Share

I'll Be Back

Penulis: Rachel Kim
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-26 14:13:05

Claire terdiam. Otaknya bertanya-tanya, namun Claire menepis pertanyaan apapun yang ada dibenaknya. Tidak ingin memaksa otaknya yang menyedihkan untuk berpikir.

“Apapun itu jangan pernah menyapaku karena aku tidak mengenalmu. Sekarang lebih baik kamu keluar dan tinggalkan aku sendiri!” usir Claire lagi.

Levin terpaku sejenak, dirinya ingin membantah tapi mengurungkan niatnya. Melihat ekspresi wajah Claire, Levin pikir lebih baik diam untuk saat ini.

Gadis, ralat, semalam Levin telah merenggut kegadisan Claire dan menjadikannya sebagai wanita seutuhnya jadi rasanya kurang tepat jika masih memanggil Claire dengan sebutan gadis. Wanita, itu kata yang lebih tepat. Ya, wanita itu pasti sedang kacau pikirannya jadi lebih baik jangan membantah atau mengusiknya. Biarkan Claire tenang dulu, toh cepat atau lambat mereka berdua akan kembali bertemu!

Levin segera berpakaian, pria itu meraih kenop pintu dan berkata lirih,

“I’ll be back, Claire.”

Sepeninggalan Levin, Claire menangis dalam diam. Rasa sakit di tubuhnya tidak seberapa. Jauh lebih menyakitkan rasa sakit yang mendera hatinya membuat Claire tidak bisa membendung tangisnya lagi. Bukan hanya tubuhnya yang terasa remuk, tapi hatinya juga! Apa yang telah Claire jaga selama ini hancur seketika hanya karena ulah seorang pria brengsek yang bernama Levin!

Claire ingin memaki, mengumpat, mengeluarkan seluruh kata-kata kasar yang dirinya ketahui, tapi Claire juga tau kalau Levin tidak bisa dipersalahkan sepenuhnya. Dirinya juga memiliki andil atas kejadian semalam!

Andai Claire tidak mabuk, mungkin hal buruk itu masih bisa dirinya hindari.

Andai Claire lebih peka, mungkin dirinya tidak akan masuk ke dalam jebakan.

Dan masih banyak kata andai lainnya yang berputar di dalam benaknya, tapi Claire sadar percuma berandai-andai karena semuanya sudah terlanjur terjadi.

Kata ‘andai’ hanya membuat hatinya semakin merana karena mengharapkan hal yang tidak mungkin terjadi! Tidak mungkin terulang! Tidak mungkin kembali!

Cukup lama Claire menangis, merenung, meratapi nasibnya yang berubah drastis. Otaknya sibuk memikirkan hal yang mungkin terjadi ke depannya.

‘Sudahlah, dipikirkanpun percuma karena tidak bisa mengubah apa yang telah terjadi.’

Meski berat, tapi Claire harus bisa menerima kenyataan kalau dirinya bukan lagi seorang gadis. Kegadisannya sudah direnggut oleh pria brengsek yang bernama Levin!

Claire menghela nafas dan bergerak pelan menuju kamar mandi. Setiap langkah yang dirinya ambil terasa menyakitkan membuat Claire meringis karena area sensitifnya masih terasa perih dan nyeri. Entah berapa lama Levin melakukan hal terkutuk itu padanya semalam hingga dirinya kesulitan berjalan seperti ini.

‘Dasar brengsek!’

Lagi, kata makian terlontar untuk Levin meski pria itu sudah pergi dari hadapannya.

Claire berkaca, matanya menatap jejak kepemilikan alias kissmark yang Levin berikan padanya semalam. Leher, dada, lengan, tidak ada yang luput dari cumbuan pria itu. Saat itu juga Claire merasa jijik pada dirinya sendiri.

Bagaimana bisa Claire menyerahkan keperawanannya pada pria asing dalam keadaan tidak sadar? Bagaimana bisa Claire begitu ceroboh hingga tidak menyadari kalau ada orang yang berniat menjebaknya? Bagaimana bisa hal buruk ini terjadi kepadanya?

Lagi, pertanyaan yang sama kembali berputar di kepalanya.

“Sebenarnya siapa yang tega menjebakku? Apa aku mengenalnya? Dan apa alasannya?” gumam Claire, masih merasa penasaran. Ingin tau siapa yang begitu membencinya hingga tega melakukan hal seburuk ini padanya.

Sayangnya, itu semua pertanyaan tanpa jawaban, setidaknya untuk saat ini. Dan pertanyaan itu hanya membuat Claire bertambah pusing dan frustasi!

***

Levin pulang ke rumah mewahnya yang terasa sepi dan dingin. Sejak dulu selalu seperti ini, orangtuanya sibuk dengan perusahaan hingga jarang berada di rumah.

Levin bahkan tidak tau apakah orangtuanya sedang berada di Bali atau tidak karena sebagai seorang pengusaha, tidak jarang orangtuanya dituntut untuk bepergian ke kota atau bahkan negara lain jika diperlukan, membahas satu project dengan perusahaan asing yang memiliki target serta visi yang sama.

Tidak heran kalau Levin mencari kebebasan di luar untuk mengusir rasa sepi di hatinya.

Caranya memang tidak sepenuhnya berhasil, tapi setidaknya Levin bisa bersenang-senang dengan caranya sendiri. Meski hanya sementara, tapi rasa sepi itu bisa terlupakan sejenak saat dirinya berada di bar yang ramai atau di kamar hotel saat sedang bergumul dengan wanita bayaran yang dipilihnya.

Contohnya seperti semalam saat dirinya sedang bergumul dengan Claire, sibuk mereguk rasa nikmat. Levin sama sekali lupa dengan rasa sepi yang ada di hatinya. Semalam, yang Levin rasakan hanyalah kenikmatan tiada tara hingga membuatnya ingin mengulang hal itu lagi dan lagi. Terus dan terus, tanpa henti.

Oh, andai saja tubuhnya seperti robot yang baterainya terisi penuh, mungkin Levin bisa melakukan hal itu lebih lama lagi. Sayangnya sekuat apapun stamina yang dimilikinya, tapi keperkasaannya tetap ada batasnya, tidak unlimited!

Levin menggeleng, tidak ingin gairahnya terpancing lagi. Jika otaknya memutar adegan semalam, bisa saja juniornya minta jatah lagi. Padahal tubuhnya sudah lelah setelah mengeksplor Claire semalaman, jadi Levin harus istirahat agar staminanya pulih.

Tangan Levin terulur ingin membuka pintu kamar saat satu suara tegas muncul dari belakang tubuhnya membuat pria itu terlonjak kaget.

Detik itu juga Levin sadar kalau niatnya untuk istirahat harus tertunda sejenak karena dirinya masih harus menghadapi interogasi dari pria yang menjadi pembersih untuk setiap masalah yang Levin timbulkan. Damn!

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Satu Malam Untuk Selamanya    Melodi Cinta Yang Memabukkan

    “Aku cinta kamu, Claire. Dulu, sekarang dan seterusnya, aku akan tetap mencintaimu. Meski kamu telah menyakitiku dengan tindakan dan ucapan kejammu, tapi aku tidak bisa membencimu!”Pengakuan cinta Levin meruntuhkan segala macam benteng pertahanan Claire. Runtuh tak berbekas! Langkah yang awalnya diisi dengan keraguan, kini melangkah kian pasti. Yakin kalau dirinya tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan ini. Setelah tepat berdiri di hadapan Levin, yang hanya menyisakan sedikit jarak, Claire mengalungkan kedua lengannya ke leher Levin dan berjinjit agar dapat menyatukan kedua bibir mereka. Claire mencium bibir pria itu dengan lembut selama beberapa saat. Ciuman kasih sayang, bukan ciuman yang dipenuhi nafsu. “Maafkan aku karena telah berulang kali melukai perasaan kamu, Levin,” sesal Claire lirih setelah melepaskan tautan bibir di antara mereka. Claire mengucapkan kalimat itu dengan mata berkaca-kaca, terlihat penuh penyesalan, tangannya pun membelai wajah Levin per

  • Satu Malam Untuk Selamanya    Debat Karena Cemburu

    “Rumah siapa?”Saking kagetnya, Claire tidak sadar kalau dirinya telah melontarkan pertanyaan bodoh. Ralat, Claire sebenarnya sadar tapi sudah tidak mungkin meralatnya lagi. “Tentu saja pintu rumahmu, Claire. Memangnya kamu pikir rumah siapa lagi?” jawab Levin gemas.“Tapi ini sudah…”“Ada yang ingin aku bicarakan. Penting!” sela Levin, tidak memberi kesempatan bagi Claire untuk menolak permintaannya. “Baiklah,” lirih Claire, hanya bisa mendesah pasrah saat mendengar nada perintah yang keluar dari bibir Levin. Claire turun dan membuka pintu. Detik itu juga wajah Levin muncul di hadapannya. Claire terjajar mundur saat Levin langsung masuk ke dalam rumahnya sebelum dipersilahkan dan menutup pintu di belakangnya. Bersikap seolah pria itulah yang menjadi tuan rumah! “Ada apa lagi?”“Apa yang kalian lakukan berdua tadi, Claire? Kenapa kamu bisa bersandar dengan begitu nyamannya pada pria brengsek itu?!” tanya Levin, nada suaranya terdengar datar,

  • Satu Malam Untuk Selamanya    Hari Esok Siapa Yang Tau?

    Claire menatap Revel yang masih asyik dengan chocolate fondue di hadapannya, dessert yang hanya tersisa beberapa suap lagi. Tanpa menyadari kegalauan hati sang mommy. Setelah Revel menghabiskan dessertnya, mereka memutuskan pulang. Lebih tepatnya Nick mengantar mereka pulang karena dirinya memutuskan untuk menginap di hotel dibandingkan di rumah Claire. Tidak ingin Levin salah paham lagi. “Uncle kenapa tidak menginap di rumah mommy? Bukankah tadi siang uncle bilang akan menginap disini?” tanya Revel, terlihat sedih. Nick berjongkok, sengaja mensejajarkan tubuhnya dengan Revel. “Uncle sebenarnya ingin menginap disini, tapi sayangnya ada alasan penting yang membuat uncle harus berubah pikiran. Tapi kamu jangan khawatir, uncle pasti menepati janji uncle untuk menemani kamu bermain setiap hari.”“Janji?”“Janji!” tegas Nick, mengulurkan jari kelingkingnya yang langsung disambut oleh Revel disertai dengan senyum lebar.Senyum yang menampilkan gigi susu boc

  • Satu Malam Untuk Selamanya    Kedekatan Yang Menimbulkan Kesalahpahaman

    Claire tiba di rumah dengan lunglai namun dirinya tetap memaksakan senyum saat melihat putranya. Nick, yang menyadari betapa tertekannya Claire akhirnya mengajak wanita itu keluar rumah untuk bersantai, hanya sekedar jalan kaki sambil menghirup udara segar. Lagipula sudah lama Nick tidak menikmati waktu bersama Claire dan Revel dengan bersantai seperti ini. Revel, tentu saja langsung menyambut ajakan Nick dengan gembira. Bocah itu bersorak riang, dengan semangat mengiyakan ajakannya. Mereka bertiga berkeliling mencari makanan kecil. Sepanjang perjalanan, Claire merasa cukup terhibur dengan tingkah laku Revel, apalagi sekarang, saat Revel sedang asyik menikmati chocolate fondue hingga mengabaikan sekitarnya, fokusnya sekarang hanya tertuju pada chocolate kesukaannya. Ya, setelah lelah berjalan, akhirnya mereka memutuskan untuk mampir ke salah satu café yang menyediakan dessert kesukaan Revel. “Ada apa, Claire? Kenapa kamu terlihat suntuk? Apakah Levin mengganggumu lagi?”Claire me

  • Satu Malam Untuk Selamanya    Kalimat Yang Terdengar Berbahaya

    “Aku boleh jalan-jalan dengan uncle Nick kan, Mom?”“Boleh, asalkan kamu janji tidak merepotkan uncle Nick, okay?”“Okay, Mom!” “Sekarang habiskan dulu makan siang kamu, sebentar lagi mommy harus kembali ke kantor,” pinta Claire, perintah yang langsung dipatuhi oleh putranya. Usai makan siang, Claire menggandeng tangan mungil Revel, wanita itu berjongkok sambil menyentuh pipi tembam putranya. “Mommy kembali ke kantor dulu ya? Kamu jangan nakal di rumah. Turuti setiap perkataan Nana dan uncle Nick, okay?”“Okay, Mom.”Claire mengecup pipi Revel dan tatapannya beralih pada Nick. “Nick, aku titip Revel ya. Kamu masih ingat kan apa saja yang harus dilakukan?”“Of course. Tenang saja, aku akan membantu Revel mengerjakan PR, menyiapkan cemilannya, menyiapkan pakaiannya untuk mandi, dan hal lainnya. Jadi kamu bisa bekerja dengan tenang. Kami akan menunggumu di rumah.”Kalimat ‘kami akan menunggumu di rumah’ menyadarkan Levin kalau dirinya harus s

  • Satu Malam Untuk Selamanya    Rival Yang Kembali Muncul

    Nick menurunkan Revel dari gendongannya, saat itulah Revel melihat kehadiran Levin di dekatnya. Tadi, saking asyiknya bercanda, Revel sampai tidak menyadari sekeliling.“Oh, ada uncle Levin juga? Halo, Uncle,” sapa Revel saat menoleh.Pria itu mencoba memaksakan senyum walau hatinya masih diliputi oleh rasa geram.“Hi, Boy,” balas Levin sambil mengusap rambut Revel dengan sayang. “So, hari ini apa menu makan siang kita?” “Aku mau steak, Mom!” Claire menghela nafas saat mendengar keinginan putranya. Selera Revel memang terbilang cukup tinggi. Tidak heran kalau Claire harus bekerja keras untuk menghidupi kebutuhan dan keinginan Revel yang terbilang tidak murah. Meski daddy Alex berulang kali menyatakan kesediaannya untuk membantunya dari segi finansial, tapi Claire selalu menolak. Tidak ingin menjadi beban. Malu. Nick melirik ke arah Claire, memahami apa yang sedang dipikirkan oleh wanita itu tanpa perlu diucapkan. Pria itu berjongkok di hadapan Re

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status