Share

Aura Siluman

last update Last Updated: 2025-03-24 06:37:14

"Apa yang kau lakukan?" bentak Arya sambil pegang kepalanya yang menerima hantaman dari kayu di tangan gadis itu.

"Sebaiknya kau pergi dari sini, aku tidak ingin kau berada di rumah ini," usir gadis itu.

"Intan! Apa yang kau katakan, dia tamu nenek," kata nyai Rara dan menarik tangan gadis itu untuk duduk di sampingnya.

"Tamu? Kenapa nenek mau menerima tamu, dia pembunuh nek, Intan sudah lihat lihat sketsa wajahnya bersebaran di desa," ucap gadis itu.

"Sebaiknya kau duduk, dia bukan pembunuh," kata Ki Bonggol dengan suara yang tertahan di tenggorokannya.

Intan mengalah, dia tidak tahu kenapa dia mengalah pada lelaki tua yang bicara itu, seolah ada ikatan bathin antara dia dengan Ki Bonggol.

"Nek! Siapa dia?" tanya Intan berbisik pada nyai Rara.

"Tanyakan saja sendiri, dia pasti akan jawab," jawab nyai Rara.

"Aku adalah kakekmu intan, ayah dari ibumu," jawab Ki Bonggol menjawab pertanyaan Intan yang bertanya pada nyai Rara.

"Kakek? Ayah ibu?" tanya Intan tidak yakin dan dia malah mena
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Sang Penghancur Langit    Racun yang tidak disadari

    Huahhhhhh!! Berkali-kali Arya membuka mulutnya karena menguap. Itu karena hampir satu malam Arya tidak tidur karena terus mendapatkan gangguan dari Putri Yung Yen. Sama seperti Arya, Putri Yung Yen juga terlihat jelas kekurangan istirahat, kurang tidur. Itu terlihat dari matanya yang sudah memerah. Arya maupun Putri Yung menjalankan kuda dengan sangat pelan. Seolah tidak ingin melanjutkan perjalanan menuju Utara."Kapan kita akan memasuki kota, Kak Arya?" tanya gadis itu."Kita mungkin tidak akan melewati kota, Adik Yung. Kita akan melewati lembah dan gunung," jawab Arya."Jadi kapan aku akan mandi?""Nanti saat kita menemukan sungai, kita akan bersihkan tubuh sekalian isi tempat minum yang sudah mulai kosong," jawab Arya."Satu lagi Kak Arya, di mana kita akan menemukan akar dewa itu?" tanya Putri Yung lagi."Dari kitab yang aku baca, akar dewa itu akan ditemukan di daerah yang lembab, daerah subur yang memungkinkan bagi akar dewa itu tumbuh," jawab Arya."Begitu ya!" kata gadis it

  • Sang Penghancur Langit    Menginap di hutan

    "kita akan bermalam disini adik Yung!" kata Arya saat mereka sampai di pinggiran sebuah hutan. "Disini? Apa tidak ada penginapan yang bisa kita sewa, kak Arya?" tanya putri Yung Yen. Gadis itu tidak menyangka jika hari pertama yang akan dia lewati adalah bermalam di tengah hutan. "Penginapan? Hahahahaha! Apa kau pikir dihutan ini ada penginapan, adik Yung?" ucap Arya. Wajah putri Yung Yen sedikit berubah rona karena akan tidur di tengah hutan. Hal yang belum pernah dia alami selama dia hidup. Arya segera hidupkan api unggun untuk hangatkan badan. Dan dengan segera putri Yung Yen juga mendekati api unggun yang Arya hidupkan. Selain hidupkan api unggun, Arya juga membakar seekor kelinci yang Arya dapatkan di pinggiran hutan itu. "Ini makanan kita malam ini, makanlah, atau kau akan kelaparan malam ini," kata Arya. Putri Yung Yen dengan terpaksa memakan apa yang diberikan oleh Arya. Tidak membantah sedikit pun. "Enak!" kata gadis itu. "Hahahaha! Tapi yang pastinya jauh lebih enak

  • Sang Penghancur Langit    Meninggalkan kota

    Arya masih berada di sekte angin timur. Menunggu putri Yung Yen mempersiapkan semua yang akan dia bawa. "Sungguh putriku itu, apa dia akan membawa barang yang banyak? Apa dia pikir kalian akan bersantai-santai?" kata ketua Jun. "Tidak apa-apa ketua! Aku paham!" kata Arya. Ketua Jun memasuki sebuah ruangan rahasia yang berada di dalam ruangan pribadi itu. Dan dia keluar dengan membawa sebuah kotak kecil. "Apa itu ketua?" tanya Arya penasaran dengan isi kotak itu. Ketua Jun tidak menjawab. Tapi dia malah membuka kotak itu dan mengeluarkan isinya. Di tangan ketua Jun kini ada sebuah kitab yang bersambul warna kuning emas. Dan dia menunjukkan pada Arya. "Ini adalah kitab tarian bidadari, dan ini hanya bisa dipelajari oleh perempuan! Kitab ini khusus aku siapkan untuk putriku, putri Yung Yen!" kata ketua Jun Yen. "Kenapa ketua memberikan padaku?" tanya Arya. "Aku tahu kau seorang pendekar yang hebat. Memiliki pengalaman luas meskipun usiamu masih muda. Jadi aku ingin kau memberikan

  • Sang Penghancur Langit    Pelajaran untuk tabib Yo

    Tabib Yo yang berada dalam ruangan pribadi di balai pengobatan yang juga merupakan tempat tinggalnya tersenyum saat sudah membayar beberapa orang untuk memberikan pelajaran pada Arya. Tabib Yo yakin jika kelima orang yang sudah dia bayar itu pasti akan mampu memberikan Arya luka yang akan memaksa Arya untuk tinggalkan kota Gurt. "Apa dia pikir aku akan diam saja melihat dia ambil semua pasienku!" ucap Tabib Yo. Tabib Yo memang adalah orang yang licik. Orang yang halalkan segala cara agar hanya dia satu-satunya tabib di kota Gurt. "Dengan begini aku akan tenang. Aku akan bebas untuk membuka praktek dan buat harga dengan sangat mahal. Mereka akan aku cekik," kata Tabib Yo. Tapi, belum juga dia mendapatkan kabar bahagia. Satu teriakan dari luar membuat Tabib Yo gemetaran. "Tabib Yo! Keluarlah! Aku membawa orang suruhanmu!" teriak suara yang pastinya adalah suara Arya. "Kurang ajar! Mereka gagal dan bodohnya mereka malah membawa pemuda keparat itu kemari," maki Tabib Yo. Dengan me

  • Sang Penghancur Langit    Menunjukkan sedikit kekejaman

    Arya dan ketua Jun Yen, ketua sekte angin timur, kaget dengan jawaban dari putri Yung Yen. Mereka berdua tidak percaya jika gadis berusia sembilan belas tahun itu akan menjawab tanpa berpikir terlebih dahulu. "Yung! Apa kau tidak memikirkan bagaimana keadaan diluar sana?" tanya ketua Jun Yun pada putri semata wayangnya itu. "Kenapa dengan diluar sana, ayah? Bukankah disana banyak hal yang menyenangkan yang mungkin Yung temukan?" ucap gadis itu. Ketua Jun Yun geleng kepala karena jawaban dan pertanyaan anak gadis nya itu. "Memang banyak hal yang menyenangkan di luar sana, putriku, tapi hal yang berbahaya juga banyak," kata ketua Jun Yun. Sejatinya, putri Yung Yen adalah gadis yang sudah ingin melihat dunia luar. Selama ini dia selalu terkurung di sekte angin timur. Sekte yang merupakan tempat dia berada. Paling jauh dia hanya berjalan-jalan di sekitar kota Gurt. Pemikiran gadis itu selalu terbayang dengan petualang yang panjang. Seperti petualang yang sering diceritakan ayahnya p

  • Sang Penghancur Langit    Memberikan pengobatan.

    Tukkkkkk! Arya gerakkan jari tangannya dan menotok di beberapa bagian tubuh dari putri Yung Yen. Selanjutnya Arya mengalirkan hawa murni. Energi petir yang Arya miliki menjadikan energi itu sebagai media pengobatan yang sangat bagus. Perlahan wajah putri Yung Yen menjadi lebih cerah. Dan aliran darah mulai terlihat normal tapi itu baru tahap awal saja. "Aku sudah mencoba memberikan pengobatan pertama, ketua. Tapi itu hanya tahap awal saja. Setelah itu semua tergantung padamu dan putrimu," kata Arya. Ketua Jun Yen melihat perubahan pada putrinya yang cukup signifikan. Dan itu membuatnya cukup bersemangat. "Apa penyakit dari putriku, tabib Arya?" tanya ketua Jun Yen. Arya menoleh ke arah tabib Yo. Seolah tidak ingin tabib itu ada di sana. "Apakah aku bisa bicara pribadi dengan ketua dan putri Yung Yen, tapi nanti setelah dia sadar," kata Arya. "Sadar? Apa kau yakin dia akan sadar lagi?" tanya tabib Yo. "Jaga ucapanmu tabib Yo! Apa kau berharap putriku tewas?" bentak ketua Jun

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status