“Honey.”
“Don’t you dare to call me by that nickname!”“Dylan, please kasih aku kesempatan kedua oke?” mohon Berlyn kepada Dylan.“Lagi pula kau juga adalah sosok lelaki yang sering tidur bersama wanita lain.” balas Berlyn berusaha untuk mencoba untuk meyakinkan kembali Dylan untuk memberinya kesempatan.Dylan semakin marah bahkan buku urat jarinya menggepal kuat, belum ada yang menjelaskan bukan Dylan orang seperti apa? lelaki gila yang memiliki anger issue yang kuat selama ini dia adalah bangsawan yang memiliki julukan yang tersembunyi di balik aura yang tenang dan wajah tampan nya serta kesuksesannya dalam berbisnis, tentu memiliki sisi negative yang hanya orang tertentu yang tahu, dia adalah lelaki gila yang tidak pernah cukup dan setia kepada satu wanita! alasan kenapa dia ingin menikah dan memiliki tunangan sekarang itu di karenakan orang tuanya dan adik perempuan kesayangannya yang menginginkan dia untuk menikah karena itu Dylan tidak dapat menolak.Tetapi sampai saat ini belum ada satu wanita pun yang bisa mengatasi lelaki ini dan membuat dia benar - benar tunduk kepada nya. sementara Berlyn sendiri adalah salah satu dari sekian banyak wanita yang mengantri untuk mendapatkan Dylan! dan dia beruntung untuk menempati posisi itu. Pertemuan pertama mereka adalah keinginan besar Berlyn yang ingin menjadi model terkenal dan berwajah polos dan cantik membuat Dylan tertarik hingga mereka menghabiskan malam bersama dan sial nya itu bukan malam pertama bagi mereka berdua.“Dengar wanita! kau seharusnya tahu kenapa aku membutuhkan mu! kau harus ingat itu! ini bagaikan kesepakatan di antara kita dan aku bahkan berjanji untuk tidak menyentuh wanita lain lagi di saat kita meyepakati hal itu, dan apa yang kau lakukan kemudian? mengikuti pesta seperti itu and doing something like fuck with them?” geram Dylan dia sudah memegang dagu Berlyn dengan kasar bahkan wanita itu merigis sakit akan tekanan yang lelaki itu berikan padanya.“Stop! you hurting me.” ucap Berlyn.“Pergi dari sini! dan jangan pernah berharap untuk kembali padaku! sejak awal aku memang tidak seharusnya percaya kepada wanita seperti mu.” lanjut Dylan kemudian melepaskan Berlyn, dia berjalan dengan dingin ke arah tempat duduk di kantornya dengan aura yang menguasai tempat itu.Berlyn hanya menatap Dylan dengan mata sembab karena hilang nya kesempatan untuk menjadi istri Dylan dia hanya menatap dalam diam, dan kemudian pergi, dia tahu sifat Dylan dan tidak ingin membuat lelaki itu untuk mengulangi kalimat nya dua kali.‘’-aku tidak akan pernah menyerah untuk mendapatkan mu kembali Dylan’’ batin Berlyn sambil berjalan dengan tatapan tajam nya.Selepas kepergian Berlyn dari ruangan ini Dylan hanya mampu duduk bersandar di sofa dan memijat pelan pelipisnya dia sungguh merasa pusing sekarang.Jelas saja semua keadaan yang terjadi secara tiba-tiba ini berada di luar kendalinya.“Menyebalkan! kalau seperti ini jadinya maka aku harus menemukan orang lain untuk ku jadikan sebagai istriku.” geram Dylan dia menggepalkan tangan kuat.Satu hal yang pasti Dylan sangat membenci hal ini, dia sungguh lelah jika harus mencari lagi seperti sebelumnya, alasan utama dia memilih Berlyn karena perempuan itu di bawah naungan dan bimbingan dirinya untuk menjadi terkenal.dia adalah wanita yang baik sebelum akhirnya Dylan melihat sifat aslinya yang tamak dan tidak ingin mengelah sama sekali.Layar monitor sudah menyala dengan menampilkan hasil kerja keras dari sahabatnya Cherry membuat mata Laysa menatap dengan tersenyum tipis, dia begitu mengingat dengan jelas bagaimana perjuangan Cherry untuk menyelesaikan proyek ini, sebagai orang yang di percayakan untuk mengurus dan menghendle investor, meskipun dia hanyalah salah satu dari sekian karyawan kecil di perusahaan Goodrell cabang tapi usaha yang Cherry lakukan benar-benar sepenuh hati. Menghela nafas pelan dirinya mulai menjelaskan tempat yang strategis serta bagaimana proses perkembangannya dari proyek ini berlangsung. “Jadi untuk keseluruhannya sudah berjalan sesuai rencana kurang lebih 87%,” jelas Laysa lagi tersenyum dengan profesional kepada semua orang yang mendengarkan penjelasannya dengan serius atau bahkan yang menatap tak suka akan kehadirannya secara tiba-tiba karena kini perhatian dari Dylan bahkan wanita yang berniat untuk menggoda sang bos pun menatap tak suka dengan pandangan permusuhan.‘Wanita acak dari
“Jadi bagaimana untuk kelanjutan pembangunan di kota A, apa sudah semuanya di selesaikan data bangunan dan perencanaan pembiayaan nya,” suara dingin itu menyapi ruangan mata yang tajam menatap semua yang ada di ruangan. Sudah hampir setengah jam berlalu mereka melaksanakan meeting dan memang beberapa saat yang lalu posisi bagian penjelasan yang di tugaskan kepada Cherry bisa di gantikan oleh pihak lain yang memang ikut juga mengatasi ini semua. Laysa berlari dengan tergesa - gesa dirinya juga tak menyangka bahwa ia bisa terlambat untuk datang menggantikan Cherry dalam meeting penting ini, ia masih ingat dengan jelas materi serta berkas yang nantinya akan di bahas di pembicaraan kali ini. Tapi apa boleh buat jangan kan untuk menjawab, bahkan untuk diizinkan masuk pun dirinya ragu masih di perbolehkan atau tidak, bukan karena ancaman atau kenyataan Cherry mengetahui adalah usul mengenai histori pendidikannya melainkan semua demi Darel. dengan nafas tergesah-gesah dirinya berlari
Lamunan gadis cantik itu terhenti dengan wajah yang sungguh sedih dan pias dirinya menatap kaca bus di jalanan dengan pandangan yang kosong, ada banyak sekali yang ia fikirkan terutama ucapan sahabatnya tadi sebelum dia pergi, dan kini dia masih berada di jalan untuk menuju ke toko bunga miliknya. Dia adalah pemilik jadi sesungguhnya tidak masalah jika dia tidak datang untuk berkerja, tanpa dirinya pun toko tetap akan di buka yang menjadi alasan kenapa dia merasa wajib untuk datang kali ini adalah, seorang klien angkuh dan sombong yang kerap kali di bicarakan oleh pegawainya hari ini akan berkunjung, ia merupakan salah satu pelanggan yang sudah memesan sejak 1 minggu yang lalu, dan di sinilah masalahnya. Sudah berulang kali karyawannya mengirimkan buket bunga serta rangkaian yang telah mereka kerjakan, tetapi tetap di tolak oleh klien kali ini, yang membuat Laysa sedikit marah bukan karena dia komplain atau merasa tidak puas melainkan tindakan dirinya yang semena - mena terhadap pe
Pagi ini suasana ruang rawat milik Cherry tiba-tiba menjadi sunyi selepan kepergian Daenarys yang berpamitan karena ada kelas serta Darel bocah kecil dan aktif itu yang sudah diantar telebih dahulu oleh Daenarys untuk masuk sekolah.disinilah mereka hanya tersisa berdua yaitu Laysa dan juga Cherry dan sebentar lagi Cherry akan di tinggal sendirian terlihat dengan jelas dan sedikit sibuk kini Laysa sudah duduk di depan cermin dan mempoles dirinya menggunakan make up tipis sebelum berangkat ke toko."Ayolah Laysa apa kau tidak bisa memikirkan nya sekali lagi?" suara helaan nafas Cherry dan juga gelengan kepala Laysa masih menghiasi perdebatan mereka di pagi hari ini.Hari ini adalah hari yang cukup penting bagi Cherry dan juga hari ini merupakan salah satu hari yang menyebabkan dirinya berakhir di rawal di bangsal rumah sakit. karena memang pada hari ini jadwal mengenai meeting gabungan di kantor pusat telah menyita waktu Cherry selama ini, karena dirinya tiba-tiba jatuh demam dan cukup
Wajah Daenarys kini masih sedikit bersedih jika mengingat kejadian tak terduga tadi dirinya bahkan kini merenung dengan wajah yang sulit di baca, berulangkali Daren menari narik lengan baju gadis itu, hingga akhirnya dia menoleh dan tersadar dari lamunan nya."Maafkan kakak Darel kakak tidak bermaksud untuk mengabaikan mu tadi." Daenarys kini memebrikan tatapan tak enak kepada bocah kecil satu itu yang juga mencibirkan muka sedikit sedih melihat diam nya Daenarys."Tidak apa-apa kakak, Arel cuma takut kakak sedih." Darel masih mengenggam tangan Daenarys dengan lembut dan Daenarys tersenyum lembut melihat kelucuan yang di tunjukkan oleh bocah ini, dia kemudian menarik Darel kedalam pelukan hangatnya dan mengelus pelan kepala anak laki-laki itu, dia butuh kehangatan saat ini. Namun saay Daenarys dengan tenang berpelukan dengan Darel bocah berusia 4 tahun lebih berpa bulan itu setelah di interupsi oleh suara berat lelaki yang kini sudah datang dengan ekspresi wajah cemas."Daenarys ohh.
5 tahun sudah berlalu, dan kini keluarga Viequet masih sibuk bekerja di bidang masing-masing dengan suasana yang tidak lagi sama, dan semakin dingin tak tersentuh.Layla yang beru saja pulang kerumah kini memandang dengan ekspresi wajah dingin mulai memasuki rumah yang terdengar sangat sunyi dia tidak menemukan keberadaan ibunya di sini, tentu saja dia tahu di mana keberadaan ibunya sekarang, dengan langkah cepat dirinya berjalan dan masuk tanpa mengetuk lagi kekamar adikna dulu Laysa."mom?" suara lembut Layla menyapa saat dirinya mendapati dang ibu dengan cepat dan tergesah-gesa menyusun secara acak album foto yang sudah dia bolak-balik entah sejak kapan itu terjadi, Carren yang melihat kepulangan Layla pun hanya mampu tersenyum sendu."Sudah pulang, tumben ke rumah?" tak ingin membahas lebih jauh perasaan sedih dirinya mengenai keberadaan dan rasa rindu yang dia rasakan untuk anak keduanya Laysa kini dia hanya mampu menghibur diri.Layla perlahan berjalan mendekat dan memeluk Carre