Share

Pusaka dingin

last update Last Updated: 2025-05-23 14:13:40

Bruukkkkk!

Tubuh Intan jatuh ke lantai gua. Tidak ada dari Ki Barata maupun ketua Chu Cai yang peduli meskipun intan sudah terluka dengan begitu parah. Terluka dengan perut koyak begitu besar.

"Ki Barata, segera tangkap pusaka itu!" teriak ketua Chu Cai.

Itu ketua Chu Cai teriakkan karena pusaka yang keluar dari tubuh Intan akan keluar dari lubang yang tercipta dari pukulan ketua Chu Cai.

Hupppp!

Ki Barata melompat dan dengan seluruh tenaga dalamnya, dia menangkap pusaak yang berbentuk pedang putih perak itu.

Saat Ki Barata memegang gagang pedang itu. Hawa dingin menyeruak masuk ke tubuhnya. Tapi Ki Barata tidak rasakan itu, itu karena elemen dari Ki Barata merupakan elemen inti es yang memungkinkan ki Barata mampu menguasai pusaka dingin itu.

Tapi, pusaka itu tidak semudah itu untuk dikuasai oleh Ki Barata. Pusaka itu melawan untuk dikendalikan oleh Ki Barata.

Jledaaarrrrrrr!

Terjadi pertarungan antara pusaka dingin dengan Ki Barata. Pusaka itu mengayun tanpa di ayunkan oleh Ki Bara
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Sang Penghancur Langit    Kendalikan pusaka dingin

    Ki Barata yang baru saja berhasil kuasai pusaka dingin, pusaka yang bernama pedang bulan dingin itu kini sudah berada dan sudah pasti jadi milik Ki Barata. Pedang bulan dingin yang harusnya jadi milik Intan, sudah diambil paksa, dan Ki Barata menjadikan paksa pusaka itu jadi pusaka miliknya. Tapi, baru saja dia beristirahat dari rasa lelahnya. Ki Barata dan ketua Chu Cai merasakan ada energi yang datang ke arah lembah gua batu. Keduanya merasa tegang karena kehadiran energi itu. Dan wajahnya saling pandang karena sepengatahuan mereka berdua, tidak ada yang tahu tujuan mereka kecuali anggota sekte naga hitam. "Meskipun dia datang, dia hanya antar nyawa saja," kata ketua Chu Cai pada Ki Barata. "Bagaimana jika dia salah satu tokoh yang pernah asingkan diri, apa kau yakin kita mampu melawan dia?" tanya Ki Barata. "Kau tenang saja. Tidak akan ada yang menyentuh dirimu," kata ketua Chu Cai memastikan jika Ki Barata akan aman saja. Ketua Chu Cai tahu, Jika saat ini Ki Barata sedang

  • Sang Penghancur Langit    Pusaka dingin

    Bruukkkkk!Tubuh Intan jatuh ke lantai gua. Tidak ada dari Ki Barata maupun ketua Chu Cai yang peduli meskipun intan sudah terluka dengan begitu parah. Terluka dengan perut koyak begitu besar."Ki Barata, segera tangkap pusaka itu!" teriak ketua Chu Cai.Itu ketua Chu Cai teriakkan karena pusaka yang keluar dari tubuh Intan akan keluar dari lubang yang tercipta dari pukulan ketua Chu Cai.Hupppp!Ki Barata melompat dan dengan seluruh tenaga dalamnya, dia menangkap pusaak yang berbentuk pedang putih perak itu.Saat Ki Barata memegang gagang pedang itu. Hawa dingin menyeruak masuk ke tubuhnya. Tapi Ki Barata tidak rasakan itu, itu karena elemen dari Ki Barata merupakan elemen inti es yang memungkinkan ki Barata mampu menguasai pusaka dingin itu.Tapi, pusaka itu tidak semudah itu untuk dikuasai oleh Ki Barata. Pusaka itu melawan untuk dikendalikan oleh Ki Barata.Jledaaarrrrrrr!Terjadi pertarungan antara pusaka dingin dengan Ki Barata. Pusaka itu mengayun tanpa di ayunkan oleh Ki Bara

  • Sang Penghancur Langit    Mengeluarkan pusaka dingin

    Arya dan Ki Bongkok, lelaki tua yang berangkat bersama dengan Arya menuju lembah gua batu. Lelaki yang akan jadi mata dan petunjuk jalan Arya ke lembah itu. Tapi, saat Arya dan Ki Bongkok sampai di sebuah hutan yang kata Ki Bongkok merupakan perbatasan dengan lembah gua batu, Ki Bongkok memutuskan agar mereka istirahat di hutan itu. Dan Arya setuju. "Kau tunggu disini, aku akan mencari makanan untuk kita, dan kau hidupkan api unggun," kata Ki Bongkok pada Arya. "Baik Ki, aku akan menunggu disini," kata Arya. Ki Bongkok masuk ke hutan, tapi dia malah membawa perlengkapannya. Dan itu membuat Arya curiga. "Ada apa dengan dia? Kenapa membawa semua perlengkapannya? Apa dia pikir bisa menipu diriku?" gumam Arya. Arya bergerak ke arah perginya Ki Bongkok. Dan tidak melihat keberadaan kakek tua itu. "Apa dia pikir bisa kabur begitu saja dariku?" gumam Arya. Arya mendeteksi energi yang dimiliki Ki Bongkok, dan Arya merasakan ada energi yang menjauh ke arah barat hutan itu. "Dia membaw

  • Sang Penghancur Langit    Ki bongkok

    Amarah penduduk desa masih terlihat saat Arya membunuh ketua Rayo. Itu terlihat dari tatapan mata mereka yang tidak suka dengan apa yang Arya lakukan. "Sudah cukup paman, bibi. Dia sudah terlalu sakit dengan segala siksaan yang kalian lakukan. Jika kalian teruskan, maka kalian tidak akan jauh berbeda dengan dia," kata Arya mencoba menenangkan penduduk desa itu. "Tapi dia sudah mengambil paksa kegadisan putriku!" "Tapi dia sudah membunuh putraku!" "Tapi dia sudah menjual anak gadisku, ambil semua hartaku!" Keluh kesah karena perbuatan dari ketua Rayo kini terdengar di telinga Arya. Dan itu membuat Arya malah tersenyum."Kalian sudah memberikan siksaan yang setimpal untuknya. Kini dia sudah tewas. Sekarang, saatnya kalian menenangkan diri kalian," kata Arya. Meskipun merasa masih kesal, tapi penduduk desa itu juga tidak dapat untuk melakukan apa pun pada Arya.Tanpa mengucapkan sedikit pun ataupun satu kata terima kasih, semua penduduk desa itu bubar dan meninggalkan Arya. "Kau b

  • Sang Penghancur Langit    Siksaan kejam.

    Begitu Arya menunjuk ke arah kepala yang bermunculan di setiap rumah yang ada di desa itu, penduduk desa pun berdatangan. Dan datang dengan senjata yang beragam. Tapi semuanya adalah alat-alat pertanian yang dimiliki penduduk desa itu. Tidak hanya dari arah depan. Tapi juga dari arah belakang anak buah ketua Rayo, penduduk desa datang dengan wajah yang penuh amarah bercampur dendam. Penduduk desa yang melihat Arya mengalahkan ketua Rayo. Dan itu yang menjadikan keberanian datang pada diri mereka. Dan itu jelas sesuatu yang menakutkan. Anak buah ketua Rayo yang biasanya terkenal beringas, kali ini nyalinya ciut. Tapi mereka tidak mampu untuk melakukan apapun lagi. Mereka ingin mencari jalan untuk melarikan diri. Tapi, mereka semua saat ini sudah berada dalam kepungan penduduk desa itu. "Kalian akan merasakan sendiri bagaimana jika warga desa sudah marah. Mereka yang akan memberikan kalian hukuman," kata Arya. Tidak ada dari anak buah ketua Rayo yang tidak bergetar tubuhnya. Semuan

  • Sang Penghancur Langit    Mengalahkan Bandit

    Arya mundur, dan tidak mau berurusan dengan penduduk desa yang menatap Arya dengan tatapan penuh kebencian. "Tunggu! Ada apa ini?" tanya Arya bingung dengan sambutan yang datang padanya. "Tidak usah banyak cakap, anak muda. Kau pasti datang untuk memeras kami, bukan? Seperti yang dilakukan oleh pemuda-pemuda setengah purnama hari yang lalu!" jawab seseorang yang sepertinya dituakan di desa itu. "Tidak! Semua ini salah paham!" kata Arya mencoba membela diri. "Jangan banyak cakap. Segera kau pergi dari desa ini!" Kembali orang yang dituakan itu bicara. Dan sudah jelas perkataan itu adalah mengusir Arya. "Aku sungguh bingung!" gumam Arya. Belum juga Arya beranjak pergi. Dari arah utara desa, yang merupakan salah satu jalan masuk desa itu mengepul debu yang membuat jalanan sulit untuk dilihat. "Apa lagi ini?" gumam Arya. Wajah penduduk desa pucat saat mendengar suara ringkik kuda dan jelas itu bukan hanya satu dua kuda saja. Tapi belasan ekor kuda yang datang ke desa itu. Tanpa

  • Sang Penghancur Langit    ketakutan Intan

    Wajah Intan pucat dan kaget saat mendengar ucapan Ki Barata. Meskipun dia bingung, tapi Intan juga inginkan tahu apa yang berada dalam tubuhnya. "Sebelum kalian membunuhku, katakan apa yang ada dalam tubuhku?" tanya Intan penasaran. "Baik, untuk menjawab rasa penasaranmu, aku akan jawab," kata ketua Chu Cai. Ketua Chu Cai yang awalnya duduk menjauh dari intan. Kali ini memilih untuk duduk tepat di dekat tubuh intan yang terbaring tak berdaya. "Asal kau tahu, dalam tubuhmu ada sebuah pusaka. Di dunia persilatan itu disebut pusaka dingin," kata Ketua Chu Cai menjelaskan pada Intan. "Pusaka dingin?" "Benar! Itu adalah salah satu pusaka yang paling dicari di dunia persilatan. Dan untungnya, Ki Barata yang mendapatkan dirimu," kata ketua Chu Cai menjelaskan pada Intan. "Kenapa tidak kalian ambil langsung? Kenapa harus terlebih dahulu menyiksa diriku?" tanya Intan lagi. "Kami tidak menyiksa dirimu, tapi kami ingin pusaka itu bereaksi, dan saat waktunya tiba, pusaka itu akan kami amb

  • Sang Penghancur Langit    Perubahan Pada Yun Ji

    Banyak pertanyaan yang diajukan oleh tuan muda Yun Ji pada Arya, yang terus saja Arya jawab dengan menggunakan hatinya. Arya tahu, jika tuan muda Yun Ji di didik dengan didikan dari golongan hitam, tanpa mendapatkan sedikitpun siraman dari kebaikan. "Aku sungguh tidak pernah tahu jika ayah berada di jalan yang salah," kata tuan muda Yun Ji menyalahkan sikap ketua Chu Cai. "Itu mungkin jalan yang dia pilih. Kau jangan salahkan ayahmu, dia sudah membesarkan dirimu," kata Arya. "Tapi, jika semua yang kau katakan itu benar, itu artinya ayah akan mendatangkan kehancuran di negeri ini," kata tuan muda Yun Ji. "Memang, dan tugasku adalah hentikan ayahmu," kata Arya. "Apakah kau akan membunuh ayah?" tanya tuan muda Yun Ji. "Jika tidak terpaksa aku tidak ingin gunakan kekerasan. Tapi kemungkinan itu akan terjadi," kata Arya. Wajah tuan muda Yun Ji berubah saat Arya akui dia akan membunuh ayahnya, ketua Chu Cai. Bagaimana pun, Yun Ji pasti tidak rela jika ayahnya dibunuh oleh Arya. "Ar

  • Sang Penghancur Langit    Kagum pada Arya.

    Ggrrrrrrr!! Belasan serigala berjalan dengan pelan-pelan ke arah tuan muda Yun Ji. Para kumpulan serigala itu menujukkan betapa tajamnya taring mereka jika mencabik daging dari tuan muda Yun Ji. Belum lagi kuku tajam para serigala yang akan mengoyak kulit tubuh tuan muda Yun Ji. Dan itu jelas membuat putra angkat dari ketua Chu Cai semakin ketakutan. Keringat dingin menetes dan mulai membasahi pakaian tuan muda Yun Ji. Dan itu semakin membuat dia ketakutan. "Tidak! Aku tidak ingin mati! Aku masih ingin hidup," kata tuan muda Yun Ji pada dirinya sendiri. Semakin dekat serigala itu, semakin besar rasa takut yang menyergap pada tuan muda Yun Ji. "Aku ingin hidup Arya!" teriak tuan muda Yun Ji dengan begitu kerasnya. Tapi, tidak ada satu orang pun yang datang membantu dirinya. Dan itu semakin menambah rasa takut pada dirinya. Aauuuuuuuu! Longlongan serigala semakin menambah senyapnya puncak bukit itu. Dan itu jelas semakin menambah rasa takut tuan muda Yun Ji. "Bantu aku! Aku ak

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status