Share

Tiga puluh sembilan

Laila berkedip, sadar kalau ia menatap pria itu dan membuatnya begitu gugup.

Iapun tidak bisa memungkiri betapa gugup dan terkejutnya ia saat ini.

Pria yang begitu dingin dan acuh ternyata bisa bersikap sangat manis dan menghangatkan hatinya. Ia sadar betapa ia membutuhkan perlakuan Jono seperti ini. Ia sungguh berdebar merasakannya.

"Eh, iya... terimakasih," jawabnya kaku.

Jono membantu Laila duduk, lalu mengambil semangkuk bubur untuk menyuapinya.

"Aku... bisa makan sendiri," kata Laila merasa tidak enak.

"Sudahlah, aku sudah biasa melakukan hal semacam ini. Aku besar di panti asuhan, aku biasa membantu teman-teman yang sakit dengan memberinya obat atau menyuapi," katanya kemudian. "Ayo, buka mulutmu, aaa..."

Meskipun merasa canggung, akhirnya Laila menurut menerima suapan dari Jono.

Sesekali matanya menangkap sosok pria itu tersenyum manis, membuat hatinya semakin menghangat.

"Berhenti saja dari pekerjaanmu, supaya tidak semakin memperparah penyakitmu. Aku punya banyak uang untuk
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status