Home / Fantasi / Sang Penguasa Elemental / Bab 2. Putus Dengan Vania.

Share

Bab 2. Putus Dengan Vania.

last update Last Updated: 2025-05-17 06:15:25

"B... baik nona muda." Jawab Adrian terbata-bata. Kepalanya sedikit pusing, dia tidak tau bagaimana cara menyampaikan perkataan nona Olivia kepada tuan Hansen. Bagaimanapun dia pasti akan dimarahi habis-habisan dan dijadikan sasaran emosi bosnya. Tapi dia tetap melangkah ke mobil dengan tak berdaya.

...

Di tempat lain di taman Savana International School.

Vania Ember, pacar Axel saat ini tengah duduk bersama seorang pria tampan berambut pirang. Mereka tampak mesra, ketika si pra pirang memakaikan kalung di leher Vania, senyum bahagia pun tampak menghiasi wajah kedua orang itu.

"Van, mulai sekarang kamu itu pacar ku, kamu harus berhenti berhubungan dengan si miskin Axel itu. Aku tidak suka ada lelaki lain yang dekat dengan kekasih ku." Kata si pirang dengan memasang wajan angkuh

"Oh Dean sayang. Sebenarnya, sejak lama aku sudah tidak ingin berhubungan dengan pria miskin itu lagi. Kalau bukan karena dia pria pertama yang aku kenal setelah datang ke kota ini, mana mungkin dengan mudah aku bisa tertipu olehnya dan bersedia menjadi pacarnya." Vania menjelaskan dengan tampa dosa, seolah hubungannya dengan Axel adalah keterpaksaan.

Padahal sudah hampir 2 tahun mereka bersama. Selama waktu, itu Axel memperlakukan Vania dengan tulus, tidak perduli apapun yang diinginkan Vania, Axel akan selalu berusaha memenuhinya dengan segala cara. Bahkan Axel akan bersedia mengorbankan tenaga, pikiran dan waktunya untuk menyenangkan hati Vania.

Setelah ayahnya, Dilan Skays meninggal dalam kecelakaan mobil setengah tahun lalu perusahaan keluarga Skays mengalami kebangkrutan, Axel dan ibunya pun terpaksa harus pindah dari rumah besar mereka ke tepat tinggal yang lebih kecil, untuk berhemat dan berusaha bertahan sebelum ibunya bisa mendapat pekerjaan. Namun, nasib seakan tidak berpihak pada Axel dan ibunya, karena mendadak ibu Axel, Julia jatuh sakit karena terlalu stres, akhirnya sampai pada keadaan sekarang, dimana Julia mengalami stroke.

Sejak beberapa waktu lalu, Vania sudah mulai berubah sikapnya pada Axel. Vania mulai mendingin dan seolah menjaga jarak dari Axel dan ibunya, bahkan ketika beberapa kali Axel mengajaknya mampir ke rumah barunya, Vania selalu punya banyak alasan untuk menolaknya. Namun pada saat itu, Axel tidak berpikir terlalu jauh. Dia hanya merasa, mungkin Vania sedang ada kesibukan lain, sehingga selalu menolak ajakannya.

...

Saat ini dirumah sakit.

Ponsel Axel berdering. Melihat panggilan dari Vania pacarnya, sedikit senyuman terlintas di wajah lesu Axel. Dia merasa senang karena pacarnya menelpon, ia merasa Vania masih sangat perhatian.

"Halo Van..." Sapa Axel dengan riang saat mengangkat telepon.

"Axel, Aku mau kita putus." Kalimat pertama Vania dengan nada ketus.

"Halo Van, kamu bilang apa?" Tanya Axel ragu, karena dia pikir dia mendengar sesuatu yang salah.

"Axel, Aku mau kita putus mulai sekarang kamu jangan ganggu aku lagi, aku ingin fokus belajar." Jawab Vania masih dengan nada ketus.

"Ta... Tapi kenapa Van, kemarin kita masih baik-baik saja?!" Tanya Axel masih kebingungan, belum bisa mencerna perkataan Vania.

"Gak ada alasan, aku hanya ingin putus saja." Tandas Vania sambil langsung menutup panggilan telepon.

Olivia yang berada di samping Axel, samar-samar bisa mendengar percakapan keduanya. Melihat ekspresi kecewa di wajah Axel, ia pun bisa mengonfirmasi apa yg didengarnya.

"Ada apa Xel?'' Tanya Olivia dengan suara pelan.

"Vania minta putus Liv." Jawab Axel lemah, tak bisa menutupi rasa kecewanya.

Seketika Olivia pun terkejut, meskipun dia samar-samar bisa mendengar percakapan mereka tadi, tapi dia tetap tidak bisa menahan keterkejutannya.

Bersambung. . .

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Sang Penguasa Elemental   Bab 127. Resonansi Pertama Di Planet Selyra

    Langit ungu Selyra mulai memendar merah jingga saat fajar baru menyapu pegunungan kristal. Tapi suasana kamp Skays jauh dari tenang. Di lereng utara, formasi pertahanan sudah dibangun terburu-buru: penghalang energi, jalur pelarian, dan titik pertarungan tersembunyi. Axel berdiri di tengah kamp, menatap medan dari ketinggian dengan tatapan fokus. “Celestial Order telah tiba. Tapi kita belum siap menyerang langsung,” gumamnya. “Kita butuh pengalihan... dan penguasaan fusion pertama.” ... Di sisi timur, Olivia, Namira, dan Laxia kembali berkumpul di platform latihan. Luka kecil dari percobaan sebelumnya telah disembuhkan Lilian, dan sekarang ketiganya bersiap ulang. “Lax, jaga ritme kamu dengan Namira. Jangan terlalu impulsif,” ujar Olivia tegas. “Iya... iya...” Laxia mengangguk, lalu menggenggam tangan Namira. Namira mengatur napas. “Kalau elemen kita bertabrakan seperti tadi, kita malah meledak lagi. Kali ini, aku akan tahan partikel logamku di frekuensi rendah.” Olivi

  • Sang Penguasa Elemental   Bab 126. Harmoni Pertama Di Planet Selyra

    Langit ungu lembut yang menyelimuti Planet Selyra tampak berkilau ketika Aolenric-Lerion Prime memasuki atmosfer tipisnya. Butiran cahaya bertebaran di angkasa seperti serpihan simfoni bintang. Begitu kapal besar itu mendarat dengan lembut di atas dataran kristal biru, gelombang resonansi menyapu tanah seolah menyambut kehadiran para pengunjung luar. Di dalam ruang komando, Axel berdiri tegap mengamati visual planet dari jendela utama. Di sekelilingnya, istri-istrinya sibuk memantau data atmosfer dan medan energi. "Planet ini... seluruh permukaannya memancarkan frekuensi suara," lapor Catherine, matanya menyorot layar taktis. "Inti planet ini tidak menghasilkan gravitasi stabil, tapi getaran resonansi yang menyebar ke seluruh medan." "Jadi ini... planet musik hidup?" tanya Laxia sambil menekan satu panel, lalu terkikik saat layar mengeluarkan dentingan seperti piano. "Lebih dari itu," jawab Olivia. "Planet ini hidup dari harmoni. Dan kalau dugaanku benar... ini tempat terbaik

  • Sang Penguasa Elemental   Bab 125. Pengorbanan yang Tak Tergantikan. Persiapan Perjalanan Galaksi

    Di tengah reruntuhan medan pertempuran angkasa, setelah pasukan Mega Void dipukul mundur oleh kekuatan gabungan Aliansi Skays, suasana menjadi sangat hening. Awan puing-puing angkasa mengambang perlahan, sementara Armada Aolenric-Lerion Prime milik Axel berputar lambat menjaga orbit. Axel berdiri di balkon observasi utama kapal, menatap kosong ke hamparan bintang yang kini seperti saksi bisu atas semua pengorbanan yang baru saja terjadi. Langkah kaki berat terdengar dari belakang. Dilan Skays, ayah kandung Axel di masa kini, perlahan mendekat. Ia berdiri tepat di sisi Axel, menatap pemandangan yang sama. "Dia sudah memenuhi takdirnya, anakku…" ucap Dilan pelan namun penuh emosi. Axel mengepalkan tangan, matanya masih berkaca-kaca mengingat pengorbanan Dilan dari masa depan yang telah menukar hidupnya demi mencegah tragedi masa depan terulang. "Aku sangat bangga..." lanjut Dilan, suaranya bergetar. "Setiap kali aku mengingat... bahwa dia adalah diriku... di masa depan." Ia me

  • Sang Penguasa Elemental   Bab 124. Awal Serangan Galaksi

    Di markas orbit luar Bumi, armada Aliansi Skays bersiaga penuh. Sensor radar jarak jauh mendeteksi ratusan titik merah bermunculan dari sisi galaksi. Armada Mega Void akhirnya mulai bergerak ke arah sistem Bima Sakti. Di dalam kapal induk utama Aolenric-Lerion Prime, Axel berdiri tegak di ruang komando. Istri-istrinya berdiri mengelilingi, semua memakai seragam taktis khusus elemen mereka masing-masing. Aura gabungan mereka terasa berdenyut, seperti satu energi kolosal yang memancar dari inti kekuatan cinta mereka. Olivia melaporkan, "Jumlah armada Mega Void yang masuk orbit Bima Sakti... dipastikan lebih dari 2.500 kapal. Separuhnya adalah kapal tempur berat kelas Leviathan." "Semua unit tempur Aliansi sudah siaga penuh, Suamiku," sambung Ravina. Laxia menambahkan, "Pertahanan planet Bumi sudah sepenuhnya diaktivasi." Di layar besar hologram, peta taktis galaksi memperlihatkan gelombang merah yang terus mendekat. Axel menarik napas dalam, lalu menatap seluruh komandan dan

  • Sang Penguasa Elemental   Bab 123. Pengumuman Skala Galaksi

    Keesokan paginya, situasi di markas pertahanan pusat Bumi semakin tegang. Armada Mega Void sudah mendekati batas luar galaksi Bima Sakti. Seluruh dunia mulai heboh dengan kabar aneh yang bocor dari stasiun orbit. Di pusat kota Savana, puluhan awak media berkumpul di lapangan utama. Helikopter berita beterbangan, layar hologram raksasa dipasang di berbagai sudut kota. Dunia menunggu kabar pasti. Tak lama kemudian, sinyal siaran darurat aktif. Di seluruh planet, layar komunikasi secara otomatis menampilkan satu sosok yang dikenal seluruh galaksi. Axel Skays. Dia berdiri gagah di balkon gedung Skays Tower, dengan latar belakang langit biru Savana. Di sekelilingnya, kesepuluh istrinya berdiri anggun, masing-masing memancarkan aura khas elemen mereka. Axel membuka mulut dengan suara tenang namun penuh wibawa. "Warga Bumi, dan seluruh penduduk galaksi Bima Sakti. Aku, Axel Skays, Ketua Aliansi Skays, pemimpin pertahanan galaksi, menyampaikan pengumuman resmi." Wajahnya serius.

  • Sang Penguasa Elemental   Bab 122. Awal Badai yang Mendekat

    Setelah prosesi pernikahan resmi di kantor catatan sipil kota Savana, Axel dan kesepuluh istrinya kembali ke apartemen megah mereka di pusat kota. Meski hari itu sangat melelahkan, suasana di dalam apartemen dipenuhi tawa dan keceriaan. “Sekarang kita resmi di mata hukum! Bukan hanya sebagai istri spiritual, tapi juga istri duniawi...” celetuk Evelyn sambil memeluk lengan Axel dari samping. Vania yang masih sedikit gugup hanya tersenyum malu-malu. “Kita benar-benar seperti keluarga kerajaan ya.” Laxia dengan ceria menambahkan, “Lebih dari itu! Kita keluarga galaksi.” Olivia terkikik. “Eh, jangan gitu ah. Nanti makin banyak media yang heboh, padahal kita cuma pengantin baru kok.” Semua tertawa. Sementara itu, Catherine sibuk mengatur berkas dokumen yang tadi dibawa dari kantor catatan sipil. “Semua administrasi sudah lengkap. Mulai hari ini kita adalah keluarga resmi Skays.” Lilian tersenyum hangat sambil menggandeng tangan Axel. “Malam ini… biar aku yang urus dulu suamik

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status