Share

Bab 3 Perjalanan Yang Melelahkan.

Mas Bayu tidak pernah mengatakan penyebab kecelakaan yang terjadi di rumahnya itu, mungkin nanti ketika kami sampai di rumah orang tuanya yang sedang kami tuju sekarang, Mas Bayu akan menjelaskan penyebab kematian ketiga anggota keluarga yang disayanginya itu.

Bila tidak, aku akan menanyakan pada asisten rumah tangga yang mengurus rumah itu. Mas Bayu pernah bilang ada dua orang asisten rumah tangga yang tinggal di rumah orang tuanya.

Mbok Dasmi dan Pak Halim, mereka berdua adalah sepasang suami istri yang sudah tinggal bersama keluarga Mas Bayu dari semenjak Mas Bayu masih kecil, malah Mas Bayu bilang mungkin dari sebelum dia lahir mereka berdua, Mbok Dasmi dan Pak Halim sudah tinggal di rumahnya.

Sepertinya aku bisa menanyakan kepada mereka berdua apa penyebab kematian orang tua dan adiknya Mas Bayu, kecelakaan apa yang terjadi di rumah itu, atau mungkin aku bisa mencari tahu dari tetangga di sekitar rumah Mas Bayu.

Hampir setengah hari kami di perjalanan, ketika kami pergi tadi dari apartemen di Jakarta hari masih sangat pagi, matahari masih malu-malu menampakkan sinarnya, kini sudah hampir tengah malam tepatnya jam sebelas malam kami belum juga sampai di Desa tempat rumah keluarga Mas Bayu berada.

Entah sudah berapa kali aku menanyakan, kapan kita sampai di Desa tempat rumahnya itu berada pada Mas Bayu dan tentu saja aku mengeluh karena perjalanan yang sangat jauh membuat tubuh ku ini sangat kelelahan.

“Sabar sayang, sebentar lagi juga sampai,” ucap Mas Bayu membujuk ku.

“Tapi Mas, ini sudah hampir tengah malam loh, tadi kita berangkat pagi sekali sampai sekarang belum sampai juga, Mas dari tadi ngomongnya sebentar lagi, sebentar lagi tapi gak nyampe nyampe juga,” keluh ku dengan kesal.

“Kita kan banyak berhenti nya tadi di perjalanan sayang, kalau kita tidak banyak istirahat di jalan mungkin tadi jam sembilan kita sudah sampai di rumah,” balas Mas Bayu.

Benar juga sih sudah lebih dari tiga kali mungkin kami berhenti untuk beristirahat.

“Mas janji setengah jam lagi kita sampai, sabar ya sayang jangan bikin suamimu ini gak enak hati gini dong. Mas nyetirnya jadi gak bisa konsentrasi kalau lihat kamu kesal kaya gitu, kamu merasa sangat jauh dan lama di perjalanan karena kamu baru pertama kalinya sayang,” lanjut Mas Bayu.

Aku menghela nafas dalam dan mengangguk.

“Iya Mas maaf yah Sarah banyak ngeluh, tapi janji ya setengah jam lagi kita sampai,” balasku sambil menoleh pada Mas Bayu yang sedang menyetir mobil.

Mas Bayu melirik padaku lalu tersenyum dan mengangguk, kemudian meraih tangan dan menggenggam jemari tanganku, lalu di cium nya jemari tangan ini sambil berkata, “Mas janji sayang setengah jam lagi kita sampai di rumah.”

Setengah jam lebih, walaupun lebih sepuluh menit tetap saja lebih dari setengah jam.

Akhirnya kami sampai juga di depan gerbang rumah Mas Bayu, setelah perjalanan yang sangat jauh dan ketika kami akan sampai di gerbang rumah ini tadi kami melewati perkebunan yang sangat gelap.

Di sepanjang jalan hanya ada perkebunan tak ada satu rumah pun terlihat di sepanjang jalan yang kulewati, berarti tak ada tetangga terdekat yang tinggal di sekitar rumah Mas Bayu.

Gerbang yang kokoh dan tinggi terlihat dari luar, walaupun dengan cahaya yang remang. Rumah itu sudah terlihat seperti sebuah istana. Mas Bayu membunyikan klakson beberapa kali, untuk memberi tanda pada asisten rumah tangganya kalau dia sudah sampai di depan gerbang rumah.

Comments (6)
goodnovel comment avatar
Saraswati_5
rumahnya jauh banget ya, makanya nggak sampe-sampe
goodnovel comment avatar
Nur Wenda
ga punya tetangga, ada yg disembunyikan nich
goodnovel comment avatar
MAF_0808
memangnya dimana rumahnya kenapa nggak sampai sampai
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status