Share

Bab 4 || Menjadi Penguntit Ryder

Ryder yang masuk ke dalam kelas petarung, berkat pertandingan resmi saat upacara penyambutan banya siswa yang kagum pada Ryder. Pelajaran bertarung di ajarkan oleh kesatria Damian dari Utara yang mahir dalam berpedang yang merupakan wali kelas petarung.

Saat masuk ke dalam kelas Ryder mengedarkan pandangannya dan melihat Freya duduk di bangku depan. Ryder memilih duduk di bangku belakang sambil membersihkan pedangnya.

"Wahh... apa kamu Ryder? Aku senang sekali bisa satu kelas denganmu." Sahut perempuan yang duduk di sebelah Ryder.

Mendengar nama Ryder, seluruh siswa di kelas menatap ke belakang begitupun dengan Freya. Mengingat perbuatan Ryder saat upacara penyambutan, membuat Freya kesal dan berniat mempermalukan Ryder.

"Lihatlah Freya dan Ryder dalam satu kelas, mungkin mereka akan bertarung lagi." Seru seorang siswa yang berada di depan Freya.

"Diamlah!" Tegas Freya.

Ryder yang tidak tertarik dengan omong kosong mereka hanya membuang wajahnya dan menatap ke luar jendela. Setelah pelatihan dasar bertarung, Ryder berjalan menuju kantin, Freya mengikutinya dari belakang sambil memesan makanan sesuai pilihan Ryder.

"Apa kamu inginkan?" Tanya Ryder.

"Aku hanya ingin makan." Jawab Freya datar.

Ryder menatap Freya dingin, lalu berjalan menjauh darinya. Makanan di akademi memang sangatlah nikmat di banding masakan Kakeknya.

Tiba-tiba seorang laki-laki bertubuh besar melempar bola air pada Ryder hingga basah kuyup, Freya yang duduk di depan Ryder menatap laki-laki itu tajam.

"Beraninya dia menganggu lawanku." Gumam Freya.

Ryder membalikka badannya dan melempar sebuah garpu ke arah laki-laki itu, hingga pipi laki-laki itu tergores.

"Edwin, apa yang kamu lakukan?" Bisik seseorang di sebelah laki-laki itu.

"Aku hanya memberinya ucapan selamat, edward." Sahut Edwin.

"Cepat minta maaf padanya." Tegas Edward.

Edwin hanya bisa patuh pada perintah kakaknya, dan berjalan menuju Ryder. Tatapan Ryder yang begitu tajam dari orang biasa, membuat Freya sadar bahwa Ryder bukanlah pria biasa.

"Aku minta maaf Ryder." Sesal Edwin.

"Ya, pergilah." Ketus Ryder melanjutkan makannya.

Baju Ryder yang begitu basah membuat Freya kesal, dengan kekuatan anginnya Freya membantu mengeringkan baju Ryder dengan cepat. Ryder memukul meja dengan keras, membuat semua orang menatapnya.

"Berhentilah menggangguku perempuan si*lan." Hardik Ryder.

Freya membulatkan matanya, padagal Freya membantu mengeringkan baju Ryder namun Ryder hanya meneriakinya dengan kasar. Sebenarnya Freya mengikuti Ryder dengan tujuan melihat kelemahan Ryder, tapi melihat Ryder kesusahan tentu akan membuat tujuan Freya terganggu jadi Freya membantu Ryder.

"Hah? Inikah ucapan terima kasih yang aku dapat?" Celetuk Freya.

"Cukup." Bentak Ryder.

"Kamu hanya perempuan si*lan dengan sihir yang lemah." Teriak Ryder.

"Beraninya-." Teriak Freya namun terhenti.

"Huh, Kalian hanyalah penyihir sampah." Sela Ryder.

"Freya, lebih baik kamu berhenti." Sahut perempuan di dekat Freya.

"Laila, tapi dia sudah menghinaku." Tegas Freya.

"Cukup, mending kita pergi dari sini ayo." Pinta Laila.

Freya melempar minumannya ke arah Ryder dan pergi meninggalkan kantin akademi. Ryder beranjak pergi dari kantin, namun perasaanya begitu kesal melihat Freya dan semua penyihir yang sombong karena kekuatannya.

"Mereka semua hanyalah sampah." Lirih Ryder.

Ryder berlatih di lapangan akademi, bersama siswa petarung lainnya. Mereka berduel satu sama lain, namun tidak mengajak Ryder karena takut dengan kekuatan berpedang Ryder yang kuat. Freya masuk dan menghunuskan pedangnya ke arah Ryder yang sedang duduk di pinggir lapangan.

"Maju." Sahut Freya.

"Kamu lagi, apa duniamu terus berputar di sekitarku?" Tanya Ryder.

"Jangan basa-basi dan bertarunglah denganku." Jawab Freya.

Ryder berdiri, menatap Freya dingin lalu pergi meninggalkan Freya sendiri. Ryder tidak ingin berurusan dengan penyihir lagi, dan Freya merupakan orang yang Ryder benci karena kekuatannya begitu besar. Freya menghentakkan kakinya kesal, baru kali ini dia benar-benar diabaikan oleh seseorang membuatnya tidak terima dan berlari mengejar Ryder.

Dengan nafas memburu Freya menemukan Ryder sedang membaca buku di bawa pohon, Freya membakar habis buku yang di pegang Ryder agar dia bisa melawan Ryder. Namun, Ryder hanya menatap dingin dan pergi meninggalkan Freya sendiri lagi.

"Aaaaaa... Menyebalkan sekali dia." Teriak Freya dan berlari mengikuti Ryder.

Ryder menyadari Freya tengah bersembunyi di atas pohon untuk menyergapnya, Ryder duduk di di bawah pohon lalu melihat bayangan seseorang di atas pohon yang bersiap menerjang Ryder. Suara dedaunan yang jatuh, membuat Ryder berdiri dengan cepat. Alhasil Freya jatuh ke tanah, lalu kesakitan karena kakinya terkilir. Ryder pergi meninggalkan Freya lagi, memiliih ke perpustakaan untuk meminjam beberapa buku, Freya tidak mungkin bisa berbuat aneh di tempat umum. Fasilitas perpustakaan yang begitu baik membuat Ryder puas, Alat dan buku tentang pedang legendaris membuatnya tertarik mempelajari banyak trik dalam berpedang. Saat Ryder hendak membawa bukunya kembali ke rak, mata Ryder melihat sosok perempuan yang dia kenal. Perempuan yang membuatnya jatuh hati saat pertama kali melihatnya. Dengan cepat Ryder berjalan menuju perempuan itu, namun sebuah pedang tepat berada di depan matanya. Dengan keadaan kacau, Freya menghunuskan pedang pada Ryder agar mau bertarung dengan sekali lagi untuk membuktikan siapa yang terkuat. Ryder mengepalkan tangannya kesal dan meninju perut Freya hingga badan perempuan itu terpental ke arah rak buku dengan keras. Ryder berlari menuju sosok perempuan tadi, tapi perempuan itu sudah tidak ada. Dengan perasaan kesal Ryder meninggalkan perpustakaan, Freya terbaring lemah di lantai.

"Freya, bertahanlah." Teriak Laila.

Entah dari mana perempuan itu datang, tapi Freya merasa sangat bersyukur memiliki sahabat baik seperti Laila.

"Freya, kamu hanyalah sampah bagi Ryder jadi jangan pernah mengikutinya lagi." Ucap seorang wanita di dekat mereka.

"Siapa kamu?" Tanya Freya.

"Kamu akan mengetahuinya segera." Ucap Perempuan itu lalu berjalan meninggalkan perpustakaan.

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Wahyu Mr
kenapa ya di komik atau di novel suka sekali pake istilah sampah???? gak ada kata lain apa
goodnovel comment avatar
My Wife
Ryder sombong dan garang. Watak hero yang tidak baik.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status