Share

17. Kursus Dimulai

Happy Reading

*****

"Hati-hati kalau makan, Mas. Keselek gini kan sakit." Jelita berdiri dan mengelus punggung Mahesa.

Hati si lelaki menghangat. Andai Jelita mau menerima cintanya pasti dia orang yang paling bahagia. "Sudah ... sudah. Kayak anak kecil saja. Aku nggak bakal mati cuma karena kesedak." Mahesa mengibaskan tangan Jelita dari punggungnya. Merutuki dirinya sendiri saat melihat kekecewaan di wajah gadisnya.

"Bisa nggak kalau ngomong dipikir dulu. Ngapain bawa-bawa kematian. Emangnya sudah banyak bekal buat akhirat nanti? Sembarangan aja kalau ngomong." Jelita kembali duduk, tetapi pandangannya tak lagi mau menatap Mahesa. "Aku cuma khawatir sama kaget aja tadi. Lagian kenapa, sih? Mas tahu salon Kencana, ya atau kenal sama pemiliknya? Bisa, dong, direkomendasikan biar aku dapat diskon."

"Nggak. Aku nggak tahu dan nggak kenal siapa pemiliknya." Tatapan Mahesa tajam. Setelah pulang dari restoran, dia harus meminta maaf oada bundanya karena tidak mengakui keberadaan perempuan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status