แชร์

Bab 7

ผู้เขียน: Noona_im
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2024-09-25 19:20:13

Semenjak malam itu, pekerjaan Diara menjadi bertambah lagi. Bagaimana tidak? Endy jadi sering berkunjung ke rumah Bima. Bisa satu bulan sekali, kadang dua minggu sekali. Padahal tempat tinggalnya cukup jauh dan berbeda kota.

Dulu sebelum mempunyai hubungan dengan Diara, lelaki tua itu hanya akan ke rumah sekirannya tiga bulan atau enam bulan sekali untuk menengok sang cucu, itu pun selalu bersama dengan istrinya. Namun sekarang, Endy sering datang sendiri. Entah alasan apa yang lelaki itu kemukakan pada istri, juga pada Nadia (selaku menantu dan pemilik rumah) agar tidak curiga. Diara benar-benar tidak tahu dan tidak ingin tahu.

Namun sekarang terjadi sesuatu yang berbeda dengan perasaan Diara pada Endy. Entah mungkin karena sering berhubungan dengannya, sehingga membuat Diara mulai merasakan nyaman terhadap laki-laki tua itu. Padahal pada awalnya Diara sangat muak dan membencinya setengah mati. Sebab kau tahu? Endy bukanlah tipenya.

Seperti menjilat ludah sendiri, kini Diara malah mengaguminya. Laki-laki tua itu jika ditelaah lebih dalam tidak seburuk yang Diara bayangkan. Meski umurnya sudah menyentuh angka kepala enam, tapi ia masih terlihat gagah, bahkan masih terlihat tampan juga. Tidak berbeda jauh dengan Bima, cuman ini versi lebih tuanya.

Endy juga sangat baik, dan sering memberi uang, begitupun dengan barang-barang mahal. Pokoknya sangat royal sekali. Terhitung tujuh bulan Diara berhubungan dengannya. Sudah banyak yang gadis itu dapatkan. Mulai dari uang, pakaian, perhiasan, dan masih banyak lagi barang-barang lainnya.

Sekarang ini, bisa dibilang pekerjaan Diara sebagai ART hanya formalitas untuk berklamufase saja. Karena sejatinya pekerjaan utamanya adalah menjadi simpanan bapak dan anak itu.

Sebelumnya Diara tidak pernah menyangka bahwa sepasang ayah dan anak tersebut memiliki nafsu yang begitu besar. Dilihat dari tampang dan pembawaanya, pria-pria itu sangat berwibawa dan begitu menyayangi keluarga. Sosok suami-suami setia, idaman para wanita. Sangat mustahil membayangkan mereka akan bermain serong.

Tapi ah, memang yah, menilai seseorang itu jangan hanya di luarnya saja. Buktinya, Bima dan Endy mudah sekali tergoda dan begitu menggilai pembantunya.

Bahkan saking gilanya nafsu mereka pada Diara, tak jarang mereka juga sering melakukanya bertiga. Kau pasti tidak akan menyangkan 'kan? Pada awalnya Diara juga tidak menyangka. Ia bahkan sempat menolak ide gila itu. Namun teringat posisinya yang hanya sekedar pemuas nafsu. Sudah pasti penolakan yang ia gaungkan tidak diterima. Mau tak mau Diara tetap harus melayani mereka. Tapi, seperti yang sudah-sudah, karena terbiasa akhirnya Diara mulai menyukainya, bahkan sekarang ia lebih suka melakukannya bertiga, sebab sensasinya lebih menantang dan luar biasa.

Malah kini Diara yang lebih sering meminta untuk bermain bertiga, jika Endy sedang berada rumah itu tentunya. Keduanya sudah pasti akan mengabulkannya, sebab sama-sama menyukainya. Dan jika sudah seperti itu, mereka akan membuat alasan dan cara apapun agar bisa pergi dan melakukannya di hotel. Tentu saja perginya tidak bersamaan.

Oh ya omong-omong soal bermain bertiga. Sekarang mereka juga tengah melakukannya. Namun sedikit berbeda dari biasanya, saat ini mereka melakukannya di rumah. Agak mengerikan sih, takut ketahuan tapi berhubung semuanya sudah sama-sama digulung kabut hasrat yang begitu besar, alhasil mereka tidak begitu peduli. Lagipula mumpung ada kesempatan, sebab Nadia dan Rani (istri Endy) sedang pergi untuk membeli perlengkapan bayi.

Iya, betul. Jadi Nadia memang tengah hamil anak kedua. Tidak lama setelah kejadian malam yang membawa Diara terjerat hubungan saling menguntungkan dengan Ayah dan anak itu, Nadia dinyatakan hamil. Kebahagiaan sudah jelas dirasakan oleh semua orang, Bima, Rani, Endy menyambut senang kabar gembira itu, termasuk juga Diara, sebab kau tahu? Karena kehamilan Nadia membuat Bima jadi lebih sering bersamanya lagi.

Namun ... Apakah kau pernah mendengar pribahasa 'serapi-rapinya menyembunyikan bangkai pasti baunya akan tercium juga?' Agaknya peribahasa tersebut sangat cocok untuk menggambarkan suasana saat ini.

Sebab ketika Diara, Bima dan Endy sedang sibuk bergumul di atas sofa ruang tamu, tiba-tiba saja pekikan yang sangat nyaring terdengar mengudara membuat kegiatan mereka berhenti seketika. Bahkan saking nyaringnya suara itu, membuat Nabila yang tengah tidur di ruang kamar utama terbangun dan menangis kencang.

"APA YANG KALIAN LAKUKAN, HAH?!" itu suara Nadia. Ia menatap nyalang pada mereka. "MENJIJIKAN!"

"Mama ..."

"Ibu ..."

Ucap Bima dan Endy bersamaan.

Netra mereka bertiga membelalak serempak. Diara meraih apapun yang ada di dekatnya, untuk menutupi tubuh polosnya. Sedangkan Bima dan Endy langsung menghampiri istri mereka masing-masing--karena mereka memang belum sepenuhnya polos, celana mereka masih terpasang sempurna, hanya kaus saja yang sudah teronggok.

Nadia masih menatap mereka bergantian dengan sorot mata yang mengerikan, kendati netranya tersebut sudah dipenuhi dengan kaca-kaca. Sementara Rani, wanita paruh baya itu hanya menangis saja di balakang tubuh Nadia. Wanita berumur itu sepertinya sangat shock mendapati suaminya yang tengah mencumbu wanita lain. Beruntung Rani tidak mempunyai riwayat penyakit serius seperti jantung, dan penyakit berat lainnya.

"Jadi ini alasan kamu ngotot tidak ingin menemaniku? Kamu ingin bermain dengan jalang ini?!"Nadia bertanya pada Bima seraya menunjuk-nunjuk Diara.

Diara tidak dapat berbuat apa-apa, hanya menunduk saja sembari memegang erat kain penutup tubuhnya.

"M-ma. Maafkan Papa, ini semua karena Diara yang menggoda Papa."

Mendengar jawaban dari Bima, Diara seketika mengangkat wajah dan menggeleng kepala. 'Apa-apaan ini? Kenapa Mas Bima jadi nyalahin aku aja?'

"Papa khilaf, Ma. Maafin Papa." Bima berlutut di kaki Nadia.

Hal yang serupa juga dilakukan oleh Endy pada istrinya. Namun kedua wanita yang sama-sama dikhianati oleh suami dengan wanita yang sama itu hanya bergeming saja.

"Ampuni Ayah, Bu. Ayah janji tidak akan melakukannya lagi." Kali ini terdengar Endy yang memohon-mohon pada istrinya. "Benar kata Bima. Wanita itu yang telah menggoda kami. Ibu harus percaya, Bu."

Diara tercengang mendengarnya, jadi bapak dan anak itu kompak menjadikan Diara sebagai kambing hitam? Padahal 'kan yang meminta lebih dulu untuk melakukan hal ini mereka, tapi kenapa sekarang hanya Diara yang disalahkan? 'Cih dasar laki-laki pengecut! Awas saja kalian berdua, tidak akan kuberi jatah lagi!'

Yah itu pun jika Diara tidak diusir dan mereka masih bertemu.

bersambung...

อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป

บทล่าสุด

  • Sang Perebut Suami Orang (21+)   68. gara-gara Echa

    "Ck! Ngapain sih dia? Ganggu aja deh.""Mungkin ada yang penting sayang. Mas ke luar dulu ya sebentar, ngecek dulu."Zaenal membantu Diara untuk beranjak dari pangkuannya. Namun sang istri sama sekali tidak menurutinya. Diara tidak mau bergerak dari sana."Gak usahlah paling juga dia mau ganggu doang. Dia pasti gak suka Mas lama-lama di sini makanya nyari-nyari alesan biar Mas ke luar."Zaenal hanya diam saja. Mungkin bimbang harus bagaimana? Diara menggunakan kesempatan tersebut untuk menggoda sang suami dengan dadanya yang sengaja belum ditutup. ia menyodorkan benda kenyal nan lembut itu hingga ke depan mulut Zaenal.Tinggal sekali hup saja, aset tersebut sudah berpindah tempat ke dalam mulut Zaenal. Namun lagi-lagi sial, sebelum Zaenal sempat melahapnya, Echa sudah lebih dulu berteriak lagi dari luar pintu--suaranya lebih kencang dari sebelumnya."MAS CEPET KE LUAR!"Diara mendengus sebal, pasalnya bukan hanya karena Zaenal yang tidak jadi melahap dadanya, namun lelaki itu sampai m

  • Sang Perebut Suami Orang (21+)   67. Tidak mau kalah

    "Apa?!""Hhmm ... Soalnya Mas gak tau kalo kamu suka bunga atau nggak. Emangnya beneran kamu suka bunga juga?"Diara mendecih malas. "Mau aku suka bunga atau enggak, seharusnya Mas tetep ngelakuin hal yang sama dong, kaya yang Mas lakuin ke Mbak Echa. Kalo gini caranya, Mas udah pilih kasih.""Pilih kasih gimana sih, sayang? 'kan Mas gak tahu, lagian Mas juga udah gak pernah ngelakuin lagi. Mas ngelakuin itu jauh sebelum ada kamu."Memang benar tapi tetap saja Diara kesal mendengar bahwa ternyata Zaenal seromantis itu pada Echa. Diara iri, ia tidak mau tahu, pokoknya apa yang Echa dapatkan harus Diara dapatkan juga. Kalau bisa lebih dari Echa."Pokoknya aku mau Mas kaya gitu juga sama aku. Titik!"Zaenal menghembus napas lelah. "Iya, iya. Mulai besok Mas bakal kasih kamu bunga. Emangnya kamu suka bunga apa?"Diara tersenyum senang mendengarnya, kemudian ia diam sejenak. Jujur saja ia tidak mengerti soal bunga, ia meminta agar tidak kalah dari Echa "Hhmm emangnya Mas suka kasih bunga

  • Sang Perebut Suami Orang (21+)   66. Cari mati

    Usai memberikan kalimat ancaman pada Echa, tanpa ada rasa bersalah sama sekali, Zaenal pergi seraya menggandeng istri mudanya meninggalkan istri tua yang diam terpaku.Diara tidak tahu persisnya bagaimana hubungan suami-istri antara Zaenal dan Echa berjalan selama ini. Apakah berjalan dengan harmonis, atau malah sejak awal sudah banyak perselisihan diantara mereka.Namun yang jelas, Diara bisa melihat dari sepasang mata Echa yang berkaca, agaknya wanita itu sangat terpukul dan sakit hati mendengar kalimat tersebut ke luar dari belah bibir Zaenal untuknya.Jika Diara berada di posisi Echa, ia juga pasti akan merasakan hal yang sama. Tidak peduli, hubungan meraka memang sudah rusak dari awal atau tidak, tapi kalimat yang diucapkan Zaenal barusan tetaplah menyakitkan.Tapi untunglah itu bukan ditujukkan untuk Diara, dan beruntung Diara bukanlah Echa yang malang dan lemah itu. Diara adalah wanita yang terlahir untuk menaklukkan banyak pria.Omong-omong soal hubungan pernikahan Echa dan Z

  • Sang Perebut Suami Orang (21+)   65. Merasa diatas awan

    Menghirup dalam udara segar membuat Diara jadi lebih rileks. Ah rasanya senang sekali bisa ke luar dari rumah, walau hanya di perkarangan saja.Beberapa hari lalu, Diara sudah seperti seekor burung yang terjebak di dalam sangkar. Maka wajar apabila sekarang ia begitu sangat bahagia.Ditemani sang suami yang tak lepas menggenggam tangannya, Diara berjalan-jalan kecil mengitari halaman depan rumah. Depan rumah Zaenal halamannya memang cukup luas dan terdapat pula taman kecil dengan berbagai jenis bunga-bunga indah yang menghiasi.Diara akui Echa memang pandai sekali dalam merawat rumah, tapi sayang wanita itu tak pandai merawat dan menjaga suaminya dari godaan wanita lain, sehingga dengan sangat mudah Diara masuk--menyisipkan diri ditengah-tengah rumah tangganya.Diara pikir setiap wanita itu jangan hanya pintar dalam satu bidang saja, tapi harus disemua bidang, terutama menyenangkan suami di atas ranjang, dan Echa tidak bisa seperti itu, sehingga perlu untuk Diara melengkapi.Ah Diara

  • Sang Perebut Suami Orang (21+)   64. Menjalankan rencana

    Setelah satu minggu akhirnya kamar Diara selesai di renovasi. Ah syukurlah Diara bisa segera meninggalkan kamar sempit nan sumpek itu.Tanpa membuang waktu, gadis itu lekas memindahkan barang-barangnya kembali ke sana. Hanya beberapa helai baju saja sih, dan itupun Zaenal yang membawakannya.Selama satu minggu itu, kondisi Diara juga berangsur-angsur membaik, perutnya sudah tidak sering merasakan sakit lagi dan hal tersebut membuatnya merasa jadi lebih bugar--tidak tampak lemah seperti sebelum-sebelumnya.Tinggal menunggu beberapa saat lagi, ia bisa merealisasikan semua rencana yang sudah tersusun dalam batang otaknya.Iya, selama kurun waktu satu minggu itu, tak henti ia memikirkan cara untuk membalas Echa Entah, Diara begitu kesal dan mendendam pada madunya itu. Meski Diara tahu Echa tidak salah apa-apa, tapi Diara tetap membencinya.Diara yang mengizinkan Zaenal untuk bersamanya--dalam kata lain--membiarkan Echa melayani suami mereka, tapi Diara juga yang acapkali sering uring-uri

  • Sang Perebut Suami Orang (21+)   63. izin

    Jadi apa kata yang tepat untuk Diara berikan pada Echa, hm? Munafik 'kah? Ah ya, sepertinya kata itu cukup cocok untuknya.Echa memang munafik! Mengapa Diara bisa berkata demikian? Karena apa yang diucapkan olehnya sangat berbeda jauh dengan apa yang ia lakukan. Echa berucap kukuh ingin bercerai, tapi mengapa ia masih mau melayani suaminya itu di atas ranjang?Diara yakin Echa tidak terpaksa, Diara yakin wanita itu menikmatinya juga. Diara bisa mendengar dari bagaimana cara Echa mendesah semalam. Jelas sekali wanita itu sangat menikmati permainan yang diberikan oleh suami mereka.Dasar wanita plin-plan dan munafik!Setelah mengetahui keberadaan Zaenal, yang ternyata tengah bercinta dengan istri pertamanya. Diara tidak bersikap bar-bar dengan menggedor pintu kamar Echa dan membuat percintaan mereka berhenti. ia justru lebih memilih untuk kembali ke kamar yang ia tempati sendiri.Alasannya bukan karena Diara tidak berani, tapi ia hanya tidak mau membuang-buang energi untuk melakukan hal

บทอื่นๆ
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status