Keesokan paginya…
Claire terbangun dengan tubuh remuk disertai sedikit rasa nyeri di area sensitifnya akibat aktivitas gilanya dengan Levin semalam. Rasa pegal di sekujur tubuhnya membuat Claire malas bergerak, namun Claire tidak ingin mengikuti rasa malasnya.Wanita itu turun dari ranjang. Memutuskan untuk mandi.Semalam, saking lelahnya, Claire sampai tidak sanggup membersihkan diri.Apalagi semalam mereka sempat berdebat karena Levin memintanya untuk tidur di kamar, bahkan di ranjang yang sama. Permintaan yang langsung ditolak mentah-mentah oleh Claire. Tidak ingin mengambil resiko. Tidak ingin diinterogasi oleh Susan jika mereka sampai ketahuan pagi ini.Meski secara status Susan adalah asisten rumah tangga, tapi Claire sudah menganggap Susan sebagai keluarganya, bahkan pengganti mommy Adele karena wanita itulah yang sudah mengurusnya sejak kepergian mommy Adele.Claire yakin kalau Susan pasti akan bertanya macam-macam jika mengetahui dirinya tiduLevin menatap Claire dengan tajam, tidak menyangka kalau wanitanya sangat keras kepala dan terus menyangkal kebenaran! Levin ingin membantah, tapi keadaan tidak memungkinkan karena Revel dan Susan berada tidak jauh dari tempat mereka berdiri. Levin hanya bisa menghela nafas pasrah saat melihat kekeraskepalaan wanitanya. Sejak dulu Claire selalu seperti ini. Keras kepala! Lagipula Levin tidak ingin merusak pagi yang indah ini. Bagi Levin, pagi ini terasa lebih indah karena dirinya berhasil menyentuh dan memiliki Claire kembali meski hanya di atas ranjang. Akhirnya setelah berpuasa selama 5 tahun, Levin dapat kembali menikmati surga dunia yang hanya dapat diberikan oleh Claire. Bahagia karena semalam Levin dapat kembali memanjakan junior kebanggaannya yang terpaksa berpuasa mendadak karena kehilangan sangkarnya. Karena semenjak mengenal Claire, Levin sudah tidak berminat lagi pada wanita lain.Apalagi saat Claire pergi meninggalkannya dulu, Levin begitu marah d
Levin mengalihkan tatapannya pada Revel yang menatapnya dengan kening berkerut. “Morning, Revel.”“Morning, uncle kenapa bisa menginap disini?” Levin belum sempat menjawab saat Claire sudah menyela, mengambil alih tugas sebagai juru bicara tanpa perlu diberi perintah. Dirinya tidak ingin mengambil resiko, takut Levin salah jawab. Terlebih lagi Claire yakin kalau saat ini bukan hanya Revel yang menunggu jawaban pria itu, tapi juga Susan dan Christin yang pasti sedang menajamkan pendengarannya! “Semalam hujan sangat deras, Sayang. Bahaya kalau nekat menyetir dalam keadaan hujan deras seperti itu, jadi uncle Levin terpaksa menginap di kamar tamu,” dusta Claire, mengambil alasan yang tidak sepenuhnya bohong. Revel mengangguk paham dan tidak menanyakan apapun lagi, justru kaki kecil putranya melangkah ke meja makan, bersiap menyantap sarapan yang disediakan oleh Susan. Tindakan yang membuat Claire dapat bernafas lega. “Iya, semalam memang hujan deras. Saat ki
Keesokan paginya…Claire terbangun dengan tubuh remuk disertai sedikit rasa nyeri di area sensitifnya akibat aktivitas gilanya dengan Levin semalam. Rasa pegal di sekujur tubuhnya membuat Claire malas bergerak, namun Claire tidak ingin mengikuti rasa malasnya. Wanita itu turun dari ranjang. Memutuskan untuk mandi. Semalam, saking lelahnya, Claire sampai tidak sanggup membersihkan diri. Apalagi semalam mereka sempat berdebat karena Levin memintanya untuk tidur di kamar, bahkan di ranjang yang sama. Permintaan yang langsung ditolak mentah-mentah oleh Claire. Tidak ingin mengambil resiko. Tidak ingin diinterogasi oleh Susan jika mereka sampai ketahuan pagi ini. Meski secara status Susan adalah asisten rumah tangga, tapi Claire sudah menganggap Susan sebagai keluarganya, bahkan pengganti mommy Adele karena wanita itulah yang sudah mengurusnya sejak kepergian mommy Adele. Claire yakin kalau Susan pasti akan bertanya macam-macam jika mengetahui dirinya tidu
“Levin… Aku…” Nada frustasi terdengar jelas dari suara Claire. Claire ingin protes, tapi malu! Tadi dirinya yang menolak dan bilang lelah, masa iya sekarang minta dilanjutin? Levin pasti akan merasa menang karena berhasil menaklukkannya! “Kenapa, Sayang?” tanya Levin sok polos. Sengaja, Levin ingin mendengar Claire memohon padanya! Claire mendesah kasar dan menatap pria itu. Mengetahui hal apa yang Levin inginkan darinya. Claire sudah memahami otak mesum pria itu! Baiklah, malam ini Claire akan membiarkan Levin mendapatkan keinginannya. Jika pria itu ingin melihatnya menjadi wanita jalang, maka Claire akan melakukannya!Claire tidak bisa menyangkal kalau dirinya masih menginginkan hal itu! Masih ingin merasakan kehebatan Levin saat memuaskannya di atas ranjang! Masih ingin merasakan keperkasaan Levin saat pria itu sedang menunggangi tubuhnya sampai Claire berteriak puas! Claire mendorong dada bidang Levin hingga punggung pria itu bers
Tangan Claire terulur menyentuh wajah Levin. Wajah pria yang dirindukannya. Wajah pria yang dicintainya. Wajah pria yang menjadi daddy dari putranya. Levin memejamkan mata saat tangan Claire membelai pipinya. Ingin merasakan sentuhan wanita itu. Levin meraih tangan Claire dan menciumnya dengan lembut. Claire tersenyum dengan tindakan pria itu. Tanpa diduga, Claire mengalungkan kedua lengannya ke leher Levin dan mengecup bibir pria itu dengan lembut. Tindakan yang tidak pernah Levin duga. Tampak jelas kalau Levin terkejut dengan tindakan Claire. Dan bukan hanya Levin, Claire pun terkejut dengan tindakannya sendiri. Seolah benteng pertahanan yang selama ini Claire bangun langsung runtuh tak berbekas! Claire mendorong tubuh Levin, meminta pria itu melepaskan penyatuan tubuh mereka meski tanpa kata, dan Levin memahaminya. Meski enggan, tapi Levin menuruti keinginan wanita yang berhasil mempersembahkan kenikmatan seks padanya. Wanita yang berhasil menghapus dahag
Claire melenguh pelan. Ini pertama kalinya setelah hampir 5 tahun berlalu, bagian yang paling pribadi dari dirinya kembali tersentuh. Terakhir kali terjadi saat dokter membantunya melahirkan Revel dulu. Itu pun dokter wanita. Setelah itu tidak pernah ada satu pun pria yang Claire izinkan untuk masuk ke hatinya, apalagi menyentuh tubuhnya. Namun kini, malam ini, Levin kembali menyentuhnya. Memenuhi diri Claire hingga miliknya terasa penuh, tak ada ruang tersisa sedikit pun! Claire menggigit bibir saat merasa sesak di bawah sana. Terasa penuh dan sedikit nyeri hingga Claire tidak bisa bergerak karena sudah bertahun-tahun dirinya tidak pernah melakukan hubungan intim dengan pria manapun selain Levin. Apalagi milik Levin yang sudah tegang dan mengeras maksimal terlihat begitu menakutkan untuk Claire, dengan ukuran yang tidak main-main. Besar, panjang, dan berurat, siap untuk mengoyak miliknya!Meski tadi Claire sempat mengatakan hal yang seolah menyiratkan kalau dirin