Share

Bab 5 || Melawan 5 Perampok Dengan 2 Pedang

Ryder kembali ke kamarnya, suasana yang begitu sunyi membuatnya teringat sang kakek yang selalu mendampinginya selama ini. Suara ketukan dari luar pintu, membuat Ryder beranjak dari duduknya.

"Evan, ada apa?" Tanya Ryder.

"Ryder, kelas besok diliburkan. Jadi aku harap kamu memiliki pedang baru yang layak pakai di tes bertarung besok lusa." Jawab Evan.

"Baiklah, aku akan pergi ke toko pedang besok." Balas Ryder.

"Kalau begitu aku permisi, harus ke kamar yang lain. Sampai jumpa." Pamit Evan.

Evan merupakan ketua kelas Petarung, setiap informasi terkait kelas maka akan di sampaikan melalui Evan. Meskipun Evan seorang Penyihir tapi Ryder tidak membenci Evan karena pribadi Evan tampak berbeda dari penyihir lainnya.

Keesokan pagi, Ryder menghabiskan sarapannya dengan cepat lalu meminta izin pada penjaga untuk keluar akademi membeli pedang. Kota yang begitu damai, tidak seperti daerah selatan yang selalu memandang Ryder dengan tatapan hina. Sesampainya di toko pedang, Ryder melihat-lihat beberapa pedang yang begitu bagus.

"Tuan mencari pedang seperti apa?" Tanya sang pengrajin.

"Aku ingin pedang yang ringan dan tajam." Jawab Ryder.

"Wah anda datang di tempat yang tepat, tapi tuan pedang seperti itu selalu berpasangan. Apa tuan bisa menggunakan dua pedang sekaligus?" Tanya pengrajin lagi.

"Dua pedang sekaligus? Aku belum pernah menggunakan dua pedang di waktu bersamaan. Tapi itu terdengar menarik, bisa aku lihat." Balas Ryder.

"Ikutlah denganku tuan." Ajak sang pengrajin.

"Tungguuu!!" Pekik Freya.

Freya muncul di balik pintu, Ryder memutar bola matanya malas, sang pengrajin terkejut dan segera menghampiri Freya.

"Ada apa nona?" Tanya sang pengrajin.

"Aku juga ingin membeli pedang." Jawab Freya asal.

"Baik, silahkan ikut dengan kami." Ajak sang pengrajin

Ryder dan Freya masuk ke dalam ruangan berisi pembakaran untuk memilih bahan pedangnya. Freya begitu tercengang melihat pembuatan pedang yang begitu menakjubkan. Ryder mengambil beberapa bahan lalu memberikannya pada pengrajin, Freya melirik Ryder dan mengambil bahan yang sama dengannya.

"Baiklah silahkan menunggu di luar, dua jam lagi pedang kalian berdua akan selesai." Ucap sang pengrajin

Ryder mengangguk dan keluar dari toko pedang untuk membeli beberapa pakaian. Freya mengikuti Ryder diam-diam, namun saat Freya melihat roti kebab pedas kakinya langsung berlari kearah penjual itu dan membeli roti kebab pedas kesukaannya.

Ryder melirik ke sekeliling, sepertinya Freya sudah tidak mengikuti Ryder lagi. Dengan cepat Ryder berlari menuju kantor penjaga wilayah untuk bertemu dengan Norman sahabatnya. Norman yang baru saja selesai berlatih, bergegas menuju Ryder di ruang tamu kantor penjaga.

"Bagaimana kabarmu?" Tanya Norman.

"Aku baik-baik saja, kamu bagaimana?" Balas Ryder.

"Seperti yang kamu lihat, aku sedang sehat sekali hahaha." Jawab Norman sambil memakai pakaiannya.

"Apa yang kamu lakukan di luar akademi?" Tanya Norman.

"Aku membeli sebuah pedang ganda, karena itu terdengar menarik." Jawab Ryder asal.

"Wah, kamu memang sangat berbakat Ryder." Ucap Norman bangga.

Mereka berdua terus mengobrol hingga lupa akan waktu yang telah berlalu 2 jam, Ryder menceritakan bagaimana akademi sihir pada Norman.

Tiba-tiba seorang penjaga masuk ke kantor dan jatuh ke lantai karena kelelahan. Norman berdiri dengan cepat, lalu membantu pria itu.

"Norman, segera panggil pasukan penjaga ke depan toko buku disana ada perampok, yang bertarung dengan penyihir muda." Pinta penjaga itu.

"Baiklah aku akan kesana, kamu beristirahatlah, owh iya Ryder aku pergi dulu." Sahut Norman berlari keluar kantor dengan cepat.

Ryder keluar dari kantor penjaga, lalu berjalan menuju toko pedang.

"Tuan Ryder, pedang anda telah selesai. Tapi, nona Freya kemana?"Tanya sang pengrajin.

"Aku tidak tahu paman." Jawab Ryder.

"Kalau begitu tolong berikan pedang ini untuknya, tagihanya telah lunas." Pinta sang pengrajin.

Ryder tak tega menolak paman tua itu, lalu membawa pedangnya dan pedang Freya untuk kembali.

Saat dalam perjalanan menuju akademi, badan Freya terlempar di sebelah Ryder. Darah segar mengalir di pelipis Freya, Norman juga berada disana dengan kondisi tubuh penuh luka. Serangan dari perampok itu ternyata di tujukan untuk melukai Freya. Dengan tatapan malas, Ryder melihat pedang yang baru saja di belinya membuat Ryder bersemangat untuk mencoba menggunakan dua pedang sekaligus.

"Baiklah, ayo kita coba." Gumam Ryder.

Freya bangkit dari reruntuhan kayu, melihat Ryder berdiri menggunakan dua pedang sekaligus.

"Ambillah pedangmu." Sahut Ryder melemparkan pedang pada Freya.

Ryder berlari kearah 5 perampok pria yang mahir berpedang itu dengan cepat, mengayunkan dua pedang sekaligus membuatnya sedikit aneh karena menggunakan dua tangan sekaligus. Sekali tebasan di pundak salah satu perampok itu merusak konsentrasi mereka. Ryder melihat beberapa gerakan yang cepat, Salah satu perampok itu memiliki kekuatan setara dengan kakeknya Alexiuz. Ayunan pedang itu sangat familiar bagi Ryder, sudut bibir Ryder naik, lalu menerjang dua orang di belakang dengan cepat hingga kedua perampok itu pingsan. Ryder menghirup udara dan menyerang satu orang dalam satu tarikan nafas. Tersisa sang ketua perampok yang memiliki kekuatan besar, Ryder maju dengan cepat dan terus menyerang pria itu namun serangan Ryder dengan mudah di tangkis.

"Ryder, dia menggunakan sihir pada pedangnya." Teriak Freya.

Ryder terus menyerang dan menyerang hingga perampok itu tersudut di dinding toko. Ryder menancapkan pedangnya di sisi kiri pria itu, lalu pedang lainnya menghunus ke arah leher pria itu. Teknik berpedang sang kakek membuat Ryder mampu mengalahkan pria itu dengan mudah, Freya mengapalkan tangannya lagi-lagi Ryder lebih unggul darinya. Dengan gerakan cepat Freya menodongkan pedang ke arah jantung Ryder.

Norman berlari ke arah mereka dan menghentikan Freya.

"Aku mohon jangan melukai sahabatku." Pinta Norman.

Freya tak tega melihat Norman yang menangis demi Ryder, lalu dengan perasaan kesal dia meninggalkan tempat itu.

Dari jauh, sosok bayangan hitam itu muncul dan mengamati Ryder dan Freya.

"Mereka berdua sangat menarik, tapi Pemuda itu lebih menarik." Gumam sosok hitam itu lalu menghilang.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status