#Sebatas PERMAINAN Pacarku
22. Jalan-Jalan
Saat ini, Ayana tengah berdiri di depan pintu kamar Erin. Sudah berkali-kali dia mengetuk pintu seraya memanggil sang pemilik kamar. Tetapi, tidak ada sahutan. Karena merasa tidak enak dengan Yua yang sudah menunggunya di depan rumah, Ayana memilih menyelipkan selembar kertas yang berisikan kalimat meminta izin bahwa dia akan pergi berjalan-jalan sebentar dengan Yua. Setelah itu, dia berjalan ke arah pintu luar, menatap sejenak pintu kamar sang mama yang belum jua dibuka. Mengembuskan napas panjang, lalu menutup pintu. Bertepatan dengan itu, kamar Erin terbuka. Muncul seorang perempuan paruh baya dengan wajah lelahnya. Dia berjalan ke arah jendela, mengintip putrinya yang tengah masuk ke dalam mobil milik temannya. Sebulir air mata turun tanpa diminta. Erin tidak tega melakukan hal itu kepada putrinya. Anak darah dagingnya sendiri. Setiap hari dia harus menangis diam-diam di tengah malam, atau memilih
#Sebatas PERMAINAN Pacarku23. Hari Berdua Dengan Zewa"Aku mencintaimu tulus dari hati, bukan dari fisik ataupun dari kelebihan yang kamu miliki."_Zewa_"Aku tidak tahu harus bagaimana bersikap kepadamu. Aku tidak ingin kau pergi, tapi aku pun tidak mau kamu terlalu dekat denganku. Bisakah kamu mengerti?"_Ayana_***Ayana mengembuskan napas panjangnya. Udara kali ini lebih dingin dari biasanya. Seperti musim hujan akan segera datang. Ayana mengeratkan jaket yang dia pakai. Mengusap kedua telapak tangannya berharap bisa menghangatkan tubuhnya. Dia saat ini tengah melangkah menuju ke sekolahnya. Awan hitam juga semakin terlihat menghitam. Sesekali gadis itu berhenti melangkah ketika tubuhnya terhuyung karena terpaan angin yang kencang. Tubuhnya semakin menggigil. Dia mempercepat langkahnya agar segera sampai di sekolahnya. Hingga suara klakson motor seseorang menghentikan
#Sebatas PERMAINAN Pacarku24. Genk Banzor"Lo itu kaya puzzle, yang harus gue selesain baru gue tahu siapa lo sebenarnya."_Farez_Sedangkan di sisi lain, Farez tengah memukul-mukul tiang penyangga tempat markas genknya. Hujan yang deras harus terjebak di markas bersama beberapa anggotanya. Bahkan, sahabat-sahabatnya juga ternyata memilih menuju ke markas untuk berlindung dari derasnya hujan. Sudah berkali-kali dia memukul dinding atau berjalan mondar-mandir. Dia ingin sekali bertemu dengan gadis pujaan hatinya. Siapa lagi kalau bukan Ayana. Para teman-temannya yang melihat itu hanya menggelengkan kepala atau terkekeh. Sekarang ketua mereka yang dikenal dingin oleh orang luar, berubah menjadi sosok yang berbeda. Bucin. Itulah menurut mereka."Ice udah cair ya, Bund," celetuk salah satu dari mereka. Mendengar itu Farez hanya mendelik. Membuat orang itu meringis lalu terkekeh.
#Sebatas_PERMAINAN_Pacarku25. Siapa yang Bersama Vanya?"Kehidupan itu penuh dengan teka-teki dan juga bercabang. Manusia harus pandai-pandai memilih karena itu adalah penentu dari kehidupan mereka."_Author_Ayana terbahak. Bahkan tawanya sangat renyah, tangan kanannya sibuk memegangi perutnya yang mulai kram karena tidak berhenti tertawa. Sedangkan Farez yang melihat itu mengernyitkan dahinya heran. Dia sedang serius sedangkan gadis di depannya asik tertawa terbahak-bahak. Apa yang lucu? Ayana meredakan tawanya. Dia mengusap sudut matanya yang berair. Menghirup udara banyak-banyak lalu mengembuskannya perlahan. Dia menatap kakak kelasnya dengan wajah polosnya."Kakak tidak lihat kalau kaki Ayana saat itu bergetar?" Farez cengo. Dia tidak memperhatikan kaki gadis itu tadi. Dia hanya fokus menatap Ayana yang tampak berani saat itu."Lagian tuh tadi
#Sebatas_PERMAINAN_Pacarku26. Marsel, Zewa, atau Farez?"Aku tidak tahu kalian benar-benar serius, atau akan hanya mempermainkanku seperti boneka yang dikendalikan sang pemiliknya."_Ayana_Baru saja melangkahkan kakinya masuk ke dalam sekolahnya. Dia sudah disambut dengan sambutan yang super duper meriah. Kertas-kertas kecil menimpa tubuhnya, bertaburan karena ulah para siswa-siswi yang berada di lantai dua. Ayana mengerjap bingung, balon-balon pun terpasang di sana-sini. Banyak yang mengatakan, 'selamat datang, Ayana!' secara serempak. Hingga suara musik membuatnya menatap ke depan. Di sana Marsel menggunakan hoodie hitam, topi hitam dan juga celana yang senada. Dia mengedikkan satu matanya sebelah sebelum memulai pertunjukkannya. Melakukan dance dengan lihai dan indahnya membuat Ayana terbungkam. Dia sangat terpukau dengan gerakan Marsel. Banyak siswi yang menjerit histeris. Bagaimana pun, Marsel t
#Sebatas_PERMAINAN_Pacarku27. Sebatas Kakak?"Maaf, bukan maksud aku mempermalukanmu atau menyakitimu. Tapi, tidak bisakah kau menyadari bahwa aku tak mencintaimu?"_Ayana"Berharap boleh saja, asal jangan terlalu berlebihan. Karena kau akan mengetahui seberapa sakitnya ketika kau ditolak oleh seseorang yang kau cintai."_Seseorang Itu_***"Aku ...."Ayana menautkan kedua jarinya. Berulang kali dia menggigit bibir bawahnya ketika handak mengeluarkan kalimatnya. Entah mengapa kalimat itu seakan tertahan di tenggorokannya. Dia tidak tega, sungguh. Pikiran negatif itu memutar di kepalanya. Bagaimana jika dia marah? Bagaimana jika dia membencinya? Bagaimana jika dia menghindarinya? Ayana memejamkan kedua matanya. Selalu diam? Dia tidak bisa melakukan itu. Bagaimana pun dia juga tidak mau membuatnya berharap lebih jauh lagi. Ayana harus mengakh
#Sebatas_PERMAINAN_Pacarku28. Dijemput atau Diculik?(Maaf bila typo bertebaran! Selamat membaca!)"Kuberi kau waktu untuk berjuang. Berikan sebuah bukti agar aku kembali percaya ke dalam dekapan hangatmu, kembali."_Ayana_***Mentari telah menyembunyikan tubuhnya, tergantikan oleh sang ratu malam yang bersinar terang, menerangi gelapnya malam. Para bintang-bintang pun tak mau kalah, mereka berkelip-kelip mempercantik langit malam. Ayana tersenyum, kini dia berada di kafe tempat dia bekerja. Malam minggu membuat dia harus dengan cepat melakukan tugasnya. Kafe tempat bekerjanya sudah ramai sejak pukul lima sore. Maklum saja, malam minggu. Malam di mana para muda-mudi menghabiskan waktu berduaan. Iri? Ayana tidak mau munafik. Dia juga ingin merasakan apa yang namanya malam minggu bersama seorang kekasih. Berkeliling, entah ke taman, kafe, atau tempat lainnya. Ayana ter
#Sebatas_PERMAINAN_Pacarku29. Pasar Malam"Hei, lo tau? Bulan yang tengah bersinar terkalahkan dengan sinar senyuman lo yang manis itu."_Sang Penggombal_"Aku tidak tahu ini benar-benar kenyataan atau hanya sebuah mimpi. Jika, mimpi tolong jangan bangunkan aku setelah ini."_Ayana_***Ayana mencengkeram kuat jaket Marsel yang dikenangannya, menyalurkan kekesalannya melalui itu. Ayana merasa dibohongi dan dibodohi oleh cowok yang tengah mengendarai sepeda motor itu. Dia tahu sekarang adalah malam minggu, waktu bebas di mana para remaja pergi untuk menghabiskan waktu bersama sangat kekasih ataupun teman mereka. Tetapi, Marsel belum meminta izin kepada mamanya! Bagaimana jika Erin mengkhawatirkan dirinya?! Ayana pun langsung mencoba menggerogoh celananya, mengambil benda pipih miliknya yang terletak di dalam saku celana jins miliknya. Marsel yang tidak sengaja melihat
#Sebatas_PERMAINAN_Pacarku30. Welcome To Bandung!Puas bermain-main dengan gadis di sampingnya, kini Marsel memutuskan untuk pulang. Ayana yang duduk di belakang hanya diam. Mungkin kelelahan atau lebih tertarik dengan suasana malam minggu yang cerah dan ramai. Walau waktu semakin larut, jalanan malah semakin dipadati oleh para remaja. Ayana tak habis pikir dengan itu. Memangnya mereka tidak dimarahi kedua orang tua mereka nantinya jika pergi dan pulang larut malam? Terlebih bagi kaum perempuan yang harus pandai-pandai berjaga diri. Ayana menggelengkan kepalanya. Dia beruntung memiliki Erin yang sangat memperhatikan dirinya. Walau sang mama sering memberikannya peraturan, tetapi Ayana bangga. Sebab, dia tahu bahwa itu semua adalah yang terbaik untuknya. Erin, ingin menjaganya dari hal-hal buruk yang kemungkinan terjadi."Lo gak tidur 'Kan?" celetuk Marsel karena tidak tahan akan keheningan yang melanda keduanya.&nbs