Share

Bab 32.B

Bisa saja begitu.

"Ayah, aku tuh ga pernah nyuruh dia nyetrika sampai malam, dianya aja kalau kerja lelet, kalau kerja sambil main hape, ya jelas aja kelarnya malem," sahutku sambil mencebik.

Lelaki ini juga menyebalkan, selain kerap membela anak pembunuh itu, ia juga seperti tak tertarik ketika kusarankan rujuk dengan bunda.

Apa ia tak mikir masa tuanya seperti apa tanpa istri? atau jangan-jangan ia mau cari yang lain?

"Ayah rasa kamu ngasih dia gaji terlalu kecil, Ra, setidaknya tambahin lagi lah satu juta, gaji asisten rumah tangga emang pasarannya segitu, kamu jangan zalim dong sama orang."

Aku mengerlingkan mata melihat ayah begitu peduli pada anak mantan istrinya, lama-lama bisa bahaya jika anak itu terus tinggal di sini.

"Udah deh Ayah ga usah ikut campur urusanku, lagian kenapa sih Ayah peduli banget sama tuh anak? Ayah sayang sama dia? mau angkat dia jadi anak?" Aku memandanginya dengan tajam.

Ayah terlihat mengusap wajah dengan gusar

"Zara, kamu sudah dewasa, sebaiknya hila
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status