Fang menyantap makanan yang dihidangkan pemilik penginapan sementara wanita paruh baya itu langsung meninggalkannya dan mendatangi pemuda yang baru saja tiba.
"Ah pendekar Huoyan, sudah beberapa hari aku tidak melihatmu, kemana saja kau?" Dari pertanyaan yang dilontarkan pemilik penginapan, pemuda itu bukanlah orang yang baru mendatangi tempat ini. Keduanya juga terlihat akrab.
"Beberapa hari terakhir ini aku banyak kesibukan, bibi Luo." Pemuda yang dipanggil Pendekar Huoyan itu menjawab.
"Hidangkan aku makanan seperti yang ada di meja pemuda itu!" Huoyan menunjuk meja Fang.
"Baiklah, tunggu sebentar." Bibi Luo meninggalkan Huoyan dan pergi ke dapur.
"Kenapa kau terus memperhatikanku dari waktu ke waktu? Apakah ada yang salah denganku?" Huoyan berkata pelan namun bisa didengar dengan jelas oleh Fang. Fang juga menyadari pemuda tersebut sedang berbicara padanya.
"Ah itu, maafkan aku senior. Aku hanya penasaran, maaf jika itu menyinggung mu."
Satu jam telah berlalu, terlihat di kejauhan tiga buah kuda yang lengkap dengan penunggangnya mendekati tempat jenazah bangsawan yang menjadi korban pembunuhan. Di belakang mereka terdapat pasukan kecil yang berjalan terdiri dari enam orang memakai pakaian prajurit lengkap."Walikota Zhou datang!" Teriak seorang warga, mereka lalu membuka jalan untuk pasukan tersebut.Dari cerita warga, Fang mengenali walikota Zhou adalah pria paruh baya dengan tubuh kekar yang menunggangi kuda perkasa berwarna kehitaman itu. Sementara dua orang yang terlihat masih muda di sebelah kanan dan kirinya merupakan pengawal pribadi sekaligus orang kepercayaannya.Fang meneliti lebih jauh walikota Zhou dan dua pengawal pribadinya itu, ia mendapati ketiganya seorang pendekar. Fang memeriksa prajurit yang ada di belakang mereka, pemuda itu mendapati mereka juga berasal dari dunia persilatan.Walikota Zhou turun dari kudanya bersama Ze Ryu di sebelah kanannya dan Yan Hui di sebelah
Fang mendapatkan kesimpulan dari hasil analisanya, ia memutuskan akan menunggu selama beberapa hari di kota itu untuk menangkap Pembunuh Mawar Darah. Dari perkiraannya, sosok misterius itu akan kembali membunuh tiga hari kemudian.Selama dua hari Fang menghabiskan waktunya untuk berlatih pernapasan. Pada hari ketiga, ia memutuskan mengunjungi Rumah Anggrek Ungu membeli beberapa barang untuk mendukung aksinya malam nanti. Karena menurut perhitungan Fang, Pembunuh Mawar Darah akan melakukan aksinya tengah malam ini.Malam pun telah tiba, saat Fang sedang menyantap makanan yang di pesannya, ia mendapati seseorang yang familiar mendatangi tempat itu."Pendekar Huoyan?!" Fang sedikit terkejut, setelah kepergiannya beberapa hari yang lalu, Huoyan tidak terlihat lagi setelahnya, namun pemuda itu kini muncul kembali.Sebuah pemikiran muncul di benak Fang, namun ia langsung menggelengkan kepala dan menepisnya.Seperti biasa, Huoyan memesan beberapa menu unt
Satu lawan dua terus berlangsung di kegelapan malam yang sepi, mereka berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya agar tidak berisik dan membangunkan para warga yang sedang tidur. Meskipun Pembunuh Mawar Darah dalam jumlah tidak diuntungkan, namun sampai saat ini ia masih bisa menahan kedua lawannya bahkan belum ada tanda-tanda sosok misterius di balik topeng itu akan kalah atau menyerah. Sebaliknya, Ze Ryu dan Hui Yan sudah sedikit kewalahan. Meskipun mereka berdua namun pada dasarnya kekuatan mereka di bawah Pembunuh Mawar Darah. Napas keduanya semakin tidak stabil dari waktu ke waktu, tenaga dalam mereka harus terkuras dengan cepat untuk menghadapi gerakan dari Pembunuh Mawar Darah. Tetapi keduanya tidak ingin menyerah begitu saja, dengan cara apapun mereka harus menangkap Pembunuh Mawar Darah. Fang memperhatikan pertarungan mereka dari jarak jauh, ia terpana melihat kemampuan yang ditunjukkan Pembunuh Mawar Darah mampu menghadapi dua orang pengawal pribadi walik
Semakin lama bertarung Pembunuh Mawar Darah semakin tidak diuntungkan dan mulai terpojok, luka dan darah juga sudah memenuhi sekujur tubuhnya. Bahkan ada satu pukulan telak yang mendarat di dadanya membuat beberapa tulangnya patah.Pembunuh Mawar Darah bangkit namun tidak mencoba menyerang balik ke arah Fang. Sosok misterius itu mengeluarkan dua benda berbentuk bulat kecil dan melemparkannya diantara dirinya dan Fang. Seketika membuat ledakan yang cukup besar dan mengeluarkan asap yang tebal. Fang menutup mulut dan hidungnya sebab itu adalah gas beracun. Ia memahami Pembunuh Mawar Darah ingin kabur dari tempat itu.Fang yang sudah mengetahui maksud Pembunuh Mawar Darah tidak membiarkannya pergi begitu saja. Pemuda itu menembus kepulan asap tersebut dan mencari Pembunuh Mawar Darah namun tidak ada lagi di tempat sebelumnya. Fang memejamkan matanya untuk mendeteksi keberadaan Pembunuh Mawar Darah dan ia menemukannya. Pemuda itu langsung mengejar Pembunuh Mawar Darah dan
Fang tidak bisa menahan kegugupannya, bibirnya bergetar mengetahui ada yang mengenali dirinya. Namun ia tetap berusaha bersikap tenang agar tidak membocorkan rahasianya."Li Tian? Siapa yang kau maksud? Namaku Fang!""Tidak mungkin, kau pasti Li Tian. Aku bisa melihat keterkejutan di wajahmu saat aku menyebutkan nama itu." Pembunuh Mawar Darah tidak mempercayai perkataan Fang."Sudahlah... Jika memang kau adalah Li Tian, aku tidak ingin bertarung denganmu. Biarkan aku pergi, kita pasti akan bertemu lagi dalam waktu dekat." Pembunuh Mawar Darah melompat meninggalkan Fang sementara pemuda itu tidak mengejarnya. Ia bahkan tidak bergerak dari tempat sebelumnya."Darimana ia mengetahui identitasku yang sebenarnya." Fang tidak mengerti, dirinya hilang ketika berusia setahun jadi sedikit mustahil ada yang mengenalinya. Fang bertambah penasaran dengan identitas Pembunuh Mawar Darah. Ia berharap mereka bisa bertemu lagi dan saat itu terjadi Fang akan meminta penje
Fang memerintahkan Bintang Kecil memperlambat perjalanan mereka ketika menjelang pagi hari, kebetulan saat itu dirinya melihat sebuah desa kecil tidak jauh di depannya. Fang memasuki desa yang tidak memiliki pintu gerbang itu, ia hanya melihat sebuah kayu dan bertuliskan 'desa tanpa nama'.Fang memeriksa peta di dalam balik bajunya dan tidak menemukan desa tersebut di tempat ini."Mungkinkah desa ini baru berdiri jadi belum termasuk dalam peta?" Ujar Fang dalam hatinya. Dengan pemikiran itu, ia memutuskan untuk beristirahat di sana. Fang menuruni Bintang Kecil dan memilih berjalan di sebelahnya.Setelah melihat sebuah restoran kecil, Fang memutuskan untuk singgah dan membeli beberapa makanan untuk mengisi perutnya. Ia mengikat Bintang Kecil di dekat restoran tersebut dan memberikannya tanaman gaib sebagai gantinya."Jangan nakal!" Fang mengelus kepala Bintang Kecil sebelum meninggalkannya memasuki restoran yang bernama 'Restoran Pak Yin' itu.Panda
Pemilik restoran, Yin Qingdao membawakan beberapa makanan yang telah dihidangkan di sebuah nampan. Di sana juga terdapat seguci arak yang disiapkan."Silahkan dinikmati tuan, itu menu makanan terbaik di tempat ini." Yin Qingdao meletakkan semua makanan dan arak di meja Fang.Fang memeriksa daging itu dan menemukan ada kejanggalan. Daging tersebut memiliki tekstur yang berbeda dengan daging sapi ataupun daging yang biasa ditemukan di restoran lainnya."Daging apa yang kalian gunakan ini?" Tanya Fang seperti orang bodoh yang tidak mengetahui apapun."Itu daging keledai tuan, sangat bagus untuk meningkatkan stamina orang yang mengkonsumsinya." Yin Qingdao menjelaskan."Arak apa ini?" Fang menunjuk guci arak yang ada dihadapannya. Ini pertama kali Fang melihat ada arak berwarna merah."Itu arak terbaik yang kami dapatkan dari ibukota Awan Putih." Yin Qingdao menjelaskan sambil tetap mempertahankan senyumannya.Fang tersenyum lebar sebelum
Fang lebih terlihat seperti menari daripada sedang menggunakan sebuah jurus, itu karena ia melakukannya dengan sangat baik dan tentunya ilmu yang ditunjukkan adalah jurus tingkat tinggi. Dalam sekali serangan Fang dapat melumpuhkan beberapa orang. Tentu saja dirinya tidak berhenti sampai disitu, Fang terus menerus menunjukkan kelihaian dan kepiawaian jurusnya. "Dengan kekuatan seperti ini ingin merampas hartaku?" Fang menarik alis matanya, "Kalian terlalu percaya diri atau memang tidak mengetahui batasannya." Ia lalu menarik bibir kanannya ke atas. Fang lalu mengubah jurus yang digunakannya, kali ini ia bertindak seolah pemabuk handal. Ya, jurus yang digunakan Fang tidak lain adalah 'Jurus Pukulan Dewa Mabuk'. "Jurus Dewa Mabuk : Menari di Atas Bara Api." Fang bergerak dengan gesit namun terlihat seperti orang yang kurang waras. Kelompok Perampok Lintas Kota bahkan akan menganggapnya telah gila karena melihat perubahan sang pemuda. Setidaknya sesaat s