Share

Seadanya
Seadanya
Penulis: Treegum

Bab 1. Hidup Tanpa Ayah

     Erika masih berkutat dengan berkas-berkas lamaran yang akan ia masukan esok pagi ke beberapa tempat, bermodalkan ijazah smanya. Erika sendiri masih mahasiswa semester dua yang masuk tahun lalu di kepeguruan tinggi swasta dengan modal beasiswa, beruntung sma kemaren satu yayasan dengan kepeguruan tersebut. Jadi erika bisa lanjut kuliah karena ia termasuk siswa berprestasi dan tergolong keluarga kurang mampu.

     "Ada saja jalan tuhan, jika ingin mengangkat derajat hambanya". Kalimat inilah yang selalu jadi pedoman erika dengan yakin suatu saat nasibnya akan berubah.

     "Belum tidur nak?". Pintu kamar erika dibuka oleh ibu yang melihat lampu kamarnya masih menyala

     "Belum buk.". Erika membuka pintu

     "Kenapa? Jangan suka begadang nggak baik lo ka. Udah jam 10 malam".

     "Hehe ya buk maaf, ini erika lagi siapi berkas-berkas lamaran kerja kan erika udah pernah cerita sama ibu.  Mau kerja buat nambah-nambah penghasilan keluarga kita".

     "Erika. Kan ibuk sudah bilang nggak usah kerja dulu fokus aja kuliah toh kita masih bisa makan dari hasil jualan kue ibu. Kasian kamu mana harus kerja mana harus kuliah,  yang sarjana saja masih banyak nganggur. Ibu bukan matahi semangat kamu sayang tapi nggak mau kamu terlalu berlebihan biarlah kita hidup seadanya begini yang penting kita masih bisa makan". Ibu mengakhiri perkataannya dengan helaan nafas panjang 

    "Ibu. erika cuma punya ibu erika nggak ada ayah kita nggak ada penopang hidup, cuma ngandalin hasil jual kue ibu yang kadang sepi yang kadang laris dan itu harus bagi hasil lagi sama yang punya kue bukan erika nggak bersyukur tapi ada namanya status sosial yang harus kita ubah erika tahu  gimana omongan para tetangga kalo setiap ibu belanja cuma beli sayur sama tempe giliran arisan dirumah kita tetangga banyak yang ngomongin karena cuma dikasih donat sama air putih, erika nggak mau kita dalam keadaan yang seadanya selalu buk".

     Erika punya tekad yang kuat merubah kehidupannya sekarang,  status sosisl yang berada dibawah membuatnya hidup dengan sengsara karena dibeda - bedakan oleh lingkungan.

     Mendengar jawab erika membuat  ibu pasrah dan paham bahwa erika sudah beranjak dewasa. Ia tak bisa lagi menutupi kekurangan dengan kata syukur pada putrinya. Toh benar kata erika bukan tidak bersyukur tapi hanya ingin merubah nasib dan tak kan berubah nasib suatu kaum itu kalo mereka tak ingin merubahnya. Mengandalkan hasil penjualan kuenya yah mungkin hidup dia dan erika hanya akan seperti ini terus.

     Ibu menatap erika dengan bendungan air mata yang sengaja ditahan "Yasudah erika maafkan ibu ya. Karena hanya mengandalkan ibu kamu jadi menderita andai saja ada ayah mungkin kamu jauh lebih bahagia,  kamu sudah dewasa nak ibu hanya bisa mendoakan yang terbaik".

     "Erika sudah bahagia bu,  erika akan berusaha bukan hanya untuk sekedar bahagia,  ibu hanya perlu mendoakan. erika. Ibu nggak salah ini udah takdir erika nggak ada ayah tapi erika bersyukur masih punya ibu,   maafin erika ya bu jika omongan erika sudah lancang menjawab perkataan ibu tadi". Erika memeluk tubuh wanita itu dengan hangat.

    "Makasih ya nak udah jadi kuat dengan keadan seperti ini". Batinnya pada erika

     "Sudah ayo tidur udah malam". Ibu melepas pelukan putrinya beranjak memamatikan lampu kamar erika. Ada air mata yang dari tadi ditahan. 

     "Tuhan mudahkan kesuksesanku,  kuatkan hatiku". Doa erika  sebelum terlelap dengan mimpinya

                              Bersambung... 

 Bagaimana perjuangan erika?  Ikuti kisah ini terus. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status