Home / Fantasi / Sang Penghancur Langit / Menuju Kota Mentari

Share

Menuju Kota Mentari

last update Last Updated: 2025-01-19 14:11:53

Ki Rembang berjalan keluar dengan cepat ke luar dari gua, dan disana ada dua orang yang datang menunggu dengan wajah yang lelah.

"Apa benar kalian utusan, Adipati Jampar?" tanya Ki Rembang.

"Iya tabib, saat ini Adipati Jampar sudah tidak memiliki pilihan lain selain meminta bantuan, tabib!" kata utusan itu.

"Apa yang terjadi dengan kadipaten Mentari?" tanya Tabib Rembang.

"Racun yang mengerikan!" jawab utusan itu.

"Racun?" desis Ki Rembang.

***

Kadipaten Mentari, kadipaten yang berjarak puluhan ribu kilometer jauhnya dari kota rimba raya, dan dua kadipaten itu terpisahkan oleh kadiapten lain, kadipaten Sekayu.

Kadipaten Mentari merupakan kadipaten yang memiliki banyak hasil bumi dan hasil alam yang lain.

Di kota itu ada sebuah tambang emas, satu-satunya penambangan emas yang ada di negeri lingga.

Selain ibukota, kota Mentari merupakan kota kedua terbesar dan teramai yang ada di negeri lingga, dan penyebabnya adalah tambang emas.

Adipati Jampar, Adipati yang berkuasa di kadiapten itu s
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Nanang
lumayan seru tapi hanya satu bab update nya 3bab perhari kalo bisa
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Sang Penghancur Langit    Kota Sandiwara

    Dua ekor kuda gagah berjalan membelah dan menembus hutan yang membatasi kota rimba raya dengan kota Sedayu, kadipaten Sedayu."Kita sudah sampai di kadipaten Sedayu Arya, hati-hati dengan penduduk kota ini," kata Ki Rembang pada Arya."Kenapa, paman?" tanya Arya ingin tahu."Di kota ini, warga kota akan sengaja mencari masalah demi pundi emas!" jawab Ki Rembang."Eh kenapa begitu?" tanya Arya bingung."Itu kebiasaan penduduk kota ini, jadi kota ini tidak ada majunya," jawab Ki Rembang."Kalau begitu kita tidak usah singgah, paman. Dari pada dapat masalah," kata Arya."Tidak, kita harus singgah! Hanya ini kota yang akan kita lewati sebelum kota mentari!" jawab Ki Rembang."Tapi nanti ada yang cari masalah, paman," kata Arya lagi."Anggap saja pelajaran untuk mencoba kehati-hatian, Arya!" ucap Ki Rembang."Pelajaran kehati-hatian!" gumam Arya.Saat Arya dan Ki Rembang memasuki kota Sedayu, puluhan pasang mata menatap mereka seolah Arya dan Ki Rembang adalah makanan mereka."Jangan tatap

    Last Updated : 2025-01-19
  • Sang Penghancur Langit    Kadipaten Mentari

    Menempuh perjalanan tiga hari tanpa halangan, Arya dan Ki Rembang akhirnya sampai di wilayah kadipaten Mentari, tujuan akhir dari keduanya."Sungguh ramai kadipaten ini, paman!" kata Arya.Meskipun Arya sudah berada di ibukota, seperti ibukota kerajaan Teruma, kota Wan. Tapi Arya belum pernah lihat kota yang sangat ramai dan semaju kota mentari."Kota ini merupakan kota terbesar kedua setelah ibukota kerajaan lingga!" kata Ki Rembang."Benarkah itu, paman?" tanya Arya."Iya, itu memang benar!" jawab Ki Rembang.Saat Arya dan Ki Rembang memasuki kota mentari, belasan orang dengan pakaian berlambang beruang menghadang perjalanan mereka."Ada apa ini?" tanya Ki Rembang."Maaf, orang luar dilarang memasuki kota ini! Jadi kalian sebaiknya putar balik dulu!' kata salah satu dari belasan orang yang memakai pakaian berlambang beruang itu."Eh kenapa?" tanya Ki Rembang."Saat ini keadaan kota sedang tidak kondusif, kami dari perguruan beruang biru yang saat ini jadi penjaga kota ini!""Bagaima

    Last Updated : 2025-01-20
  • Sang Penghancur Langit    Masalah Kota Mentari

    Semua mata menatap ke arah Arya, dan menunggu jawaban dari pemuda itu. Arya tersenyum, karena empat pasang mata menatap dia dan menunggu jawaban."Jika aku menolak, untuk apa aku ikut, paman!" jawab Arya.Jawaban Arya itu sudah menujukkan jika Arya bersedia untuk mencari telaga mata dewa untuk jadi penawar racun dari sakit yang di derita Adipati Jampar dan keluarganya."Katakan saja, dimana wilayah dari pulau ular siluman itu?" tanya Arya."Cukup jauh, tapi jika kau terus memacu kuda tanpa henti, kau akan sampai di pesisir pantai dalam lima hari!" kata Ki Rembang."Hanya lima hari? Itu tidak jauh!" kata Arya."Tapi sebaiknya kau berangkat esok saja, Arya. Kau sudah lelah, sebaiknya kau istirahat dulu!' kata Ki Rembang."Iya, paman! Aku akan istirahat!" jawab Arya dan keluar dari gubuk itu."Kau akan istirahat di luar, Arya? Apa kau merasa jijik dengan tubuh kami?" tanya Adipati Jampar."Hahahaha! Jangan tersinggung Adipati, Tapi aku tidak tahu aku harus istirahat dimana!" jawab Arya.

    Last Updated : 2025-01-20
  • Sang Penghancur Langit    Tinggalkan Kota Mentari

    "Ketua, apa orang yang kau maksud itu sebagai tabib tujuh penjuru mata angin itu mampu obati luka Adipati?" tanya juragan Handoko pada orang yang berpakaian hijau itu."Tidak, kau tenang saja Handoko, tidak semudah itu menemukan obat racun itu, satu-satunya obat dari racun adalah air dari telaga mata dewa!" jawab lelaki berpakian hijau yang sedari tadi menyimak dan sedikit menanggapi."Kau sungguh yakin, ketua?" tanya juragan Handoko."Harsah tidak pernah berdusta, asal kau tahu, kelompok teratai hijau melakukan pekerjaaan seperti ini sudah bertahun-tahun, dan racun adalah keahlian kami," kata ketua Harsah yang tak lain adalah ketua dari kelompok teratai hijau."Aku akan yakinkan diriku," kata juragan Handoko."Harus, dan itu memang yang harus kau lakukan!" kata ketua Harsah.***Jurang pengasingan, Arya masih malas untuk meninggalkan kota mentari. Arya merasa di membutuhkan istirahat yang lebih."Apa kau itu seorang pemalas?"Andini datang dan menemani Arya bicara."Aku lelah! Aku in

    Last Updated : 2025-01-21
  • Sang Penghancur Langit    Permainan Ketua Harsah

    Ki sepat langsung berbalik saat dengar suara itu. "Aku sudah yakin jika yang datang itu adalah dirimu, Ki Rembang!" kata Ki sepat dan berjalan ke arah Ki Rembang."Hahahaha! Tenyata dirimu, sepat!" kata Ki Rembang yang mengenal Ki sepat.Dua orang yang datang dari jaman yang sama itu berpelukan, karena terlalu lama mereka tidak bertemu."Jika aku tahu kau membuat perguruan disini, sudah pasti aku akan sering singgah, sepat. Aku hampir dua atau tiga purnama selalu datang ke kota ini!" kata Ki Rembang."Datang ke kota ini? Untuk apa?" tanya ku sepat."Adipati adalah menantuku, Andini adalah cucuku!" jawab Ki Rembang."Sungguh?" tanya Ki sepat tidak percaya."Iya, untuk apa aku berdusta!" jawab Ki Rembang.Setelah basa-basi itu semuanya diam."Kau tadi mengatakan jika ada seseorang yang ingin hancurkan menantuku, dan ingin kuasai kota, siapa yang kau maksud, Sepat?" tanya Ki Rembang."Saat ini masih diselidiki muridku, Danu. Yang aku curigai adalah juragan Handoko, dia memiliki akses ke

    Last Updated : 2025-01-22
  • Sang Penghancur Langit    Perguruan Pengungsi

    Arya menatap ke arah datangnya anak panah itu, dan merasakan energi lebih dari satu orang berada tidak jauh dari tempat Arya istirahat."Aku tidak ingin membuat masalah, aku hanya seorang pengelana!" teriak Arya.Whusssssssss!!Jawaban dari teriakan Arya adalah belasan anak panah yang melesat dengan kecepatan yang tinggi. Anak panah itu diluncurkan dengan bantuan tenaga dalam.Tapi, hanya dengan tangannya sudah sudah mampu menyapu anak panah itu hingga rontok ke tanah."Sudah aku katakan aku tidak ingin ada masalah!" teriak Arya lagi.Kali ini tidak ada jawaban, bahkan Arya merasakan jika orang-orang yang menyerangnya menjauh dan pancaran energi mereka hilang tak berbekas."Sialan! Mereka kabur!" ucap Arya.Arya menatap ke langit, dan dia merasa jika hari akan segera petang."Sebaiknya aku melihat apa ada pemukiman penduduk di sekitar hutan ini," kata Arya."Gondola, kau bersantai dulu disini, aku akan mencari tempat untukku!" kata Arya pada kuda gondola.Arya berjalan santai, tapi te

    Last Updated : 2025-01-23
  • Sang Penghancur Langit    Guru Yang Baik

    Sosok itu kaget karena merasakan getaran dari suara Arya, sosok itu menoleh dan anak muda itu bisa melihat jika sosok itu memiliki wajah yang menyeramkan, menakutkan dan pastinya akan membuat orang ketakutan."Aku tak yakin jika dia siluman! Aku tidak merasakan aura siluman dari orang ini, dia pasti manusia yang menyamar!" gumam Arya.Huppppp!!Arya melompat ke arah atap, dimana makhluk yang seperti siluman itu berada. Dan mendarat tak jauh dari sosok yang menjadi siluman itu."Kau bukan siluman!" kata Arya menunjuk sosok itu.Sosok itu menatap Arya dengan dalam, dan jelas Arya melihat mata manusia pada sosok itu."Siapa kau?" tanya Arya.Haaaaaaaaaaa!!Sosok itu bergerak, dan memberikan satu serangan pada Arya, tapi Arya dengan cepat bergerak menghindar dari serangan itu."Sudah pasti kau bukan siluman!"Arya mendarat, dan langsung memberikan serangan balasan pada sosok itu.Plakkkkkk!!Dua tangan mereka beradu, dan itu membuat tubuh makhluk itu terlempar ke belakang."Kurang ajar!"

    Last Updated : 2025-01-24
  • Sang Penghancur Langit    Dendam Ki Beling

    Berkali-kali Ki Beling menyerang dengan tendangan dan pukulan, tapi tidak ada satupun serangan yang mampu melukai dan mengenai Arya.Haaaaaaaaaaa!!Dan setiap Arya menyerang balik, maka Ki Beling akan kewalahan menahan setiap serangan Arya.Plakkkkkk!!Satu jotosan Arya mengenai ulu hati Ki beling, dan kakek tua itu terjungkal ke belakang."Kurang ajar! Bocah ini sangat kuat, aku tidak akan mampu menghadapi dia saat ini.Hiaaatttt!!Ki beling melepaskan satu pukulan jarak jauh, dan itu bukan mengarah pada Arya, tapi pada Wanto."Wanto!! menghindar!" teriak Arya.Tapi Arya melihat jika Wanto tidak akan mampu mengindari pukulan itu.Whusssssssss!!Arya bergerak cepat, dan menubruk tubuh Wanto agar pemuda itu terhindar dari serangan Ki Beling."Ini yang aku tunggu!" gumam Ki beling.Huppppp!!Ki beling mencoba ambil langkah seribu, tapi wajahnya pucat pasi saat Arya sudah ada di hadapannya."Bagaimana mungkin? Kapan dia bergerak?" gumam Ki beling.Bammmmmmmmm!!Saat Arya memberikan seran

    Last Updated : 2025-01-25

Latest chapter

  • Sang Penghancur Langit    Putra Pejabat Yang Angkuh

    Kota Guin, kota yang dilalui oleh rombongan Arya. Saat ini kita itu dikuasai oleh pejabat Inkau. Pejabat yang langsung di urus oleh raja Burma, ayah dari putri Gut. Putra pejabat kota itu, tuan muda Gon, merupakan orang yang sangat arogan. Pemuda yang sangat banggakan kedudukan ayahnya sebagai penguasa dan pejabat kota Guin. Seperti yang saat ini dialami oleh rombongan Arya. Tuan muda Gon melaporkan perlakuan dan penolakan putri Gut pada dirinya, dan itu membuat pejabat Inkau marah. "Segera bawa rombongan tidak tahu diri itu ke mari, aku akan berikan hukuman pada mereka!" bentak pejabat Inkau pada panglima kota Guin. Panglima Biet, panglima yang merupakan juga satu paket dengan pejabat Inkau saat di utus oleh raja Burma langsung melaksanakan tugas untuk menjemput Arya dan rombongan yang ada di kedai di tengah kota Guin. "Apapun yang ingin kalian katakan, katakan nanti di kediaman pejabat Inkau," kata panglima Biet. "Tidak bisa seperti itu panglima. Kami harus apa kesalahan yang

  • Sang Penghancur Langit    Melanjutkan Perjalanan

    Sebuah kereta kuda sudah siap berangkat, dan kereta kuda itu merupakan kereta kuda paling bagus yang ada di kota Bing. "Apakah tuan putri sudah siap untuk berangkat?" tanya Arya. "Sudah! Aku tidak ingin berada di luar istana lagi. Di luar istana lebih menakutkan dari pada harus menghadapi ayahanda," kata putri Gut.Arya tersenyum karena ucapan putri Gut. Arya merasa jika putri kerajaan itu sudah mendapatkan sebuah pelajaran yang berharga. "Apakah kita sudah siap untuk berangkat tuan?" tanya seorang lelaki yang akan menjadi kusir dari kereta kuda itu. "Sudah paman! Aku memang sudah menunggu paman dari tadi," jawab Arya. "Baiklah kalau begitu, kita berangkat sekarang juga, aku harap kita tidak kemalaman untuk sampai di kota sebelah," kata kusir itu. "Iya paman, Jum!" ucap Arya. Jum, si kusir kereta kuda, segera siapkan pecutnya untuk menjalankan kereta kuda. "Mari tuan putri!" kata Arya sambil membuka pintu kereta kuda untuk putri Gut. "Kau akan berada di mana, Arya?" tanya put

  • Sang Penghancur Langit    Mengacau Di Rumah Pelelangan

    Semua orang memilih mundur karena kehadiran Arya yang tiba-tiba. Tidak ada yang merasakan pancaran energi Arya sebelum dia turun ke lantai rumah tuan Nug."Siapa kau keparat?" maki tuan Nug."Apakah itu penting?" tanya Arya.Tuan Nug diam, dia merasa geram karena Arya sudah gagalkan niatnya untuk dapatkan koin emas yang banyak dari hasil penjualan putri Gut."Kenapa diam saja, bunuh dia!" bentak tuan Nug pada anak buahnya yang berjaga di sana."Berhenti di sana jika ingin hidup!" ancam Arya."Alah ... Sombong! Banyak cakap!" ucap salah satu anak buah tuan Nug dan menyerang dengqn cepat.Plakkkkkk!!Arya dengan cepat menampar bagian leher anak buah tuan Nug itu dengan keras.Tidak ada suara karena lehernya sudah patah, dan dia jatuh dengan kondisi yang tewas."Apakah ada lagi yang ingin menyusulnya ke neraka?" tanya Arya."Ada ribut-ribut apa ini?"Ketua Yoi datang dan dia langsung berteriak keras."Kau .. bagiamana kau bisa ada disini?" bentak ketua Yoi pada Arya.Ketua Yoi tidak meny

  • Sang Penghancur Langit    Membungkam Bandit

    Arya sudah tahu jika dia hanya akan dijadikan bahan permainan oleh dua orang yang membawanya.Apalagi saat Arya dibawa keluar dari kota Bing. Kecurigaan Arya semakin besar, tapi itu tidak membuatnya ragu."Kemana kalian akan membawa aku?" tanya Arya."Ikut saja, tidak usah banyak bertanya," kata salah satu anak buah ketua Ruoy."Baiklah!"Arya terus dibawa, dan akhirnya mereka sampai di pinggiran hutan. Dan saat itulah kedua orang anak buah ketua Ruoy berhenti."Apakah kita sudah sampai?" tanya Arya."Sudah!""Di sini?" tanya Arya lagi."Benar! Di sinilah kuburanmu!"Arya tersenyum, tebakan tentang dia akan dipermainkan kini sudah kenyataan."Kenapa kalian begitu yakin jika aku akan mati?" tanya Arya.Hahahahahahaha!!Satu tawa keras menjawab pertanyaan Arya. Dan dari semak belukar keluar belasan orang bersama dengan ketua Ruoy."Anak muda! Nasibmu sungguh tidak beruntung karena harus berurusan dengan kelompok air hitam!" kata ketua Ruoy pada Arya."Salah! Bukan aku yang bernasib tida

  • Sang Penghancur Langit    Mengejar Ke Kota Bing

    Wajah anak buah ketua Yoi pucat, itu karena Arya mengatakan perkataan itu sambil menahan amarah."KATAKAN! KEMANA KETUA KALIAN MEMBAWA PUTRI GUT?" bentak Arya.Amarah Arya sampai pada puncaknya, karena tidak ada yang menjawab setiap ucapannya."Baik ... Jika tidak ada yang menjawab, artinya kalian sangat suka jika aku gunakan kekerasan," ucap Arya.Sreeetttt.Arya mencabut pedang awan merah, dan dengan mata yang merah, Arya berjalan ke arah rombongan terakhir itu."Jika tidak ada yang membuka mulut, maka kalian semua akan tewas," kata Arya.Semua orang yang ada pada rombongan terakhir itu mundur, ketakutan karena amarah Arya.Haaaaaaaaaaa!!Whusssssssss!!Crasssssss!!Arya bergerak, dan hanya bayangan kuning emas yang terlihat karena gerakan cepat Arya.Aaaaaaaaaaaaaaaaa.Dua jeritan bersamaan terdengar bersahutan. Dan dua tubuh tanpa kepala kehilangan nyawanya, tergeletak di tanah."Apakah tidak akan ada yang menjawab?" tanya Arya."Ketua Yoi pergi menemui tuan Nug," ucap seseorang d

  • Sang Penghancur Langit    Mengacau Di Sekte Wilayah.

    Tubuh Ketua Bit bergetar hebat saat Arya dengan mudahnya menghalau serangannya. Padahal, serangan itu sudah dialirkan dengan tenaga dalam yang besar. Tubuh Ketua Bit mundur, dia tidak mau berada di bawah ancaman pedang Arya. "Satu langkah lagi kau mundur, maka kau akan kehilangan kepalamu," kata Arya mengancam. Langkah kaki Ketua Bit langsung kaku karena ancaman dari Arya. Dia berhenti di tempat, dan wajahnya pucat pasi. "Apakah sekarang kau akan bekerja sama?" tanya Arya. "Ba... Baik! Aku akan bekerja sama, katakan saja apa yang ingin kau tahu!" kata Ketua Bit. "Tidak banyak, aku hanya ingin tahu kemana gadis itu?" tanya Arya. Ketua Bit tahu jika itu yang akan Arya tanyakan, dan dia berusaha mencari cara agar Ketua Yoi jauh sebelum dia memberikan kemana Ketua Yoi pergi. "Katakan!" bentak Arya dan menekan pedang Awan Merah ke leher Ketua Bit yang terpaksa mundur kembali. Punggung Ketua Yoi tertahan karena tubuh Ketua Yoi sudah mentok ke dinding, dan itu juga menekan pedang di

  • Sang Penghancur Langit    Memburu Penculik

    Ketua penculik yang membawa putri Gut melesat ke arah Utara, berkali-kali dia melihat ke belakang, dan memastikan jika Surya tidak akan mengejar dirinya. Saat ketua penculik itu sampai di markas mereka, ketua Yoi, ketua dari perompak macan laut sudah menunggu dengan wajah yang sumbringah. "Tidak salah memang aku percayakan tugas ini pada sekte terkuat di negeri ini," kata ketua Yoi. "Diam kau, kalau aku tahu tugas ini sangat berat, aku tidak akan mau melakukan tugas seberat ini," kata ketua penculik itu. Ketua bagian dari wilayah kota Dong. Ketua Bit. "Kenapa mengatakan seperti itu ketua Bit? Bukankah aku sudah membayar mahal?" ucap ketua Yoi. "Kau memang membayar mahal, tapi harga yang harus aku bayar jauh lebih mahal lagi. Kemungkinan besar nyawa dari anak buahku tidak tertolong lagi," kata ketua Bit pada ketua perompak macan laut itu. Wajah ketua Yoi berubah warna, dia tidak menyangka jika Arya akan sekuat itu. "Ini gadis mu, segera pergi dari sini," usir ketua Bit pada ketua

  • Sang Penghancur Langit    Menculik Putri Gut

    Seperti yang dikatakan oleh ketua yoi. Ketua perompak macan laut menemui markas wilayah dari sekte naga hitam. Dan seperti yang diminta oleh ketua Yoi, anak buah sekte naga hitam bagian wilayah Dong langsung bergerak untuk menculik putri Gut. Mereka terus awasi pergerakan Arya dan putri Gut. Dan saat ada kesempatan anak buah dari sekte naga hitam itu langsung memasuki kamar putri Gut. "Apa yang kalian inginkan?" teriak putri Gut saat melihat belasan orang memasuki kamarnya. "Kami inginkan dirimu," jawab salah satu anak buah sekte naga hitam itu. Bammmmmmm!! Tapi satu pukulan, serta satu tubuh terlempar masuk ke dalam kamar putri Gut. "Apa yang terjadi?" teriak pemimpin dari wilayah sekte naga hitam wilayah Dong. "Jangan coba-coba untuk menculik atau melukai dia, atau kalian semua akan mati," kata Arya yang sudah berdiri di pintu masuk kamar putri Gut. "Hajar dia!" kata pemimpin penculikan itu. Bersamaan dengan perintahnya itu, dia bergerak ke arah putri Gut. Tukkkkkk! Dia m

  • Sang Penghancur Langit    Simbol Naga di Langit

    Huppppppp!! Satu tubuh berpakaian hitam sampai di dekat kota Hon, Ibukota kerajaan Burma. Tubuh berpakaian hitam itu membawa sesosok tubuh perempuan berpakaian hijau di pundak. "Ini dia kota Hon. Aku sudah lama tidak ke kota ini, aku harap semuanya masih sama saja," ucap orang itu. Orang itu menatap dari ketinggian bukit Hon, bukit yang menjadi perbatasan antara ibukota kerajaan dengan kota lainnya. "Saatnya menunjukkan jika aku sudah sampai di kota ini," ucap sosok itu. Sosok itu merogoh sesuatu dari balik bajunya, dan itu seperti sebuah petasan yang besar. "Chu Cai! Aku tiba disini, sambut aku!" Desis orang itu. Whusssssssss!! Jledaaarrrrrrr!! Suara ledakan yang keras, yang begitu memekakkan telinga terdengar di udara saat sosok hitam itu melemparkan petasan yang besar itu ke udara. Asap dari petasan itu membentuk seekor naga, dan asap itu terlihat menakutkan karena sosok naga dari asap itu. "Jemput aku disini," kata sosok berpakaian hitam itu. Sosok itu meletakkan peremp

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status