Home / Romansa / Sayangilah Aku / Bab 10. Penolakan

Share

Bab 10. Penolakan

last update Last Updated: 2022-03-09 20:21:07

Sesampainya di rumah, Tiara berterimakasih pada Aldo karena mau mengantarkannya pulang. Sedangkan Aldo hanya diam dan tersenyum, dia kemudian pamit pergi.

Di perjalanan, Aldo terus saja tersenyum. Hatinya merasa lega dan bahagia bisa mengantarkan Tiara pulang ke rumah dengan motornya itu. Dia begitu bahagia bisa dekat dengannya meski hanya sekedar boncengan motor, seolah sedang memadu kasih. Hujan yang turun deras membuat cinta ini semakin terasa indah.

Aldo tersenyum memejamkan matanya dan menikmati setiap tetes air hujan yang membasahi wajahnya sambil bergumam, "Aku suka kamu, Tiara.''

Dia yang tidak bisa menahan perasaannya itu pun memutuskan untuk mengungkapkan perasaannya di kampus besok.

***

Tiara dan Annisa sedang mengobrol bersama di kelas.

Sekilas, Tiara mengalihkan perhatiannya dari Annisa dengan memandangi kelas Aarav. Matanya masih setia menunggu kedatangan Aarav di kelasnya.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Annisa mengagetkan Tiara.

Tiara menatap Annisa dan tersenyum menggelengkan kepalanya pelan.

"Tidak. Aku hanya sekedar menunggu. Jujur Nis, aku suka sama Aarav. Aku tahu, dia itu dingin, tapi aku sayang dia," ucap Tiara.

Annisa memutar bola matanya malas.

"Aku tahu itu. Tapi maaf aku tidak bisa membantu mu kali ini. Karena sulit meluluhkan hati yang seperti es batu. Jika kau ingin minta saran, aku hanya bisa bilang, ungkapkan perasaanmu itu. Karena jika kamu diam dan memendam rasa cinta dalam hatimu, kau akan tersiksa," saran Annisa.

"Ta--tapi, bagaimana jika dia tidak menyukai aku?"

"Ya itu aku tidak tahu. Yang penting kau berdoa saja, kalau ditolak ya move on. Lupakan dan cari yang baru, banyak laki-laki yang lebih baik dari dia."

Tiara mengangguk pelan. Dia tersenyum kecil sambil menatap Aarav yang sedang duduk di bangku depan kelas.

***

Aldo beranjak dari kursinya dan melangkah pergi menuju ke kelas Tiara. Dia hendak mengungkapkan perasaannya sambil membawa setangkai bunga mawar dan menyembunyikan di belakang tubuhnya.

Tapi, saat tiba di kelas, Aldo bingung karena di kelas tidak ada Tiara. Sorot matanya berusaha melirik orang-orang yang ada di kelas dan mencari sosok gadis yang dia impikan, tapi sayangnya tidak ketemu.

Aldo pun berjalan menghampiri Annisa.

"Emm, Nis. Aku boleh tanya tidak? Kau tahu di mana Tiara?" tanya Aldo.

Annisa mengangguk. "Dia ada di kelas sebelah," jawabnya.

Aldo tersenyum.

"Baik, terimakasih."

Aldo lalu pergi berlalu meninggalkan kelas. Sedangkan Annisa hanya diam dan menatap kepergian Aldo dengan heran.

***

Tiara berdiri di depan Aarav yang sedang duduk santai sambil memainkan ponselnya. Dia tersenyum sambil menatap pujaan hatinya itu.

Jantungnya berdetak kencang tak teratur. Tubuhnya tiba-tiba gemetar. Tiara menjadi sangat gugup. Dia berusaha menenangkan dirinya sendiri dengan mengembuskan napas dan tersenyum kecil kemudian berjalan menghampiri Aarav.

"Aarav," panggilnya.

Aarav yang mendengar ada orang memanggilnya segera menaruh ponselnya dan menatap Tiara.

"Apa?" tanyanya dingin.

Tiara tersenyum menundukkan tatapannya kemudian kembali menatap Aarav.

"Aarav. A--a--aku su--su--suk---"

"Apa? Bicara yang jelas!" tegur Aarav yang merasa kesal sambil menatap Tiara.

Tiara hanya diam dan tertawa kecil. Dia menggaruk rambutnya pelan. Sambil tersenyum, Tiara mengembuskan napasnya secara perlahan dan menatap Aarav.

"Aku suka kamu," ucapnya.

Aarav yang mendengar ucapan Tiara menjadi kaget. Dia menatap gadis yang ada di depannya itu dengan bingung sambil mengerutkan keningnya.

"A--apa? Kau bilang apa tadi?"

"Aku suka kamu," ucap Tiara.

Aarav menunduk. Dia tidak percaya dengan ucapan Tiara itu kemudian tertawa pelan dan menatap wajah wanita yang ada di hadapannya ini.

"Kau pasti bercanda kan? Maaf, aku tidak suka padamu. Tidak suka dan tidak ingin dekat denganmu, apa kau tidak punya malu? Mengatakan hal seperti itulah pada laki-laki?" tanya Aarav sambil terkekeh pelan.

Tiara tersenyum menggeleng.

"Tidak. Aku tidak malu. Aku kan hanya sekadar mengungkapkan perasaanku, kenapa harus malu?" bantah Tiara.

Aarav menggelengkan kepalanya. Dia benar-benar tak habis pikir dengan apa yang baru saja terjadi.

"Sudahlah. Kau bilang kau suka aku? Iyakan? Tapi maaf aku tidak suka kamu, sudah dulu ya. Aku ada tugas," pamitnya pada Tiara kemudian beranjak pergi dan masuk ke kelasnya.

Sedangkan Tiara hanya diam. Hatinya benar-benar sedih dan sakit dengan ucapan Aarav barusan. Matanya kini benar-benar kosong. Tanpa disengaja, air mata tumpah dan turun membasahi wajahnya.

Tiara yang merasakan air matanya itu segera menghapusnya dan kembali ke kelasnya untuk mengikuti pembelajaran.

Diam-diam, tanpa sepengetahuan Aarav dan Tiara, Aldo juga melihat dan mendengar percakapan mereka dan merasa patah hati saat tahu bahwa Tiara lebih mencintai Aarav.

Dia menundukkan kepalanya, tanpa sadar, bunga yang tadi digenggamnya erat kini jatuh ke lantai.

Karena sama-sama memiliki cinta yang bertepuk sebelah tangan, Aldo dan Tiara pun kini memutuskan untuk move on dan tidak lagi menghiraukan seseorang yang mereka cintai dengan berhenti memikirkannya dan fokus mengerjakan hal lain.

-Bersambung-

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Sayangilah Aku    Bab 51

    "Tidak, Mama darimana saja? Aarav habis beli makanan kesukaan mama, tau?" ujar Aarav berusaha mengalihkan pembicaraan.Vira menatap putranya dengan dingin. Dia berjalan mendekat sambil bertanya, "Kamu tadi bilang Mama kenapa?"Aarav tersenyum. "Tadi, Aarav juga pengen disuapi Mama cuma mama tidak ada di sini.. jadi Tante Farah yang menyuapi Aarav," jelasnya.Vira terdiam. Dia menghela napas sambil melirik Farah dengan kesal. Sementara wanita itu justru membalasnya dengan senyuman."Biar aku makan sendiri," ujar Aarav mengambil makanan yang dipegang Farah lalu memakannya sendiri.Farah tersenyum menatap Aarav. "Gimana? Kamu suka?" tanyanya ramah melihat lelaki itu makan dengan lahap.Aarav mengangguk. Dia tersenyum senang. "Makanan Tante memang selalu enak. Aku suka..""Baguslah. Kapan-kapan main ke rumah Tante, biar Tante masakin makanan yang lebih banyak buat kamu.." ujar Farah pada Aarav sambil melirik Vira yang sedang menatapnya dingin."Sepertinya itu lain kali. Karena, Aarav juga

  • Sayangilah Aku    Bab 50

    Reina berjalan menghampiri Aarav. Dia tersenyum ramah menatap lelaki yang merupakan kakak kandungnya itu."Hai. Good morning," sapa Reina.Aarav membalas senyuman Reina. "Morning. Bagaimana kabarmu? Kau pasti senang kan bisa tidur di kamar mewah?" tebaknya.Reina menghela napas. Dia mengangguk pelan."Iya, tapi aku juga sedih. Aku rindu Mama. Oh ya, bagaimana harimu dengan beliau? Rasa rindumu sudah berkurang bukan?" Aarav menggeleng. Wajahnya menjadi datar dan hanya tersenyum. "Iya, aku senang bisa sama Mama. Jujur, aku ngga enak dengan keputusan papa buat tukaran posisi seperti ini..." ujar Aarav sambil menunduk.Reina merangkul Aarav. "Kau yang sabar. Kita pasti akan jadi keluarga harmonis.."Aarav hanya diam dan tersenyum kecil. Dia membelai rambut Reina dengan kasih. "Makasih adikku sayang," ucapnya.***"Aarav dan Reina kakak adik? Itu berarti aku bisa menjadi pacarnya?" tanya Tiara pada dirinya sendiri karena senang mengetahui kenyataan hubungan Reina dan Aarav."Mereka sauda

  • Sayangilah Aku    bab 49

    Angga menatap Reina tak percaya. Dia memangku pipi putrinya itu sambil menatap dengan mata yang berkaca-kaca. "Putriku.." ucapnya senang lalu memeluk Reina.Reina membalas pelukannya. "Papa? Selama ini, papa ada dimana? Kenapa mama tidak pernah bercerita bahwa--""Sudahlah. Yang sudah berlalu, biarlah berlalu. Sekarang, yang penting kita bisa bertemu dan berkumpul kembali. Aku senang sekali," ucap Aarav sambil berjalan menghampiri Reina.Reina menatap Aarav tak percaya. Dia masih ling lung. Pikirannya butuh waktu untuk mencerna keadaan. Angga menatap Vira dengan senyuman dan mata yang berkaca-kaca. Namun, sang istri justru membalasnya dengan tatapan dingin."Ini sudah malam. Kau harus istirahat. Reina, kau di sini, temani mama. Dan kau Aarav, ayo pulang. Kita akan menyiapkan sesuatu untuk mama nanti.." jelas Angga.Reina mengerutkan kening. "Sesuatu apa?"Aarav hendak menjawab pertanyaan Reina, namun saat melihat ekspresi Angga yang melarangnya memberi tahu rencana surprise mereka pu

  • Sayangilah Aku    Bab 48

    Saat sedang terpaku akan keadaan, tiba-tiba ponsel Aarav berbunyi. Segera, diapun pamit keluar untuk menjawab telepon tersebut."Halo, iya ada apa, Pa?" tanya Aarav dengan suara serak seperti ingin menangis, namun juga tersenyum senang."Kau dimana? kenapa belum pulang sore begini?" Angga juga terdengar khawatir.Mengetahui ayahnya yang sedang mencemaskan keadaan dia, Aarav pun merencanakan sesuatu untuk kedua orang tuanya tersebut. Dia tersenyum."Papa, Aarav lagi di rumah sakit, kepala Aarav sangat sakit," jelas Aarav sembari memegang kepalanya, membuat Angga terkejut."Apa?! Kenapa tidak menghubungi papa? sebentar, papa ke sana sekarang juga!" Telepon terputus. Terlihat raut panik Angga, dia segera mengeluarkan mobil dan bergegas ke rumah sakit. Berbeda dengan sang ayah yang panik setengah mati, Aarav justru tersenyum kesenangan. Saking senangnya, dia hampir melempar ponselnya. Namun, Reina datang dan menangkapnya sehingga ponsel lelaki itu tidak jadi menyentuh lantai."Kau ini, p

  • Sayangilah Aku    Bab 47

    "Mama, aku pulang," ucap Reina setelah membuka pintu dan berjalan menghampiri ibunya, sedangkan Aarav hanya terdiam. Dia masih memikirkan perasaanya yang gelisah tanpa sebab setiap saat. Reina yang melihatnya langsung menegur Aarav."Hei, kau kenapa diam di situ? Ayo masuk," ajaknya.Aarav mengedipkan matanya. Dia tersenyum kecil kemudian berjalan menghampiri Reina yang sedang duduk di samping ibunya.Vira yang tadinya tertidur kini menjadi bangun saat mendengar percakapan Aarav dan Reina di ruangannya. Pelan-pelan dia membuka kedua matanya sambil menyandarkan tubuhnya di pojok ranjang. Dia memandangi sekelilingnya sekilas lalu kembali menatap Reina. Dia tersenyum kecil."Kamu sudah pulang? Kapan?" tanya Vira ramah.Reina tersenyum mengangguk. "Baru saja kok, Ma," jawabnya.Saat mendengar suara ibu Reina, perasaan Aarav menjadi makin gelisah. Suara itu sangat tidak asing di telinganya bahkan itu adalah suara yang biasa dia dengar sewaktu masih kecil saat ibunya masih bersamanya. Aara

  • Sayangilah Aku    Bab 46

    Aarav mencoba untuk mengontrol tubuhnya dan berjalan dengan benar seolah tidak terjadi apa-apa. Akan tetapi, itu selalu gagal sebab dia sering terjatuh akibat tidak sengaja kesenggol batu yang ada di jalan.Tiba-tiba, sorot mata Aarav tertuju pada sosok wanita yang sedang berjalan di pojokan jalan. Dia menyipitkan kedua matanya berusaha untuk melihat wanita itu untuk mengenali wajahnya. Aarav terdiam, saat sedang sibuk berpikir sambil menatap, tiba-tiba wanita itu sudah ada di dekatnya. "Ada apa?" tanya wanita itu yang penasaran sekaligus tidak nyaman karena ditatap oleh Aarav.Mendengar suara yang menurutnya tidak asing, Aarav menoleh ke arah sumber suara tersebut. Lagi dan lagi, kini dia malah melihat wajah ibunya. Aarav mengerutkan keningnya. 'Sebenarnya ada apa ini? Apa aku halusinasi?' "M---ma---ma. Ini Mama?" tanya Aarav terbata-bata dan sedikit gugup.Vira mengerutkan keningnya. Dia menggelengkan kepalanya pelan."Mama? Dengar, kau pasti salah. Aku bukan ibumu, sudah ya, aku

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status