Share

2. Mengundurkan diri

"Ya Tuhan! Ternyata memang benar itu kamu, sayang." ungkap Mohan begitu bahagia dalam hatinya.

Ingin sekali rasanya Mohan berlari mendekati Inka dan memeluk wanita itu ke dalam pelukan hangatnya yang merindu, dan menggebu-gebu. Tapi, Mohan cukup sadar diri untuk tak nekat melakukan hal itu. 

Yang bisa Mohan lakukan cukup hanya dengan melihat sekaligus menatap lekat sang mantan kekasihnya itu. Ingat, mantan kekasih!

Inka, sang mantan kekasih yang kini jauh lebih cantik dari sebelumnya saat ia meninggalkannya beberapa tahun yang lalu. Sedikit terselip rasa penyesalan di hati Mohan yang meninggalkan Inka dan lebih memilih Dewi. Wanita pilihan orang tuanya lewat proses perjodohan yang sudah mereka atur. Mohan dan Dewi menikah dalam waktu singkat setelah Mohan meninggalkan Inka tanpa sepatah kata pun.

"Vyanka Maharani!" panggil Mohan yang ingin sekali mendengar suara Inka.

Tak ada sahutan yang keluar dari mulut Inka, rasa syok yang luar biasa membuat bibir Inka seketika terkunci.

"Apa kabarmu?" tanya Mohan berusaha bersikap normal.

Ini tempat kerja, dimana Mohan akan lebih mengutamakan yang namanya profesional. Jadi, untuk itu ia membuang segala pemikiran tentang Inka dan masa lalu mereka.

Sama seperti Mohan, makan Inka pun juga akan melakukan hal yang sama. 

"Saya baik pak," jawabnya setenang dan se-santai mungkin, bahkan Inka memberikan senyum terbaiknya.

Dada Mohan seketika membuncah hanya dengan mendengar suara Inka. Suara yang sejak lama sangat di rindukannya. Dulu, suara itu yang selalu dan hampir setiap hari ia dengar kala mereka ketemuan, suara yang suka sekali mengomeli tingkah Mohan jika bertindak menyebalkan dan kekanakan.

"Maaf pak!" tegur Inka setelah beberapa saat mereka terlibat dalam suasana hening.

"Ya?"

"Apakah saya berbuat kesalahan yang fatal, sehingga bapak memanggil saya kesini?" tanya Inka langsung mengutarakan rasa penasarannya.

Selain itu, Inka juga muak jika harus berlama-lama berada di ruangan ini. Yang bagi Inka, begitu sangat menyesakkan dadanya.

"Kesalahan?" ulang Mohan yang di angguki Inka.

"Tak mungkin jika bapak memanggil saya kesini karena hal lain, sudah di pastikan jika saya berbuat kesalahan."

"Lalu, bagaimana jika tentang hal lain?" tantang Mohan membuat Inka terdiam seketika.

Mohan tersadar apa yang di ucapkannya barusan sudah cukup jauh. 

"Kembalilah ke pekerjaan mu!" titah Mohan mengusir secara halus Inka.

Bukan tanpa sebab, jika Mohan membiarkan Inka terlalu lama berada di ruangannya. Maka mungkin Mohan bisa-bisa akan bertindak lebih gila, kehadiran Inka sungguh tak bisa ia abaikan begitu saja.

Inka mengangguk seraya berkata, "permisi pak." 

Setelah mengatakan itu, Inka keluar dari ruangan Mohan. Mohan sendiri menatap punggung Inka yang perlahan menghilang di balik pintu yang tertutup.

Inka bersandar di daun pintu ruangan Mohan yang tertutup, ia menekan kuat dadanya yang terasa sakit secara tiba-tiba. Rasanya kaki Inka lemas dan terlalu sulit untuk di gerakkan, saat ada Mohan maka ia harus memaksakan langkah, suara dan senyumnya.

Tak terasa air mata Inka mengalir dari kedua sudut matanya, orang yang mati-matian berusaha ia lupakan. Namun kini malah muncul kembali dengan sangat enteng, tidakkah Mohan pernah memikirkan bagaimana perasaan Inka dengan kehadirannya kembali sebagai sosok pemilik pabrik tempatnya bekerja.

Lalu, apa yang harus Inka lakukan selanjutnya setelah mengetahui fakta mengejutkan ini?

Cepat-cepat Inka menghapus air matanya dan berjalan cepat menuju ke tempatnya bekerja.

"Aku harus segera bertindak cepat!" gumam Inka terburu-buru.

*******

Ke-esokan harinya...

Mohan membanting surat yang ada di tangannya, surat yang berisikan pernyataan pengunduran diri karyawan yang bernama Vyanka Maharani.

Ini dia yang Mohan takutkan jika ia muncul ke hadapan Inka, dan hasilnya terbukti. Baru satu hari pertemuan mereka kemarin, dan Inka langsung mengundurkan dirinya bekerja disini.

Tanpa banyak membuang waktu lagi, Mohan menyambar kunci mobilnya yang tergeletak di meja kerjanya.

Mohan memasuki mobil super mewahnya yang terparkir cantik di area parkiran. Tujuannya saat ini adalah Vyanka, ada hal yang ingin ia tanyakan mengenai pengunduran diri wanita itu.

Apakah karena dirinya, atau karena ia sudah tak betah bekerja di pabrik miliknya?

Mohan mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang, ia bertanya-tanya pada diri sendiri. Apakah alamat rumah Inka masih yang lama? Ataukah sudah pindah ke tempat yang baru?

Arrrgghhh! Seharusnya Mohan bertanya terlebih dahulu pada Anwar, karena mungkin bisa saja jika Inka sudah pindah rumah.

Mohan sangat berharap sekali jika rumah Inka masih tetap yang lama. Yah, semoga saja!

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status