Di lain tempat dan negara yang sama Dylan yang kini sudah dikabarkan untuk menjalankan pertunangan nya bersama model terkenal dari Amerika kini memang kebetulan ada di negara Amerika dan menjalankan salah satu anak cabang perusahaan milik keluarganya jadi dia dengan mudah dapat menghubungi kekasih nya.
Tapi sepertinya berbeda dengan suasana yang seharusnya bahagia dan senang karena dia akan menghabiskan waktu bersama kekasih serta calon tunangan nya ini malah menunjukan ekpresi marah sekaligus suram.“Panggilkan dia ke sini!” perintah Dylan dengan suara yang berusaha dia rendam amarah untuk memanggilkan Berlyn calon tunagan nya untuk menemui dirinya.“Sayang, kenapa kau tidak bilang kalau kau sudah di sini, harusnya kau memberitahuku terlebih dahulu agar aku bisa menemui mu langsung.” Berlyn wanita berkarir sebagai model papan atas saat ini yang berstatus calon tunangan dari pengusaha terkemuka seperti Dylan saat ini sudah berpindah posisi duduk di pangkuan lelaki itu dan menunjukan posisi mimik yang menggoda serta mengelus pelan dada lelaki itu guna memancing gairah nya.Dylan hanya menatap dengan tatapan dingin ke arah Berlyn perlahan tapi pasti dia menyingkirkan wanita itu dari pangkuan nya dan memaksa untuk turun, Berlyn yang melihat tingkah Dylan itu hanya mengerucutkan bibir terlihat marah dan mencoba mendekat ke arah Dylan lagi.“Sayang.” panggilnya berusaha memeluk lelaki itu dari belakang.“Singkirkan tangan kotor mu itu dari ku!” tekan Dylan langsung membuat Berlyn terdiam.“A-ada apa? apa ada masalah yang menganggu fikiran mu?” mencoba terlihat santai karena penolakan dari Dylan kali ini Berlyn berusaha terlihat baik - baik saja.“Katakan sudah berapa banyak pria yang kau tiduri di sana?!”“A-apa? kenapa kau jadi menuduhku seperti itu! aku tidak mengerti apa yang kau bicarakan saat ini.” Berlyn berusaha untuk menyembunyikan rasa gugup dan terlihat baik baik saja.“Berhenti berbohong!”Dylan langsung melemparkan foto asli tanpa blur sama sekali ke hadapan Berlyn membuat gadis itu panik dan membeku.‘Bukan nya Layla bilang dia sudah mengurus semua ini? kenapa Dylan mendapatkan foto asli itu? gawat aku tidak boleh sampai kehilangan Dylan calon tunangan idaman ku ini.’ batin Berlyn seolah berteriak.“I-itu tidak seperti yang kau lihat, wajah itu di edit ya benar di edit.” jelas Berlyn berusaha memperbaiki ke adaan dan membuat Dylan kembali mempercayainya.“Stop lying!” geram Dylan kepada Berlyn.“Itu benar, ini berita aslinya kalau kau tidak percaya padaku.” Berlyn masih berusaha untuk membangun kepercayaan Dylan kembali.“Aku tahu yang sebenarnya Berlyn, berita itu palsu dan wajah mu yang di edit menggunakan salah satu wajah entah siapa wanita itu, aku merasa kasihan dia menjadi korban playing victim mu! bahkan aku dengar - dengar dia bukan dari keluarga biasa, hebat sekali sayang ada satu anak keluarga kaya yang sudah kau jadikan tumbal untuk menutupi masalah mu ini.” Dylan bertepuk tangan ke pada Berlyn.Mendengar semua kalimat itu keluar dari mulut Dylan kali ini membuat Berlyn menjadi lemas tak berdaya, seharusnya dia sejak awal sadar siapa Dylan dan apa gunanya membohongi lelaki ini, di saat semua koneksi yang dia miliki ada di seluruh penjuru kota bahkan negara ini.C’mon! dia adalah salah satu pewaris keluarga Goodrell dan itu bukan keluarga kaya biasa mereka adalah bangsawan, pupus sudah harapan Berlyn untuk menjadi bagian keluarga bangsawan.“Sayang. Ini tidak seperti yang kau bayangkan.” Berlyn berusaha untuk menggapai Dylan kembali tetapi Dylan dengan cepat menghentakan tangan wanita itu.“Kau harus tahu siapa yang telah membantumu hingga sampai ke puncak ini! dan berani - beraninya kamu menghianati kepercayaan ku.” geram Dylan sekali lagi membuat air mata di wajah Berlyn mengalir deras dia benar - benar tidak sanggup untuk kehilangan semua ini, apa lagi Dylan bagaikan mimpi indah dalam hidupnya semua yang dia harapkan dan impikan ada pada Dylan kehidupan menjadi princess Disney dalam semalam pupus karena ambisi dia yang.“Honey.”“Don’t you dare to call me by that nickname!”“Dylan, please kasih aku kesempatan kedua oke?” mohon Berlyn kepada Dylan.“Lagi pula kau juga adalah seorang lelaki yang sering tidur bersama wanita lain.” balas Berlyn berusaha untuk mencoba untuk meyakinkan kembali Dylan untuk memberinya kesempatan.“Sayang. Ini tidak seperti yang kau bayangkan.” Berlyn berusaha untuk menggapai Dylan kembali tetapi Dylan dengan cepat menghentakan tangan wanita itu.“Kau harus tahu siapa yang telah membantumu hingga sampai ke puncak ini! dan berani - beraninya kamu menghianati kepercayaan ku.” geram Dylan sekali lagi membuat air mata di wajah Berlyn mengalir deras dia benar - benar tidak sanggup untuk kehilangan semua ini, apa lagi Dylan bagaikan mimpi indah dalam hidupnya semua yang dia harapkan dan impikan ada pada Dylan kehidupan menjadi princess Disney dalam semalam pupus karena ambisi dia yang tinggi.Layar monitor sudah menyala dengan menampilkan hasil kerja keras dari sahabatnya Cherry membuat mata Laysa menatap dengan tersenyum tipis, dia begitu mengingat dengan jelas bagaimana perjuangan Cherry untuk menyelesaikan proyek ini, sebagai orang yang di percayakan untuk mengurus dan menghendle investor, meskipun dia hanyalah salah satu dari sekian karyawan kecil di perusahaan Goodrell cabang tapi usaha yang Cherry lakukan benar-benar sepenuh hati. Menghela nafas pelan dirinya mulai menjelaskan tempat yang strategis serta bagaimana proses perkembangannya dari proyek ini berlangsung. “Jadi untuk keseluruhannya sudah berjalan sesuai rencana kurang lebih 87%,” jelas Laysa lagi tersenyum dengan profesional kepada semua orang yang mendengarkan penjelasannya dengan serius atau bahkan yang menatap tak suka akan kehadirannya secara tiba-tiba karena kini perhatian dari Dylan bahkan wanita yang berniat untuk menggoda sang bos pun menatap tak suka dengan pandangan permusuhan.‘Wanita acak dari
“Jadi bagaimana untuk kelanjutan pembangunan di kota A, apa sudah semuanya di selesaikan data bangunan dan perencanaan pembiayaan nya,” suara dingin itu menyapi ruangan mata yang tajam menatap semua yang ada di ruangan. Sudah hampir setengah jam berlalu mereka melaksanakan meeting dan memang beberapa saat yang lalu posisi bagian penjelasan yang di tugaskan kepada Cherry bisa di gantikan oleh pihak lain yang memang ikut juga mengatasi ini semua. Laysa berlari dengan tergesa - gesa dirinya juga tak menyangka bahwa ia bisa terlambat untuk datang menggantikan Cherry dalam meeting penting ini, ia masih ingat dengan jelas materi serta berkas yang nantinya akan di bahas di pembicaraan kali ini. Tapi apa boleh buat jangan kan untuk menjawab, bahkan untuk diizinkan masuk pun dirinya ragu masih di perbolehkan atau tidak, bukan karena ancaman atau kenyataan Cherry mengetahui adalah usul mengenai histori pendidikannya melainkan semua demi Darel. dengan nafas tergesah-gesah dirinya berlari
Lamunan gadis cantik itu terhenti dengan wajah yang sungguh sedih dan pias dirinya menatap kaca bus di jalanan dengan pandangan yang kosong, ada banyak sekali yang ia fikirkan terutama ucapan sahabatnya tadi sebelum dia pergi, dan kini dia masih berada di jalan untuk menuju ke toko bunga miliknya. Dia adalah pemilik jadi sesungguhnya tidak masalah jika dia tidak datang untuk berkerja, tanpa dirinya pun toko tetap akan di buka yang menjadi alasan kenapa dia merasa wajib untuk datang kali ini adalah, seorang klien angkuh dan sombong yang kerap kali di bicarakan oleh pegawainya hari ini akan berkunjung, ia merupakan salah satu pelanggan yang sudah memesan sejak 1 minggu yang lalu, dan di sinilah masalahnya. Sudah berulang kali karyawannya mengirimkan buket bunga serta rangkaian yang telah mereka kerjakan, tetapi tetap di tolak oleh klien kali ini, yang membuat Laysa sedikit marah bukan karena dia komplain atau merasa tidak puas melainkan tindakan dirinya yang semena - mena terhadap pe
Pagi ini suasana ruang rawat milik Cherry tiba-tiba menjadi sunyi selepan kepergian Daenarys yang berpamitan karena ada kelas serta Darel bocah kecil dan aktif itu yang sudah diantar telebih dahulu oleh Daenarys untuk masuk sekolah.disinilah mereka hanya tersisa berdua yaitu Laysa dan juga Cherry dan sebentar lagi Cherry akan di tinggal sendirian terlihat dengan jelas dan sedikit sibuk kini Laysa sudah duduk di depan cermin dan mempoles dirinya menggunakan make up tipis sebelum berangkat ke toko."Ayolah Laysa apa kau tidak bisa memikirkan nya sekali lagi?" suara helaan nafas Cherry dan juga gelengan kepala Laysa masih menghiasi perdebatan mereka di pagi hari ini.Hari ini adalah hari yang cukup penting bagi Cherry dan juga hari ini merupakan salah satu hari yang menyebabkan dirinya berakhir di rawal di bangsal rumah sakit. karena memang pada hari ini jadwal mengenai meeting gabungan di kantor pusat telah menyita waktu Cherry selama ini, karena dirinya tiba-tiba jatuh demam dan cukup
Wajah Daenarys kini masih sedikit bersedih jika mengingat kejadian tak terduga tadi dirinya bahkan kini merenung dengan wajah yang sulit di baca, berulangkali Daren menari narik lengan baju gadis itu, hingga akhirnya dia menoleh dan tersadar dari lamunan nya."Maafkan kakak Darel kakak tidak bermaksud untuk mengabaikan mu tadi." Daenarys kini memebrikan tatapan tak enak kepada bocah kecil satu itu yang juga mencibirkan muka sedikit sedih melihat diam nya Daenarys."Tidak apa-apa kakak, Arel cuma takut kakak sedih." Darel masih mengenggam tangan Daenarys dengan lembut dan Daenarys tersenyum lembut melihat kelucuan yang di tunjukkan oleh bocah ini, dia kemudian menarik Darel kedalam pelukan hangatnya dan mengelus pelan kepala anak laki-laki itu, dia butuh kehangatan saat ini. Namun saay Daenarys dengan tenang berpelukan dengan Darel bocah berusia 4 tahun lebih berpa bulan itu setelah di interupsi oleh suara berat lelaki yang kini sudah datang dengan ekspresi wajah cemas."Daenarys ohh.
5 tahun sudah berlalu, dan kini keluarga Viequet masih sibuk bekerja di bidang masing-masing dengan suasana yang tidak lagi sama, dan semakin dingin tak tersentuh.Layla yang beru saja pulang kerumah kini memandang dengan ekspresi wajah dingin mulai memasuki rumah yang terdengar sangat sunyi dia tidak menemukan keberadaan ibunya di sini, tentu saja dia tahu di mana keberadaan ibunya sekarang, dengan langkah cepat dirinya berjalan dan masuk tanpa mengetuk lagi kekamar adikna dulu Laysa."mom?" suara lembut Layla menyapa saat dirinya mendapati dang ibu dengan cepat dan tergesah-gesa menyusun secara acak album foto yang sudah dia bolak-balik entah sejak kapan itu terjadi, Carren yang melihat kepulangan Layla pun hanya mampu tersenyum sendu."Sudah pulang, tumben ke rumah?" tak ingin membahas lebih jauh perasaan sedih dirinya mengenai keberadaan dan rasa rindu yang dia rasakan untuk anak keduanya Laysa kini dia hanya mampu menghibur diri.Layla perlahan berjalan mendekat dan memeluk Carre