Home / Fantasi / Sang Penguasa Elemental / Bab 7. Memasuki Megatrix.

Share

Bab 7. Memasuki Megatrix.

last update Last Updated: 2025-05-17 16:33:39

Melihat itu, Axel sedikit memahami apa yang terjadi. Sebelum ia menebak-nebak kelanjutan cerita, Lilian mengusap air mata di pipinya dan ia melanjutkan, "Dari informasi yang sampai kepada kami beberapa hari selanjutnya, kami mengetahui bahwa Lord Orion dan Tuan muda kami Telah dijebak dan dicelakai oleh Black Cyborg yang bekerja sama dengan Lord MonkeySpeed Gorgon, mereka berniat merebut kekuasaan Lord Orion Dan menjadi Penguasa di Galaksi kami. Ide itu adalah gagasan dari Black Cyborg, ia merayu Lord MonkeySpeed Gorgon dan berjanji akan membantu menaikkan tingkat peradaban Great Apes Planet ke Tingkat 9. Saat itu tersiar kabar bahwa Lord kami telah terbunuh begitu pula Tuan muda Alex.

Seluruh Galaksi kami mengalami kegemparan. Bahkan Lord Pinpim dan Lord Xavier juga datang memastikan kabar yang beredar." Lilian menampakkan raut wajah sedih dan putus asa, makin lama suaranya makin lemah.

Axel ingin bertanya, tapi setelah ia melihat keadaan Lilian ia pun mengurungkan niatnya. Melihat itu giliran Tristan berbicara, "Beberapa waktu berlalu, ternyata Tuan muda Alex berhasil selamat, Tuan muda berhasil kembali ke Orion dengan bersusah payah. Saat itu kondisi tuan muda Terluka parah, setelah itu Tuan muda memulihkan diri, dan memerintahkan untuk membuat Blue Light Ring yang sekarang anda pakai Tuan muda. Cincin itu berisi semua pengalaman, kemampuan, pengetahuan, harta dan kekayaan Tuan muda kami. Saat itu kemampuan Tuan muda sudah berhasil melampaui Lord Orion, hanya saja tuan muda masih terlalu muda dan tidak terlalu perduli tentang kekuasaan." Kata Tristan, tidak seperti Lilian. Tristan sudah mulai tenang, sepertinya dia sudah mulai mampu mengendalikan dirinya dan menerima kenyataan.

"Bolehkah aku bertanya lagi?" Tanya Axel masih penasaran.

"Silahkan Tuan Muda." Jawab Tristan yang sekarang sudah bersikap sangat ramah dan sudah benar-benar menerima keberadaan Axel sebagai tuan barunya.

"Bukan kah tadi Kau mengatakan Usia Lord Maxim Rodger Adalah 70.000 tahun? Lalu Berapa Usia Tuan Axel Saat ini? Juga berapa usia kalian Berdua? Kau juga mengatakan semua yang dimiliki Tuan Alex ada di dalam cincin ini? lalu Bagai mana aku bisa mempelajarinya?

Menggunakannya? Lalu harta apa yang bisa ada di dalam cincin ini? Aku benar-benar bingung. Tandas Axel, setelah melontarkan banyak pertanyaan secara bertubi-tubi, menunjukkan betapa dirinya masih tidak mengerti.

Setelah menarik nafas. Axel masih melanjutkan pertanyaan lain, "Lalu Galaksi Bima Sakti berada pada peradaban tingkat berapa? Kita juga belum sampai pada alasan kenapa Planet Orion akhirnya hancur dan di rebut, bukankan tac kalan adalah ras terkuat? Lalu bagaimana kalian bisa sampai ke Galaksi Bima Sakti? Bukankah sangat berbahaya jika Black Cyborg dan pasukannya datang menyusul kalian kemari?!" Axel menanyakan semuanya dalam sekali tarikan napas, dihatinya muncul rasa takut yang tak terhindarkan. Kepalanya di penuhi pikiran dengan pertanyaan-pertanyaan, pandangan pandangan, dan bayangan-bayangan aneh yang membuatnya menampilkan ekspresi berubah-ubah.

Lilian yang sudah berhenti menangis, kini perlahan berbicara, "Tuan Axel, kami mengerti anda memiliki banyak pertanyaan, mari ikut kami Tuan muda, kami akan menjelaskan semuanya satu-persatu." Ajak Lilian mempersilahkan Axel, sambil dia berjalan langkah demi langkah menuju ke Megatrix.

Axel mengikutinya dan belakang dan diikuti oleh Tristan dibelakangnya.

Saat Axel melangkahkan kakinya kedalam Pod Megatrix, ia terbelalak kaget. la merasa seperti sedang melangkah ke masa depan.

Dari luar Megatrix hanya terlihat memiliki diameter 1,5 meter, namun didalamnya ada ruangan yang sangat luas dan dilengkapi dengan peralatan super canggih yang tidak pernah Axel lihat sebelumnya meski di dalam film.

Bersambung. . .

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Sang Penguasa Elemental   Bab 255. Bayangan di Paviliun Nhadi

    Ruang kendali Aolenric Lerion Prime diselimuti cahaya biru dan merah lembut dari orbit Planet Frost-Fire. Di layar besar 6D yang menampilkan peta energi permukaan, tiba-tiba hologram Axel muncul dan berdiri dengan ekspresi serius. Di hadapannya, empat istrinya, Nevada, Lyra, Laxia, dan Vania, berdiri tegak dengan seragam diplomat berwarna merah marun, simbol misi perdamaian mereka. Namun malam itu, suasananya jauh berbeda dari misi diplomatik biasa. Axel memandangi mereka satu per satu sebelum akhirnya berbicara. “Mulai saat ini, misi kalian berubah. Status diplomat dicabut, dan kalian resmi menjadi agen Raging Falcon. Fokus misi: penyelidikan Paviliun Nhadi.” Lyra mengangkat alis. “Penyelidikan? Jadi kita tidak akan melakukan negosiasi lagi?” Axel mengangguk pelan. “Benar. Ada yang tidak beres di sana. Sensor Zordon mendeteksi anomali energi iblis yang sangat kuat di sekitar paviliun. Sistem penginderaan bahkan gagal menembus radius dua kilometer dari bangunan itu. Kalian e

  • Sang Penguasa Elemental   Bab 254. Penjelajahan di Planet Fire

    Keesokan paginya, matahari merah Planet Fire terbit perlahan, memantulkan cahaya seperti bara ke seluruh kota kristal magma. Udara panas bercampur aroma mineral, dan di langit tampak burung-burung api berputar membentuk pola spiral. Axel dan empat istrinya, Miya, Mila, Nevertari, dan Ravina, berjalan bersama Kaelara di sepanjang jalan utama. Di kiri kanan, para penduduk Fire menunduk hormat, namun tatapan mereka kaku, seolah senyum di wajah hanyalah topeng. “Planet ini terlihat makmur,” ujar Miya pelan. “Namun hawa di sekitarnya... terasa berat.” Kaelara menoleh sedikit, menatap Miya dengan tatapan diplomatis. “Kalian orang luar mungkin tidak terbiasa dengan energi api kami. Setiap napas di sini membawa sisa kekuatan para leluhur.” Axel menatap ke arah menara tinggi di kejauhan, di puncaknya terdapat simbol berbentuk mata yang selalu berputar perlahan. “Menarik,” katanya tenang. “Kekuatan leluhur... atau kekuatan yang mengawasi?” Kaelara tersenyum samar, tidak menjawab. Mereka b

  • Sang Penguasa Elemental   Bab 253. Perjumpaan Dengan Lord Ignis

    Aula utama Planet Fire berdiri megah, dinding-dindingnya berlapis batu merah menyala yang tampak berdenyut seolah hidup. Di tengah ruangan, singgasana dari logam hitam berdiri kokoh, dan di atasnya duduk seorang pria muda berambut perak menyala, Lord Ignis. Meski wajahnya terlihat seolah baru berusia dua puluh lima tahun, aura di sekitarnya menunjukkan kebijaksanaan dan kekuatan yang telah berusia dua abad. Axel melangkah masuk bersama empat istrinya, Miya, Mila, Nevertari, dan Ravina, dengan langkah tenang dan penuh wibawa. Kaelara, perwakilan istana Fire, menunduk memberi hormat kepada Ignis. “Yang Mulia, mereka telah tiba.” Ignis berdiri perlahan, sorot matanya tajam namun penuh rasa ingin tahu. “Selamat datang di Planet Fire, pengembara dari jauh. Aku telah mendengar perjalananmu di berbagai dunia, Axel.” Suaranya bergema lembut, tapi mengandung tekanan yang dalam. Axel menunduk sopan. “Terima kasih, Lord Ignis. Kami datang bukan untuk mencampuri urusan dua dunia, hanya ingin m

  • Sang Penguasa Elemental   Bab 252. Asal Mula Konflik Frost-Fire

    Langit di atas Frost berwarna biru pucat, berkilau lembut di bawah cahaya dua matahari kecil kembar. Salju jatuh perlahan, namun hawa di bawahnya terasa berat, seolah planet itu menyimpan luka lama yang belum sembuh. Axel berdiri di tengah lapangan es bersama Namira, Caitlin, Michella, dan Ginora, mendengarkan kisah para tetua Frost yang berkumpul di sekitarnya. Seorang lelaki tua berjanggut putih melangkah maju. Ia adalah Ridham, tetua tertua dan tangan kanan Lord Nawkin. Tubuhnya tampak rapuh, namun suara yang keluar dari bibirnya penuh wibawa. “Kalian ingin tahu mengapa dua dunia ini saling membenci? Aku akan bercerita.” Axel mengangguk pelan, tangannya terlipat di dada. “Ceritakanlah, Tuan Ridham. Kami datang memang untuk mendengarkan kisah dan mempelajari sejarah, untuk menambah pengetahuan kami, bukan untuk menghakimi.” Ridham menarik napas panjang. “Dahulu, sebelum Frost dan Fire berpisah, Lord Bargas dari Fire dan Lord Nawkin dari Frost bersahabat erat. Mereka berbagi ilmu,

  • Sang Penguasa Elemental   Bab 251. Empat Gadis yang Merajuk

    Di ruang komando Aolenric Lerion Prime, ada empat gadis cantik yang memasang wajah muram seperti sedang merajuk. Mereka adalah Vania, Laxia, Lyra, dan Nevada. Mereka bingung dan kesal, karena Axel tidak memberikan tugas apapun pada mereka, bahkan nama mereka pun tidak disebut. Mereka pun berpikir, apakah Axel melupakan mereka. Nevada melangkah ringan ke ruang komando Aolenric Lerion Prime, wajahnya menunjukkan campuran bosan dan penasaran. Di belakangnya menyusul Laxia, Lyra, dan Vania. Mereka berempat saling bertukar pandang, lalu Nevada akhirnya angkat suara. “Kakak,” katanya dengan nada lembut tapi tegas, “bagaimana dengan kami? Mengapa Axel tidak menyebut atau memberi kami tugas? Apakah kami akan terus duduk-duduk saja di sini?” Catherine, yang tengah mengamati data orbit Frost-Fire, menoleh dengan senyum tipis namun hangat. “Ah, kalian berempat… aku juga tidak tahu, bagaimana kalau kita tanya langsung pada kapten kita?” Catherine lalu menghubungi Axel, "Kapten, empat gadis

  • Sang Penguasa Elemental   Bab 250. Interaksi Dengan Para Penduduk

    Di kejauhan, beberapa sosok muncul, tubuh mereka memancarkan aura merah menyala, mata mereka waspada. Salah satu pria, bertubuh tinggi dan berotot, mengenakan baju zirah lava, menatap tajam ke arah tim. Di sampingnya, seorang wanita dengan rambut seperti bara api memegang tombak yang menyala. Dua sosok lainnya, pria dan wanita, menatap dengan hati-hati, sementara seorang panglima wanita berdiri sedikit di belakang, tangan di pinggang, menilai kedatangan tim.“Kau dari planet lain, bukan?” tanya salah satu pria dengan nada curiga. “Apa maksud kalian datang ke wilayah Planet Fire?”Axel Api melangkah maju, wajah tenang. “Kami bukan ancaman. Kami datang untuk mengamati dan belajar tentang kondisi planet ini. Namaku Axel Skays, dan ini para istriku Nevertari, Mila, Miya, dan Ravina” katanya sambil menyalurkan aura api yang lembut, menari-nari di sekeliling tubuh mereka. Gelombang energi hangat namun terkendali itu menyentuh tanah, menenangkan sedikit kekhawatiran penduduk.Nevertari mela

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status