Henry mengerutkan kening sejenak. Tuan Muda? Jika tak salah dengar, telinganya baru saja mendengar seseorang memanggilnya dengan sebutan Tuan Muda.
"Maaf, apakah Anda salah memencet nomor?" tanya Henry yang agak bingung.
“Tidak, Tuan. Saya Oliver Wood. Saya adalah kepala pelayan keluarga James. Dan saya memang sedang mencari Tuan Muda, beruntung sekali saya segera menemukan anda. Anda adalah pewaris tunggal dari Keluarga The Great James!” jawab Oliver Wood di telepon.
Oliver Wood kemudian berbicara panjang lebar, menceritakan bahwa keluarga Henry hancur dalam satu malam dan menyebabkan kematian kedua orang tuanya.
Oliver Wood dan beberapa pelayan lain dari keluarga James mengalami fitnah dari orang-orang yang iri dan ingin menghancurkan keluarga James. Begitu Oliver Wood bebas dari tahanan, tugas pertama yang ia lakukan adalah mencari Henry James, putra tunggal keluarga James yang merupakan pewaris tahta The Great James.
Henry, yang masih merasa bingung hanya bisa terdiam. Sepanjang Henry bisa mengingat, masa kecilnya adalah di panti asuhan. Ia lalu diadopsi oleh keluarga Wilson dan berakhir menjadi budak pekerja di keluarga Jacob Wilson.
Meskipun demikian, firasat Henry merasa bahwa apa yang dikatakan Oliver Wood adalah benar. Ada beberapa poin yang bisa meyakinkan pikiran Henry. Namun, fakta-fakta yang baru saja diceritakan oleh Oliver Wood tetap saja terlalu mengejutkannya.
"Halo, Tuan Muda... Halo?"
“Ah, ya, aku masih di sini.”
"Suara Anda terdengar sedih, apakah Anda memiliki masalah saat ini, Tuan Muda?" tanya Oliver Wood yang seolah bisa menangkap sedikit getaran dalam nada suara Henry.
Henry mengambil napas dalam-dalam saat dia teringat akan masalahnya di rumah sakit. “Sebenarnya, kabarku sedang tidak begitu baik. Saat ini aku sedang berada di Rumah Sakit mengantar istriku yang saat ini sedang mendapat perawatan dokter. Hanya saja, aku belum bisa menyelesaikan pembayarannya, oh, ini memalukan sekali.”
Oliver Wood bisa merasakan kebingungan dalam suara Henry, dia segera bertanya, “Tuan Muda, di mana lokasi Anda sekarang? Saya akan membawa sesuatu untuk membantu Anda keluar dari masalah yang sedang Anda hadapi. Namun, harap menjaga identitas Anda tetap rahasia. Saya khawatir musuh-musuh ayah Anda akan menargetkan Anda jika mereka mengetahui keberadaan Anda sebagai pewaris tunggal. Ingatlah, Tuan Muda memiliki warisan yang sangat besar!”
Oliver Wood beberapa waktu lalu memang menyebutkan bahwa musuh-musuh keluarga The Great James masih hidup dan selalu memantau apakah ada keturunan terakhir dari keluarga James. Jika mereka menemukan adanya sisa keturunan The Great James, maka, tujuan mereka adalah membunuhnya.
Setelah mendengar penjelasan panjang Oliver Wood, Henry mengerutkan dahi, “untuk masalahku di rumah sakit ini, apa benar kamu bisa membantuku?”
“Bukan saya yang akan membantu anda, Tuan Muda. Tetapi, memang begitulah seharusnya kehidupan anda, setelah ini anda tidak akan mengalami hal-hal buruk lagi jika kaitannya adalah tentang harta kekayaan.”
Henry merasa bulu kuduknya berdiri, ia segera menjawab. “Baiklah, kuharap apa yang telah kau katakan adalah benar. Jadi, kau akan datang ke sini?”
“Semua yang saya katakan memanglah fakta, Tuan Muda. Namun, untuk saat ini masih ada banyak hal yang harus saya urus. Saya akan memerintahkan utusan untuk mendatangi anda. Sekarang, bisakah Anda memberitahu saya di mana Anda berada? Saya akan segera membantu Anda keluar dari masalah yang Anda hadapi,” ucap Oliver.
Henry segera menyebutkan alamat rumah sakit di mana dia berada. Ada rasa sedikit gugup dan gelisah di hati Henry. Untuk berjaga-jaga, dia akan mempersiapkan mentalnya jika kemudian terbukti bahwa Oliver Wood hanyalah seorang tukang prank.
"Baik, harap tunggu di lobi rumah sakit, Tuan Muda. Seseorang akan datang segera.”
Telepon ditutup dan Henry mencoba menunggu di lobi rumah sakit sembari bersiap-siap untuk kecewa, tentu saja. Tiga puluh menit kemudian, seorang pria berpakaian rapi mendekatinya.
"Tuan Henry James?" tanyanya dengan posisi membunggukkan badan memberi hormat.
"Iya, itu saya."
Pria itu segera membungkuk hormat lagi. Setelahnya, pria tersebut memberikan kartu hitam kepada Henry. “Tuan Muda, di dalam kartu hitam ini ada lebih dari seratus juta dolar. Ini adalah kartu yang disiapkan oleh almarhum ayah Anda.”
Henry menelan ludah saat menerima kartu hitam itu. Bibirnya gemetar saat dia kemudian bertanya, "Seratus juta dolar lebih?"
“Iya, Tuan Muda. PIN kartu ini adalah tanggal lahir Anda. Seharusnya, saya diarahkan untuk membawa Anda ke suatu tempat untuk menemui Tuan Oliver Wood. Namun, karena istri Anda sakit, tentu Anda harus menemani istri Anda terlebih dahulu. Setelah itu, Anda bisa menghubungi Tuan Oliver Wood untuk membahas masalah lainnya. Saya akan kembali jika anda tidak memiliki pertanyaan atau perintah untuk saya, Tuan Muda.”
Dengan sedikit ragu Henry menjawab, “kembalilah, aku tidak sedang membutuhkan bantuan lain jika kartu ini memang berisi uang sebanyak itu.”
Bawahan Oliver Wood akhirnya berpamitan setelah misinya selesai.
Sampai pria itu hilang dari pandangannya, Henry masih kesulitan untuk percaya. Dia menatap kartu hitam di tangannya. Rasanya tidak mungkin dia memiliki seratus juta dolar dalam kartu tersebut.
Perlahan, setelah dia merasa tenang, Henry berjalan ke kedai kopi di lobi rumah sakit. Dia membeli minuman termurah dan membayar dengan kartu tersebut. Dia dengan sengaja memilih minuman termurah demi berjaga-jaga jika kartunya tidak bisa digunakan.
Ketika Henry menggesekkan kartu tersebut pada mesin pembayaran otomatis, dadanya berdegup kencang.
Berhasil!
Henry berteriak di dalam hatinya setelah menemukan bahwa kartu hitamnya bisa digunakan untuk membayar minuman. Untuk memastikannya lagi, kali ini Henry memilih beberapa barang dengan harga yang sangat mahal. Kemudian, dia menggesekkan kartu hitamnya dan transaksi itu berhasil lagi.
'Baiklah, aku akan mencoba membayar biaya medis Lily sekarang!' pikir Henry dengan senang hati sambil berjalan ke arah kasir.
Ketika Henry tiba di depan meja kasir, dengan antusias dia berkata kepada penjaga kasir, "Permisi, Nona. Aku ingin membayar tagihan medis istriku.”Tak seperti beberapa waktu sebelumnya, kali itu Henry menyambangi petugas kasir sembari tersenyum ramah. Bukankah segala macam persoalan yang berhubungan dengan uang sudah tidak lagi menjadi masalah bagi seorang pewaris tunggal keluarga The Great James? Henry nyaris tak bisa menyembunyikan senyum gembiranya.“Nona?” Henry menyapa petugas kasir untuk ke dua kalinya setelah sapaannya yang pertama tak mendapat respon. Mungkin si kasir terlalu berkonsentrasi pada pekerjaannya sehingga tak menyadari kedatangan orang lain, begitu pikir Henry.Saat itu, si kasir akhirnya menoleh demi memastikan apakah yang sedang memanggilnya adalah pria yang beberapa waktu lalu mengemis keringanan pembayaran. Setelah tahu bahwa pria yang datang memanglah Henry, kasir hanya melihat Henry dengan wajah yang tak ramah.Dia bahkan dengan sengaja memanggil pria yang s
Henry mengikuti staf rumah sakit yang sedang mengantarnya ke kamar VIP tempat Lily berada. Sebelumnya, Henry telah meminta kamar yang terbaik yang dimiliki rumah sakit tersebut, dengan fasilitas yang jauh lebih lengkap tentunya.Setelah dua tahun mengajak Lily hidup dalam kesulitan, kali ini dan seterusnya, Henry berjanji akan memberikan yang terbaik untuk istrinya yang setia."Tuan Muda, ini adalah kamar baru untuk istri Anda. Kami telah menyiapkan fasilitas terbaik dan obat-obatan terbaik yang kami punya. Setiap pagi dokter akan datang untuk memeriksa kondisi istri Anda. Jika Anda membutuhkan sesuatu, silakan tekan bel di sini maka perawat akan datang ke sini dengan segera," ucap pria itu menjelaskan sekilas tentang ruangan VIP terbaru yang ditempati Lily.Henry mengangguk. "Terima kasih banyak atas bantuanmu.""Kami merasa bersyukur karena Anda bersedia memaafkan kesalahan kasir kami sebelumnya. Kami juga merasa terhormat karena anda berkenan mempercayakan kesembuhan istri anda di
Dengan sedikit malas Henry menjawab pertanyaan istrinya, "Ibumu.” Henry tersenyum masam lalu mencibir ke arah ponsel itu, “pasti dia ingin membicarakan pernikahanmu dengan si tua Albert itu.”Dengan enggan, Henry mengambil ponsel tersebut lalu mengulurkannya pada Lily. Melihat wajah masam suaminya, Lily memberi senyum tipis lalu bertanya, "Apa kau ingin aku mengaktifkan pengeras suara?" tanya Lily.Henry mengangkat bahu tetapi kemudian mengangguk. Lily mengangguk, menarik napas dalam lalu mengangkat telepon ibunya sembari mengaktifkan tombol pengeras suara."Lily, di mana kau sekarang? Bagaimana kondisimu? Pasti kau pura-pura sakit, kan? Biar kutebak, kau berada di dalam Flat kumuhmu itu, kan?" tanya Catherine segera sesaat setelah Lily mengangkat telepon."Ibu, aku sekarang sedang berada di rumah sakit. Lagipula, untuk apa ibu meneleponku?" tanya Lily."Apa katamu?? Aku ini ibumu, memangnya, apa ada aturan yang tak membolehkan seorang ibu menelepon putri mereka?" tanya Catherine terd
“Berikan teleponnya padaku,” pinta Henry dengan suara pelan. Lily mengangguk dan mengulurkan ponselnya kepada sang suami. Begitu Henry menerima ponsel istrinya, ia segera menyapa sang ibu mertua.“Ibu, aku dan Lily tidak akan pernah bercerai. Jika ibu menginginkan harta Albert Brown, bercerailah dari ayah lalu menikah dengan Albert.”Catherine mengerucutkan bibirnya. "Menantu kurang ajar kau ini! Kau benar-benar…”“Karena aku memiliki mertua yang kurang ajar, wajar jika sikapku seperti ini,” sergah Henry memotong ocehan Catherine. Tentu saja, Catherine menjadi semakin menggila diperlakukan demikian oleh memantunya yang dia anggap tak berguna."Sial! Ingat, aku bersumpah aku akan membuatmu bercerai dari Lily dalam waktu dekat!" tantang Catherine sebagai ungkapan kekesalannya terhadap sang menantu. “Kau tahu sifatku bukan? Ha ha, jika memang Lily tak mau menandatangani surat gugatan perceraian, oh, aku bisa melakukannya dengan caraku sendiri!”Sebelum Henry merespon, sambungan telepon d
Catherine dan Jacob melongo mendengar janji sesumbar dari Henry. Jika dipikir-pikir, janji tersebut sangatlah menguntungkan pihak Catherine dan Jacob.“Kau sadar dengan apa yang kau ucapkan? Apa kau yakin akan menceraikan putriku?” tanya Catherine memastikan.“Tentu saja! Tetapi itu hanya terjadi jika aku gagal membawa kemenangan untuk Lily,” tutur Henry dengan yakin.Catherine dan Jacob pun saling berpandangan dengan senyum seringai terpampang jelas di wajah mereka. Mereka cukup senang karena pada akhirnya Henry sendiri yang bersedia menceraikan Lily.Mereka sangat yakin jika Henry tidak akan mampu membantu Lily memenangkan proyek Emerald Group. Di mata Catherine dan Jacob, Henry terlihat seperti menantu depresi yang baru saja membuat keputusan bodoh. Tetapi, itu membuat mereka merasa gembira tak terkira.Akhirnya, impian mereka memiliki menantu kaya seperti Albert Brown akan segera tercapai. Tak masalah jika putri mereka harus menderita hidup bersama lelaki tua, yang penting mereka
Kedatangan Henry di ruang CEO Emerald Group disambut segera oleh Jinny Baker. Jinny merupakan CEO perempuan pertama di Emerald Group dan sekaligus menyandang predikat CEO termuda sepanjang sejarah Emerald Group berdiri. Di usianya yang baru menginjak 32 tahun, Jinny Baker telah berhasil membawa Emerald Group menjadi salah satu perusahaan paling berpengaruh di seluruh kota Eastland.Katika prestasi-prestasinya telah begitu banyak, hari itu Jinny Baker dikejutkan oleh kejadian pengusiran pemegang saham terbesar di Emerald Group oleh karyawannya sendiri. Dengan kepiawaiannya menyembunyikan kegelisahan dan kekhawatiran besar, Jinny menyambut kedatangan Henry dengan cukup hangat dan professional.“Silakan duduk, Tuan Henry. Maafkan atas kelancangan security kami. Mereka belum tahu siapa Anda,” tutur Jinny Baker dengan ekspresi ramah namun tetap menampilkan kesan menyesal yang tak dibuat-buat. Dari dalam lubuk hatinya, Jinny memang menyesalkan insiden tersebut. Andai sebelumnya Jinny tahu j
Emerald Group baru saja mengumumkan jika mereka sedang membuka pengajuan proposal kerja sama beberapa minggu lalu. Biasanya, mereka akan menunggu setidaknya tiga bulan penuh sebelum melanjutkan ke tahap selanjutnya karena ingin menerima pengajuan proposal sebanyak-banyaknya dari para calon pelamar.Namun, ada perbedaan mencolok pada sesi pengajuan proposal kali ini. Emerald Group telah menutup pengajuan proposal kerja sama lebih awal dari waktu yang ditentukan karena sudah menemukan kandidat terbaik yang akan mereka ajak bekerja sama.Emerald Group juga mengatakan bahwa mereka akan mengumumkan hasil tersebut dua hari mendatang yang juga akan disiarkan secara langsung melalui beberapa channel di media televisi. Sebagai perusahaan ternama di Kota Eastland, Emerald Group memang kerap menjadi perhatian publik dan setiap aktivitas yang mereka lakukan selalu diliput oleh media.Mendengar kabar akan segera diumumkannya kandidat yang dipilih Emerald Group, banyak pihak seperti pengusaha ataup
‘Sebentar lagi kalian akan menelan pahitnya kenyataan!’ Henry membatin sesaat setelah pembawa acara mengundang perwakilan dari Emerald Group dalam siaran langsung.Detik demi detik berlalu, setiap kata-kata yang keluar dari mulut pembawa acara dan perwakilan Emerald Group itu membuat jantung semua orang berdetak kencang. Apalagi setelah pembawa acara membacakan satu persatu nama kandidat yang masuk ke dalam sepuluh besar.Kandidat pertama diisi oleh nama Albert Brown, lengkap dengan biodata juga proposalnya, membuat pria itu memasang senyuman lebar dan membusungkan dadanya dengan sombong.Kandidat kedua, ketiga dan seterusnya juga tidak kalah hebat, mereka merupakan pengusaha atau orang-orang terpandang di Kota Eastland yang memiliki prestasi dan juga kekayaan berlimpah. Selain itu, pengalaman juga karir mereka di bidangnya sudah mencapai puluhan tahun sehingga kinerja dan kapasitasnya tidak perlu diragukan lagi.Kini tersisa satu kandidat yang belum dibacakan, namun nama Lily Wilson