Home / Romansa / Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO / Bab 37. Aku Akan Menceraikanmu!

Share

Bab 37. Aku Akan Menceraikanmu!

Author: Silvania
last update Last Updated: 2025-03-07 23:09:31

Senyum kemenangan merekah di wajah Sarah.

"Sekarang kau percaya padaku, kan, Arnold?"

Arnold semakin gelap mata. Dengan amarah yang meluap, ia meraih gelas wine dari meja dan menyiramkannya ke tubuh Emily.

Emily menggigil. Ia memeluk lututnya, menahan sakit yang menjalar di sekujur tubuhnya. Tangannya gemetar, dadanya naik turun dengan napas yang tersengal.

"Ternyata begini kelakuanmu, hah?! Dasar wanita licik! Aku tidak menyangka kau bisa berbuat seperti ini!" bentak Arnold, suaranya bergetar oleh kemarahan.

Ia merasa tertipu mentah-mentah. Wanita yang selama ini membuatnya candu ternyata tak lebih dari seorang perempuan murahan. Matanya membara saat membayangkan tubuh Emily disentuh oleh banyak lelaki lain. Rasa jijik dan muak bercampur menjadi satu.

Emily, yang masih dikuasai efek obat perangsang, tak mampu melakukan apa pun selain menahan rasa sakit yang merayapi tubuhnya. Segala sesuatu terasa kabur, kepalanya pusing, dan ia kesulitan memahami apa yang sebenarnya terj
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 38. Bertemu Nyonya Ruby

    "Dasar wanita licik! Lihat apa yang sudah kau perbuat! Salah satu pelanggan tetapku tidak mau lagi ke sini! Sekarang pergilah dan jangan pernah kembali lagi!" Emily menunduk dalam. Baru saja ia mendapatkan pekerjaan, kini ia harus kembali menganggur. "Sarah, Arnold! Aku akan membalas kesakitan yang aku rasakan!" geramnya dalam hati. Dengan tubuh basah kuyup, Emily melangkah keluar dari X Club. Ia berjalan pelan menyusuri trotoar, menuju tempat tinggalnya yang kecil. Sepanjang jalan, pikirannya dipenuhi penyesalan dan amarah. Mencintai Arnold adalah kesalahan terbesar dalam hidupnya. Bermasalah dengan Arnold William adalah sesuatu yang harus dihindarinya di masa depan. Namun setidaknya, Arnold tadi mengatakan akan menceraikannya. Itu berarti Emily akan segera terbebas dari lubang neraka yang diciptakan oleh Arnold dan Sarah. Begitu tiba di tempat tinggalnya, Emily langsung menjatuhkan tubuhnya di atas kasur tipisnya, setelah terlebih dahulu melepas pakaian basahnya. Menatap lang

    Last Updated : 2025-03-07
  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 39. Pesta Ulang Tahun Nyonya Ruby

    Emily hanya diam membisu. Berbagai kejadian menyakitkan kembali melintas di benaknya. Satu per satu memori kelam berputar di otaknya, seperti kaset lama yang diputar ulang. Tawa Arnold dan Sarah saat mengejeknya, hinaan dan bentakan yang menyayat hati, serta perlakuan kasar yang ia terima selama berada di rumah Arnold, semua itu menghantam pikirannya tanpa ampun. Emily menggigit bibir bawahnya, berusaha menahan emosi, tapi air matanya tetap jatuh tanpa bisa ia cegah. "Emily, Sayang!" Panggilan lembut Nyonya Ruby seketika membuyarkan lamunannya. "Kau tidak ingin bercerita?" Emily menunduk dalam, buru-buru menyeka sudut matanya yang basah dengan ujung jarinya. "Baiklah, Nak. Mama tidak akan memaksamu. Sekarang temani Mama berbelanja, bagaimana?" Sebenarnya, Emily tidak terlalu bersemangat. Namun, Nyonya Ruby yang pemaksa langsung menarik tangannya dan membawanya berkeliling mal. Di sepanjang perjalanan, Nyonya Ruby membelikan Emily gaun pesta yang sangat cantik, lengkap

    Last Updated : 2025-03-07
  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 40. Bersinar Bagai Permata

    Di sana, Nyonya Ruby muncul, berjalan anggun menuruni tangga. Gaun mewah berwarna biru safir membalut tubuhnya dengan sempurna. Aura kebangsawanannya begitu terpancar, membuat semua orang menahan napas. Di bawah tangga, Tuan William bergegas menyambutnya. Ia berdiri di anak tangga terakhir, menunggu istrinya dengan senyum bangga. Kehadiran Nyonya Ruby yang tampak memukau bukan satu-satunya alasan semua orang menatap ke arahnya tanpa berkedip. Ada sosok wanita cantik yang berjalan di sisinya, memegangi tangannya dengan anggun. Tatapan para tamu undangan berubah menjadi kekaguman. "Emily!" gumam Arnold tanpa sadar. Mata Sarah langsung memerah. Bagaimana bisa Emily mendampingi Nyonya Ruby? Bahkan, wanita itu mengenakan gaun limited edition yang sangat diinginkannya, tetapi keburu sold out! Seharusnya aku yang ada di samping ibu mertuaku! geramnya sambil meremas dress mahalnya dengan kesal. Penampilan Sarah malam ini tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan Emily. Arn

    Last Updated : 2025-03-07
  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 41. Rindu?

    Sarah menghempaskan tangannya dengan kasar, tetapi cengkeraman di pergelangan tangannya justru semakin erat. "Lepaskan!" teriaknya marah. Dengan napas memburu, Sarah menoleh ke samping. Begitu melihat siapa yang menggenggam pergelangan tangannya, matanya langsung membulat kaget. Arnold. Suaminya sendiri! "Honey, apa yang kau lakukan di sini?" tanyanya dengan wajah bingung. "Ini toilet perempuan!" Arnold tetap menatapnya tajam, tanpa sedikit pun melepas genggamannya. "Kau pergi terlalu lama, jadi aku menyusulmu." Nada suaranya terdengar datar, tetapi ada ketegangan tersirat di dalamnya. Sebenarnya, bukan itu alasannya. Arnold tahu Sarah sengaja ke kamar mandi untuk mengikuti Emily. Karena itulah dia datang. Sarah mendengus, kemudian menatap Arnold dengan sorot mata memohon. "Lepaskan, Arnold! Istri keduamu ini menyakitiku! Aku harus membalasnya!" Sarah kembali berontak. Kali ini, pegangan Arnold sedikit melemah, hingga akhirnya terlepas. Dengan cepat,

    Last Updated : 2025-03-07
  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 42. Cincin Berlian

    Darah Sarah mendidih. Pasti ibu mertua sialan itu yang membelikannya. Sarah semakin kesal saat menyadari Arnold terus menerus mencuri pandang ke arah Emily. "Arnold, kau sudah tahu Emily ada di sini. Apa kau mau menginap di rumah Mama malam ini?" tanya Nyonya Ruby tiba-tiba. Mendengar pertanyaan itu, Sarah langsung tersentak. Jelas sekali ibu mertuanya ingin menyatukan kembali Arnold dan Emily. Bagaimana dengan aku? Apa dia akan menyuruhku pulang sendirian? Sarah harus mencari alasan agar Arnold tidak menginap di rumah ibunya bersama Emily. Dia segera membisikkan sesuatu di telinga suaminya. "Honey, bagaimana kalau kita kembali ke rumah?" Arnold menoleh sekilas. "Pestanya belum selesai, honey. Lagipula Mama meminta kita menginap. Bagaimana kalau kita menginap saja?" Tidak! Sarah menekan pikirannya yang berkecamuk. Dia tidak bisa membiarkan itu terjadi. Wajahnya mendadak berubah sendu. "Tapi aku tidak enak badan, kepalaku sakit setelah Emily menamparku tadi.

    Last Updated : 2025-03-07
  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 43. Biarkan Aku Membawanya Pulang

    Arnold tetap diam, fokus pada setir kemudi, seolah tak mendengar pertanyaan Sarah. "Arnold!" seru Sarah dengan nada lebih tinggi. Arnold tersentak, lalu menoleh ke arah istrinya. "Ya, ada apa?" "Apa yang kalian bicarakan tadi? Aku melihatmu begitu serius berbicara dengan Emily!" Arnold menghela napas sebelum menjawab dengan santai, "Aku memintanya untuk kembali pulang ke rumah." Sarah terdiam sejenak, matanya melebar, seolah tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. "APA?! Apa aku tidak salah dengar? Bukankah kau bilang akan menceraikannya?!" serunya penuh emosi. Hatinya membara saat mendengar suaminya meminta Emily kembali ke rumah mereka. "Arnold, pikirkan lagi! Bagaimana mungkin kau ingin membawanya kembali? Apa kau lupa bagaimana wanita itu menjual dirinya? Kau melihatnya dengan mata kepalamu sendiri!" Arnold menghela napas berat. "Bisa saja dia kekurangan uang, makanya dia melakukannya, tapi…" "Aku tidak mau! Aku tidak terima kalau kau akan membawanya

    Last Updated : 2025-03-08
  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 44. Aku Akan Menjemputmu!

    Sarah mengutuk mertuanya dalam hati. Dasar tua bangka! Awas saja kalau harta warisan sudah jatuh ke tangan Arnold. Aku akan membuat kalian menderita! Meski kesal, ia tetap memasang senyum terbaiknya. "Apa kau tidak ikut berbelanja, Emily?" tanyanya dengan suara lembut yang dibuat-buat. "Tidak, aku hanya melihat-lihat," jawab Emily datar. Ia memang tidak terlalu suka berbelanja barang-barang mewah. "Seharusnya kau ikut juga. Bukankah biasanya kau selalu menghabiskan uang suamimu?" sindir Sarah dengan tatapan menusuk. Nyonya Ruby menoleh ke arah Sarah dan Emily, tetapi lagi-lagi ia memilih mengabaikan ucapan Sarah. Tidak lama kemudian, pelayan datang membawa kue dan buah-buahan. "Kau seharusnya tidak perlu repot-repot, Sarah. Kalau aku menginginkannya, aku bisa meminta pelayan membelikannya untukku," kata Nyonya Ruby datar. "Sarah tidak merasa repot, Ma. Sungguh!" Suasana sempat hening sampai tiba-tiba suara ketukan sepatu pantofel bergema. Tak lama, Arnold muncul. "

    Last Updated : 2025-03-08
  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 45. Balasan Emily

    Tatapan Arnold menunjukkan bahwa ia adalah pria yang dominan dan tak bisa dibantah. Namun, Emily yang sekarang bukanlah Emily yang dulu—yang hanya menerima perlakuan kasar Arnold tanpa melawan. Sarah dan Arnold pun meninggalkan kediaman William. Di perjalanan menuju rumah, Sarah memasang wajah sendu dan menatap Arnold dengan mata berkaca-kaca. "Sayang, bisakah kau menceraikan Emily?" tanyanya penuh harap. "Tentu saja tidak bisa! Kontrak yang ku tandatangani bersama Emily tidak bisa dilanggar!" Mendengar jawaban Arnold, Sarah mengepalkan tangannya. Bisa-bisanya Arnold menolak permintaannya kali ini! Padahal, Sarah tahu suaminya menikahi Emily hanya untuk menjadikannya ibu pengganti. Namun, semakin ke sini, sikap Arnold semakin berubah. Ia sering sekali menatap Emily, padahal dulu ia tampak cuek. Sarah hanya bisa menahan diri untuk saat ini. Tapi bukan Sarah namanya kalau tidak memikirkan cara untuk menjauhkan Arnold dari Emily. *** Keesokan harinya, Sarah kembali mengun

    Last Updated : 2025-03-08

Latest chapter

  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 203. Congratulation

    Waktu sudah menunjukkan pukul tujuh malam. Sally dan beberapa pelayan lainnya berdiri di depan pintu kamar sambil membawa nampan berisi makanan yang masih mengepulkan asap.Tok! Tok!Arnold yang sudah menunggu sejak tadi langsung berdiri dari duduknya dan membukakan pintu.“Susun di atas meja, Sally,” pintanya sambil tersenyum manis. Dua pelayan di belakang Sally melongo saking terpesonanya. Maklum, mereka jarang—atau bahkan belum pernah—berinteraksi langsung dengan Arnold sebelumnya.Sally menunduk sopan dan masuk, diikuti dua pelayan lainnya. Mereka dengan cekatan menyusun hidangan makan malam penuh warna dan aroma yang telah dipesan khusus oleh Arnold.Setelah selesai, Sally kembali menunduk dan berlalu keluar ruangan.Emily masih tertidur lelap. Ia bahkan tidak terusik oleh suara berisik dari piring-piring yang berbenturan dengan meja marmer.“Sayang, bangun,” bisik Arnold sambil mengusap lembut pundak istrinya dan mendaratkan kecupan di belakang kepalanya.Emily menggeliat pelan.

  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 202. Aku Tidak Suka Wangimu

    Emily menatap tajam ke arah Arnold, membuat pria itu salah tingkah. Ia cukup sadar diri dengan kesalahannya—datang bersama Yolanda.Namun, dalam sekejap, ekspresi Emily berubah. Senyum manis kini terulas di bibirnya. Ia segera berdiri dan menghampiri Arnold.Tanpa aba-aba, Emily langsung memeluk suaminya erat dan mengecup pipinya. "Aku sudah menunggumu sejak tadi," ucapnya, masih dengan senyum mengembang."Maaf aku terlambat. Tadi Papa datang ke kantor bersama Yolanda, dan saat hendak pulang, mobil Yolanda mogok," jelas Arnold sambil melingkarkan tangannya di pinggang Emily. Keduanya bertingkah seolah Yolanda tak ada di sana."Kenapa Yolanda tidak ikut Papa?" tanya Emily, melirik sekilas ke arah wanita yang masih berdiri di belakang Arnold."Sayangnya Papa sudah pulang lebih dulu," jawab Arnold.Emily mengangguk. "Tak apa. Bagaimana kalau kita pergi sekarang?""Ehem!" Yolanda berdehem demi mendapatkan perhatian."Aku ingin mencoba masakanmu, Emily. Arnold bilang kau pandai memasak!""

  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 201. Jangan Pergi

    Arnold menoleh sejenak ke arah Emily yang tampak sibuk dengan laptopnya.Maaf, Emily belum bisa kumiliki sepenuhnya. Bagaimana bisa dia meninggalkannya begitu saja? Tapi melihat Emily yang tampak acuh padanya, Arnold kembali berpikir untuk menjauh sementara waktu, seperti permintaan Emily barusan.“Suruh dia tunggu, aku akan segera ke kantor!”Ia menutup teleponnya, lalu menghampiri Emily.“Sayang, aku pergi dulu. Aku akan kembali saat jam makan siang. Kamu sarapan dulu, nanti sakit.”Arnold mengecup puncak kepala Emily dan mengusap pipinya sebelum beranjak pergi.Setelah kepergian Arnold, Emily menutup laptopnya dan menatap langit-langit. Dia tidak rela Arnold pergi menemui Yolanda. Namun, dia juga tidak bisa melarangnya.“Kenapa perasaanku tidak enak? Yolanda sepertinya menyukai Arnold…”Emily bangkit dari duduknya dan bergegas keluar, berharap Arnold belum pergi.Saat Emily keluar dari pintu belakang, mobil yang dikendarai Arnold tampak mundur perlahan.Arnold, yang melihat Emily b

  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 200. Membujuk Emily

    "Untuk apa meminta maaf?" tanya Emily datar. Ia memejamkan mata, bahkan tidak sudi membalas pelukan suaminya."Aku salah. Aku minta maaf karena memberikan kacamata Sarah kepadamu.""Sudah berapa lama kau bercerai dengannya?" tanya Emily lagi.Arnold mengerutkan kening, tampak bingung dengan pertanyaan itu."Jawab!" desak Emily tak sabar."Kurang lebih setahun."Arnold hanya mengira-ngira. Ia tidak ingat persis—atau lebih tepatnya, tidak ingin mengingatnya."Kau masih mencintainya?"Arnold cepat-cepat menggeleng. "Aku hanya mencintaimu, sungguh!""Lalu kenapa kau masih menyimpan barang-barangnya, kalau sudah tidak mencintainya?!"Emily mendorong tubuh Arnold hingga pelukannya terlepas, lalu kembali menuju mobil."Sayang, tunggu!"Arnold mengejar Emily yang sudah membuka pintu mobil. Emily segera masuk dan membanting pintu. Terpaksa, Arnold ikut masuk karena Emily benar-benar dalam suasana hati buruk."Kau mau kita pulang ke rumah?""Mm," jawabnya singkat.Arnold melajukan mobil, mening

  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 199. Merusak Mood

    Yolanda bergidik ngeri saat membayangkan kejadian terakhir ketika ia tanpa sengaja memakan seafood. Seluruh tubuhnya gatal dan muncul ruam kemerahan; ia bahkan kesulitan bernapas waktu itu.Yolanda menggeleng lalu berpamitan pergi ke kamar kecil."Sayang, malam ini menginap di rumah Mama lagi, ya. Kerabat Papa dan Mama akan pulang besok, jadi masih ada satu malam lagi untuk kita berkumpul di rumah," ucap Nyonya Ruby.Emily mengangguk, meskipun sebenarnya ia merasa tidak nyaman bersama Tante Mandy dan Yolanda. Namun, karena mereka tidak sering datang ke London, Emily berusaha bersabar.Lima belas menit berlalu. Tiga orang pelayan datang membawa troli berisi makanan dan dengan sigap menyusunnya di atas meja.“Kemana Yolanda? Kenapa dia belum juga datang?” tanya Nyonya Ruby, menoleh ke arah toilet.Tak lama kemudian, Yolanda muncul dengan langkah gontai.“Yolanda, kau kenapa? Apa kau sakit?” tanya Nyonya Ruby cemas.“Perut Yola sakit, Tante. Bolehkah Yola pulang duluan?” rengeknya dengan

  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 198. Mengambil Hati Nyonya Ruby

    Tidak ingin berdebat, Emily memilih untuk mengabaikan perkataan Yolanda dan tetap bersikap baik padanya.“Terima kasih sudah mengingatkanku, Adik Ipar,” ucap Emily sambil mengulas senyum manis, lalu menutup pintu kamarnya.Yolanda hendak membuka kembali pintu kamar, namun Emily sudah keburu menguncinya.“Kau!” geram Yolanda, lalu menendang pintu hingga membuatnya memekik kesakitan.“Aww... wanita sialan. Awas saja kau!”Dengan emosi yang tertahan, Yolanda kembali ke kamarnya sambil terpincang-pincang karena jempol kakinya bengkak.“Berani sekali dia mengabaikanku! Awas kau, Emily!” geramnya sembari membanting pintu kamar.Sementara itu, di kamarnya, Emily bergegas membersihkan diri. Tubuhnya terasa lengket, aroma percintaan semalam bahkan masih tercium samar.Emily mengendus pundaknya, wangi maskulin dari parfum Arnold masih menempel di kulitnya. Sesaat ia memejamkan mata sambil menghirup aromanya. Benaknya kembali dipenuhi slide demi slide adegan panas mereka semalam. Sentuhan Arnold

  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 197. Hadiah Dari Emily

    Arnold menoleh ke belakang. Dilihatnya Yolanda berdiri di depan pintu dengan pakaian tidur super tipis, hingga memperlihatkan lekuk tubuhnya. "Lampu kamarmu mati?" tanyanya sambil menatap lurus ke arah wajah Yolanda. Arnold menghindari melihat ke bawah karena, bagaimanapun juga, dia laki-laki normal. Yolanda mengangguk sambil tersenyum. "Aku akan menghubungi kepala pelayan untuk mengganti bohlamnya. Masuklah ke kamar dan ganti pakaianmu!" Arnold berbalik dan meninggalkan Yolanda begitu saja, membuat wanita itu gusar setengah mati. Dia sudah berpenampilan semenarik mungkin, namun Arnold malah mengabaikannya. "Aku rasa tubuhku jauh lebih bagus dari Emily. Kau bergegas pergi karena tidak tahan melihat tubuhku yang indah ini, bukan?" gumamnya pelan sambil menatap punggung lebar Arnold yang semakin menjauh. Yolanda tersenyum miring. Awal yang bagus, batinnya. Ia pun masuk kembali ke kamarnya, sedangkan Arnold mempercepat langkah. Ia tidak ingin berlama-lama di luar, takut istrinya ke

  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 196. Mengenalkan Emily Secara Resmi

    Semua mata menoleh ke arah asal suara. Arnold berdiri dengan wajah memerah, kedua tangannya terkepal sempurna di sisi tubuhnya. “Arnold!” Wajah Mandy mendadak pucat, begitu pula Yolanda. Ia langsung mencubit pinggang mamanya saking takutnya. “Jangan asal bicara kalau tidak tahu apa-apa!” Suara Arnold terdengar berat dan serak, rahangnya mengeras. “Coba katakan sekali lagi, Tante bilang apa?” tanyanya pelan namun penuh penekanan. Arnold berjalan menuju tempat Emily berada. Tatapannya tajam, siap mencabik siapa pun yang berani mengatai istrinya. “Kamu salah paham, Arnold. Tante tidak bermaksud seperti itu!” Suara Mandy bergetar. Walaupun masih muda dan hanya keponakan, Arnold sangat disegani oleh om dan tantenya. “Arnold tidak tuli, Tante!” Emily menggeleng pelan. Ia tidak ingin pesta kejutan ulang tahun Arnold diwarnai perdebatan antara tante dan keponakan—terlebih penyebabnya adalah dirinya. “Tante bisa jelaskan!” “Tidak ada yang perlu dijelaskan. Aku harap Tante mau memint

  • Sebatas Rahim Sewaan Tuan CEO   Bab 195. Dipermalukan Di Hadapan Keluarga Besar

    "Berlebihan bagaimana, bukankah ini sangat cantik?"Nyonya Ruby menarik pergelangan tangan Emily dan membawanya menuju tempat tidur king size milik Arnold.Di atas tempat tidur dihiasi dengan kelopak mawar merah berbentuk hati. Di samping kanan kirinya terdapat lampu hias berbentuk lilin yang membentuk huruf A dan E. Lilin aromatherapy di atas nakas."Dan yang paling penting ini."Nyonya Ruby membuka lemari pakaian Arnold dan mengambil sesuatu dari sana."Tada! Karena baju pesta mu berwarna merah, maka pakaian tidurnya yang warna hitam saja. Hmm, perfect!" ucapnya sembari menyerahkan baju dinas yang kemarin dibelikannya untuk Emily."Ah, kenapa Mama yang tidak sabar ingin segera malam. Kamu istirahat saja dulu, nanti kalau MUA nya datang , Mama akan memanggilmu!"Nyonya Ruby berlalu meninggalkan Emily yang mematung sambil memegangi lingerie yang hanya terdiri dari 2 piece terpisah, sangat tipis dan Emily tidak yakin ini bisa menutupi asetnya dengan benar.Terdengar helaan nafas berat.

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status