau lelaki tua itu orang kaya.

"Hai, Edward. Kamu sudah pulang? Aku sudah lama menunggu kedatanganmu," lelaki tua itu tersenyum pada Edward dan berkata, "Aku, kakekmu."

Mendengar apa yang diucapkan oleh laki-laki tua itu, Edward menjadi bingung.

"Bu…” Edward dengan tampang bingung memanggil ibunya. “Apa maksud dari orang ini?" 

Dulu, ibunya pernah memberi tahu Edward bahwa nenek dan kakeknya telah meninggal sebelum dia lahir. Jadi Edward tidak pernah bertemu kakeknya atau mendengar kabar dari mereka. Sekarang, ketika lelaki tua kaya itu mengakui dirinya sebagai kakeknya, dia tidak langsung percaya.

Ibunya menghela nafas dan kemudian berkata, "Aku telah membohongimu selama ini.” Ibu Edward menunduk, menampilkan raut bersalah yang begitu kental. “Kakekmu masih hidup. Ini salahku. Andai waktu itu aku tidak kawin lari dengan ayahmu …."

Edward diserang rasa kaget yang begitu besar. Dia tidak menyangka bahwa orang tuanya kawin lari tanpa peduli restu yang sebetulnya tidak dikantongi.

“Tapi, Kakek ….”

Suasana hening, perkataan Edward terputus sebab dia masih begitu sulit merangkai fakta yang tiba-tiba dia ketahui.

Tidak lama, ibunya menatap lelaki tua itu dan Edward secara bergantian, kemudian kembali berbicara. “Nama kakekmu adalah Richard Hovd.”

"Richard Hovd?!"

Otot-otot wajah Edward berkedut tiba-tiba. Dia tahu bahwa keluarga Hovd adalah orang terkaya bukan hanya di ibu kota ini, tetapi dia juga menjadi orang satu-satunya yang memiliki reputasi besar seantero negara.

Di Ibu Kota ini, kerjaan bisnis Hovd Milik Richard Hovd tersebar di seluruh penjuru di hampir setiap jenis industri. Bahkan, semua orang tahu kalau mereka memiliki satu cabang perusahaan bernama “Grade” di kota Laketown.

"Apakah kau... benar-benar Richard Hovd? Ketua Grup Hovd?" 

Edward menatap Richard dengan mata terbelalak. Edward tidak percaya bahwa kakeknya adalah orang yang hebat.

Richard melangkah maju dengan senyum di wajahnya. "Ya, Aku adalah ketua Grup Hovd seluruh penjuru negara ini." Dia mencoba untuk memeluk Edward. Namun, Edward mundur dan menghindar.

"Setelah bertahun-tahun, mengapa kamu tidak datang kepada kami? Kau sangat kaya, mengapa kau membuat hidup ibuku begitu sulit!" Edward bertanya dengan berteriak marah. Ada sorot kekecewaan juga di balik rasa marahnya yang tiba-tiba menggelegak.

Edward tahu betul situasi yang dialami ibunya. Ayah Edward telah meninggal, sementara ibunya membesarkannya sendirian selama ini dengan segala keterbatasan yang mereka miliki.

"Aku sudah pernah mencoba untuk memberikan uang kepada ibumu,” ucap Richard. “Tetapi, dia tidak mau menerimanya dan bahkan tidak mengizinkan aku melihatmu. Sebenarnya, Aku ingin memberitahumu bahwa kamu adalah cucuku." Richard tidak menyembunyikan ekspresi terluka akibat penolakan yang ditampilkan Edward, "Kau cucuku satu-satunya." Dia sungguh-sungguh dengan kata-katanya.

"Bu, apa benar yang dia katakan?" 

Edward melihat ke ibunya yang disahuti Ibu Edward dengan anggukan.

“Sebenarnya aku tidak ingin kau bertemu dengannya, tapi akhirnya aku meluruskan pikiranku. Bagaimanapun, kau tidak terlibat dalam masalah kami." Ibu Edward menatap penuh pada anak semata wayangnya. “Demi kehidupanmu yang lebih baik, kupikir inilah satu-satunya cara. Dan aku berharap kau akan menerimanya.”

Setelahnya, Richard tersenyum dan kembali memeluk Edward. Kali ini tidak ada penolakan, tapi tetap saja, Edward hanya bisa diam mematung.

"Kamu telah menderita selama ini. Kakek akan menebusnya untukmu!" kata Richard disaat sedang memeluk cucunya itu.

Segera Richard mengeluarkan kartu bank dan menyerahkannya kepada Edward. "Ada seratus juta dolar di kartu ini untukmu, sebagai uang sakumu.”

"Se–se–seratus juta?" Tangan Edward gemetar. Dia sangat terkejut hingga dia tidak bisa mempercayainya.

Edward tidak pernah mengira dia akan memiliki uang sebanyak itu, dan Richard berkata itu adalah sebagai uang saku.

Richard melihat ekspresi kaget pada wajah Edward.

"Seratus juta bukanlah uang yang terlalu banyak keluarga kita. Yang perlu kamu lakukan hanyalah membelanjakannya."

Richard tersenyum sambil meletakkan kartu itu ke tangan Edward.

Setelah itu Richard kembali melanjutkan ucapannya, "Selain itu, Aku juga ingin memberikanmu bertanggung jawab atas bisnisku di Kota Laketown."

Namun, Edward menolak. "Tapi–Saya masih menempuh pendidikan dan belum pernah menjalankan perusahaan." Dia merasa sedikit kekhawatiran karena minimnya pengetahuan yang dia miliki soal manajemen perusahaan.

“Perusahaan saya di Kota Laketown sudah memiliki seorang manajer senior untuk menjalankan setiap kegiatannya. Yang perlu kau lakukan hanyalah terdaftar sebagai ketua di sana dan kau dapat sambil melanjutkan kuliahmu. Uang yang diperoleh perusahaan cabang di Kota Laketown dapat kau gunakan sesuka hatimu.” 

Edward membungkuk. Dia merasa itu cukup adil. Sembari menunggu dirinya siap dan lulus kuliah, dia bisa mempelajari seluk-beluk perusahaan secara berkala.

"Terima kasih, Kakek."

Perpisahan antara Varra dan dirinya hari ini  membuatnya menyadari pentingnya memiliki uang dan status. Sekarang, dia bisa berjalan dengan membusungkan dada, serta mengangkat kepalanya tinggi-tinggi.

Ingatan Edward kemudian terbawa pada satu bagian. Hari ini, dia baru saja dicampakkan mantan kekasihnya di depan gedung Grade. Wanita itu bekerja di sana sebagai resepsionis, begitu juga dengan Emix yang menurut Varra adalah manajer di sana. Bukankah itu berarti mereka yang mencampakkannya akan menjadi bawahan Edward?

‘Aku ingin tahu, bagai mana ekspresi mereka mengetahui kalau akulah pemimpin baru di tempat mereka bekerja?’ Edward bertanya-tanya dalam hati.

Suara Kakek Richard kemudian menarik pikiran Edward yang tadi sempat terdistraksi. 

“Karena kau setuju, besok pagi kau sudah bisa mengambil alih secara langsung status ketua di perusahaan Grade.”

Sementara di sisi lain, Richard terlihat sangat senang, saat cucunya mau menyetujui apa yang sudah dia sampaikan kepadanya.

Satu hal yang ditakutkan oleh Richard selama ini. Dia takut jika Edward tidak bisa menerimanya sebagai kakek, karena cucunya itu tidak bisa memaafkan Richard yang baru hadir pada saat ini.

Namun, ketakutannya itu sirna ketika Edward berhati besar mengakuinya, juga menerima rencana yang telah dia susun untuk masa depan cucunya  yang lebih baik. 

Kemudian, Richard, dengan menepuk bahu cucunya kembali berkata, “Bersemangatlah. Ke depannya, saat kau lulus dari kuliahmu, kau akan menjadi pewaris Hovd Group Company.”

Edward yang mendengar itu tidak bisa membayangkan, akan sekaya apa dirinya nantinya saat dia menjadi pewaris Hovd Group Company, yang masuk dalam salah satu perusahaan induk terbesar di negara ini?

“Baik, Kakek. Aku akan berusaha untuk tidak membuat Kakek, kecewa.”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status