Home / Romansa / Satu Tahun Jadi Istrimu / Bab 13. Cerita Dongeng

Share

Bab 13. Cerita Dongeng

Author: Liani April
last update Last Updated: 2025-08-21 10:00:36

“Kamar?”

“Ya, kamar pernikahan kalian, tentu saja. Enggak pantas kamar suami istri muda nggak ada foto pernikahan. Itu penting.” Nada suara Bunda lembut, tapi tegas.

Fotografer sudah mengetik catatan. “Baik, Bu. Untuk kamar, ukuran sedang ya?”

“Ukuran besar,” jawab Bunda, matanya melirik Tavira dengan senyum kecil. “Biar nggak bisa diabaikan.”

Tavira menunduk, jantungnya sedikit berdebar. Seandainya Bunda tahu kalau tidak ada kamar pengantin seperti yang diduga orang-orang. Hanya ada kamar masing-masing yang sepi dan dingin.

Setelah fotografer pergi ke luar untuk menyiapkan file dan membicarakan harga dengan staf, Bunda duduk bersandar dan menatap Tavira lekat-lekat.

“Gimana tinggal serumah dengan Darian? Sudah mulai terbiasa?”

Tavira mengangguk pelan. “Ya, begitulah, Bunda.”

Tavira bingung bagaimana menggambarkannya. Sebab ia merasa ada dan tiada. Terlebih pertemuan dengan Darian bisa dihitung jari. Selebihnya
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Satu Tahun Jadi Istrimu   Bab 46. Ruangan Darian

    Lift berhenti di lantai 21. Tavira keluar dari lift. Lorong yang panjang dan hening menyambutnya dengan dingin.Tavira diam sejenak. Ia tidak pernah kemari. Tidak tahu persis dimana ruangan Darian berada. Sedangkan tidak tampak seorang pun yang sekiranya bisa ia tanyai.Kakinya berjalan pelan sambil memerhatikan sekeliling. Mestinya tidak sulit menemukan ruangan Darian. Pastilah ada tanda-tanda yang mencolok. Misalkan plang nama di depan pintu. Atau keterangan ruang CEO yang biasa ia temui di kantor-kantor kebanyakan.Tavira menghentikan langkah kaki seketika. Bukan karena dia menemukan ruangan yang dimaksud. Melainkan ia mendengar suara seseorang dari sebelah kanan lorong tempatnya berdiri.Tavira menghampiri. Mendengar lebih jelas suara tersebut berasal dari seseorang yang sedang berbicara. Mungkin dengan seseorang di telepon.“Sialan. Brengsek. Lakukan seperti yang aku bilang. Kamu mau upahmu berkurang karena nggak mengikutiku, hah?” umpatan itu

  • Satu Tahun Jadi Istrimu   Bab 45. Depan Lift

    Tavira tenggelam bersama anak-anak panti yang ceria dan menyenangkan. Tidak terasa waktunya perpisahan tiba. Seluruh sesi acara sudah terlaksana. Semua berjalan dengan baik, bahkan menggembirakan anak-anak yang datang hari itu sebagai tamu.Tavira ikut mengantarkan anak-anak keluar dari aula sambil membagikan goodie bag sebagai kenang-kenangan.Anak kecil yang dibantunya menggambar tadi menghampiri Tavira, lalu memeluknya.“Datanglah ke rumah kami. Nanti aku tunjukkan gambar bunga yang ditempel di kamarku,” ocehnya lucu.Tavira menundukkan tubuh. Tersenyum dan membalas pelukannya.“Oke. Nanti aku akan datang. Tolong buatkan lagi gambar bunga yang paling bagus ya.”Tavira membuat janji di dalam hatinya sendiri. Kebetulan ia tahu dimana alamat rumah panti tempat anak-anak ini tinggal. Kalau ia mau, ia bisa mengunjungi kapan pun panti asuhan itu.Mereka pun berpisah dengan lambaian tangan juga wajah-wajah yang bergembira.Semua su

  • Satu Tahun Jadi Istrimu   Bab 44. Debar Aneh Apa Ini?

    “Selamat pagi semuanya,” salam Tavira dimulai.“Saya merasa sangat bersyukur bisa berada di sini, bersama adik-adik sekalian. Jujur, berada di tengah kalian membuat saya teringat pada masa kecil saya sendiri. Saya tumbuh tanpa seorang ayah sejak lahir, dan meski jalan hidup saya berbeda dengan kalian, saya tahu rasanya merindukan kasih sayang, merindukan pelukan, merindukan rumah yang benar-benar terasa ‘rumah’.“Tapi hari ini, melihat senyum kalian, saya ingin kita sama-sama percaya bahwa masa depan bisa tetap cerah, meskipun masa lalu tidak selalu mudah. Bahwa keluarga tidak hanya berarti sedarah, tapi juga siapa saja yang peduli dan mau berjalan bersama kita.“Semoga hari ini bukan sekadar acara singkat, melainkan kenangan manis untuk kita semua. Kenangan bahwa kalian tidak sendiri, bahwa ada banyak orang yang ingin kalian tumbuh menjadi pribadi hebat dan bahagia.“Terima kasih kepada Summit Holdings, kepada semua pihak yang telah menyiapkan acara ini,

  • Satu Tahun Jadi Istrimu   Bab 43. Bintang Utama

    Sebelumnya Tavira sudah diberitahu oleh Darian rangkaian acara yang akan digelar di aula kantor nanti. Tavira juga diberi rundown acara yang Darian dapatkan dari kordinator lapangan untuk event penting tersebut.Tavira bukan orang awam. Dia pernah menjadi brand ambassador suatu produk. Tentu acara semacam ini pernah ia ikuti. Karena kali ini yang ia datangi adalah perusahaan suaminya, pastilah ia tidak ingin mempermalukan diri, apalagi mempermalukan Darian sebagai tuan rumah.Tavira mempelajari rangkaian acara. Ia bahkan memasukkannya ke dalam kepala waktu demi waktu agar kegiatan itu terlaksana dengan baik.Darian memerhatikan Tavira yang membaca rundown di selembar kertas sambil mengangguk-angguk tanda mengerti. Tidak ada satu kalimat pun yang luput dari matanya.Darian menganggap lucu wajah Tavira yang serius. Sesekali menahan bibirnya agar tidak kentara bahwa ia menertawakan Tavira yang mengerutkan kaning. Padahal hanya rundown,

  • Satu Tahun Jadi Istrimu   Bab 42. Mau Ikut Denganku?

    “Tavira, bagaimana rasanya menyukai seseorang?” tanya Darian pelan.Tavira menelan ludah. Dia masih belum bisa tersadar dari belaian tangan Darian di pipinya. Seperti tersengat dan membuat seluruh inderanya mati rasa.“Me-menyukai seseorang?” Tavira perlu mengulang. Masih belum percaya Darian telah bangun sepenuhnya. Bisa saja dia sedang melindur. Pertanyaan itu tidak sungguh-sungguh ia tanyakan.Tapi lelaki itu mengangguk. Tatapan matanya makin tajam menembus ke iris mata Tavira. Jemarinya pun masih bermain di area pipi Tavira yang terasa lembut.“Menyukai seseorang itu rasanya seperti menemukan alasan kecil untuk bahagia setiap hari.”Tavira tidak tahu Darian sedang mengetesnya atau apa. Sekalian saja Tavira luapkan apa yang ada di pikirannya selama ini. Sambil berharap Darian bisa mengerti sisi dirinya. Bisa membuka hati meski sedikit. Dia pernah bilang tidak mengerti cara menyukai seseorang. Semoga saja setelah ini Darian bisa mengerti. Atau ba

  • Satu Tahun Jadi Istrimu   Bab 41. Kebiasaan Tidur

    Darian sudah berada di kamar Tavira setelah mengambil bantal abu-abu dari kamarnya. Dua orang itu menjadi canggung. Makin gugup setelah Darian menutup pintu pelan.Darian berjalan memutari kasur. Tavira kira Darian hendak ke lemari, mengambil selimut seperti saat terakhir kali. Tapi tidak. Darian malah duduk di tepi kasur. Membuat jelas teritori miliknya.Darian tidak berani menatap mata Tavira. Juga tidak berani mengucapkan sepatah kata pun. Hanya menggeser tubuhnya dan mulai berbaring di sebelah Tavira.“Aku tidur di sini. Di sofa bikin punggungku pegal.”Itu saja katanya sambil memunggungi Tavira dan berlagak tidur dengan mendekap kedua tangan.Tentu saja, Tavira terkejut mendengarnya. Butuh sepersekian detik untuknya menyadari apa yang baru didengarnya ini.Tavira jadi bertanya-tanya, sebenarnya apa yang merasuki Darian. Tiba-tiba dia meminta hal yang aneh setelah mengantar Mama pulang.Mungkinkah Mama mengatakan sesuatu? Jika buk

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status