Satrio Wirang bersiap untuk melakukan perjalanan kembali ke Padepokan Naga Putih. Sebelum pergi Satrio Wirang berpamitan pada semua warga desa. Karena selama di Padepokan Ki Naga Baruna. Satrio Wirang begitu dekat dengan mereka. Satrio Wirang juga meminta kepada kepala desa untuk menggunakan padepokan Ki Naga Baruna untuk keperluan para warga. Satrio Wirang juga mempersilahkan para warga untuk mengambil semua simpanan padainya yang selama ini dia kumpulkan. Satrio Wirang juga memberikan berapa keping emas untuk kepentingan para warga agar mereka mau merawat dan menjaga Padepokan Naga Putih.
Di sisi lain Arum Sari dan Alikusuma beberapa hari ini menemukan sebuah fakta bahwa Elangga memilik hubungan dengan beberapa Petinggi Kerajaan Salakanegara. Untuk itu mereka sekarang lebih fokus untuk mengawasi para Petinggi Kerajaan Salakanegara. Namun setelah mengawasi mereka berhari-hari mereka masih tidak mendapatkan informasi apa-apa tentang keberadaan Elangga. Justru mereka berdua ma
Satrio Wirang bersama yang lainnya mulai menyelidiki tentang kelompok pemberontak yang mulai merekrut para warga untuk melakukan pemberontakan pada Kerajaan Salakanegara yang di pimpin oleh Raja Dewa Warman. Para pemberontak ini bukan lah para pemberontak mereka begitu terencana dan memiliki dukungan dari para Petinggi Kerajaan Salakanegara. Jika terus di biarkan maka dapat menggulingkan kekuasaan Raja Dewa Warman. Tapi Satrio Wirang tidak ingin ikut campur dalam masalah itu. Dia menyelidiki para pemberontak ini karena mereka berhubungan dengan Elangga orang yang sedang dia cari.Para pemberontak ini benar-benar pintar agar tidak ketahuan oleh pasukan Kerajaan Salakanegara. Mereka menggunakan kode dan simbol khusus yang hanya di mengerti mereka sehingga pasukan Kerajaan Salakanegara tidak dapat menemukan mereka.Orang yang paling pusing menghadapi para pemberontak itu adalah Aryo Guntur. Meski sudah mengetahui akan adanya bibit-bibit pemberontakan tapi Aryo Guntur tida
Satrio Wirang pulang ke Padepokan Naga Putih dengan tertatih-tatih. Luka di kakinya membuatnya kesulitan untuk berjalan normal. Anak panah dari Pusaka Panah Naga Angin yang menancap di kakinya menimbulkan luka yang tidak bisa di sembuhkan dengan tenaga dalam saja.Alikusuma dan yang lainnya melihat Satrio Wirang yang berjalan dengan tertatih-tatih langsung menghampirinya. Alikusuma dengan kekuatan Pusaka Tongkat Naga Putih langsung menyembuhkan Satrio Wirang."Apa yang terjadi padamu Wirang?" tanya Alikusuma."Aku terkena panah dari Elangga" jawab Satrio Wirang."Bagaimana itu bisa terjadi" tanya Ki Naga Barong."Aku ketahuan oleh Elangga saat sedang mengawasi para pemberontak" ujar Satrio Wirang."Dengan mata elangnya. Elangga pasti dengan mudah dapat menemukan seseorang yang bersembunyi. Hampir tidak ada orang yang bisa bersembunyi darinya" jelas Alikusuma.Malam itu. Segerombolan orang sedang mengendap-endap di Istana Kerajaan Sala
Aryo Guntur, Kebo Ijo dan Senopati Adhiyaksa gagal untuk menangkap para pemberontak karena rencana penyerbuan mereka ke tempat persembunyian para pemberontak di bocorkan oleh para petinggi Kerajaan Salakanegara. Hal ini menambah catatan kegagalan Aryo Guntur dalam menangkap para pemberontak. Raja Dewa Warman pun akhirnya geram karena Aryo Guntur selalu gagal dalam tugasnya untuk menangkap para pemberontak. Aryo Guntur kemudian sudah tidak bisa menahan emosinya pada para petinggi kerajaan yang selalu saja menggagalkan rencananya dan selalu menyudutkannya di hadapan Raja Dewa Warman.Aryo Guntur kemudian menemui sorang pembunuh bayaran yang sangat hebat bernama Bajing Gendeng. Bajing Gendeng terkenal begitu hebat dan tidak pernah gagal untuk membunuh targetnya. Meski targetnya mempunyai penjagaan yang sangat ketat. Tapi Bajing Gendeng bisa dengan mudah menyusup dan membunuh targetnya tanpa tertangkap. Dia akan sangat cocok untuk menjalankan tugas untuk membunuh para petin
Satrio Wirang sedang berlatih ilmu kanuragan di Padepokan Naga Putih bersama dengan Alikusuma dan Arum Sari. Setelah cukup lama mereka tidak melakukan latih tanding. Alikusuma dan Arum Sari begitu terkejut dengan perkembangan Satrio Wirang yang sangat pesat. Apa lagi saat Satrio Wirang menggunakan Tai Ci yang di ajarkan oleh Zhang San untuk melawan mereka berdua. Meski hanya berapa bulan saja Satrio Wirang berlatih bersama Zhang San namun perkembangannya sudah sangat pesat. Di tambah senjata barunya yang dia rancang bersama Zhang San membuat Satrio Wirang akan semakin sulit untuk di kalahkan.Saat sedang serunya pertarungan mereka bertiga datang lah segerombolan pasukan Kerajaan Salakanegara. Terlihat mereka sedang mengawal seorang petinggi Kerajaan Salakanegara. Meski seperti pernah melihatnya namun di antara Satrio Wirang, Alikusuma, dan Arum Sari. Tidak ada satu pun dari mereka bertiga yang mengenali petinggi Kerajaan Salakanegara itu.Dengan menaiki kudanya. Peting
Malam itu. Bajing Gendeng yang tidak menghiraukan perkataan Aryo Guntur. Diam-diam menyusup ke Istana Kerajaan Salakanegara. Dia benar-benar meremehkan Satrio Wirang. Dia pikir dia bisa mengalahkan Satrio Wirang yang hanya bisa menghilang menggunakan Pusaka Jubah Naga Hitam.Sejauh ini dia bisa masuk ke Istana Kerajaan Salakanegara dengan sangat mudah. Tidak ada tanda-tanda bahwa Satrio Wirang telah menemukannya. Dia kemudian menuju ke salah satu kamar petinggi kerajaan yang menjadi targetnya malam ini.Namun ketika dia hendak masuk ke kamar itu. Tiba-tiba ada sebuah jarum yang di tembakan ke arahnya. Bajing Gendeng dengan sigap menghindari tembakan jarum itu. Dari atas sebuah pohon Satrio Wirang muncul dengan tersenyum. Bajing Gendeng yang melihat Satrio Wirang dengan cepat langsung mengangkat pedangnya."Sepertinya Kita sama-sama ahli dalam hal menyusup" senyum Satrio Wirang."Siapa Kamu?" tanya Bajing Gendeng."Tidak sopan menanyakan nama
Kematian Bajing Gendeng membuat para petinggi Kerajaan Salakanegara kembali menjadi tenang. Mereka sudah tidak perlu takut lagi untuk di bunuh oleh Bajing Gendeng. Perlahan para petinggi kerajaan kembali menjalankan kegiatan mereka dengan tenang.Dengan kembalinya para petinggi kerajaan membuat Elangga kembali mendapatkan bocoran informasi dari para petinggi kerajaan. Hal ini tentu sangat memudahkan rencana Elangga dan para pemberontak. Dengan informasi yang di berikan para petinggi kerajaan membuat Elangga dan para pemberontak bisa kembali beraksi. Mereka mulai merekrut para warga yang kecewa dengan Kerajaan Salakanegara.Krisis makanan yang di hadapi oleh para warga Kerajaan Salakanegara yang di sebabkan seringnya Raja Dewa Warman yang meminta para warga menyerahkan persediaan makanan mereka untuk perbekalan para prajurit Kerajaan Salakanegara yang akan menaklukkan kerajaan-kerajaan lainnya. Dalam kepemimpinan Raja Dewa Warman memang Kerajaan Salakanegara sedang giat
Aryo Guntur dan yang lainnya berhasil menemukan markas para pemberontak yang bersembunyi di salah satu desa dan menjadikan desa itu sebagai markas mereka. Aryo Guntur menyuruh pasukannya untuk mengepung desa itu dan tidak boleh membiarkan satu orang pun meninggalkan desa itu.Aryo Guntur berhasil menemukan markas para pemberontak berkat rencananya menyuruh seseorang berpura-bura bergabung dengan para pemberontak. Setelah orang itu bergabung dengan para pemberontak. Dia menjadi mata-mata bagi Aryo Guntur. Itu sebabnya Aryo Guntur bisa tahu di mana persembunyian para pemberontak. Aryo Guntur juga sengaja berangkat ketika hari masih petang dan para petinggi kerajaan masih tertidur nyenyak. Sehingga para petinggi itu tidak tahu akan kepergian Aryo Guntur dan pasukannya. Dengan begitu para petinggi itu tidak bisa membocorkan rencana penyerbuannya kepada para pemberontak.Para pemberontak yang mengetahui bahwa mereka telah terkepung langsung melaporkan hal ini kepada Elangga
Elangga dan para pemberontak berhasil lolos dari serangan Aryo Guntur yang mengepung markas mereka berkat pertolongan pria bertopeng itu. Tanpa pertolongan pria bertopeng itu mungkin Elangga dan para pemberontak itu sudah habis oleh Aryo Guntur dan pasukannya. Meski hanya separo dari mereka yang selamat dari serangan itu. Tapi ini sudah lebih baik dari pada mereka semua terbunuh dalam serangan itu.Setelah berada di tempat yang aman Elangga dan para pemberontak bersujud kepada pria bertopeng itu. Pria itu kemudian membuka topengnya. Dan ternyata dia adalah Raden Jaya Singa Warman menantu dari Raja Dewa Warman. Dia lah yang selama ini menggerakkan Elangga dan yang lainnya dalam pemberontakan ini. Dia juga yang telah mencuri senjata dari gudang senjata Kerajaan Salakanegara pada saat malam penyerangan Elangga dan para pemberontak ke Istana Kerajaan Salakanegara. Dia pula yang berhasil membujuk para petinggi kerajaan untuk membantu Elangga dan para pemberontak. Raden Jaya