YOUR SYMPHONY

YOUR SYMPHONY

By:  Adinda Jung  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Not enough ratings
10Chapters
1.3Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Bahkan dari awal pertemuan pun, keduanya telah memiliki keterkaitan satu sama lain. Setelah beribu usaha yang sudah semesta kerahkan, ini saatnya untuk menyatukan keduanya. Banyak hal yang tidak disadari keduanya, jika memang keduanya pantas untuk disandingkan bersama. Terlalu sering terjadinya pertikaian karena kesalahpahaman antara keduanya, tak membuat semesta berhenti untuk menyatukan mereka. Inilah cerita Raditya dan Adinda yang menjadi hasil tangan indah sang semesta.

View More
YOUR SYMPHONY Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
No Comments
10 Chapters
PROLOG - Suatu Hari
DIVISI ALISA CANTIK – (9)Alisa: udah paham kan? @Adinda @Haiqal @RainaAlisa: sekarang chat kating yang kalian dapatin yaHaiqal: asiappppRaina: otw chattAdinda: HUHUHUHUHUHUH KENAPA DAPAT KAK RADIT:(Alisa: udah gapapa dia udah tau bakal ada yang ngechat dari divisi kitaAdinda: mau tuker:(Alisa: gapapa dindaaa dia baik kokAdinda: aaaa takuttt:(Alisa: coba chat duluuuu ntar kalo dia galakin lo, baru kasi tau gueAdinda: oke deh:( BISMILLAH DEH SEMOGA BISA LANGSUNG SELESAI, GUE GAMAU CHATAN LAMA LAMA ANJIR. Lalu Adinda mengetik dengan cepat, lalu menarik nafas dan KLIK!!!!!! 
Read more
One Thing Two Things
MOODBOARD - [Adinda & Raditya]"I told you, my predictions were right. But why you mad at me? Please, let go of her hand now." - Jeira Adinda Praditya."My fault is never being able to leave her to be with you. I'm so sorry, because I love you and her. I'm sorry, I can't leave her." - Altair Raditya Rasyid.  [Sarabella & Adinda]"Let go of him. I cannot see his happy face whenever he's around you." - Sarabella Lazuardi."Oh, you think, he can be happy with you? Wake up, you're not even his girlfriend. You can't tell me." - Jeira Adinda Praditya.  [Adinda & Ezarion]"I want you to fight for me, but seems you don't have any idea to love me." - Jeira Adinda Praditya."We used to had a meaningful conversations, I kinda miss that. But I stopped it, because you didn't miss it too." -Ezarion Sabian Pratama.  PLAYLIS
Read more
01 - Pertemuan Tak Terduga
Hari ini adalah hari kamis, tentu saja gedung FISIP menjadi ramai yang paling ramai, melebihi ketika adanya kegiatan belajar.Ada yang sibuk membersihkan parkiran, ada yang sibuk mengecat bagian depan gedung FISIP dengan warna yang lebih terang karena warna dindingnya sudah memudar, dan ada juga yang sedang berkumpul sembari memakan seblak Teh Maya. Ada juga yang bernyanyi ria sembari bermain gitar dengan wajah bahagia.Nah, kebetulan tugas Raditya hari ini hanya memperhatikan pekerjaan adik tingkatnya saja, maka dari itu ia sengaja datang terlambat.Sesampainya di parkiran FISIP, ia langsung memarkirkan motornya dan terukir senyuman jahil ketika melihat adik tingkatnya sedang membersihkan area parkiran.“Wedew, tiap hari kayak gini dong kalo bisa. Gantiin babeh,” ledek Raditya setelah membuka helmnya dan memamerkan senyuman manisnya.“Elu aje bang, kaga mau gua,” sahut salah satu pemuda yang bernama Hafidz yang tiga tahun d
Read more
02 - Pertikaian Tak Serius
Adinda tersenyum malu-malu jika mengingat kejadian beberapa waktu lalu, kalau menurut teman-temannya, sih, itu kategori momen uwu ya.Tapi, memang jika sudah bertemu sama yang bersangkutan... langsung merasa awkward, deg degan, malu, panik, semuanya jadi satu.Gak ada uwu uwunya.Ia masih kepikiran dengan ajakan Raditya untuk belanja keperluan divisi masing-masing bersama. Bukan masalah takut ada gosip, tetapi ia masih sangat malu untuk bertemu, apalagi berbicara, dan sekarang ia akan berbelanja bersama Raditya? Benar-benar tidak ada di pikirannya.Walaupun memang wakil ketua divisi Adinda, Hanica, sudah menyuruh Adinda untuk pergi dengan Raditya, tetapi tetap saja masih malu.“Tadi senyum senyum, terus sekarang panik kayak lagi dipaksa beli risoles mayo orang danusan. He, lo itu kenapa?” Tanya Hanica yang diam diam memperhatikan adik tingkatnya yang satu ini.“Lagi jatuh cinta kaliiii,” celetuk Gibr
Read more
03 - Pergi Bersama
Setelah rapat divisinya selesai, Adinda, Misha, Haiqal, Hatta, Gibran, Irsyad, Ayana, Hanica, dan Alisa pun segera membereskan barang barangnya untuk ditaruh di loker kampus.“Raina ke mana?” Tanya Hatta pada Adinda.“Sakit, kayaknya sih,” jawab Adinda, “Dia kemarin beli seblak Teh Maya level sepuluh anjir, sok banget kan. Padahal udah gue ingetin, jangan sampe pedes banget, dia aja makan bon cabe level 1 udah nangis kepedesan.”Hatta terkekeh, “Namanya juga anak batu. Oh ya, lu jadi beli barang yang kita butuhin kan? Ama siapa dah lu? Sama kak Hanica?”Adinda jadi terdiam mendengar pertanyaan Hatta, “Um, Ta, gue mau nanya bentar deh.”“Ya, silahkan, mau nanya apa?” Tanya Hatta sembari menaikkan satu alisnya, “Catatannya belom dikasi sama kak Alisa?”Adinda menggeleng, “Udah kok, udah dikasih sama kak Alisa, tapi gue bukan mau nanya itu.”&
Read more
04 - Ditinggal Sendirian
Ketika sedang berbincang membicarakan Hanica serta anggota divisi masing-masing, tak lama ponsel Raditya berdering, ia merogoh kantung celananya untuk mengambil ponselnya tersebut. Adinda mendongak dan agak melirik ke layar ponsel Raditya.Yah gak keliatan, batin Adinda.Adinda langsung mengalihkan pandangannya ke arah kanan yang terdapat lemari berisi barang-barang gemas, ia takut akan ketahuan oleh Raditya jika sedang mengintip layar ponselnya.“Eh Din, gua angkat telfon dulu ya,” ucap Raditya lalu berjalan keluar dan meninggalkan Adinda tanpa menunggu jawaban dari gadis itu.Adinda mengangguk dan menoleh ke arah pemuda itu, tetapi garis wajahnya langsung berubah ketika melihat Raditya yang sudah di luar toko, “Elah, ambil langkahnya cepet banget,” ucapnya gusar.Apa itu dari dia ya? batin Adinda.Namun, Adinda tak ambil pusing, ia langsung mengeluarkan ponselnya, lalu membuka aplikasi
Read more
05 - Tentang Luka yang Ia Dapat.
Binar menghembuskan nafasnya dengan kasar, melihat kondisi tangan dan kaki Raditya yang cukup parah.Ia memandang wajah Raditya yang sedang menahan rasa sakit ketika diobati oleh Jocelyn.Binar mengedarkan pandangannya dan melihat Adinda yang sedang di pojokan, makan cireng bersama Misha.Binar mengambil dari kotak P3K, lalu melemparkannya ke depan Misha dan Adinda yang tentu saja membuat keduanya terkejut dan Adinda menjatuhkan cirengnya.“WEH ANJIR NGAJAK RIBUT LOOOOOOO????” Seru Adinda mengomel pada Binar, “CIRENG GUEEEEEEEEE!!!”“Dah nih ambil lagi,” ucap Misha pada Adinda dengan nada lembut.“Lo emang abis darimana? Kok gatau Radit luka?” Tanya Binar yang membuat Adinda mendelik.“Mau gue ceritain?" Tanya Adinda menawarkan pada Binar.Binar mengangguk dan tanpa sadar pun, Misha ikut mengangguk."Jadi tuh, gue kan belanja barang divisi berdua sama dia, nah terus p
Read more
06 - Kejadian Memalukan
Hari Jumat            “Pagi adik adik bobrokku,” sapa Erintya kepada Misha dan Adinda yang baru bangun.“Makan apa, ya, yang enak dimakan pagi-pagi gini?” tanya Jocelyn lalu membuka kulkas rumah Misha, “WOW ini kulkas rumah apa kulkas supermarket jir? Lengkap amat dah,” ucap Jocelyn menoleh ke Misha.“Abisin dah, kak, sebelum semua makanan expired,” jawab Misha santai lalu menyender di bahu Erintya dan terlelap lagi.“Bikin kwetiaw aja gak, sih, kak? Ada banyak itu,” saran Adinda ketika melihat tumpukan kwetiau dalam kulkas.“NAH BOLEH BANGET! Cepet bikin, Din, sebelum kwetiawnya jadi basi,” ujar Misha yang masih memejamkan matanya.“Oke deh,” ucap Jocelyn lalu mengambil 4 bungkus kwetiaw dan menaruhnya di meja. Melirik Adinda dan tersenyum miring, “Gue denger denger elo
Read more
07 - Rasa Sakit yang Datang
“Enak gaaaaak?” Tanya Adinda sembari menggoyangkan lengan kanan Raditya setelah mencicipi cupcake buatannya, “Enak, 'kan? Enak, 'kan? Jelas lah enak, bikinnya lama, sampai satu jam, tuh, nunggunya, dimasak dengan cinta.” “Hm, biasa aja, ah, kayak cupcake di pasar depan kampus,” jawab Raditya dengan wajah sok serius. “Huft, sabar Adinda, sabar, karena orang penyabar akan mendapat pacar yang tampan rupawan,” ucap Adinda lalu menaruh beberapa cupcake ke dalam tempat makan. Raditya tersenyum tipis lalu mengambil lagi cupcake milik Adinda, kemudian membuka kertas yang menempel. “Bilangnya biasa aja, tapi ambil jatah orang!” Omel Adinda meskipun tak berniat mengambil cupcakenya dari tangan Raditya. Tetapi, muncullah niat untuk menjahili kakak tingkatnya yang tinggi menjulang ini, dengan cepat, tangannya mencolek krim sisaan di mangkuk dan menyolek pipi Raditya, “AHAHAHAHAHHAHAHA ASTAGFIRULLAAAAAH AHAHAHHAAH–” “KAK RADITYA AMPUN AAAAA JANGAN
Read more
08 - Ketahuan
Sekarang Adinda sudah pulang ke rumahnya bersama Raditya, Jevano berbohong pada Ezarion, karena nyatanya, Ayah mereka memang pulang setiap hari. “Padahal aku bisa langsung ke kampus,” sahut Adinda menatap Raditya yang sedang duduk di sebelahnya. “Gapapa, istirahat aja dulu,” jawab Raditya, membalas tatapan Adinda. Adinda menyenderkan kepalanya di senderan sofa, “Aku kalau tidur harus 2 jam lebih.” “Iya gapapa aku tungguin.” “Jangan, aku gabisa tidur kalau ada yang nungguin,” jawab Adinda dengan nada polos. Raditya tersenyum jahil, “Kamu kode minta dikelonin?” “GAK GITU????” Omel Adinda menyadari jika kalimatnya disalahartikan oleh Raditya. “Maksudnya, kakak balik aja langsung ke kampus. Aku sendirian gapapa,” jelas Adinda, membuat Raditya menggelengkan kepala. Raditya mengusap kepala Adinda, “Tadi aku disuruh temenin kamu, jadinya aku harus temenin kamu. Udah sana tidur, apa mau aku kelonin beneran?” Adi
Read more
DMCA.com Protection Status