Accueil / Fantasi / Sang Penguasa Elemental / Bab 1. Memasuki Galaksi Bima Sakti.

Share

Sang Penguasa Elemental
Sang Penguasa Elemental
Auteur: Syikazrafahyan93

Bab 1. Memasuki Galaksi Bima Sakti.

last update Dernière mise à jour: 2025-05-17 05:56:22

"Wussssssshhh"

Di luar angkasa yang gelap, sebuah pod berbentuk bola dengan diameter satu setengah meter, tengah melaju cepat membelah antariksa.

"Bip..., sistem melaporkan. Kita telah memasuki kawasan Galaksi Bima Sakti, sistem mendeteksi ada sebuah planet berpenghuni bernama Bumi berada pada koordinat 6.1011.502 berjarak sekitar 435.000 mil. Menurut perkiraan, kita akan tiba sekitar 20 menit." Suara sistem otomatis memberi laporan.

Pada saat ini di dalam Pod bola. Tiga sosok transparan sedang duduk di atas kursi penumpang.

"Tristan, persiapkan pendaratan secara tersembunyi. Hidupkan fungsi penghalang transparan pada Megatrix, agar pendaratan kita tidak terdeteksi." Terdengar suara seorang pria yg memberi perintah.

"Baik tuan." Suara pria yang satunya menyahut. Sepintas dari percakapan mereka, dapat diketahui hubungan diantara keduanya adalah atasan dan bawahan.

"Lilian, lakukan scan pada seluruh planet itu. Lihat ras apa yang menduduki planet tu, apakah penduduk planet merupakan salah satu bawahan dari yuridiksi kekuatan Black Cyborg."

"Siap tuan Alex, silahkan tunggu beberapa saat." Kali ini, terdengar suara manis dari seorang gadis yang menerima perintah.

Namun demikian, tiga sosok itu tidak tampak seperti makhluk padat, tepatnya mereka lebih seperti tiga titik cahaya yang memiliki kesadaran.

...

Saat ini di bumi.

Waktu menunjukkan pukul 3 sore.

Tampak seorang pria, berusia sekitar 17 atau 18 tahun sedang duduk di bangsal rumah sakit. Wajah pria itu tampak pucat dan cemas, seolah ada sesuatu yang sangat mengganggu perasaannya.

Tiba-tiba, seseorang berlari mendekat ke arah pria itu.

"Axel, bagaimana keadaan bibi Julia?"

Tanya orang yang berlari tadi, yang ternyata adalah seorang gadis berparas cantik.

"Olivia, kenapa kamu kesini?" Tanya axel menjawab pertanyaan gadis bernama Olivia itu dengan pertanyaan balik.

Belum sempat Olivia menjawab, pintu ruang rumah sakit tiba-tiba terbuka dan seorang pria paruh baya berkaca mata dengan seragam putih keluar dari dalam ruangan.

"Tuan Axel Skays?! Kondisi ibu anda sudah sangat parah. Pembuluh darahnya sudah pecah karena serangan stroke, kesadaran pasien sudah berangsur-angsur memudar Mohon maaf kami harus memberi tahu anda bahwa kemungkinan ibu anda bisa selamat sangat kecil, tapi kami akan berusaha semaksimal mungkin."

Mendengar ucapan dokter, wajah axel tampak sedih, dia tetap terdiam dan pandangannya kosong.

"Axel, tenangkan dirimu. Kita berdoa agar ibumu bisa segera membaik." Ujar Olivia yang duduk di samping Axel dan menggenggam erat tangannya.

"Kring..." Suara ponsel Olivia berbunyi.

Olivia mengeluarkan ponsel dari saku celananya, ia melihat ID penelpon dengan nama Adrian yang merupakan pengawalnya, dia pun mengangkatnya.

"Nona muda anda dimana? kenapa pihak sekolah menelpon tuan Hansen, mengatakan anda tidak berada di sekolah?" Tanya Adrian cemas. Dia sangat ketakutan karena bosnya, Wiliam Hansen. Menelepon dan memarahinya, karena pihak sekolah menelepon dan mengatakan bahwa putrinya tidak ada di sekolah.

Adrian sendiri kebingungan. Pasalnya dia sudah mengantar Olivia ke sekolah seperti biasa. Setelah menurunkan Olivia di gerbang Savana International School, dia bergegas memarkir mobil dan dia menunggu di cafe di sebelah sekolah nonanya. Yang mana, hal itu sudah jadi rutinitasnya tiap hari.

Tapi hari ini, tiba-tiba Nonanya tidak berada di sekolah. Bagaimana dia tidak merasa cemas dan panik, dia takut dianggap teledor dalam menjaga nonanya. Apalagi kalau sampai dia dipecat, bagaimana dia bisa mendapatkan pekerjaan seperti pekerjaannya sekarang.

"Oh itu, maaf aku tidak sempat bilang pada mu. Aku pergi kerumah sakit untuk menjenguk ibu teman ku."

"Nona muda, kenapa nona tidak memberi tahu, saya hampir mati ketakutan saya kira nona dalam bahaya.

Tidak Adrian, aku baik baik saja. Kamu pulang lah, katakan pada ayahku, kalau dia tidak mengizinkanku menemani Axel menjaga bibi Julia, aku tidak akan pulang. Kamu ambil tas dan seragam ku di pagar samping sekolah, bawa pulang sekalian." Seru Olivia memberi perintah dari sebrang telepon.

Bersambung. . .

Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application

Latest chapter

  • Sang Penguasa Elemental   Bab 127. Resonansi Pertama Di Planet Selyra

    Langit ungu Selyra mulai memendar merah jingga saat fajar baru menyapu pegunungan kristal. Tapi suasana kamp Skays jauh dari tenang. Di lereng utara, formasi pertahanan sudah dibangun terburu-buru: penghalang energi, jalur pelarian, dan titik pertarungan tersembunyi. Axel berdiri di tengah kamp, menatap medan dari ketinggian dengan tatapan fokus. “Celestial Order telah tiba. Tapi kita belum siap menyerang langsung,” gumamnya. “Kita butuh pengalihan... dan penguasaan fusion pertama.” ... Di sisi timur, Olivia, Namira, dan Laxia kembali berkumpul di platform latihan. Luka kecil dari percobaan sebelumnya telah disembuhkan Lilian, dan sekarang ketiganya bersiap ulang. “Lax, jaga ritme kamu dengan Namira. Jangan terlalu impulsif,” ujar Olivia tegas. “Iya... iya...” Laxia mengangguk, lalu menggenggam tangan Namira. Namira mengatur napas. “Kalau elemen kita bertabrakan seperti tadi, kita malah meledak lagi. Kali ini, aku akan tahan partikel logamku di frekuensi rendah.” Olivi

  • Sang Penguasa Elemental   Bab 126. Harmoni Pertama Di Planet Selyra

    Langit ungu lembut yang menyelimuti Planet Selyra tampak berkilau ketika Aolenric-Lerion Prime memasuki atmosfer tipisnya. Butiran cahaya bertebaran di angkasa seperti serpihan simfoni bintang. Begitu kapal besar itu mendarat dengan lembut di atas dataran kristal biru, gelombang resonansi menyapu tanah seolah menyambut kehadiran para pengunjung luar. Di dalam ruang komando, Axel berdiri tegap mengamati visual planet dari jendela utama. Di sekelilingnya, istri-istrinya sibuk memantau data atmosfer dan medan energi. "Planet ini... seluruh permukaannya memancarkan frekuensi suara," lapor Catherine, matanya menyorot layar taktis. "Inti planet ini tidak menghasilkan gravitasi stabil, tapi getaran resonansi yang menyebar ke seluruh medan." "Jadi ini... planet musik hidup?" tanya Laxia sambil menekan satu panel, lalu terkikik saat layar mengeluarkan dentingan seperti piano. "Lebih dari itu," jawab Olivia. "Planet ini hidup dari harmoni. Dan kalau dugaanku benar... ini tempat terbaik

  • Sang Penguasa Elemental   Bab 125. Pengorbanan yang Tak Tergantikan. Persiapan Perjalanan Galaksi

    Di tengah reruntuhan medan pertempuran angkasa, setelah pasukan Mega Void dipukul mundur oleh kekuatan gabungan Aliansi Skays, suasana menjadi sangat hening. Awan puing-puing angkasa mengambang perlahan, sementara Armada Aolenric-Lerion Prime milik Axel berputar lambat menjaga orbit. Axel berdiri di balkon observasi utama kapal, menatap kosong ke hamparan bintang yang kini seperti saksi bisu atas semua pengorbanan yang baru saja terjadi. Langkah kaki berat terdengar dari belakang. Dilan Skays, ayah kandung Axel di masa kini, perlahan mendekat. Ia berdiri tepat di sisi Axel, menatap pemandangan yang sama. "Dia sudah memenuhi takdirnya, anakku…" ucap Dilan pelan namun penuh emosi. Axel mengepalkan tangan, matanya masih berkaca-kaca mengingat pengorbanan Dilan dari masa depan yang telah menukar hidupnya demi mencegah tragedi masa depan terulang. "Aku sangat bangga..." lanjut Dilan, suaranya bergetar. "Setiap kali aku mengingat... bahwa dia adalah diriku... di masa depan." Ia me

  • Sang Penguasa Elemental   Bab 124. Awal Serangan Galaksi

    Di markas orbit luar Bumi, armada Aliansi Skays bersiaga penuh. Sensor radar jarak jauh mendeteksi ratusan titik merah bermunculan dari sisi galaksi. Armada Mega Void akhirnya mulai bergerak ke arah sistem Bima Sakti. Di dalam kapal induk utama Aolenric-Lerion Prime, Axel berdiri tegak di ruang komando. Istri-istrinya berdiri mengelilingi, semua memakai seragam taktis khusus elemen mereka masing-masing. Aura gabungan mereka terasa berdenyut, seperti satu energi kolosal yang memancar dari inti kekuatan cinta mereka. Olivia melaporkan, "Jumlah armada Mega Void yang masuk orbit Bima Sakti... dipastikan lebih dari 2.500 kapal. Separuhnya adalah kapal tempur berat kelas Leviathan." "Semua unit tempur Aliansi sudah siaga penuh, Suamiku," sambung Ravina. Laxia menambahkan, "Pertahanan planet Bumi sudah sepenuhnya diaktivasi." Di layar besar hologram, peta taktis galaksi memperlihatkan gelombang merah yang terus mendekat. Axel menarik napas dalam, lalu menatap seluruh komandan dan

  • Sang Penguasa Elemental   Bab 123. Pengumuman Skala Galaksi

    Keesokan paginya, situasi di markas pertahanan pusat Bumi semakin tegang. Armada Mega Void sudah mendekati batas luar galaksi Bima Sakti. Seluruh dunia mulai heboh dengan kabar aneh yang bocor dari stasiun orbit. Di pusat kota Savana, puluhan awak media berkumpul di lapangan utama. Helikopter berita beterbangan, layar hologram raksasa dipasang di berbagai sudut kota. Dunia menunggu kabar pasti. Tak lama kemudian, sinyal siaran darurat aktif. Di seluruh planet, layar komunikasi secara otomatis menampilkan satu sosok yang dikenal seluruh galaksi. Axel Skays. Dia berdiri gagah di balkon gedung Skays Tower, dengan latar belakang langit biru Savana. Di sekelilingnya, kesepuluh istrinya berdiri anggun, masing-masing memancarkan aura khas elemen mereka. Axel membuka mulut dengan suara tenang namun penuh wibawa. "Warga Bumi, dan seluruh penduduk galaksi Bima Sakti. Aku, Axel Skays, Ketua Aliansi Skays, pemimpin pertahanan galaksi, menyampaikan pengumuman resmi." Wajahnya serius.

  • Sang Penguasa Elemental   Bab 122. Awal Badai yang Mendekat

    Setelah prosesi pernikahan resmi di kantor catatan sipil kota Savana, Axel dan kesepuluh istrinya kembali ke apartemen megah mereka di pusat kota. Meski hari itu sangat melelahkan, suasana di dalam apartemen dipenuhi tawa dan keceriaan. “Sekarang kita resmi di mata hukum! Bukan hanya sebagai istri spiritual, tapi juga istri duniawi...” celetuk Evelyn sambil memeluk lengan Axel dari samping. Vania yang masih sedikit gugup hanya tersenyum malu-malu. “Kita benar-benar seperti keluarga kerajaan ya.” Laxia dengan ceria menambahkan, “Lebih dari itu! Kita keluarga galaksi.” Olivia terkikik. “Eh, jangan gitu ah. Nanti makin banyak media yang heboh, padahal kita cuma pengantin baru kok.” Semua tertawa. Sementara itu, Catherine sibuk mengatur berkas dokumen yang tadi dibawa dari kantor catatan sipil. “Semua administrasi sudah lengkap. Mulai hari ini kita adalah keluarga resmi Skays.” Lilian tersenyum hangat sambil menggandeng tangan Axel. “Malam ini… biar aku yang urus dulu suamik

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status