Mas Rafi ternyata suami yang romantis, diam-diam dia telah membuat acara bulan madu untuk kami. Ya, sesuai janjinya tadi sore ini dia pamit kepada mama dan papaku untuk membawa aku pindah. Mama dan papa sedikit haru melepas kami.
“Yanti, Nak Rafi hati-hati ya, Mama selalu mengharap kalian untuk selalu mampir dan menginap di sini.”
“Iya Ma, Aku dan Yanti akan sering-sering main kesini.”
“Ya, Yanti yang nunut ya dengan Mas Rafi.”
“Iya Pap.”
“Semoga kalian cepat memperoleh keturunan, dan Nak Rafi bisnisnya sukses. Nanti kelak Nak Rafi dan Yanti juga pegang perusahaan Papa ya.”
“Iya Pap.”
“Ya sudah, Papa, Mama, Rafi dan Yanti pamit dulu ya.”
“Iya Sayang.”
Ternyata, setelah mobil kami meninggalkan pekarangan rumah mama, Mas Rafi menjelaskan jika dia mengajakku liburan satu minggu di Puncak, Bogor. Ya tidak usah terlalu jauh dari Jakarta tapi sudah membuat aku sangat senang. Ternyata benar, dia mengajak
Pagi ini Mas Rafi bergegas pergi ke kantor, setelah selesai memakaikan dasi aku pun bergegas menyiapkan sarapan, aku memasak nasi goreng sosis dan jus tomat kegemaran mas Rafi. Suamiku tampak sibuk memilih dan menyiapkan berkas-berkas kantornya. Dan aku pun sama, menyiapkan segala keperluanku untuk pergi ke kantor dengan mas Rafi. "Sayang." "Iya Mas Rafi, tolong simpankan berkas dan tas kerjanya Mas ke mobil ya."
Lima hari lagi aku akan melahirkan Juniorku, dokter bilang sih calon anak aku dan Mas Rafi laki-laki, duh bahagianya, sekian lama menanti dan berusaha sekuat tenaga mengandung Junior yang di bilang sangat manja saat dalam kandunganku. Mas Rafi telah membelikan segala perlengkapan dan kebutuhan untuk bayiku, mulai dari popok bayi, kasur bayi, sepatu bayi semuanya bernuansa biru dan sampai mas Rafi sendiri yang selama ini membuat dan menyiapkan kamar bagi Junior, sang buah hati kami. Setiap sebelum tidur Mas Rafi selalu menciumi bayi kami di perut, tendangannya sudah kuat sekali. Duh mama sudah keram sayang perutnya. Begitu pun mama dan papaku, sudah ingin menimang-nimang cucu kesayangan mereka. Mereka sudah pada menungguiku di sini, begitu pun mertuaku mungkin lusa mereka sampai dari Jakarta, papa mertuaku masih sangat padat kerjanya. Aku sudah tidak nyaman sekali, perut sudah mulai sakit, kaki sudah makin terasa bengkak, dan susah tidur di kala malam. Hamil pertama membuat a
Bab 1 Aku hanya bisa terdiam saat ini, bingung melihat tingkah laku Patra kepadaku. Aku sadar dia sedang mengejar ku saat ini. Dan aku berusaha untuk menghindar dari nya. Patra bukan laki-laki idamanku. "Yanti." Patra memanggilku dari bangku sebelah. "Bagaimana dengan surat cinta yang aku kirimkan kemarin? jawab ya Yanti, aku mohon." Aku belum pernah jatuh cinta, ini surat cinta pertama yang aku dapatkan, aku harus bagaimana ya? Aku hanya tersenyum saja, dan pergi meninggalkan Patra. Sedangkan di situasi yang lain Cipta pun mendesak aku untuk menjawab surat cinta dari Patra, aduh masa pacaran? bagaimana kalau mama dan papa tahu. Pasti nanti aku akan habis-habisan di ledeki oleh mereka, aku rasa ini bukan saat yang tepat untuk aku pacaran. Halo, aku masih anak kelas satu SMP, masa harus punya pacar gitu. Nanti saja mungkin aku menjawab surat cinta dari Patra, lebih baik aku menghindarinya dahulu, Cipta juga sama aja, ntah di bayar berapa sama Patra untuk jadi Mak combang gitu.
Perjalanan Cinta Cinta bagiku adalah sebuah anugerah, wajahku yang cantik, dan hatiku yang lembut membuat laki-laki mudah jatuh cinta kepadaku. Berganti-ganti pacar itu hal yang asyik bagiku, dan tak ada istilah menjadi seorang jomblo Wati. Aku mulai berpacaran sejak kelas 1 Sekolah Menengah Pertama, walau dulu masih sebuah cinta monyet. Cinta bagiku sebuah hiburan kala sepi dan tempat untuk berbagi dan bercerita. Seiring perjalanan waktu, cinta sering membuat aku bersedih dan kecewa. Prinsip dalam hidup bagiku hanya satu, jika seseorang telah menyakitiku, maka tiada obat yang paling mujarab selain hati yang baru. Semakin dewasa, aku semakin pandai bermain cinta, mempermainkan cinta dan mempertahankan cinta adalah hal biasa untukku. Bertualang dalam sebuah cinta itu membuatku semakin dewasa, lebih mengenal satu persatu watak dan tabiat kaum adam. Tapi selama aku pacaran ada satu hal yang harus selalu di jaga yaitu kehormatan
Sekarang aku sudah masuk Sekolah Menengah Atas, di sekolah yang baru, begitu pun dengan petualangan cintaku. Patra, masih sering meneleponku dan terkadang mengirimi aku surat dari Jepang. Entah berapa tahun lagi dia kembali, aku dengar dari papa, jika om Prasetya diplomat yang terbaik tahun ini, sulit jika belum pensiun dan kembali, kemungkinan besar om Prasetya akan terus pindah-pindah negara untuk bertugas. Dan semakin kecil peluang untuk Patra pulang kembali ke Indonesia dalam waktu dekat. Dewi dan Ririn, ya mereka sahabat yang selalu berbagi cerita denganku, dan terkadang meracuniku untuk tidak setia dan menunggu Patra kembali. Mereka bilang padaku, untuk iseng mencari cowok baru agar bisa di ajak sekedar nongkrong ke mal dan ke pesta ulang tahun teman-teman semata. Dalam satu sisi ada benarnya juga sih apa yang mereka bilang padaku, masa aku terus menjomblo dan menjadi obat nyamuk teman-temanku dalam setiap waktu dan kesempatan. Kan enggak asyik pastinya. Kegaga
Kak Febri sudah dua tahun tidak di Jakarta lagi, ya biar lah, biarkan dia kuliah di Jogjakarta. Aku pun di sini akan serius menjalani kuliahku. Semoga saja aku bisa menjalin cintaku jarak jauh dengan Febri. Karena dari beberapa pacar di SMA hanya Febri yang serius padaku, begitu juga dengan aku. Tapi jujur aku takut kehilangan Febri seperti kehilangan Patra dulu. Pacaran jarak jauh itu terasa susah dan tidak mudah pastinya. Dua tahun kak Febri selalu memperhatikan aku, walau dari jauh. Menelepon aku, bercanda setiap sebelum tidur, kadang bercerita kepada mama dan papa. ***** Tapi siang tadi Kiki memberi info ke aku, kalau ada yang memendam hati kepadaku di kampus, dia anak teater, dan menjadi anggota Badan Eksekutif Mahasiswa. Ya abaikan saja, hatiku pun sudah terikat dan terlanjur sayang dengan Febri tidak terpikir olehku untuk mencari pacar baru pengganti kak Febri. Mungkin itu susumbarku untuk saat ini. "Yan, nanti Kamu mau ikut acara malam penerim
Bingung juga aku harus bagaimana, apakah aku harus setia dengan Febri atau aku harus menjalin cinta dengan kak Adam. Mungkin juga harus berselingkuh di belakangnya Febri, hal itu tidak akan di ketahui. Kan lumayan sambil berenang sekalian minum air, seperti yang Kiki dan teman-teman selalu katakan. Jadi terima atau tidak ya ucapan perasaan hati Adam sore kemarin padaku, duh jadi pusing. Mulai deh hati dan perasaanku tergoda dan terbelah-belah perasaannya menjadi dua bagian yang kini sama besarnya. Tidur saja deh sambil berbalas pesan di hp dengan kak Febri dulu. Jujur aku masih sayang dan kangen kepadanya. Tapi kenapa harus jauh? ***** "Yan bangun..." Ehmmm, ternyata mama membangunkan dan memanggilku. "Sudah pagi ini, bangun, bukankah Kamu ada kuliah pagi." "Iya Mam, duh siang amat sih bangunkan Yanti, Aku jadi kesiangan Ma." "Lagian kebiasaan, alarmnya sudah berdering-dering, orangnya masih saja tidur kayak kebo." "Iya M
Sekian banyak hubungan yang aku jalin sejak Sekolah Menengah Pertama, kenapa baru kali ini aku merasa patah hati, Febri memang dari dulu sangat tulus mencintaiku, Febri sangat berbeda dari laki-laki yang lainnya. Dia laki-laki yang paling baik yang aku kenal.Tapi apa yang telah aku lakukan dengan Adam?Aku sangat menyesal putus dan kehilangan Febri karena memilih Adam. Apa lagi sekarang Adam telah mencampakkan aku. Ya pria bajingan itu ketahuan selingkuh olehku, pasti banyak wanita yang telah menjadi korban cintanya, tidak hanya aku yang dia jahati. Kini aku harus bagaimana? apakah harus aku hubungi Febri lagi, meminta maaf dan memohon kembali? Apakah Febri mampu mencintai aku setu