Home / Romansa / Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO / Bab 106. Wanita Tidak Tahu Malu

Share

Bab 106. Wanita Tidak Tahu Malu

Author: Silvania
last update Last Updated: 2025-03-29 14:21:34

Jovanka setengah berlari menghampiri Arlen yang masih mengetuk pintu depan kediaman Emily.

Arlen tampak membawa paper bag di tangan sebelah kirinya.

Tok! Tok! Tok!

Sudah lebih dari 3 menit Arlen mengetuk, namun si empunya rumah belum kunjung membukakan pintu.

"Emily! Apa kau ada di rumah?" Arlen setengah berteriak memanggil Emily. Arlen kebingungan sejak pulang dari Manchester, dia tidak bisa menghubungi Emily karena handphonenya ditinggalkan di hotel.

Menurut Mike, Emily juga sudah mengajukan surat pengunduran dirinya.

Arlen masih coba mengetuk pintu sambil memanggil nama Emily ketika tangan putih mulus melingkar di perutnya. Arlen sontak menoleh.

"Jovanka!"

Arlen kaget bukan main, dia membalik badannya dengan tangan Jovanka yang masih melingkar di pinggangnya, Jovanka tidak melepaskannya.

Arlen tidak menyangka Jovanka ada di London. "Kau kembali ke London?"

Jovanka mengangguk sambil tersenyum, dibenamkannya dirinya ke dalam pelukan Arlen.

"Aku ingin memperbaiki kesalahan
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 276. Hanya Maut Yang Memisahkan

    Emily tidur pulas di sofa, tubuh mungilnya meringkuk dengan wajah damai. Rambutnya tergerai lembut di atas bantal kecil, napasnya terdengar teratur, seakan semua lelah yang ia simpan selama ini terhapus untuk sesaat. Di sisi lain, Arnold duduk di balkon, menatap langit senja yang perlahan berubah gelap. Jemarinya menggenggam rokok yang sudah setengah terbakar, asapnya melayang perlahan terbawa angin. Ada kebahagiaan yang sulit ia jelaskan dengan kata-kata. Semua terasa begitu lengkap: Emily, Cassie, dan rumah kecil yang kini kembali terasa hangat. Namun, di tengah kebahagiaan itu, ingatannya melayang pada satu momen yang selalu menghadirkan sesal: saat putrinya lahir. Ia tidak bisa menemani Emily melalui proses melahirkan yang penuh perjuangan. Ada rasa hampa di dadanya setiap kali ia mengingat wajah lelah Emily saat pertama kali menimang Cassie sendirian. Arnold mengembuskan asap rokoknya perlahan, seakan ingin meluruhkan rasa sesal itu bersama udara malam. “Aku janji tidak akan pe

  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 275. Rindu Semuanya

    Emily terdiam sejenak, matanya menatap dalam ke mata Arnold. Dalam sorot mata itu, ia melihat kerinduan yang tak terucap, juga cinta yang selama ini menguatkan mereka berdua. Arnold kemudian menariknya perlahan duduk di pangkuannya, membiarkan Emily menyandarkan kepala di bahunya. “Aku rindu semua ini,” gumam Arnold lirih. Jemarinya mengusap punggung Emily, menyisir helai rambutnya yang jatuh di bahu. “Rindu suaramu, rindu pelukanmu, rindu saat kita hanya berdua.” Emily menghela napas, tubuhnya melunak dalam dekapan Arnold. “Aku juga rindu… tapi aku takut kalau kau memaksakan diri. Luka di bahumu belum benar-benar pulih.” Arnold tertawa lirih, meraih wajah Emily dengan kedua tangannya. “Kalau luka ini bisa sembuh dengan pelukanmu, aku akan memelukmu sepanjang malam,” bisiknya sambil menempelkan keningnya di kening Emily. Emily tersipu, matanya berkaca-kaca. Betapa ia merindukan saat-saat seperti ini, ketika mereka bisa saling berbicara dari hati ke hati. Perlahan, ia mulai mer

  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 274. Perlu pengaman?

    Selepas kepergian Robert, Arnold kembali ke kamar dengan langkah pelan. Udara di dalam kamar terasa hangat dan tenang, aroma lembut bayi tercium samar bercampur dengan wangi susu. Cahaya lampu tidur menerangi ruangan dengan redup keemasan. Di atas kasur, Emily tampak berbaring miring membelakangi pintu, tubuhnya melengkung lembut, melindungi Cassie yang tengah dipeluknya. Arnold berhenti sejenak di ambang pintu, menatap pemandangan itu dengan senyum tipis. Ada rasa damai menyelinap di dadanya. Ia lalu melangkah perlahan, nyaris tanpa suara, mendekati istrinya. Saat tiba di sisi kasur, ia baru menyadari Emily ternyata tengah memberi ASI pada Cassie. Bayi mungil itu mengisap dengan pelan, kedua tangannya yang kecil menggenggam kain dress ibunya. “Bilang pada Cassie sisakan sedikit untuk Daddy-nya,” ucap Arnold dengan nada menggoda, membuat sudut bibirnya terangkat. Tubuh Emily langsung bergetar menahan tawa. Matanya tak berani menatap Arnold, takut tawanya pecah begitu saja. “Kau ini

  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 273. Sweet Moment

    Arnold berdiri, menatap Emily dengan mata yang berkaca-kaca. Kedua tangannya menangkup pipi istrinya dengan penuh perasaan.“Sayang,” ucapnya lirih, suaranya bergetar.Ia mengecup bibir Emily dengan singkat, penuh kerinduan yang mendalam.“Kau tidak apa-apa? Apa kau terluka?” tanyanya sambil meraba kedua tangan Emily, lalu menelusuri tubuhnya dengan cemas, seolah memastikan bahwa istrinya benar-benar baik-baik saja.“Aku baik-baik saja, Arnold,” jawab Emily lembut.Arnold menghela napas lega, tetapi tiba-tiba wajahnya berubah tegang. “Di mana wanita iblis itu?”Emily mengerutkan kening. “Wanita iblis?”“Sarah! Apa dia sudah mendekam di penjara?” suara Arnold meninggi, penuh emosi.Emily terdiam. Nama Sarah membuat hatinya ikut bergetar. Melihat raut wajah suaminya, ia tahu bahwa ingatan Arnold sudah sepenuhnya kembali. Air matanya mulai berkaca-kaca.“Sarah… tewas, Arnold. Andreas yang menembaknya. Malam itu Andreas mengikuti Sarah karena sehari sebelumnya dia sudah menemukan data ide

  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 272. Aku Ingat Semuanya

    Sebulan berlalu. Di sela-sela pekerjaannya yang padat, Arnold selalu meluangkan waktu untuk menjalani terapi bersama dokter saraf yang direkomendasikan oleh Nyonya Ruby. Setiap minggu, jadwalnya selalu disesuaikan agar ia tidak melewatkan satu sesi pun. Terapi itu mulai membuahkan hasil. Ada banyak kemajuan yang ia rasakan, tentu berkat kesabaran Emily yang selalu mendukungnya, serta profesionalisme dokter spesialis saraf yang menanganinya.Perubahan yang paling mencolok terlihat ketika Arnold berada di kantor. Tanpa harus berpikir keras, ia bisa menganalisis data proyek dengan cepat dan tepat, sesuatu yang dulu sempat terasa sangat berat baginya setelah kehilangan ingatan. Namun, ada satu hal yang masih terasa sulit: mengingat orang-orang di sekitarnya. Wajah-wajah yang sempat dekat dengannya terasa seperti kabur. Hanya Emily yang terkadang muncul samar di benaknya—mungkin karena kenangan mereka berdua terlalu mendalam hingga tidak sepenuhnya hilang dari ingatannya.“Tuan, Nyonya Emi

  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 271. Hasrat Alami

    Arnold menatap Emily dengan tatapan dalam. Kata-kata Emily tadi begitu menusuk hatinya. Ia bisa merasakan betapa seriusnya wanita itu menjaga arti sebuah kesetiaan. Dengan perlahan, ia menggenggam kedua tangan Emily yang masih menempel di pipinya, menurunkannya, lalu meremasnya lembut. “Emily…” Arnold menarik napas panjang, seolah mengumpulkan keberanian. “Aku memang kehilangan ingatan tentang masa lalu kita, tapi aku tidak akan pernah rela membuatmu terluka karena alasan seperti itu. Aku berjanji—setia hanyalah untukmu.” Emily mengerjap pelan, matanya berembun. Ia bisa merasakan ketulusan dalam suara Arnold, meski ada sedikit getaran yang menyiratkan rasa takut kehilangan. Arnold menunduk, mengambil kelingking Emily dan mengaitkannya dengan kelingkingnya. Gerakannya begitu hati-hati, seperti sebuah ritual sakral. “Aku berjanji dengan ini,” ucapnya lirih namun tegas, “tidak akan ada godaan, tidak ada wanita lain, hanya kau satu-satunya. Jika aku melanggar, biarlah aku menanggung se

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status