Share

Permintaan

Author: Quora_youtixs
last update Last Updated: 2023-10-06 16:35:11

Aku hanya mengangguk dan melihat mertuaku itu pergi berlalu.

Seketika, aku teringat ketika aku datang ke rumah ini tiga tahun yang lalu.

Semua anggota keluarga menerimaku dengan baik. Mereka sudah menganggap aku salah satu bagian dari keluarnya. Bahkan, Bibik pun sudah aku anggap seperti ibuku sendiri.

“Riana, makan dulu,” ajak Bibik melihatku datang masih mengenakan seragam keperawatan.

“Nanti saja, Bik. Aku mau melihat keadaan Nyonya dulu,” jawabku melangkah ke kamar Yeni.

Sebagai perawat Yeni selama hampir 3 tahun, aku bekerja dengan giat.

Aku memang butuh biaya untuk membayar hutang ayahku kapada rentenir yang dipakai berobat oleh ayahku. Nasibku sebagai anak sulung dan menganggung beban keluarga semenjak ayah di PHK dari tempatnya bekerja saat pendemi melanda.

Tetapi, hari itu... Yeni memutuskan untuk menjadikan aku madunya.

Meski Alvian awalnya menolak, tetapi ia tak kuasa menolak permintaan istri yang dicintainya.

Sementara itu, aku pun takut mendengarkan permintaan tersebut. Saat itu aku memang belum punya kekasih, tapi tidak ingin menikah dengan orang yang tidak aku cintai. Apalagi usiaku dengan Alvian sangat jauh. Dia lebih pantas menjadi ayah atau omku.

“Ma-maaf, ta-tapi saya tidak setuju dengan pernikahan ini. Kenapa Nyonya tidak tanya saya dulu, saya sedang marah Nyonya,” protesku takut-takut.

“Riana, tolong … tolong penuhi permintaanku terakhir kali. Hidupku tinggal menghitung hari. Aku tidak ingin suamiku yang baik ini mendapatkan wanita yang tidak aku kenal. Sudah cukup aku tidak bisa memberikannya kebahagiaan dengan memberinya anak,” kata Yeni memohon.

“Tapi Nyonya, saya … saya tidak mencintai Tuan. Demikian juga sebaliknya,” jawabku bergeming keluar dari kamar dengan perasaan campur aduk.

Hingga tiba di dapur hatiku masih bergemuruh.

Bibik yang mengetahui kondisiku menghampiri dan bertanya apa yang sedang terjadi.

Aku pun menceritakan permintaan dari Yeni.

Bibik menghela napas berat dan memandangku. “Ri, kamu ingin menjadi orang yang menyesal seumur hidup. Ini permintaan orang yang sudah diambang kematian. Bibik pikir, tidak ada yang jelek dari Tuan Alvian. Bahkan sangat sempurna untuk seorang suami meski usianya jauh di atas kamu. Beliau sangat setia dan tidak pernah berbuat buruk selama ini.”

“Apa Bibik juga membela mereka? Aku bukan barang yang tidak punya hati”

Kembali Bibik mengusap rambutku.

Dengan lembut Bibik bercerita selama mengikuti keluarga Alvian semenjak mereka menikah.

Tidak pernah melihat ada pertengkaran meski Yeni mengalami sakit selama bertahun-tahun tetapi Alvian tetap setia dan tidak pernah mendengar perempuan lain selain istrinya.

Bibik pernah mendengar curhatan Yeni dengan kondisinya yang semakin buruk meski sudah menjalani berbagai pengobatan.

Dia sangat mencintai suaminya semenjak di bangku SMA. Tidak ingin jika dia meninggal Alvian tidak mendapatkan pendamping untuk melanjutkan hidupnya. Yeni sangat tahu sifat Alvian yang setia hanya dengan 1 wanita.

“Kamu pertimbangkan dulu, kasihan Nyonya. Bibik harap kamu bisa terima sebagai bentuk balas budi. Jika suatu hari nanti kalian tidak cocok bisa pisah.”

“Astaga, Riana hanya menikah sekali Bik. Tidak mau berkali-kali,” ucapku kesal.

“Kalau begitu pertimbangkan saja. Tidak ada yang jelek dengan Tuan Alvian. Malah kamu mestinya bersyukur sudah dipilih menjadi pendampingnya,” sahut Bibik.

“Kalau kamu keberatan tidak usah,” kata Alvian tegas.

Kami terkejut mendengar suara Alvian yang tiba-tiba muncul di dapur.

Rasa malu dan campur aduk saat itu di dalam hatiku mengingat kebaikan mereka selama ini yang sudah menganggapku seperti keluarga.

Kulirik Alvian yang selama ini terkesan dingin selama aku menjadi perawat istrinya.

Dia jarang memerintahku apalagi berbincang jika tidak atas permintaan istrinya.

Dia menyakinkan aku jika hanya menuruti kehendak istri yang sangat dicintai. Jika setelah menikah aku tidak cocok maka dia akan melepasku dengan senang hati. Akhirnya aku menurut, dan terjadilah pernikahan kami yang dihadiri oleh keluarga saja karena kondisi Yeni semakin buruk.

Semua keluarga Alvian menyetujui tetapi tidak dengan Weni, mamanya Alvian.

Dia menganggapku sebagai orang yang sudah merebut perhatian Yeni. Selama ini nasihat Weni yang didengar tetapi semenjak hadirnya aku di dalam keluarga nasihat Weni sering diabaikan oleh Yeni.

Aku sendiri tidak tahu, mengapa Yeni sering mengabaikan Weni. Dan selama menjadi perawatnya tidak pernah menanyakan akan hal itu kepada Yeni karena kuanggap sebagai privasi.

***

Dan disinilah aku, bersama Weni.

Namun, belum sempat mertuaku itu berkata, kami terkejut melihat kedatangan Alvian yang tiba-tiba.

Dalam diam, aku menyibukkan diri dengan membersihkan piring kotor yang ada di meja makan.

“Ada apa, Ma?”

“Hmm … ti-dak , tidak ada apa-apa, iya kan, Ri?” ucap Mama dengan menginjak kakiku membuatku terjingkat.

“Iya, tidak ada apa-apa, Tuan. Tadi Nyonya Besar sedang mengenang memori Nyonya Yeni,” kataku bohong.

Alvian menatap tajam ke arah kami bergantian, kemudian menatapku. “Jangan panggil aku Tuan, ingat itu!” ucapnya kemudian bebalik dan pergi dari hadapan kami.

Aku terkejut mendengarnya. Kesambet apa Alvian sampai tidak mau aku panggil Tuan?

Sementara itu, Weni kemudian menarik napas dan menarik tanganku. "Mama mau bicara dengan menantu mama."

Kupaksakan senyum mendengar itu.

"Jangan sampai Alvian tahu!" ancamnya begitu tiba di tempat yang sepi.

Ia lalu menyuruhku untuk menemuinya di taman.

Ada tatapan sinis dan mengejek di matanya yang membuatku mengepalkan tangan menahan emosi.

Meski aku ingin melawan, tetapi aku menghormatinya sebagai orang tua. Jadi, aku pun memilih mengangguk.

Hanya saja ... setelah kepergian Weni dari hadapanku, samar aku mendengar obrolan dari balik dinding yang membuat telingaku panas.

Beberapa pelayan tampak membicarakanku dengan antusias.

“Riana adalah pelakor. Dia mengasut Yeni supaya menikahkannya dengan Alvian. Sungguh licik wanita itu.”

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Hanny Abbarlah
baru baca lagi.. belum ada waktu buat baca, jadi angsur2 baca nya.
goodnovel comment avatar
IM Lebelan
keren, semangat kak
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Sebatas Perawat untuk Istri Suamiku   Cinta dan Kebahagiaan

    Kami saat ini sedang berkumpul untuk merayakan unversari pernikahanku dengan Alvian. Gedung mewah menjadi momen kebahagiaan kami yang sudah mengaruhi bahtera rumag tangga selama 15 tahun. Undangan para kolega dan sahabat kami berikan memperingati kebahgiaan kami saat ini. Aku dan Alvian berdiri menatap para tamu yang datang. Sari dengan keluarganya, Siti dengan calon tunagannya. Hari yang membuat kami bahagia setelah melewati semuanya dengan penuh ketegangan selama ini. Cahaya lampu kristal yang berkilauan menerangi ruangan ballroom yang megah. Alunan musik romantis mengalun merdu diiringi tarian para tamu undangan. Di tengah keramaian, aku dan Alvian berdiri bergandengan tangan, saling menatap dengan penuh cinta dan kebahagiaan. Malam ini adalah malam spesial, malam di mana kami merayakan 15 tahun pernikahan kami. Lima belas tahun telah berlalu sejak kami mengucapkan janji suci pernikahan hanya di depan para saksi dan keluarga. Perjalanan pernikahan kami tidak selalu mulus. Ada rin

  • Sebatas Perawat untuk Istri Suamiku   Takdir Cinta Kami

    Sebagai manusia, kita hanya punya rencana. Selebihnya adalah Tuhan yang punya kuasa. Aku dan Alvian tidak hentinya bersyukur dengan kondisi kami saat ini. denga cobaan yang sering datang silih berganti dengan keterbatasan kemampuan akhirnya kami berhasil melewati semua ini dengan baik. Perjodohan dari sebuah perjanjian yang menjadikan kami pelajaran hidup yang tidak bisa digantikan. Benih-benih cinta tumbuh seiring perjalanan cinta yang luar biasa. Kami tidak sangka jika akan dipertemukan dalam situasi sepertisaat ini di mana Alvian yang uasianya jauh di atasku menjadi suamiku dengan semua ketulusan dan kasih sayangnya. Di malam hari, saat bulan bersinar kami mengungkapkan rasa cinta dengan dari dalam diri dengan penuh kekaguman. Aku memandangi Alvian dengan penuh kasih sayang. Kubalut tubuh polos kami dalam selimut tebal dengan mengungkapkan kata-kata mesra. “Mas, tak pernah kubayangkan perjodohan yang awalnya terasa asing dan penuh keraguan ini, justru mengantarkan kita pada cinta

  • Sebatas Perawat untuk Istri Suamiku   Sari dan Hendra Membangun Usaha

    Lima tahun berlalu, persahabatanku dengan Sari dan Hendra tidak pernah putus meski mereka tidak lagi menjadi bagian milik kami. Sari membuka usaha baru dengan toko makanan sebagai pendamping butiknya yang masih kecil dengan Hendra. Ditambah kedua orang tuanya ikut membantu usahanya seperti ayah dan ibuku. Sari dan Hendra bagaikan dua pasang sepatu yang serasi. Sejak awal pernikahan mereka, mereka selalu saling mendukung dan bahu membahu dalam segala hal. Semangat kewirausahaan yang mereka miliki mendorong mereka untuk membangun usaha bersama. Awalnya, mereka memulai usaha kecil-kecilan di rumah. Sari, dengan bakat memasaknya yang luar biasa, mulai membuat kue dan camilan rumahan. Hendra, yang pandai dalam hal pemasaran dan penjualan, mempromosikan produk Sari melalui media sosial dan menjajaki pasar online. Usaha mereka yang kecil perlahan-lahan mulai berkembang. Kue dan camilan Sari mendapat banyak pujian dari pelanggan karena kelezatan dan kualitasnya. Hendra pun berhasil memperlu

  • Sebatas Perawat untuk Istri Suamiku   Alvian Membangun Usaha Yeni

    Alvian, dengan tekad dan kegigihannya, berhasil mengembangkan perusahaan milik Yeni hingga mencapai puncak kejayaan. Perusahaan yang dulunya hanya sebuah usaha kecil di Medan, kini telah menjelma menjadi raksasa di bidangnya, dengan jangkauan yang mendunia. Alvian melangkah dengan penuh keyakinan dan tekad di lorong-lorong kantor pusat perusahaan Yeni. Dasi yang rapi dan kemeja putihnya tak lekang oleh keringat yang membasahi dahinya. Tatapan matanya tajam dan berbinar, memancarkan aura optimisme yang tak tergoyahkan. Langkahnya tegas dan penuh tujuan, seolah-olah dia tahu persis ke mana dia ingin pergi dan apa yang ingin dia capai. Di balik kesuksesan Alvian, tersembunyi sebuah perjuangan panjang dan penuh rintangan. Dia memulai karirnya di perusahaan Yeni sebagai karyawan biasa, dengan gaji yang pas-pasan dan jam kerja yang panjang. Namun, dia tidak pernah puas dengan keadaan yang ada. Dia selalu memiliki mimpi besar untuk membawa perusahaan Yeni ke puncak kejayaan. “Mas, melihat

  • Sebatas Perawat untuk Istri Suamiku   Prestasi dan Tantangan

    Andini dan Aldo, dua buah hatiku, tumbuh dengan pesat, mekar menjadi tunas-tunas cerdas dan berprestasi. Kecerdasan mereka bagaikan mentari pagi, menerangi setiap langkah mereka. Di bangku sekolah, mereka selalu bersinar, menorehkan prestasi demi prestasi. Andini, si sulung, dengan kecerdasannya yang analitis, selalu unggul dalam bidang matematika dan sains. Ia bagaikan kompas yang selalu menunjukkan arah yang tepat, memecahkan setiap soal dengan kejelian dan logika yang luar biasa. Malam hari di ruang keluarga, setelah makan malam. Aku dan Alvian duduk di sofa, menikmati teh hangat sambil berbincang tentang anak-anak. "Mas, kamu lihat Andini dan Aldo hari ini? Mereka benar-benar luar biasa!" "Iya, aku juga perhatikan. Prestasi mereka di sekolah selalu membanggakan." "Andini, si sulung, makin jago aja nih di bidang matematika. Dia selalu mendapatkan nilai sempurna di setiap ujian." "Iya, dia memang cerdas dan tekun belajar. Aku yakin dia akan menjadi seorang yang sukses di masa de

  • Sebatas Perawat untuk Istri Suamiku   Kunjungan Penuh Bahagia

    Akhirnya Sari dan Hendra mendapatkan kebahagiaan dengan pernikahannya. Kami sekeluarga sangat senang dengan kondisi Sari yang telah diterima oleh kedua orang tuanya pasca penolakan. Mereka tetap bekerja di butik milikku. Hendra sedikir demi sedikit diajari oleh Alvian tentang cara membuka usaha baru agar tidak dipandang rendah oleh kedua mertuanya. Dia mengajarkan bagaimana bertanggung jawab kepada keluarga besar Sari yang tinggal bersamanya. Setahun berlalu, kami, aku dan Sari memiliki keluarga yang bahagia dengan pencapaian masing-masing. Aku tidak lagi memperkerjakan Sari di butik karena dia sudah memilih usaha barunya bersama suami meski hanya kecil-kecilan. Kedua orng tuanya sudah mulai menerima Hendra yang menyayangi Sari dan keluarganya tanpa pilih kasih. Sari juga sudah dikaruniai seorang anak dari pernikahannya. Hawa hangat pagi hari menyelimuti rumah kecil Sari dan Hendra. Suara tawa riang anak mereka, Dinda, terdengar dari ruang tamu. Sari sedang menyiapkan sarapan di dapu

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status