Tuan muda Yun Ji melihat jika Arya adalah yang cukup tangguh. Dan itu membuatnya masuk ke dalam sekte naga hitam. Tapi, perginya tuan muda Yun Ji, tidak luput dari perhatian Arya. Dan itu membuat Arya memutuskan untuk tinggalkan pertarungan dan mengejar tuan muda Yun Ji. Huppppp! Arya melompati tubuh wakil Get dan wakil Cat dengan mudahnya. Setelah itu Arya melesat ke arah tuan muda Yun Ji yang sudah masuk ke dalam salah satu ruang sekte naga hitam. "Hei keparat! Jangan kau lari!" teriak wakil Get yang tidak terima satu pun pukulannya tidak ada yang mengenai Arya. Wakil Cat juga sama geramnya dengan wakil Get. Dia sudah bertarung dengan banyak petarung. Tapi baru kali ini dia tidak dapat menyentuh lawannya. "Kita kejar dia! Sepertinya dia mengincar tuan muda," kata wakil Get. "Kau benar!" Huppppp!!Dua wakil sekte naga hitam itu mengejar Arya yang sudah lebih dahulu memasuki ruangan sekte naga hitam. Begitu Arya sampai di ruangan sekte naga hitam. Dia mencari tuan muda Yun Ji
Tujuh gadis dengan pakaian putih berjalan menuju kota Huth. Ketujuh gadis itu datang dari hutan yang tidak jauh dari kota Huth. Meskipun mereka hanya bertujuh, tapi tidak ada sedikitpun suara yang terdengar dari mulut mereka. Mereka semua diam dan tidak ada yang bicara. Seolah mereka tidak bisa bicara. Dan itu terus terjadi sampai mereka memasuki kota Huth. Saat sampai pun di kota Huth. Ketujuh perempuan itu tetap tidak ada yang bicara. Mereka terus berjalan meskipun jalanan mulai ramai karena harus sudah mendekati siang. Ketujuh perempuan itu hentikan langkah kaki mereka saat mereka sampai di depan gerbang sekte naga hitam. "Apa yang kalian inginkan? Apa kalian ingin menjual tubuh kalian?" tanya penjaga gerbang pada gadis-gadis itu. Gadis yang paling depan memberikan senyum yang manis, menanggapi perkataan penjaga gerbang itu. Dan dia mendekati penjaga gerbang itu. "Aku tidak memiliki banyak uang koin emas untuk membayar tubuh mulusmu," kata penjaga gerbang itu. Gadis itu ti
Aaaaaaaaaaaaaaaaa! Jledaaarrrrrrr! Energi yang masuk ke dalam tubuh Arya, akhirnya tidak mampu bertahan di dalam tubuh Arya, dan ledakan keras terjadi. Pancaran energi yang meledak dari tubuh Arya, mengeluarkan gelombang kekuatan yang menghempaskan resi Roit dan gadis-gadis yang ada di sekitarnya. "Kekuatan ini?" ucap resi Roit tidak percaya dengan yang dirasakan oleh tubuhnya. Tubuh Arya masih terus memancarkan energi yang kuat. Dan terus menerus keluar hingga membuat ruangan bawah tanah itu bergoyang karena kuatnya pancaran tenaga dalam yang Arya keluarkan tanpa sadar. "Kendalikan kekuatan itu anak muda! Kalau tidak, ruangan ini akan runtuh!" kata resi Roit berteriak keras pada Arya. Arya malah terangkat ke udara. Dan pancaran energi yang keluar juga semakin tidak terkendali. "ANAK MUDA! JANGAN HANYA MENERIMA, SEGERA KENDALIKAN!" teriak resi Roit dengan suara keras yang menggetarkan ruangan itu. Haaaaaaaaaaa!! Arya berteriak keras, dan berusaha melakukan apa yang diperinta
"Selamat datang di markas kelompok bulan putih, anak muda!" kata orang tua yang sudah sangat berumur. Arya memberikan hormat, dan itu membuat orang tua itu tersenyum. "Mari ikuti aku, anak muda," ajak orang tua itu. Ucapkan itu, lelaki tua itu berjalan menjauh dan Arya segera ikuti langkah lelaki tua itu. Di belakang Arya, perempuan yang bicara acuh pada Arya mengikuti. Dan bersamanya tujuh gadis yang dihutan juga ikut dengan lelaki tua itu. Arya dibawa memasuki sebuah ruangan yang tidak terlalu luas, tapi ruangan itu sangat sejuk, padahal mereka berada dibawah tanah. Arya berkali-kali melihat ke atas, dan Arya heran tidak melihat satupun akar pohon yang terlihat, padahal mereka berada di bawah ratusan pohon yang besar. "Silahkan duduk anak muda," kata lelaki pada Arya. Tapi Arya tetap berdiri. Arya tidak mau duduk karena lelaki itu juga masih berdiri. "Hahahaha! "Kau ternyata manusia yang memiliki adab." Lelaki itu duduk dan bersila di lantai. Setelah itu Arya ikuti lelaki it
Hanya satu gerakan saja, Arya sudah tinggalkan kediaman pejabat Dur. Arya mendapatkan petunjuk jika ada kelompok yang tidak suka pada sekte naga hitam. kelompok bulan putih."Arah selatan ya!" gumam Arya.Malam itu juga, Arya memutuskan menuju arah selatan kota Huth. Mencari di sekitar pinggir hutan kota itu.Huppppp!!Dengan langkah ringan Arya meninggalkan kota Huth, dan arah selatan adalah tujuan Arya."Disinilah?" ucap Arya.Arya saat ini berada di atas sebatang pohon. Mencari keberadaan dari kelompok bulan putih yang kata pejabat Dur sangat sulit untuk ditemukan.Arya tidak hanya memperkuat indera pendengaran, tapi Arya juga berusaha mendeteksi keberadaan energi yang mungkin ada di sekitar hutan itu."Banyak energi disini, tapi ini adalah energi dari penghuni hutan ini, para siluman yang bermukim di hutan ini," gumam Arya.Di pandangan mata Arya juga terlintas bayangan-bayanagn yang mencoba untuk ganggu dirinya, tapi karena Arya tidak gubris para kumpulan siluman itu memutuskan m
Arya melompat tinggi, dan mendarat di atap sebuah rumah yang megah. Tapi kemegahan rumah itu selalu dinaungi rasa takut. Rasa takut pemilik rumah itu pada penguasa kota sesungguhnya dari kota Huth, siapa lagi kalau bukan sekte naga hitam. Rumah yang saat ini Arya datangi adalah rumah dari pejabat Dur. Pejabat kota Huth yang sesungguhnya adalah utusan langsung dari Raja Burma. Ataupun tangan langsung dari penguasa negeri Burma di kota Huth. Arya mendarat di halaman rumah pejabat Dur. Dan dengan langkah pelan-pelan, Arya berjalan mendekati pintu masuk rumah penguasa kota yang tak dianggap itu. "Sia ... Tukkkkkk! Arya melihat, merasakan dan mendengar sebuah gerakan. Sebelum orang itu berteriak keras, Arya lebih dahulu bergerak dan memberikan satu totokan yang membuat orang itu kaku tidak dapat bergerak. "Sebaiknya kau duduk tenang disini, aku tidak akan membunuhmu," kata Arya dan mengaman orang itu di sudut rumah pejabat Dur. Orang itu adalah pengawal rumah dari pejabat Dur. Dia
Arya berjalan santai ke arah kota Huth. Kota yang jadi markas utama dari sekte naga hitam. Sekte yang jadi musuh Arya saat ini. Arya sudah berjalan satu hari, tapi belum juga melihat keberadaan kota Huth. kota yang jadi tujuan dari Arya. Saat ini Arya memakai topeng naga perak untuk menutupi identitas dari wajahnya, dan itu memang berhasil untuk saat ini. Negeri Burma yang penuh dengan manusia yang banyak, tidak hanya Arya yang menggunakan topeng penutup wajah. Tapi Arya melihat banyak yang memakai topeng. Dan satu lagi, di negeri itu seseorang diperbolehkan untuk memakai topeng, dan itu tidak akan disalahkan oleh kerajaan. "Peraturan negeri ini sedikit membantu pergerakan ku," ucap Arya. Arya meneruskan perjalanan, dan mulai merasakan aroma udara yang berbeda. "Sepertinya aku sudah dekat dengan kota Huth!" ucap Arya. Arya mempercepat langkah kakinya, dan kali ini jalan yang Arya lalui adalah jalan yang mendaki. Saat Arya sudah berada di puncak, Arya menatap ke bawah. Dan Ary
"Kau tidak akan membunuh aku, bukan?" tanya ketua Reo takut pada Arya. "Tergantung! Apakah aku ingin membunuh atau tidak," jawab Arya. Wajah ketua Reo pucat pasi, jawaban Arya begitu ambigu. Dan itu membuatnya semakin takut pada Arya. "Hahahaha! Jika kau mau keluar dari sekte naga hitam, dan menjadi orang yang lurus, aku mungkin akan memberikan hidup kedua padamu," kata Arya. "Kami semua akan keluar dari sekte naga hitam!" teriak anak buah ketua Reo. Ketua Reo kaget lagi. Tak percaya jika anak buahnya takut pada Arya. Bahkan lebih takut daripada, kepada ketua sekte naga hitam, ketua Chu Cai. "Apakah benar?" tanya Arya. "Benar! Aku sudah bosan jadi bagian dari sekte gelap ini, itu membuatku dalam keadaan bahaya secara terus menerus," kata salah satu anak buah ketua Reo sambil membuka pakaian hitam yang jadi simbol sekte naga hitam. Apa yang dilakukan oleh anak buah ketua Reo itu, diikuti oleh rekannya yang lain. Dan kini tidak ada lagi anak buah ketua Reo yang gunakan pakaian k
Malam tiba di negeri Burma, dan Arya masih berada di kerajaan itu. "Aku tidak mungkin meninggalkan istana ini tanpa izin dari tuan putri," gumam Arya. Ia memutuskan untuk berjalan menuju kamar putri Gut. Setelah melangkah melalui lorong istana, Arya akhirnya sampai di pintu kamar putri."Ada apa, Tuan Arya?" tanya seorang prajurit dengan sikap yang sopan. Sejak pertarungan antara Arya dan Patih Ngot yang dimenangkan oleh Arya, sikap prajurit-prajurit kerajaan pun berubah. Semua prajurit kini bersikap lebih hormat padanya."Aku ingin bertemu dengan tuan putri, apakah boleh?" tanya Arya."Kami tidak tahu apakah tuan putri bersedia menemui tuan," jawab prajurit penjaga pintu kamar Putri Gut."Coba tanyakan dulu," pinta Arya."Baik, silakan tunggu, Tuan Arya," jawab prajurit itu.Tak lama kemudian, prajurit keluar bersama seorang gadis yang menatap Arya dengan mata yang indah. "Ada apa, Arya?" tanya Putri Gut dengan heran, karena ia tidak mengerti mengapa Arya ingin bertemu dengannya