Sofia mengumpat dalam hati ketika tangan Angga berhenti memijatnya. Padahal sedikit lagi… memang sial. Malah Sofia bisa merasakan bahwa pria itu menaruh handuk kecil untuk menutupi bokongnya yang terbuka sebelum pamit menyambut siapapun orang yang mengganggu aktivitas mereka. “Tunggu sebentar ya, Sofia. Aku akan segera kembali,” katanya seraya berpaling dari hadapan Sofia dan menuju ke pintu depan. Padahal situasi Sofia benar-benar serba nanggung, dia terengah-engah dan berkeringat dengan nafsu yang sudah diujung tanduk. Tapi Angga malah meninggalkannya dan memilih si pengganggu di luar sana.Terbaring dalam posisi tengkurap di atas ranjang pijat, tubuh Sofia masih saja terasa panas. Miliknya benar-benar putus asa dan menginginkan sentuhan. Dia memang tidak tahu alasan dari pada situasi absurd yang melandanya sekarang, atau bagaimana situasi biasa seperti ini membuatnya dapat begitu terangsang hebat. Tetapi yang jelas pijatan Angga memang berhasil menyalakan api di dalam dirinya, dan
Begitu membuka pintu dan masuk ke dalam ruangan pijat, Angga merasa sedikit lebih gugup dari pada biasanya. Dia baru saja selesai mandi untuk membersihkan dirinya dari sisa-sisa percintaannya dengan Tia. Dia hanya tidak ingin orang selanjutnya yang dia tangani mencium bekas percintaannya, apalagi karena orang selanjutnya yang dia pijat menurut informasi adalah asisten Tia sendiri, bukan orang lain.Yang dimaksud sudah ada di tempat, dia duduk di atas ranjang pijat dengan jubah putih halus khusus. Angga baru bertemu dengannya sekali dan memang wanita itu selalu berada di sisi Tia dan seakan tak ingin jauh. Tapi hanya sampai disitu saja, sebab Angga tidak begitu memperhatikan detail lain. Jadi ketika mereka hanya berdua dan fokusnya hanya pada wanita itu, Angga merasa ada sesuatu yang berbeda dari caranya menatap. Jika mungkin saat pertemuan pertama tidak terlalu kentara, tetapi di ruangan ini dia terlihat secara terang-terangan memperlihatkan pandangan sinis dan tak suka.“Sofia, benar
Selepas keluar dari ruangan pijat. Tia kini melangkah masuk ke dalamar kamarnya sendiri seraya memperdengarkan desahan lega sebagai bentuk dari pada mengekspresikan kepuasan yang telah dia dapatkan dari pijatan Angga dan tentu saja layanan ekstra darinya pula. Di dalam sana dia mendapati asisten wanitanya, Sofia sedang duduk di atas ranjang yang mereka pilih untuk ditiduri bersama. Wanita bertumbuh pendek tersebut tampak sedang sibuk memilih pakaian renang yang ingin dia kenakan, karena rombongan wanita lain sudah berada di kolam renang saat itu. “Oh my…” Tia sedikit menggoda asisten wanitanya itu begitu melihat salah satu pakaian renang yang masuk dalam kategori pilihan sofia. Itu adalah sebuah bikini yang akan terlihat ketat saat dipakai. “Kurasa kau jadi sedikit lebih berani ya, disini.”Sofia cuma bisa tersipu malu sekaligus tersentak kaget menyadari bahwa dia tidak lagi sendiri di kamar itu. Dia merasa sedikit malu saat kedapatan sedang memilih pakaian renang di depan bos-nya yan
Jika ada bagian dalam diri Angga yang ingin mundur dan menyudahi perbuatan gila mereka sekarang. Maka sekarang bagian itu seketika mati tatkala dia disuguhi pemandangan Tia yang dengan senang hati merentangkan kedua kakinya lebar dengan jemari nakalnya yang ikut merentangkan celah basahnya secara sukarela tanpa diminta, memperlihatkan secara jelas lubang miliknya yang begitu menggoda iman sang pemuda. Seolah dirasuki oleh kekuatan luar, dan juga kabut birahi yang telah mempengaruhi seluruh kinerja otaknya yang sedari tadi berusaha untuk tetap logis. Angga tahu-tahu sudah naik ke atas ranjang pijat tersebut dan meletakan kedua tangannya di paha Tia yang terasa begitu empuk dan kenyal. Dia menatap Tia sesaat sebelum akhirnya wanita itu memberikan sebuah anggukan sebagai respon terakhir sampai Angga membenamkan dirinya sendiri ke dalam Tia. Rasanya begitu panas dan basah tatkala miliknya dililit erat oleh Tia di dalam sana, apalagi ketika pria itu menghujamkan dirinya masuk dan keluar. M
Bohong besar kalau alasan Tia kemari hanyalah untuk sekadar merasakan liburan di sebuah resor mewah. Tapi sebetulnya sejak Doni berkata bahwa Angga sudah tidak lagi bekerja dan pindah, dia segera datang ke mari. Dan sialnya pijatan yang diberikan oleh Angga tidak hanya membuat tubuhnya rileks, tetapi juga terangsang secara bersamaan.Melepaskan kemeja yang dikenakan oleh Angga, Tia menarik pria itu ke dalam pelukannya sekali lagi. Namun untuk sekarang Angga sedikit insiatif mengambil alih dengan menciumnya seraya membaringkan wanita itu di atas ranjang khusus pijat. Pria itu kemudian mengambil lebih banyak minyak dan menuangkannya ke dada Tia yang begitu ranum. Sang pria berdiri dengan posisi berada di belakang kepala Tia, mempermudah aksinya untuk menyentuh buah dada Tia yang kencang kemudian memijatnya.Suara erangan yang keluar dari mulut Tia bagaikan seperti musik yang menyenangkan didengar oleh sang pria. Jantungnya berdebar kencang ketika dia menyentuh tubuh wanita itu. Hal yang
Mendengar pernyataan Tia, Angga jadi teringat dengan apa yang dikatakan oleh sang bos saat dia pertama kali dilatih. Dia juga jelas tahu bahwa wanita ini pun tidak akan mungkin mau disuruh memakai sesuatu. “Baiklah,” ujar Angga sambil mendesah. Kemudian dia berjalan untuk mengitari wanita itu. “Berbaringlah untukku, Tia.”Merasa bahwa Angga sudah masuk ke dalam mode kerja dan tak mengatakan apapun terkait penampilannya. Tia segera memposisikan dirinya untuk naik ke ranjang khusus pemijatan dengan posisi tengkurap, sementara Angga mulai bergerak ke sisinya. Sebagai seorang pria normal, agak sulit baginya untuk tidak menatap bokong Tia yang bulat dan kencang. Tetapi karena dia harus professional disini, maka Angga mencoba sebisa mungkin untuk menahan dirinya sendiri.Pria itu pun mulai memfokuskan dirinya pada pekerjaan dengan mulai mencelupkan tangannya ke minyak khusus, dan mulai menyebarkannya dengan tangan ke punggung Tia. “Awalnya mungkin akan sedikit terasa dingin,” kata Angga lag