Home / Urban / Sang Pewaris Cincin Penguasa Dunia / 6. Itu Tidak Memuaskanku

Share

6. Itu Tidak Memuaskanku

Author: Y Airy
last update Last Updated: 2024-03-30 15:51:19

"Apa jaminannya dia tidak akan berkhianat dariku?" tuntut Caka.

Rencana Cody menawarkan adiknya ini adalah rencana dadakan. Sebelumnya ia tak berfikir sampai ke sana, tapi karena Caka sepertinya sama sekali tak tertarik membantunya ia terpaksa mencari cara lain dan hanya ini yang bisa ia temukan dalam waktu singkat.

Lagipula ia juga tidak akan rugi, ia akan menjadi kakak ipar dari tuan muda terkaya di negeri ini. Statusnya akan seketika meningkat.

Caka menatap Cody dengan selidik, ia bisa menebak apa yang ada di dalam otak pria di depannya.

"Kau tahu, Jenderal. Apa yang dikatakann Arthur benar, aku bisa mendapatkan seribu wanita cantik dengan mudah. Tak peduli dia hanya menginginkan hartaku, atau hanya kekuasaan. Tapi Arthur tidak akan membiarkan hal itu terjadi!"

Cody tampak berfikir kembali, Caka yakin pria itu dengan mencari taktik lain.

"Saya mengerti, Tuan Caka. Tapi saya bisa menjamin, adik saya ... adalah seseorang yang penurut. Dia ... tidak akan berani macam-macam di belakang Anda!" janjinya.

"Apa jaminanmu?"

Cody menelan ludah. "Jika dia berkhianat, saya tidak akan menganggapnya adik lagi. Jadi terserah apa yang ingin Anda lakukan untuk menghukumnya!"

Caka menggerutu. "Itu tidak memusakanku, Cody. Kenapa hanya dia yang harus menanggung akibatnya? Bukankah kau yang menawarkannya padaku? Jadi kau ... harus ikut bertanggung jawab!"

Cody mulai tampak khawatir.

"Begini Jenderal Cody, jika sampai adik Anda berkhianat. Maka seluruh aset keluarga Morwyn akan menjadi milik keluarga Madaharsa, itu adalah harga yang pantas untuk sebuah pengkhianatan!" jelas Arthur yang mendapatkan lirikan setuju dari Caka.

Kedua bola mata Cody melebar, seluruh aset keluarga Morwyn? Artinya ia juga tetap akan bangkrut kan?

Tapi selama adiknya itu tak berbuat macam-macam itu tidak akan pernah terjadi. Dan ia yakin sang adik tidak akan pernah berani berbuat macam-macam.

"Baiklah, Tuan Caka. Saya setuju!" jawabnya mencoba meyakinkan diri sendiri. Karena jelas ada keraguan di sana.

"Besok, datanglah untuk menandatangani surat kontrak. Dan jangan lupa ... bawa calon istriku serta!" perintah Caka.

"Besok? Tapi Tuan Caka ... itu terlalu mendadak untuk adik saya!"

"Itu bukan urusanku."

Cody tak memiliki pilihan lain. "Baik, saya akan bawa adik saya besok."

Caka tersenyum getir, menghancurkan bedebah seperti Cody Morwyn memang tak perlu buru-buru. Jika ia melakukannya sekarang, mungkin ia akan kehilangan kesempatan untuk bisa mendapatkan kembali cincin merah saga.

Ia harus bersabar.

Sepeninggal Cody, Caka sedikit mengeluh. "Ini sama sekali bukan gayaku, Arthur. Memanfaatkan orang lain untuk mencapai tujuanku!"

Arthur menghela nafas, "Terkadang ... kita perlu sedikit melakukan trik dan keluar dari zona nyaman, Tuan Muda!"

Saat hendak makan malam keluarga, Caka menyampaikan niatnya untuk menikah besok di ruang keluarga kepada Vivian yang sedang membaca majalah. Hal itu membuat Vivian sangat terkejut.

“Apa?! Kau akan menikah. Dengan siapa?” tanya Vivian membelalakkan mata.

“Violetta dan Serkhan juga sudah menikah. Lalu kenapa Bibi terkejut begitu mendengar aku akan menikah?” protesnya dengan nada polos.

“Caka, bagaimana ya Bibi mau memberitahumu. Kau itu duduk di kursi roda, jika ada wanita yang ingin menikahimu itu pasti karena dia mengincar hartamu saja!”

“Siapa yang ingin menikah, kau Caka?” tanya Serkhan yang baru saja turun dari tangga bersama Lea.

“Apa yang dikatakan Ibu itu benar, Caka. Tidak ada wanita yang mau menikahimu kecuali dia itu hanya ingin menikmati kekayaanmu saja!” imbuh Lea dengan nada merendahkan.

“Bukankah wanita menjadi istri memang untuk menikmati kekayaan suami, apakah kau tidak seperti itu, Lea?” jawab Caka menatapnya.

Senyum di wajah Lea menghilang. “Mobil mewah yang kau kendarai ke mana-mana dibeli dari uang Serkhan, bukan?”

Lea menggerutu. “Memang tanggung jawab Serkhan untuk membahagiakan aku!”

“Kalau begitu sama, itu juga tanggung jawabku untuk membahagiakan istriku.”

Mereka semua bungkam.

“Bagaimana kalau ... Bibi saja yang mencarikanmu istri, Bibi akan mencari wanita yang penurut dan mudah diatur tapi yang jelas yang bisa mengurusmu. Jadi dia tidak akan macam-macam!” usul Vivian penuh harap.

Jika ia yang mencarikan istri untuk Caka, ia bisa menyuruh wanita itu untuk meracuni Caka perlahan-lahan sampai keponakannya itu mati sekali lagi. Dan semua kekuasaan Mahesvara akan jatuh ke tangan Serkhan sebagai pewaris laki-laki utama.

Selama tujuh tahun, sudah banyak cara yang ia lakukan akan tetapi selalu gagal. Anehnya racun yang selalu ia berikan pada makanan Caka sama sekali tak menunjukan reaksi apa pun.

Padahal kata temannya, kurang dari setahun kondisi keponakannya itu seharusnya semakin menurun hingga hanya bisa berbaring dan mati perlahan-lahan.

Tapi kenyataannya, Caka kian segar dan tampak sehat?

“Terima kasih, Bi. Aku sudah punya calon sendiri!” tolak Caka dengan tegas.

“Ouh, kau sudah bertemu dengannya?”

Caka tidak menjawab.

Akhirnya mereka pun pergi ke meja makan. Di mana di sana sudah ada Erdian dan Melina. Juga Regan, suami Vivian.

Meski sekarang Caka yang menjadi kepala keluarga, tapi ia tetap membiarkan Erdian yang berlaku sebagai lelaki tertua di rumah.

“Erdian, apa keponakan kita sudah memberitahumu jika dia akan menikah besok?” tanya Vivian begitu mendudukan diri.

Mereka semua menurunkan sendok yang hendak disuapkan. Sementara Caka tampak tenang dengan Arthur yang melayani makanannya.

Semua mata kini tertuju pada Caka.

“Apakah itu benar, Caka?” tanya Erdian.

“Iya, Paman. Aku akan menikah, apakah itu aneh?”

“Tidak, tapi apakah kau sudah mengenal wanitanya? Maksud Paman ... Paman tak pernah melihatmu bersama wanita mana pun kecuali sekretaris kantor!”

Caka hanya menghela nafas dalam, mulai menyantap makan malamnya.

“Kalian tak perlu khawatir, istriku tidak akan mengganggu kalian. Dia akan khusus mengurusku saja!” ujarnya dengan tenang.

Ia memang ingin menikahi wanita itu untuk menjadi pengurusnya, pelayannya. Tidak lebih. Hatinya hanya untuk satu wanita, sang istri tercinta yang telah tewas dibantai dengan keji oleh pasukan Cody.

Mengingat hal itu ia menggenggam sendok dengan kuat hingga sendok itu patah.

Suara patahan sendok membuat semua orang kembali menatapnya. Mereka menelan ludah melihat benda di tangan Caka. Sejak kapan pemuda itu memiliki kekuatan seperti itu?

“Tuan Muda, Anda baik-baik saja?” tanya Arthur membuyarkan angannya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Sang Pewaris Cincin Penguasa Dunia   89. Pulang

    "Caka, aku mohon ... jangan jatuhkan aku! Aku ... aku minta maaf, aku mengaku salah. Ya, memang aku sering menjahati istrimu!" aku Lea dengan panik. "Apa saja yang kalian lakukan selama aku pergi?" tanya Cakra meski ia sudah tahu dari semua remakan cctv rumah. Tapi ia tetap ingin Lea mengatakan apa yang telah dilakukannya terhadap sang istri. "Aku pikir kau tidak menyukainya, jadi ... aku berani menyakitinya. Tapi ... ini bukan hanya atas kehendakku saja!" Mata Caka menyipit. "Katakan!" "Bibi Vivian tak tidak akan membiarkan kau memiliki keturunan. Jadi dia sering menaruh ramuan obat di minuman Zava!" Kening Caka mengerut, ia memang sempat melihat rekaman CCTV yang menunjukan Vivian menaruh sesuatu di minuman yang ia berikan kepada Zava. "Ramuan obat katamu?" "Ramuan itu akan membunuh sel telur di dalam rahim Zava, jadi jika diberikan secara rutin, Zava akan menjadi mandul!" Mendengar hal itu, amarah Caka kian memuncak. Vivian memang sangat kejam, wanita ular itu ta

  • Sang Pewaris Cincin Penguasa Dunia   88. Tak Bisa Mengampunimu

    "Caka, kenapa kau di sini?" tanya Lea dengan nada gemetar. "Aku ingin bicara denganmu!" Jawaban Caka sangat tenang dan dingin. "Kita ... bisa bicara di rumah." "Tapi aku ingin di sini!" Lea menelan ludah, entah mengapa ia meluhat sepupu iparnya itu tampak berbeda hari ini. Pemuda itu duduk di deoan kap mobil depannya, dan tak ada tongkat yang tampak ia gunakan. "Caka_" ucapan Lea terputu. saat Caka menarik diri hingga berdiri di atas kakinya dengan tegap. "C-Caka, kau ... kau bisa berjalan?" Caka menyimpulkan senyum kecut, "Aku bahkan bisa berlari ke hadapanmu dengan kilat!" Lea memundurkan diri, ia memiliki firasat tak baik itu sebabnya mencoba mancari jalan untuk melarikan diri. Sayangnya dari belakangnya, muncul Mac dengan ekspresi dingin. "Sebelum kita selesai bicara, aku tak akan membiarkanmu pergi!" ujar Caka menyeringai. "A-apa yang ingin-kau bicarakan?" "Katakan padaku, berapa kali kau memukul istriku?" Kedua mata Lea melebar seketika, rupanya gadis kampung i

  • Sang Pewaris Cincin Penguasa Dunia   87. Aku Bisa Melindungimu

    "Untuk apa, Tuan?" "Aku suamimu, jadi aku berhak melihat seluruh tubuhmu tak terkecuali. Kau ingin membantah?" Zava menggeleng, ia pun menjulurkan kaki kirinya. Tak ada apa pun di sana. "Kaki yang satunya!" pinta Caka. Zava menelan ludah, dengan menggigit bibir ia pun menjulurkan kaki kanannya di sebelah sang suami. Caka menatap gelang kaki itu, ia memungkut kaki sang istri yang memakai gelang sedikit tinggi agar bisa mengamati gelang itu dengan jelas. Gelang itu terbuat dari titanium, itu berbentuk seperti gelang pada umumnya. Tapi melekat erat pada kulit Zava hingga meninggalkan bekas kemerahan di sekitar area gelang. Itu bukan karena sudah kekecilan, tapi sepertinya memang dibuat seperti itu. Caka memejamkan mata, meletakan telapak tangannya di atas gelang itu. Mengeluarkan sedikit energi untuk memeriksa. Rupanya di dalam gelang itu ada semacam energi yang digunakan untuk membelenggu. Gelang itu dibuat menempel pada kaki agar terhubung langsung dengan pembuluh da

  • Sang Pewaris Cincin Penguasa Dunia   86. Pancingan Untuk Vivian

    Caka menatap wajah istrinya yang merona, wajah tanpa make up itu tampak segar dengan bibir kemerahan. Sebagai laki-laki normal, ia tentu tak bisa menolak pesona yang wanita muda itu tawarkan. Perlahan ia mendekatkan wajah, menutupkan bibirnya ke bibir sang istri. Zava memang terkejut, namun ia tak menolak. Ia terkejut karena selama ini pria yang sudah menjadi suaminya itu selalu dingin padanya. Bahkan terkesan membencinya. Ia tak pernah berfikir jika pria itu akan melakukan hal mesra kepadanya. Tapi malam ini ... pria itu menciummya. Antara ada rasa senang dan takut bercampur menjadi satu. Namun ia hanya melayani apa yang suaminya inginkan. Caka sedikit terkejut dengan respon wanita itu yang membalas ciumannya, memang Zava masih amatiran. Ciumannya masih sangat lugu, namun itu berhasil membuat Caka hilang kendali. Ia mulai melepaskan pakaian wanita itu satu persatu. Membalikan posisi mereka hingga Zava berada di bawahnya. Caka menatap wajah sang istri yang tampak s

  • Sang Pewaris Cincin Penguasa Dunia   85. Kembali ke Allarith

    Permasalahan di Akademi akhirnya selesai. Caka bisa bernafas dengan lega sekarang. Ia berhasil membersihkan namanya, bahkan mendapatkan pil dewa dan pusaka milik King Master. Ia mempelajari kitab 9 Matahari, ajaibnya ia hanya butuh beberapa hari mempelajari kitab itu. Padahal orang normal membutuhkan waktu hingg. berbulan-bulan. Bahkan ada yang sampai bertahun-tahun, tapi ia hanya butuh waktu hitungan hari. Ia pun mengembalikan kitab itu pada King Master sebelum pulang ke Nollyvia. "Kau yakin tak ingin membawa kitab ini?" tanya King Master meyakinkan. "Terima kasih, King Master. Saya sudah mempelajarinya, dan itu sudah cukup!" King Master menyimpulkan senyum. "Kau memang sangat spesial, baiklah. Aku akan menyimpan kitab ini sampai suatu saat ada orang yang juga pantas mendapatkannya." Ia menerima kembali kitab itu. "Saya juga sekalian pamit, sudah saatnya saya kembali ke Nollyvia!" "Kau akan kembali ke Nollyvia?" "Banyak hal yang tak bisa saya tinggalkan terlal

  • Sang Pewaris Cincin Penguasa Dunia   84. Kitab 9 Matahari

    "Siapa kau?" pertanyaan Caka mengehntikan gerakannya. Pria itu menoleh, hanya beberapa detik karena setelah itu ia tetap menganbil kitab yang ada di dalam kotak. Kemudian pria itu pun melarikan diri, Caka segera mengejarnya. Meraih pundak pria itu lalu membalik tubuhnya, sang pria yang mengenakan pakaian serba hitam itu pun langsung menyerangnya. Mereka harus baku hantam. Di sela pertarungan Cakara mencoba untuk merebut kitab yang ada di salah satu tangan pria itu. Namun rupanya pria itu sangat tangguh, ilmu bela dirinya di atas yang dimiliki oleh Caka. Bahkan Caka terkena serangan beberapa kali, tubuhnya sempat terpental dan membentur dinding. Tapi ia tidak akan membiarkan orang itu berhasil membawa kitab 9 Matahari. Caka bangkit lalu kembali mengejar pria itu keluar ruangan. Ia mengikutinya menapai lorong sempit, menuju ke pintu keluar yang lain. Caka mengejarnya hingga keluar dari pagoda. Di luar justru ia semakin bebas menyerang pria itu. Pukulan dan tendangan mewarn

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status