Scarra berlari dengan kecepatan yang menakjubkan, sebuah kecepatan yang tidak dimiliki oleh siapapun di sana.
Tak hanya berlari, Scarra juga mengayunkan senjatanya dengan kecepatan luar biasa, menebas para goblin yang dilewatinya menjadi dua bagian.
Melihat pemandangan yang mengagetkan ini, troll tidak sadar telah berhenti mendekatkan jaraknya.
Makhluk itu mengokohkan kuda-kudanya, melakukan sebuah persiapan seperti seorang pemain baseball yang hendak memukul bola.
Troll itu mengeluarkan geraman seperti campuran dari raungan dan juga teriakan, mengangkat pentungan di tangannya untuk menghadapi Scarra yang datang menyerang.
Tapi semuanya tahu bahwa gerakan itu terlalu pelan. Scarra dengan mudah mendahului serangan itu, dengan sabetan secara horizontal setelah dia cukup dekat.
Tubuh bagian atas dari troll itu berputar di udara dan mendarat cukup jau
Seketika udara bergetar dengan suara-suara retakan, para goblin merasakan sebuah lingkarang magic menjadi aktif di atas kepalanya. Sesaat selanjutnya, seperti cahaya kembang api yang melesat ke udara sebelum sumbunya meledak, begitu terang dan kecil sekecil bola mata. Namun yang berbeda adalah cahaya itu jatuh ke tanah secara perlahan seperti kertas. Sungguh tak menarik dan semua goblin menghiraukannya. Tapi siapa sangka, cahaya yang dihiraukan semua orang itu adalah awal dari sebuah ledakan dahsyat terjadi. 'BOOMM' adalah kata yang tepat untuk menggambarkan ledakan ini. Ledakan layaknya bom atom ketika cahaya kecil itu menyentuh dasar tanah, yang seketika meluluhlantakkan barisan belakang goblin. Mereka masih di tengah pertempuran, tapi kedua pihak berhenti bergerak seakan waktu telah berhenti. Mereka menyaksikan pemandangan yang menakjubkan ini tanpa bersuara.
"Tuaaaaaan! Anda luar biasa!" Teriak Yuki, berlari dari arah desa menyambut Scarra. "Monster-monster itu ternyata lebih lemah dari yang aku kira." Scarra mengangguk dengan ekspresi yang menyatakan bahwa kemenangan ini adalah hasil yang jelas. Mumu yang berada di sampingnya langsung memeluk tangan Scarra, menghiraukan Yuki yang hendak datang memeluknya. "Kamu sangat keren!" Lirihnya dengan pancaran ekspresi seolah terkesima. Bulatan lembut kembali menekannya, membuat keinginan untuk menyentuhnya menjadi semakin tak terbendung. Di posisi itu, setiap pria tidak mungkin bisa menyerah pada keinginan jasmaninya, untuk menggerayangi payudara yang menggoda itu. Tapi tidak, jika mereka belum saling mengenal dan masih berharap menjaga hubungan di antara mereka. Karena itu, Scarra mengeraskan hatinya dan menahan godaan itu, berperang melawan pikiran mesumnya di dalam benaknya. Tidak menyadari konflik batin Scarra, Yuki malah ikut memelukn
Ranjang itu berderit ketika Mumu mulai menaikinya dan itu dapat terdengar oleh Scarra yang tengah berada di ruang tamu. Meski begitu, tak ada reasksi apapun dari Yuki, yang padahal saat itu tengah tertidur di ranjang tersebut. Dia benar-benar sedang tertidur pulas. Tapi itu bagus, karena jika saja Yuki terbangun maka malam ini mungkin tidak akan menjadi malam yang tenang, mengingat perselisihan di antara mereka yang baru saja terjadi. Di sisi lain, Scarra masih terjaga, terduduk dan sedang memeriksa item langka yang dia dapatkan. Itu adalah senjata tombak yang terdiri dari pegangan tongkat kayu dan golok yang melengkung pada ujungnya. Atau yang lebih dikenal dengan nama Naginata. Naginata adalah jenis senjata yang digunakan oleh Guan Yu dalam sejarah cina. Jenis ini sebenarnya masuk kedalam jenis senjata kelas warrior, namun karena senjata yang Scarra dapatkan adalah ber-tittle grade unique, maka ada sebuah fitur special tambahan yang
Peringatan! Ini adalah adegan 21+ ke atas. Seolah mengkonfirmasi bentuk dari apa yang telah dia tunjukan ke udara, Mumu menyelimutinya dengan kedua tangannya. Ikatan itu, tentu saja, adalah jepit (Kepala sabuk), dan apa yang terekspos ke udara adalah 'lengan kanannya'. "Kurasa kita berdua bisa menikmati ini." "A... Apanya?!" Wajah Scarra pucat seputih kertas. "Ini akan jadi yang terbaik yang pernah kau rasakan." "Bahaya, bocah ini benar-benar bahaya!" Kemudian lidah Mumu yang panjang mulai merangkak di sepanjang 'lengan kanannya'. Itu geli, tapi seperti katanya, rasanya enak. Lidahnya yang suam-suam kuku terasa berbeda dibandingkan dengan sentuhan oleh tangan. Sensasi unik itu membuat tulang punggung Scarra seketika menggigil. "Aaah...." "Heh heh... Jadi, kamu suka di sini." Lidahnya menjilat bagian yang tebal- maksudnya, sendi pergelangan tangan kanannya- tanpa henti, membuat Scarra mengam
Di dunia ini, tirai dan jendela kaca adalah barang yang mewah. Dan meski kamar ini memiliki nilai seni yang tinggi, dengan furnitur dan hiasan-hiasan dindingnya yang indah, namun tetap saja, jendelanya masih terbuat dari papan kayu. Sebuah sinar lemah dari sinar matahari mengalir melewati celah-lecah di antara papan, membuatnya secara kasar bisa menebak waktunya. "... Sudah pagi." Di dunia lamanya, Scarra sering begadang sepanjang malam bermain game, dan hanya akan tidur begitu langit mulai cerah. Itu menjadikannya terbiasa dengan keadaan ini, pikiran gelisah yang membuatnya tidak bisa tidur. Berbaring di ranjangnya hanya akan membuat sarafnya kembali tegang, Scarra pun beranjak dan mulai membuka jendela kamarnya. Cahaya serta udara yang segar berhembus masuk ke dalam ruangan, dan apa yang ada di hadapannya menawarkan pemandangan yang cukup asri. Scarra mengalihkan pandangannya lebih jauh, memeriksa sekitaran desa yang masih se
Kelompok Ruiness mulai memasuki hutan. Mereka mengambil jalan ke arah dimana para goblin muncul semalam. "Sudah sepuluh menit saat kita memasuki hutan. Menurut informasi yang aku dapat dari Issac, seharusnya kita sudah sampai di kamp goblin yang muncul semalam. Sesuatu mungkin akan terjadi, aku harap semuanya tetap waspada." Elion mencoba memperingati. Bertindak sebagai pemimpin kelompok. Benar saja, beberapa meter setelah mereka masuk ke dalam hutan, ada tanah terbuka yang cukup luas. Layaknya sebuah benteng, palisade (pagar dari kayu yang diruncingkan) nampak mengelilingi seluas tanah yang terbuka itu, terlihat seperti mulut yang menganga dari sebuah monster raksasa. Tatapan Yuki berhenti pada wajah Scarra sebentar. Anggota Ruiness yang lain juga melihat ke arah Scarra. "Itu dia yang aku maksud." Sahut Elion. Langkah mereka terhenti. Mereka memperhatikan sarang itu dengan seksama. Hanya ada satu gerbang di depan, sebu
Berdiri di paling depan, Scarra bisa merasakan aliran udara yang bergerak cepat menuju dirinya. Dengan kecepatan tangannya, Scarra bisa menangkis semua serangan itu. Suara logam yang berbenturan bergema dan Scarra merasakan tekanan kuat pada lengannya. Seperti sesuatu yang keras mengenai pedangnya dengan sangat cepat. Scarra bisa melihat ekor panjang dengan sisik seperti ular kembali ke balik pepohonan. Ekor yang menyerang seperti cambuk. Melihat dari suara dan sensasi benturannya, ekor itu sekuat baja. Jarak jangkauannya mungkin lebih dari 10 meter, itu memang menyusahkan. Scarra tidak memiliki skill khusus untuk menjadi Penjaga di barisan depan, dan dia tidak bisa mendapatkan jalan keluar untuk menghadapinya. Jalan terbaik yang bisa dia lakukan adalah pertarungan jarak dekat. Scarra menghela nafas. Dia menundukkan bahunya dan mengambil sikap. Anggota yang lain juga mulai membentuk barisan. Bersiap dari serangan yang tidak bis
Scarra teringat ketika dia bertarung bersama dengan teman-temannya di masa lalu. Di Guildnya, salah satu Paladin terkuat yang menggunakan pedang dan tameng adalah Maximus. Yang memiliki serangan terkuat, Yurichi. Pengguna dua pedang adalah Satoru Takemi. Sang ahli sihir, Erika Muren. Dan yang mengklaim sebagai dokter segala penyakit adalah Sierra Rossa. Si psikopat Amoeba, dan yang paling sexy adalah Candice Daphne. Mereka adalah para petinggi di Guild XLegion, bawahan sekaligus sahabatnya. "Aku seharusnya tidak memikirkan hal-hal tidak karuan di tengah pertarungan. Tapi aku tidak bisa menghilangkan memori itu di otakku", itulah yang tersemat di dalam pikirannya. Tak bisa dipungkiri, peran dari para sahabatnya terdahulu sangatlah berkesan. Dia tidak pernah bisa lupa apalagi pada Maximus, yang selalu maju ke medan pertempuran tanpa berfikir panjang. Dia bahkan teringat, hanya karena satu kecerobohan Maximus, dia bersama dengan seluruh a