Beranda / Romansa / Satu Malam Panas Dengan Adik Iparku / Bab 6. Aku Tidak Akrab Denganmu!

Share

Bab 6. Aku Tidak Akrab Denganmu!

Penulis: Any Anthika
last update Terakhir Diperbarui: 2025-10-25 17:24:48

Rendra mengangkat alisnya dan dengan heran dia bertanya, "Ada apa?"

"Aku..." Lirea memeluk dadanya sendiri dan berkata, "Dimana bajuku?"

"Bajumu basah, aku khawatir kamu bisa masuk angin, jadi aku lepas semuanya."

Semuanya?

Tubuh Lirea terasa kaku selama beberapa saat, dia tercengang ketika sadar bahwa dirinya mengenakan kemeja pria. Lirea benar-benar merasa malu sekaligus marah, "Kamu yang menggantinya?"

"Memangnya siapa lagi?" Rendra sedikit membungkukkan badannya lalu meletakkan kedua tangannya di masing-masing samping tubuh Lirea, "Kita sudah tidur bersama. Membantumu mengganti pakaian untuk menutupi milikmu yang kecil itu. Dan aku juga tidak ingin ada orang lain yang melihat wanitaku telanjang."

Wanitanya?

Hal ini membuat Lirea semakin merasa ketakutan. Buat apa aku menjadi wanita dari pria ini? Perkataan pria ini seperti mengklaim kalau diriku adalah miliknya.

"Kamar mandi ada di sana." Rendra menunjuk ke arah kamar mandi sembari berkata, "Pakaianmu sudah dicuci dan sudah kering, aku letakkan di kamar mandi. Cuci mukamu, lalu ganti pakaianmu. Setelah itu datanglah ke ruang makan untuk sarapan."

Setelah selesai bicara seperti itu kepada Lirea, Rendra langsung pergi meninggalkan kamar. Lirea sudah berbenah diri dengan baik, kemudian dia pun keluar dari kamar. Saat ini dia melihat Rendra sedang duduk di meja makan sambil membaca koran.

Kemudian Lirea melihat lingkungan di sekeliling dengan tidak percaya. Kamar ini sangat besar. Ada ruang tamu dan ruang makan juga.

Apa ini kamar presidensial yang legendaris itu? Batinnya.

Ketika Rendra melihat Lirea sudah keluar dari kamar, dia pun langsung meletakkan koran di sampingnya. Kemudian berdiri untuk menarik kursi yang ada di sampingnya sembari berkata pada Lirea, "Duduklah di sini."

Dari sikap Rendra yang seperti itu, sudah bisa terlihat dengan jelas bahwa Rendra ingin memberikan pelayanan yang terbaik untuk Lirea. Tapi nada bicaranya tetap saja dingin. Hal ini membuat Lirea merasa tidak nyaman.

Kemudian Lirea berkata, "Aku tidak ingin makan. Masih ada urusan yang harus segera aku selesaikan."

Kemarin, mereka berdua baru menjalin hubungan, bahkan kemarin mereka juga tidak mengenal satu sama lain. Lirea tidak ingin berada di tempat ini terlalu lama, dan dia juga tidak ingin sarapan bersama Rendra. Itu benar-benar akan membuat suasana menjadi sangat canggung.

Rendra menatap Lirea dengan tatapan yang dingin, kemudian dia pun bertanya, "Ada masalah apa?"

"Aku akan menemuinya." Jawab Lirea.

Rendra menyipitkan matanya dan bertanya dengan tidak senang, "Arka? Kamu sangat mencintainya ya?"

Ekspresi wajah Lirea seketika langsung berubah menjadi pucat, kemudian dia pun berkata, "Itu tidak penting! Aku ingin mencarinya untuk bertanya lebih jelas lagi tentang kejadian kemarin malam!"

"Baiklah!" Rendra mendorong kursinya kembali sampai menghantam bagian bawah meja dengan keras. Lirea yang mendengar suara keras itu pun terkejut. Kemudian Rendra mengambil serbetnya dan menyeka tangannya, "Aku akan pergi bersamamu."

Lirea terkejut saat mendengar Rendra berkata seperti itu, "Kamu? Kenapa? Aku bisa pergi sendiri!"

Rendra tidak menjawab apa-apa dan hanya menatap Lirea dengan tenang.

"Aku tidak akrab denganmu..." Ucap Lirea sambil memalingkan muka.

Kemudian Rendra tertawa dan melemparkan serbetnya ke atas meja dengan senang, "Kita sudah tidur bersama, bagaimana bisa kita ini tidak akrab?"

Wajah Lirea seketika langsung memerah namun terlihat sedikit pucat, dia tidak bisa membantah ucapan Rendra. Kemudian Rendra mendekati Lirea, lalu dia mengangkat dagu Lirea dan mencium bibir Lirea.

Ekspresi wajah Lirea tampak sangat ketakutan, bahkan dia sampai hampir terjatuh. Tapi dengan cepat Rendra langsung menangkap pinggangnya, memeluknya, dan berbisik di telinganya, "Kita bisa menjadi sangat akrab."

Lirea tidak bisa menghentikan Rendra yang ingin menemaninya pergi menemui Arka, akhirnya dia pun pergi ke vila keluarga Maherson bersama dengan Rendra.

Setelah beberapa saat, kemudian taksi berhenti di depan vila keluarga Maherson. Rendra berkata, "Aku menunggumu di dalam mobil.”

Lirea tertegun sejenak, kemudian dia mengangguk. Bagus juga jika Rendra tidak ikut turun. Jika ada Rendra, sepertinya ada beberapa hal yang malah lebih sulit untuk dijelaskan. Jika Arka melihat mereka berdua datang bersama, sudah pasti akan mengatakan hal buruk tentangnya.

Lirea merasa sangat sakit hati, rasanya benar-benar sangat tidak tertahankan. Dia sudah lama menyukai Arka.

Apa selama ini memang aku yang buta?

Sesampainya di depan vila keluarga Maherson, Lirea menekan bel pintu cukup lama, tapi tidak ada satu orang pun yang membukakan pintu untuknya. Tiba-tiba, sebuah mobil sport berwarna putih datang dari kejauhan. Mobil sport itu mendekat perlahan dan akhirnya berhenti di depan Lirea.

Tidak lama kemudian, Aira keluar dari mobil dan menatap Lirea dengan tatapan yang tajam. Dia melihat rok putih Lirea yang penuh noda, dia pun tidak bisa menahan tawa, "Nona Lirea belum berganti pakaian?”

Seketika ekspresi wajah Lirea sedikit berubah. Dia mengabaikan Aira dan terus membunyikan bel pintu dan mengirim pesan otomatis.

Seharusnya, penjaga mengenal suaranya kan?

Tetapi penjaga pintu masuk tidak menanggapi pesannya. Lalu Aira mendekat dan kembali menekannya.

Tidak lama kemudian ada seseorang yang berkata, "Nona Aira datang? Harap tunggu sebentar.”

Lirea mengepalkan tangannya dengan gemetar. Dia membunyikan bel pintu begitu lama bahkan mengirim pesan, tapi tidak ada yang menanggapi. Namun ketika Aira sekali menekan bel langsung ada yang menanggapi.

Jadi, keluarga Maherson tidak ingin menanggapi kehadiranku?

Kemudian dia pun berkata, "Aku mencari Arka."

"Tuan Muda tidak ada di sini!" Pria yang ada di dalam menjawab.

"Baiklah, tolong berikan tasku! Rumah orang terkaya tidak mungkin mau menyimpan barang milik orang kecil, kan?"

Pria di pintu itu memutus walkie talkie. Tidak lama kemudian pintu pun terbuka untuk Aira.

Aira malah tidak terburu-buru masuk, tapi dia malah melihat ke arah Lirea dan berkata, "Kamu sudah melakukan hal kotor dan menjijikan seperti itu, masih memiliki wajah untuk bertemu dengan Arka?"

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Satu Malam Panas Dengan Adik Iparku   Bab 81. Di Bioskop

    Lirea meliriknya dan berkata agak tak berdaya, "Mengerti."Setelah keduanya pergi ke bioskop, mereka memilih salah satu film yang paling banyak ditayangkan untuk ditonton.Tapi mereka kurang beruntung, semua kursi di tengah sudah penuh, dan hanya ada baris pertama dan terakhir kursi yang tersisa.Baris pertama terlalu dekat, tentu keduanya memilih baris terakhir.Rendra berpikir ini benar-benar lokasi yang bagus.Setelah beberapa saat, lampu menjadi redup, suasana menjadi sedikit gelap, Rendra dapat menyentuh Lirea sepuasnya.Kalau hamil kurang dari tiga bulan, tidak mungkin dia diizinkan untuk makan daging, tetapi kadang-kadang seteguk kaldu adalah ide yang bagus. Saat berada di rumah, Lirea selalu bersikap waspada. Sekarang di bioskop, dengan begitu banyak orang dia tidak dapat terlalu banyak bergerak. Lirea hanya dapat membiarkan Rendra melakukan apa pun yang dia inginkan.Idealnya begitu muluk-muluk, tapi kenyataannya sangat jauh dari ideal.Tidak lama setelah film diputar, Lirea

  • Satu Malam Panas Dengan Adik Iparku   Bab 80. Rendra adalah Dewa Malam?

    Tapi siapa pun yang mampu membayar harga tinggi bisa memintanya membuat orang miskin menjadi kaya.Di Beijing ada tempat bernama Bar Malam Gelap. Dari luar terlihat seperti bar biasa, tetapi di dalamnya hidup seorang Dewa Malam yang misterius.Tidak tahu sejak kapan Dewa Malam menjadi terkenal, dan banyak pebisnis mencarinya.Ada yang bangkrut dan berharap bisa bangkit kembali.Ada yang tengah krisis dan ingin mencegah perusahaan runtuh.Ada yang ingin membuat musuh mereka bangkrut.Semua orang-orang ini memohon dan terus memohon padanya.Tidak ada yang berani berada di sisi yang salah dari Dewa Malam.Nona Muda Yu sudah pernah mendengar kisah ini, tetapi dia selalu merasa legenda itu terlalu dilebih-lebihkan.Tetapi pada saat ini, Yulan tidak bisa menahan diri untuk bertanya,"Saudaraku, jangan sampai kamu melakukannya."Baru-baru ini, beberapa saham Yu dimanipulasi dengan jahat, dan keluarga Yu curiga bahwa seseorang diam-diam membeli saham yang tersebar di luar. Kalau demikian, mak

  • Satu Malam Panas Dengan Adik Iparku   Bab 79. Cerita Dewa Malam

    Tuan Muda Yulan bertanya sambil berjalan, "Kapan Tuan Muda Rendra menikah? Tidak ada berita apa pun mengenai pernikahan kalian.""Belum lama kami menikah, tapi saat ini Lirea sedang hamil. Nanti setelah semua urusan kami selesai, kami pasti akan mengundang Tuan Muda Yulan. Tapi aku khawatir justru Tuan Muda Yulan yang tidak dapat hadir karena terlalu sibuk.""Bagaimana bisa aku tidak datang, Tuan Muda Rendra adalah seorang yang terhormat. Kamu sudah berjanji untuk mengundangku, jangan sampai lupa."Mendengar percakapan antara keduanya, Lirea dan Xinran saling melontarkan tatapan kebingungan satu sama lain.Lirea berpikir, apakah Tuan Muda Yulan tahu kemampuan pribadi Rendra? Jika tidak, mana mungkin putra tertua dari orang terkaya di negara ini bisa begitu antusias bertemu tuan muda kedua keluarga Maherson?Nona Muda Xinran berpikir, Apa yang terjadi dengan saudaraku hari ini? Baru-baru ini setelah adanya masalah dengan saham perusahaan Yu, dia begitu kelelahan hingga tidak memiliki

  • Satu Malam Panas Dengan Adik Iparku   Bab 78. Yulan dan Xinran

    Lirea sedikit memerah, dia membalikkan badan membelakangi Rendra lalu memejamkan mata, dan saat itu juga dia merasakan ketenangan dan kedamaian di dalam hatinya.Setelah tidur siang, Lirea merasa terlalu malas untuk melakukan sesuatu. Tidak tahu kenapa bisa seperti itu.Rendra bertanya, "Ada apa?"Lirea menghela napas, "Sepertinya perasaan seperti ini saat hamil adalah hal yang tidak dapat dihindari."Rendra memandangnya dengan bodoh, "Omong kosong apa yang kamu bicarakan? Apa kamu merasa tertekan?""Beginilah caraku tidur di sore hari." Lirea menguap. "Aku tidak ingin berpindah ke tempat lain."Rendra menghela napas lega, dia mengira Lirea memiliki masalah psikologis. Dia berpikir sejenak dan berkata, "Kalau begitu sebaiknya kita tidak makan malam di rumah hari ini. Ayo pergi keluar makan malam dan bersantai."Lirea mengerutkan kening, "Bukankah makan malam di luar tidak higienis?""Jangan khawatir, dapur VVIP itu lebih bersih daripada yang dibuat sendiri oleh kebanyakan orang.""Itu

  • Satu Malam Panas Dengan Adik Iparku   Bab 77. Ingin tidur dengan kalian berdua

    Lirea sangat marah, "Kamu mengatakan kalau kamu ingin menerjemahkan novel untukku? Memang jelas kamu sudah menjanjikan hal itu.”Rendra menatapnya dan melihat penampilannya yang menonjol, dengan sentuhan merah di wajahnya, semakin lama dipandang, semakin dia terlihat cantik.Rendra menundukkan kepalanya dan mencium wajah Lirea, "Apa kamu menyukai novel berjudul Suami Dadakanku Ternyata Bos? Penulis itu masih memiliki beberapa judul buku lagi. Aku akan menerjemahkan novel-novel itu untukmu.”Lirea merasa ragu-ragu sesaat dan mengangguk. “Itu novel favoritku.”Rendra tersenyum, “Kenapa? Apa karena di novel itu, kisahnya hampir mirip denganmu?”Awalnya Lirea hanya mendelik, tapi tiba-tiba dia tertegun. Benar saja, kisah dalam novel itu hampir mirip dengannya. Tiba-tiba menikah dengan pria asing. Dan pemeran prianya ternyata adalah seorang Bos Besar.Tapi…Tidak sama!Dia menikah dengan Rendra karena kecelakaan! Dan pria ini adalah pria yang belum dia kenal sepenuhnya. Apakah Bos Besar, a

  • Satu Malam Panas Dengan Adik Iparku   Bab 76. Aku tidak berniat menjualnya

    Liana duduk di sofa yang tidak jauh dari tempatnya meletakkan tasnya. Saat ini dia hanya membutuhkan beberapa langkah saja. Dia membuka tasnya dan mengeluarkan cek dan pena, menuliskan jumlah nominal, merobeknya, dan menyerahkannya kepada Lirea. "Ini 500 juta untukmu. Kamu segeralah pergi dari kehidupan Rendra. Kamu bisa beli beberapa barang yang kamu inginkan dengan uang itu."Lirea memperhatikan gerakannya dan berpikir dalam hati, Sepertinya Liana terlalu banyak menonton TV, sehingga dia menghayal bisa mendapatkan Rendra yang sudah jelas mempunyai istri bahkan yang sudah mengandung anaknya."Kenapa kamu tidak mau mengalah?" Liana bertanya dengan agresif.Lirea kembali sadar. Dia meletakkan nampan makanan ringan, mengambil cek, dan ingin merobeknya.Tapi ternyata Lirea tidak mampu merobek cek itu. Dia berpikir.Ini uang…500 juta lho…Lirea mungkin tidak akan bisa mendapatkan begitu banyak uang dalam hidupnya. Kalau dia merobeknya, dia akan merasa tertekan dan tidak sanggup membayang

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status